Share

Janji Restu

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2022-09-19 15:43:56

“Aku minta maaf Isna. Orang tuaku sangat menyukaimu. Tidak mungkin saat itu aku menghancurkan impian mereka. Hatiku saja yang salah, sudah mencintai wanita yang tidak tepat. Lagipula, hendak dipaksakan seperti apapun, aku tidak akan pernah bisa bersanding dengan Marwah. Dia juga sudah pergi jauh, membiarkan aku hidup dengan pilihan orang tuaku, yaitu kamu ….” Restu menunduk. Tampak oleh Isna, sebuah kristal bening jatuh di telapak tangannya.

“Lalu, bagaimana dengan aku yang tidak tahu apapun tentang masa lalu kamu, Mas? Aku hanyalah seorang gadis yang merasa bahagia karena telah dipersunting seorang lelaki yang membawaku ke dalam sebuah hubungan yang halal. Dan nyatanya, aku harus menemukanmu dalam keadaan masih mencintai wanita lain. Aku harus membawa hatiku kemana, Mas? Dan pernikahan kita, seperti apa nantinya hubungan ini akan dijalani?” tanya Isna dengan pipi yang sudah basah dengan derai air mata.

Sebuah sentuhan halus terasa di pundak Isna. Ia membiarkan tangan kekar Restu membelainya. Bukan karena rasa nyaman, tapi hatinya saat ini begitu sakit dan bimbang, sehingga tubuh terasa kaku untuk hanya sekadar mengibaskan tangan sang suami dengan sebuah gerakan.

“Jangan menangis! Maaf, jika kejujuranku menyakiti hatimu. Tapi, lebih baik kamu tahu semuanya, bukan? Daripada aku seperti membohongi kamu. Percayalah, Isna! Aku tidak ada niat mempermainkan kamu, ataupun pernikahan kita. Aku hanya berpikir bahwa, kamu adalah jodoh yang ditakdirkan untukku. Aku beruntung mendapatkan wanita seperti kamu. Masalah hatiku, aku akan belajar mencintai kamu. Anggap saja, ini adalah waktunya kita saling mengenal. Bukankah kemarin-kemarin, tidak ada waktu untuk kita berdua bisa saling pendekatan? Kita selalu bertemu saat bersama keluarga. Jadi, jika kita mulai pacaran saat ini, itu artinya, saat kita bersentuhan, kita sudah terikat pada hubungan yang halal,” ujar Restu.

Isna masih belum mau menatap pria yang sudah berbau wangi itu. Bau parfum yang dikenakan Restu, justru akan mengingatkannya pada momen menyakitkan di malam pengantinnya.

“Kamu cantik. Kamu penyayang, aku tahu itu. Orang tuaku tidak salah pilih memang. Sekali lagi, hatiku yang memang susah diajak kompromi. Ah, bukan, lebih tepatnya, aku terlambat bertemu dengan kamu. Jika saat itu, kamu hadir lebih dulu di kehidupan aku, pasti aku akan sangat jatuh cinta terhadap kamu, Isna. Iya … kenapa takdir tidak mempertemukan kita dulu, ya? Saat masih sama-sama remaja. Orang tuaku juga salah. Tidak mengenalkan kamu waktu masih kecil.” Restu mencoba membalut luka hati dan juga rasa bersalahnya dengan sebuah candaan. Berharap hal itu akan sedikit mengurangi rasa sakit yang ditorehkannya pada Isna.

Namun, perempuan yang berprofesi sebagai bidan desa itu masih bergeming. Duduk dengan posisi menunduk memandangi sajadah serta memainkan ujung-ujung jari yang saling terpaut.

“Bangunlah! Mandi dan berhias. Kamu harus cantik di hari ini. Masa pengantin baru kucel? Atau, mau aku mandikan?” Restu melempar candaan lagi.

Alih-alih dihibur, Isna justru tergugu. Menumpahkan segala tangis yang ditahan. Meski Restu bersikap baik terhadapnya, tapi ia tahu, jika lelaki itu tengah menahan luka hati karena tidak bisa hidup bersama wanita yang dicintainya.

“Ayo, mandilah! Malu. Nanti dikira kita ini masih tidur dalam satu selimut, lho!” Restu mencoba melepas mukena yang dipakai Isna. Namun, perempuan itu menahannya.

“Jangan kamu pikir aku tidak tahu, Mas, jika semua yang kamu ucapkan hanya untuk menghibur hatiku dan juga hati kamu. Aku paham, kamu tidak bahagia. Jadi, jangan berucap canda apapun, karena itu justru akan semakin menyiksaku,” kata Isna setelah sekian lama terdiam hanya menjadi pendengar setia.

Ia bangkit dan melepas mukenanya sendiri.

“Aku akan belajar mencintaimu, Isna. Aku yakin, aku bisa. Aku yakin, suatu ketika nanti, aku akan bisa mengisi hati ini hanya dengan nama dan wajah kamu saja. Isna …  apa yang terjadi, itu tidak lepas dari goresan pena Sang Pembuat skenario kehidupan. Anggap saja, jalan jodoh kita memang harus melalui perjodohan ini. Toh, aku tidak selingkuh. Aku hanya masih mencintai wanita dari masa lalu. Dia pun telah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali. Bersabarlah, aku mohon. Beri aku waktu ….” Tiba-tiba, tubuh Isna mematung karena dipeluk erat oleh Restu dari belakang.

‘Ah, Mas, seandainya kita ini pasangan normal, betapa damainya pelukan ini, Mas …,” ujar Isna dalam hati.

Ia segera melepas tangan yang melingkar di perut dan berlalu masuk kamar mandi.

Hari itu, Restu benar-benar pergi ke kantor kecamatan. Namun, setelah sarapan bersama Isna. Meski tanpa mengucap sepatah kata, wanita yang tergores hatinya itu masih mau melayani Restu dengan baik. Mengambilkan piring, nasi, dan lainnya yang diminta Restu saat kegiatan makan pagi pertama yang mereka lalui berdua.

“Terima kasih,” ucap Restu seraya menyinggungkan sebuah senyum. “Aku akan pulang sebelum makan siang. Jadi, istriku, siapkan makan siang untuk suami kamu, ya?” sambungnya masih memberikan senyuman. Isna hanya menatap datar wajah Restu.

***

“Malam pertamanya lancar?” tanya Harun, salah seorang kepala desa lain yang cukup dekat dengan Restu. Namun, hanya dijawab dengan senyuman yang penuh tanda tanya. “Atau belum melakukannya? Jangan siksa istri kamu dengan masa lalumu. Jika kamu memang menikahi dia, maka kamu harus memenuhi kewajibanmu sebagai seorang suami. Jika istrimu sampai tahu akan masa lalu kamu dan hati kamu saat ini maka ….”

“Dia sudah tahu,” potong Restu. Mereka memang tengah beristirahat dengan duduk di papan yang terletak di bawah pohon—depan kantor kecamatan. Apa yang disampaikannya membuat sahabatnya itu membelalakkan mata. Harun memang sangat dekat dengannya. Ia tahu banyak hal tentang Restu, terlebih sosok Marwah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART TERAKHIR

    EKSTRA PART 5 Restu menatap sebuah cincin indah yang dibeli dari gajinya. Ia sudah berniat pulang dan akan melamar Isna kembali. Entah mengapa, hati menuntunnya ke rumah dinas Isna. Rumah kecil yang selalu ia tuju beberapa bulan sebelumnya. Ia kaget saat melihat dua sandal di rak yang ada di teras. Namun, tangannya segera mengetuk pintu perlahan. Yakin bahwa perempuan yang sedang dicarinya ada di dalam. “Cari siapa, Mas?” tanya Fahri yang membukakan pintu. Restu mendadak cemas. Jantungnya berdegup kencang. Mencoba menolak persepsi yang masuk dalam pikiran tentang hubungan lelaki di hadapannya dengan mantan istri. “Cari Isna. Anda siapa di sini?” tanya Restu. Menunggu jawaban keluar dari mulut Fahri, Restu merasa takut. “Saya suami Isna.” Dugaannya benar. Tidak lama, Isna keluar dengan memakai jilbab. Sorot tidak suka langsung terpancar kala menatapnya. Rahang Restu mengeras menahan emosi. Ingin rasanya menghajar lelaki yang mengaku sebagai suami Isna itu karena ia terbakar ce

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 2

    Fahri menatap perempuan yang memakai kebaya putih dengan mahkota di atas kepala, khas pengantin Sunda. Meski mereka orang Jawa, Isna memilih adat lain untuk hari spesialnya, karena tidak ingin mengingat busana yang dikenakan saat menikah dengan Restu. segala hal yang dia pilih dari dekorasi, busana, riasan dan pernak-pernik pernikahan dipilih yang berbeda dari pernikahan pertamanya. Mereka memilih ijab qabul dengan cara islami. Isna berada di kamar saat Fahri mengikat janji suci dengan mahar uang sejumlah tanggal, bulan serta tahun pernikahan mereka. Kini ia dipertemukan setelah benar-benar resmi menjadi istri dari lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu. Fahri tersenyum bahagia saat Isna berhadap dengannya. Ia lalu mengulurkan tangan untuk dicium takzim oleh perempuan yang sudah sah menjadi miliknya. Sentuhan pertama keduanya, mengawali sebuah hubungan yang halal di mata Allah. Isna ingin menangis, tapi ia tahan. Setiap titik air mata yang jatuh ketika menjadi istri Restu, kini

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 1

    EKSTRA PART 4“Kenapa lama? Aku sudah setengah jam menunggu di sini,” ucap Isna kesal.“Jangan marah-marah. Kamu hanya menungguku setengah jam. Sementara aku, aku sudah bertahun-tahun menunggumu. Saat datang, kamu sudah menjadi milik orang. Bukankah itu lebih mengesalkan?” tanya Fahri sambil tersenyum menggoda. “Jangan marah. Kita impas. Aku mengalah jika waktuku bertahun-tahun hanya kubalas dengan setengah jam saja ….”Isna memasang muka masam.“Aku merindukan kamu,” kata Fahri saat baru saja duduk sambil menyerahkan buket bunga.Isna masih enggan menanggapi.“Kalau kamu ngambek, kita seperti sudah berpacaran.”Isna melirik sekilas saja lalu meletakkan tangan di dagu dan memindahkan bola mata menuju objek lain.“Aku tadi mencari bunga berwarna merah ini. Kamu tahu kenapa lama?”Isna melirik Fahri. Kali ini tatapannya berhenti seperti penasaran.“Karena aku mengecat bunga ini sendiri.”Isna hendak tertawa tapi ditahan.“Kamu mau terima bunga ini atau tidak? Kalau tidak, aku mau mengem

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA pART 3 BAG 2

    “Kamu mencium harumnya bunga melati?” tanya Fahri. Isna celingukan. “Enggak,” jawabnya. Ia lalu berpikir jika melati berhubungan dengan hal yang mistis. “Kamu tidak menciumnya karena melati itu ada di lama hatiku.” Dengan wajah datar, fahri menggoda Isna. “Aku pulang, lho!” “Mau pulang sama siapa? Hamam sudah aku suruh pulang lebih dulu.” Isna membelalak. “Terus? Aku nanti pulang sama siapa?” “Aku sudah bilang mau antar kamu pulang, ‘kan?” “Tapi ….” “Jangan takut! Aku bawa sopir. Kita nanti bertiga.” “Kalian laki-laki semua, aku wanita sendirian?” Fahri tersenyum. “Hamam menunggu di luar. Tapi, nanti aku akan mengantarmu pakai mobil.” Isna meneguk es jeruk yang ada di meja. Panas dingin dirasa dalam tubuhnya. “Aku akan berangkat besok. Tunggu aku pulang. Dan aku akan menagih jawaban sama kamu,” Hati yang hangat mendadak sunyi kembali saat mendengar Fahri akan berangkat. “Kapan pulang?” Pertanyaan yang meluncur dari mulut Isna tanpa ia sadar. “Kamu mau ikut?” canda Fahri.

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 3 BAG 1

    EKSTRA PART 3 Isna tidak tahu harus berbuat dan berkata apa. Semuanya terasa tiba-tiba terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka jika yang melakukan semua itu adalah Fahri. Pria yang selama beberapa bulan ini tidak ada kabar sama sekali. Seketika hatinya merasa lega. Bayangan Tomi yang menari-nari di pikiran lenyap seketika. Namun, kelegaan itu berganti dengan rasa bimbang dan bingung. Ia tentu tidak bisa memutuskan dalam sekali itu juga. Jika lamaran itu dilakukan oleh seorang pacar, tentu akan sangat membahagiakan. Namun, Fahri hanyalah teman yang tidak pernah menghubunginya selama ini. Meski Isna tahu, lelaki itu memiliki perasaan. Akan tetapi, tetap saja baginya Fahri belum dekat di hati. “Aku bukan lelaki egois yang akan menuntut kamu menjawab saat ini juga. Aku melamar kamu karena memang aku ingin mengutarakan isi hati ini. Aku hanya pulang dalam waktu seminggu saja. Dan ini khusus aku lakukan untuk melamarmu. Kelak, jika aku pulang tiga bulan lagi, aku harap kamu sudah memiliki

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 2

    Tidak lama kemudian lampu menyala. Seorang pria yang memakai kemeja warna abu-abu dipadukan celana jeans hitam. Penampilannya terlihat menawan. Berjalan mendekati Isna dengan satu tangan memegang mic sambil bernyanyi. Sementara tangan lainnya memegang buket bunga. Selesai menyanyikan lagu satu bait, musik kembali berganti dengan alunan biola.Isna menoleh dan menyadari Hamam sudah tidak ada di sana. Sedari tadi ia terpana hingga tidak sadar adik laki-lakinya telah meninggalkannya seorang diri.Isna merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Pria itu mendekat menatapnya dengan tatapan kerinduan dan penuh cinta.Ia berlutut di hadapan Isna dan mengulurkan buket seraya berkata, “will you marry me?”Mata Isna berkaca-kaca. Alih-alih menjawab, ia malah menangis dengan posisi tangan menutup wajah.***“Siapa nama kamu?” tanya Hasyim saat kedatangan lelaki muda tampan dan mengatakan ingin meminang Isna dan mengajaknya menikah.“Saya Fahri, Pak. Kakak kelas Isna saat masih SMA. Saya su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status