Share

LEMBARAN TERAKHIR

"Harapan pasti ada. Tapi kami semua tahu seberapa besar kesalahan Mas Gani terhadap Mbak Feli. Jadi, nggak mungkin kami memaksa," jawabku jujur, atas pertanyaan Mbak Feli.

"Sudah makan siang belum, Mbak?" tanya Aina mengalihkan.

"Belum." Mbak Feli lalu beralih pada Bang Faiz yang masih saja melamun. "Iz, Mbak ingin nagih janji!"

Bang Faiz benar-benar tidak mengindahkan panggilan Mbak Feli. Padahal, dia berteriak cukup keras.

"Bang!" panggil Aina sedikit lebih keras dari Mbak Feli.

"Eh, iya, kenapa Ai?" Bang Faiz gelagapan seperti orang bingung.

"Ditagih janji sama Mbak Feli. Janji traktiran waktu itu!"

"Sekarang, ya? Saya kan waktu itu janjinya mau traktir sekalian sama Mas Gani ...."

"Jangan bahas yang lalu, deh!" sungutnya kesal. "Maaf ya, Ndra ...."

"Santai saja, Mbak. Aku nggak apa-apa."

Mau bagaimana lagi? Ini semua memang kesalahan Mas Gani sendiri. Dia yang sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Mbak Feli.

"Iz, pacarmu orang mana?"

Duh, Mbak Feli, kenapa harus membahas hal itu?

"Sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status