Home / Rumah Tangga / PERJALANAN CINTA TIARA / BAB 3 KEPULANGAN DEVAN

Share

BAB 3 KEPULANGAN DEVAN

Author: MIHA29
last update Last Updated: 2024-11-01 17:30:54

''Ya, semuanya berjalan dengan lancar. Bagaimana dengan perusahaan selama aku tidak ada di sini?" Pria itu kembali bertanya kepada sekretarisnya tentang perusahaan yang selama ini ditinggalkan keluar negeri.

''Semuanya aman Pak, kalau soal perusahaan semuanya baik-baik saja,'' jawab sekretarisnya dengan senyum.

''Baiklah. Bangunkan aku jika sudah sampai''

''Baik, Pak.''

Karena merasa atasannya tidak ingin bicara lagi dengannya, dia langsung fokus kepada kemudinya mungkin setelah sekitar 30 menit mengendara akhirnya mereka telah sampai ke sebuah rumah yang sangat besar, pintu gerbang yang sangat tinggi menjuntai dan pekarangan rumah yang begitu besar.

Setelah masuk melalui pintu gerbang butuh waktu lima menit untuk mengendarai mobilnya hingga sampai ke depan rumah utama saking besarnya dan panjangnya halaman tersebut.

''Pak, bangun Pak Devan. Kita, sudah sampai,'' sang sekretaris langsung membangunkan atasannya setelah mereka tiba di tempat tujuan.

''Apakah kita sudah tiba. Baiklah kamu bisa pergi terima kasih karena sudah menjemput dan mengantarkan saya pulang.'' Setelah turun dari mobil pria itu menyuruh sekretarisnya untuk pergi tak lupa berterimakasih karena telah menjemput dan mengantarkannya pulang.

''Sama-sama pak, ini sudah kewajiban saya, kalau begitu saya permisi. saya juga menantikan kehadiran anda di perusahaan kembali,'' setelah mengatakan itu sekretarisnya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah besar tersebut.

Pria itu tidak menjawab sama sekali dia hanya menganggukkan kepalanya mempersilakan sekretarisnya untuk pergi, pria itu segera menarik kopernya untuk segera masuk ke dalam rumah.

Dirinya bisa melihat kedua orang tuanya telah menantikannya di ruang tamu, seorang wanita yang sangat dia cintai berlari menghampirinya.

''Devan ... putra Ibu,?'' panggil Diana kepada putranya lalu memeluknya dengan sangat erat.

Diana begitu merindukan pria yang berada di pelukannya saat ini karena sudah lama mereka tidak bertemu, menetap selama sebulan penuh di luar negeri untuk mengurus semua pekerjaannya.

Devan baru kembali ke negaranya setelah seluruh pekerjaannya telah terselesaikan di luar negeri, bukan hanya Diana yang merindukan Devan tapi dia juga sangat merindukan Diana, ibu yang sangat dia cintai.

''Iya Ma ... Bagaimana dengan kabar Mama? Apakah Mama, tetap sehat selama tidak ada Devan di sini?"

''Mama, tidak dalam keadaan baik-baik saja karena kedua anak mama tidak ada di sini," Diana memasang wajah sedih didepan Devan.

"Kamu, menetap di luar negeri selama sebulan penuh sedangkan Tiara semenjak pernikahannya dia tidak pernah berkunjung kemari dia hanya selalu menghubungi Ibu, melalui telepon,'' ada raut kesedihan setiap ucapan Diana yang keluar dari mulutnya dia sangat senang karena akhirnya putranya telah kembali tetapi dirinya masih sangat merindukan putrinya.

''Kok bisa. Tiara nggak pernah pulang Ma ... ?"

''Mama, juga nggak tahu setiap Mama, tanya kepada Tiara dia selalu punya alasan,"

''Sudah Ma, tenang saja bagaimanapun Tiara baru saja menikah wajar jika dirinya masih betah tinggal di sana, nanti dia juga akan mengunjungi Mama,''

Devan berusaha menghibur Diana agar jangan terlalu sedih dan memikirkan Tiara. Meskipun begitu dia tetap berharap bahwa adiknya berada di rumah ini untuk menyambut kedatangannya karena dirinya juga sangat merindukan saudari perempuan nya yang begitu dia manjakan dan cintai.

Saat Devan beradah di kamarnya yang sudah sebulan ini tidak dia tempati, kemudian menperhatikan seluruh kamarnya yang tidak sama sekali berubah dan sama saja saat dirinya pertama kali meninggalkannya, tiba-tiba saja matanya tertuju ke atas nakas dan melihat fotonya dan Tiara bersama.

Devan langsung saja merindukan Tiara tetapi dirinya masih ragu untuk menghubungi takut kalau dirinya mengganggu kebersamaan antara Tiara dan keluarga barunya.

Begitu banyak pertimbangan hingga Devan memutuskan untuk menghubungi Tiara, setelah beberapa kali mencoba tetap saja Wanita yang sangat dia rindukan tidak menjawab ponselnya.

Devan merasa gelisa karena tidak biasanya Tiara lambat mengankat ponselnya, biasanya di dering pertama dia langsung saja mengangkatnya, apalagi jika yang menghubunginya adalah Devan, atau Diana dan Indra.

''Devan ... Turun ke bawah ini waktunya makan siang." Diana meneriaki Devan dari bawah dan menyuruhnya untuk turun.

''Iya Ma ... Sebentar lagi Devan, turun'' bergegas berganti pakian kasual yang lebih santai, turun ke lantai bawah untuk makan siang.

''Ayo, makan Sayang?'' ajak Diana.

''Iya Ma ...'' Devan menarik salah satu kursi dan duduk dengan nyaman berhadapan dengan Diana.

''Bagaiamana pekerjaan kamu, selama disana apakah semuanya berjalan dengan lancar?''

Kali ini Indra yang bertanya, saat Devan tiba tadi dia tidak diberi kesempatan oleh istrinya untuk bertanya kepada putranya sendiri.

''Yah, namanya juga pekerjaan, Pa, kadang kalanya berjalan dengan lancar dan ada kalanya juga Devan, berada di masah yang sulit." Pemuda itu menjawab pertanyaan ayahnya dengan senyum seperti biasanya.

''Itulah pekerjaan dan hidup tidak selamanya akan berjalan dengan baik sesuai dengan keinginan Kita, tapi sebagai Papa, Papa, sangat bangga sama kamu karena berhasil melewati begitu banyak kendalah dengan baik,''

Sejak dulu Indra sangatlah bangga kepada kedua anaknya dia dan Diana tidak sia-sia menbesarkan kedua buah hati mereka dengan baik.

''Bukan hanya Papa, yang bangga tapi Mama, juga sangat bangga sama kamu Nak. Mama berharap kedepanya kamu bisa menjaga adikmu jika Mama, dan Papa, sudah tiada.''

Diana juga begitu bangga kepada Devan meskipun mereka duluh sangat susah payah membesarkan Devan dan Tiara dengan ekonomi yang sempat anjlok pada saat mereka masih kecil.

Meskipun begitu Diana dan Indra menbesarkan buah hati mereka menjadi anak yang bertanggung jawab dan memiliki hati yang lembut.

''Devan, dan Tiara sangat bersyukur karena dilahirkan dan di besarkan oleh orang tua yang begitu hebab bagi kami, tapi aku mohon Mama, jangan berbicara seperti itu lagi aku tidak menyukainya."

Diana hanya tersenyum dan melanjutkan mengambil makanan untuk suami dan putranya. Mereka makan siang dengan sangat damai hingga tidak terasa mereka menyudahi makan siang mereka.

"Ma. Pa. aku, mau kerumah mertua Tiara yah." Devan menyanpaikan niatnya untuk mengunjungi adiknya di rumah yang dia tempati sekarang bersama dengan keluarga barunya.

''Kalau begitu mama ikut yah. Mama juga kangen banget sama Tiara." Diana akan beranjak dari duduknya tetapi dihentikan oleh Devan.

''Nggak Ma. Mama di rumah saja kalau Mama, ikut nanti Tiara nggak mau lagi ikut pulang bersama aku," tapi Devan menolak kalau Diana ikut bersamanya karena takutnya kalau ikut Tiara tidak mau ikut pulang. Devan berniat menbujuk adiknya dengan menggunakan mamanya.

''Ya, sudahlah kalau begitu."

Diana memanyunkan bibirnya sehingga terlihat seperti anak kecil yang merajuk dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas sofa.

''Ya, sudah kalau begitu Devan, pergi dulu ya Ma, Pa. Devan, janji akan menbujuk Tiar untuk pulang ke rumah dan menginap beberapa hari."

Setelah berpamitan Devan segerah mengendarai mobil sport miliknya keluar dari halaman rumahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERJALANAN CINTA TIARA   Bab 39

    Betapa kagetnya Alex setelah membuka horden. Dia mengenali sosok yang terbaring disana dia adalah Louis yang terbarin tak berdaya dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya. Alex diam seribu bahasa setelah melihat itu semua. Apa yang terjadi sebenarnya?''Apa kamu masih mau marah melihat itu?'' Hana mendekati Alex da menggoyangkan lenganya.''Kenapa kamu hanya diam saja?'' Hana tidak hentinya menggoyankang tangan Alex saking kesalnya. Alex yang mendapat perlakuan seperti itu hanya diam saja sepertinya dia merasah bersalah. Karena datang dengan marah-marah tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Alex tidak menyangkah harus melihat Louis terbaring dirumah sakit tak berdaya seperti itu, ''Apa yang terjadi dengan Louis?'' dengan suara yang sangat pelan Alex menanyakan tentang Louis yang saat ini sedang terbaring dengan bantuan beberapa alat ditubuhnya.''Seharusnya pertanyaan itu kamu tanyakan sejak tadi Lex?'' tidak terasa air mata yang sejak tadi dia tahan kini jatuh juga mem

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 38

    ''Bima, ternyata kamu yang datang Mama, pikir siapa?''Diana menghela nafas karena yang datang adalah Bima dia pikir tadi siapa, tapi lain halnya dengan Tiara yang merasa kikuk dan merasa sangat gugup. Bima mendekti Tiara untuk menyentuh dahinya apakah panasnya sudah turung atau belum, karena sebelum berangkat kantor tadi panasnya belum meredah.''Kata Dokter, panasnya sudah mulai menurun dan mungkin besok suddah bisa pulang.'' Diana mencoba menjelaskan mengenai keadaan Tiara kepada Bima.''Baguslah, Papa, dimana Ma?'' Sejak datang kesini dia tidak melihat kehadiran Indra diruangan ini, karena tadi pagi dia disini bersama dengan Diana.''Papa, lagi ada urusan jadi tadi siang dia pulang lebih awal.'' Sambil menjawab pertanyaan Bima. Diana juga mengupas buah untuk Tiara.''Bagaimana perasaan kamu,'' Bima tiba-tiba menggengam tangan Tiara didepan Diana.Tiara yang diperlakukan seperti itu merasa tidk nyaman karena tau kalau Bima sedang berpura-pura baik padanya, tapi sebenarnya Bima sed

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 37

    ''Ada apa?'' Devan heran dengan kediaman Laura, wanita itu hanya menunduk saja tanpa mau menjawab.'Apakah dia sungkang dan malu menjawab dimana dia tinggal dan menyebutkan alamatnya dimana.' ucap Devan didalam hatinya.''Kenapa diam saja?'' Devan kembaali bertanya, ''Ada apa? Apa kamu tidak memiliki tempat tinggal?'' pertanyaan Devan sontak membuat Laura langsung meliriknya sekilas.''Jadi benar, kamu tidak memiliki tempat tinggal?'' begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh Devan.Namun, tak satu pun yang dijawab oleh Laura, gadis itu terlihat sangat kasihan bahkan pakaiaanya saja tidak karuan menurut Devan, bahkan baju dilengan kirinya terdapat sobetan kecil disana. 'Apa dia tidak memperhatikan pakaiaanya saat keluar rumah, dia terlihat sangat menyedihkan.' Devan berkali-kali berbicara didalam hatinya.''Jawab lah, bagaimana aku bisa mengantaarkan kamu kalau, aku tidak tau dimana alamat kamu.''''kemarin aku memiliki tujuan, tapi tidak lagi?'' Laura tiba-tiba berkata dengan me

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 36

    Devan sangat terkejut dan segera meninggalkan kantornya, dia tidak menyangkah kalau wanita yang tadi pagi hampir dirinya tabrak jatuh pingsan. Sebenarnya dia sudah menduganya kalau hal ini akan terjadi.Namun, wanita itu terlalu keras kepala dan memilih untuk kekampus dalam keadaan tidak sehat, untungnya tadi dia sempat memberikan kartu namanya kepada wanita itu. Devan menambah lajuh kendaraannya agar segera tiba dikampus diimana wanita itu berada.''Permisi, apa kalian tau dimana ruangan wanita yang jatuh pingsang tadi dimana dia sekarang?'' Devan telah tiba dikampus gadis itu dan menanyai beberapa mahasiswa yang kebetulan berpapasan denganya.''Oh, gadis yang tadi sepertinya dia berada diruangan dosen disebelah sana yang pintunya berwarna coklat, karena kami tadi sekelas jadi saya mengetahuinya.'' jawab seorang gadis yang memakai kacamata lensa.''Terimakasih.'' Devan segera berlari menuju ruangan yang ditunjuk oleh gadis berkacamata tadi.Devan hanya mengetuk pintu satu kali dan m

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 35

    Saat mendengar kabar tentang Louis mereka semua terkejut dan panik, terutama Hana dia sangat syok sampai ingin jatu pingsan untungnya Axel ada dibelakanya sehingga bisa menhanya agar tidak terjatuh.''Suster, apa yang terjadi kepada anak kami?'' Axel mencoba untuk tenang.Jika mereka berdua sama-sama panik siapa yang akan menangani keadaan ini, Lisa juga sedang di rawat disini jadi sala satu dari mereka harus ada yang kuat.''Sayang, tenanglah ingat kalau Lisa masih dirawat disini.''''Aku, sangat takut kalau putra kita kenapa-napa. Louis, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu nak?''''Padahal baru saja dia meninggalkaan ruangan ini dan kita sudah mendapatkan kabar buruk tentangnya''''Sayang, sabarlah Louis, pasti akan baik-aik saja dia anak yang kuat'' Axel terus saja menenankan istrinya yang terus menangis.''Ada apa?'' Lisa tiba-tiba terbangun mungkin karena mendengar suara Hana yang menangis.''Lisa?''''Kakek, apa yang terjadi kenapa Nenek, menangis seperti itu?'' dan benar saja

  • PERJALANAN CINTA TIARA   BAB 34

    Tubuh Louis jatuh dengan darah yang mulai mengalir disekitarnya. Keempat pria tadi meninggalkan Louis yang sudah tergeletak diatas tanah. Louis masih sadar sehingga berusaha bangkit, akan tetapi tubuhnya terlalu lemah untuk bangun dari tanah. Dia masih tidak menyangkah kalau pria yang menusuknya tadi membawa pisau. "Tolong...?"Louis mencoba untuk teriak meminta tolong disisa tenaganya yang masih tersisa. "Tolong... Akh..."Namun, tak ada satupun yang mendengarkan teriakanya yang meminta tolong. Louis semakin lemah rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk berteriak hingga kesadarannya mulai hilang dan pingsan. Namun, kebetulan salah satu mobil yang berada disamping mobilnya sang pemiliknya datang, saat akan hendak membuka pintu mobil matanya tertuju kepada Louis yang sudah tidak sadarkan diri. Karena sangat terkejut pria itu segera menghampiri tubuh Louis yang sudah bersimbah dara segar. "Pak, Pak bangun, Pak...?" Pria itu berusaha membangunkan Louis. "Huk... Huk...?" "Pak? Apa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status