Share

BAB 71

Author: QIEV
last update Last Updated: 2025-09-01 11:29:26

Suasana kamar mendadak membeku. Wafa menelan ludah, menunggu kalimat dokter yang menggantung di udara. Jemarinya semakin erat menggenggam tangan Qale, seakan takut kehilangan.

“Maaf, istri Anda mengalami iritasi cukup serius pada lapisan rahim,” ujar dokter akhirnya, nada suaranya tenang meski berat. “Kami mendapati adanya jejak zat kimia sintetis dalam tubuhnya—mirip dengan kandungan jamu yang sering dipalsukan. Zat itu bisa mengganggu metabolisme, memperburuk kontraksi rahim, bahkan memicu perdarahan.”

Winda terhenyak, kedua tangannya menutup mulut. Wafa menutup mata sejenak, hatinya hancur.

Hening. Dokter ikut menunduk.

“Dok…” suara Wafa serak, “rahimnya… tidak rusak permanen, kan?”

Dokter menghela napas, menatap mereka satu per satu. “Tidak. Untungnya belum sampai ke tahap kerusakan permanen. Tetapi … proses pemulihannya akan panjang. Iritasi ini harus segera ditangani dengan terapi, pantangan ketat, dan pemantauan berkala.”

Qale menunduk, wajahnya pucat tapi senyum tipisnya masih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hikari 민윤기
rasain biar nyahooo
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 84.

    Pandangannya jatuh pada Qale yang meringkuk di lantai. Wajahnya pucat, tubuhnya bergetar halus, dan celana di bagian bawah sudah ternodai cairan merah pekat.“Sya…” suara Wafa tercekat. Ia berjongkok, meraih tubuh istrinya yang dingin dan lemas. “Ya Tuhan…” Dia menepuk pipi istrinya beberapa kali. Qale mulai hilang kesadaran.“Sa—sakiiitt…” rintih Qale pelan, masih memejam, tangannya refleks menutupi perut. “Aku … ada yang keluar…”Wafa membeku sesaat. Dunia seolah berhenti berputar ketika ia melihat noda darah itu semakin deras. Ia tahu betul apa artinya.“Tidak … tidak … jangan bilang…” gumamnya parau. Dengan sekali gerakan, ia mengangkat Qale ke dalam gendongan. Tanpa tongkat, tanpa kursi roda. Semua kepura-puraan yang ia bangun selama ini runtuh.Langkahnya mantap, cepat, meski dadanya seperti dirobek dari dalam.Di luar, beberapa anak buah Bakar sudah menunggu. Mereka terbelalak melihat Wafa berlari sambil menggendong istrinya.“Bawa mobil!! SEKARANG!!!” bentak Wafa, matanya mera

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 83.

    “Jangan!!” suara Bakar pecah di udara, terlambat satu detik. Mobil hitam itu sudah melesat meninggalkan Bakar yang berlari dengan napas tercekik.“Nyaaahh!!” Bakar berteriak histeris, sekujur tubuhnya bergetar menahan marah.Bakar kembali ke mobil, langsung mengejar sendiri. Ia berusaha meminta bantuan, tapi kendaraan penculik sudah menghilang ke jalan raya.“Kenapa lengah?!” Dia menoleh dengan mata penuh api, suaranya pecah. Terngiang suara Wafa di telinganya, jika bosnya tahu hal ini. [“Aku titip Qale padamu, Bakar! Kenapa bisa kecolongan begini?!”]Bakar terdiam, mobilnya melaju pelan, wajahnya pucat. “Saya salah. Saya terlambat … Saya salah…” tangannya mengepal, rahangnya mengeras. “Tapi saya janji, saya bakal temukan Anda, hidup-hidup.”Bakar lalu berkoordinasi dengan beberapa anak buahnya. Setelah itu, dia menghubungi Wafa.Seperti dugaannya, suara Wafa menggema di ponsel. Dia sampai menjauhkan benda itu dari telinganya."Kamu dimana?" ucap Wafa setelah meluapkan amarah sesaat t

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 82.

    Sunyi. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas di kamar mereka. Alih-alih menunggu jawaban Wafa, Qale memilih merebahkan diri, membelakangi Wafa, matanya terpejam tapi pikirannya berisik. Suara ayahnya dan jawaban setengah hati Wafa terus bergema di kepalanya.Ia menarik napas panjang, menahan sesak di dadanya.Di belakangnya, Wafa duduk diam dekat tepi ranjang. Tatapannya tertuju pada punggung Qale. Ia ingin bicara, tapi lidahnya terasa kelu. Tangannya terulur, tapi sebelum menyentuh, Qale bergeser menjauh.“Aku capek.” Suaranya datar, dingin.Wafa hanya mengangguk kecil, meski dalam hati ada kecewa yang hadir. Malam itu berlalu tanpa percakapan, penuh jarak yang tak terlihat tapi terasa menusuk.Keesokan harinya, suasana rumah masih dingin. Qale fokus menemani ayahnya sarapan, sementara Wafa sibuk menelpon pengacara dan memeriksa perkembangan kasus.Qale lalu menyempatkan diri berkirim pesan menanyakan kondisi Ria, memastikan toko kembali beroperasi.“Karyawan baru akan

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 81.

    Suasana rumah masih menegang setelah amukan Hasan. Napasnya tersengal, wajahnya pucat pasi, lalu tubuhnya limbung. Untung saja Qale sigap, bersama Mbak Mun menopang lengan lelaki itu sebelum terjerembab di lantai. “Ayah!” seru Qale panik. “Tuan! hati-hati, jangan dipaksakan,” Mbak Mun ikut berseru wajahnya tegang. Dengan terburu, mereka memapah Hasan masuk ke kamar. Wafa ikut menyusul, kursi rodanya meluncur cepat, tatapannya penuh kecemasan. Hasan direbahkan di ranjang, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Qale masih menahan perasaan bercampur, marah, iba, sekaligus takut. “Ayah, jangan maksain diri lagi. Aku bisa menyelesaikan semua masalahku sendiri,” ucap Qale, suaranya bergetar. “Gugatan Kak Wafa sudah masuk. Aku cuma ingin ayah fokus saja ke kesehatan ayah. Aku butuh ayah mendukungku.” Hasan menutup mata sejenak, menarik napas panjang, lalu mengangguk pelan. Namun bibirnya tetap menyusun pesan yang meng

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 80.

    “Bos, yakin mau vacation sementara beliau?” Bakar nyeletuk sambil melihat Wafa dari spion dalam."Nggak lama, numpang nge-charge doang paling," jawab Wafa datar, melirik nakal pada Qale yang langsung menengok ke arahnya."Fast charging dong," sambar Bakar, tergelak.“Mulutmu ckck … untung cuma sopir. Nggak perlu dapat warisan,” balas Wafa, menjulurkan lidahnya persis anak kecil.“Loh, warisan?” Bakar ngakak. “Hibah dari tuan besar lebih mevvah dari milik Anda, Bos. Lagian saya cuma latihan nyupir, maklum ... majikan yang tertunda," jawabnya sambil menaik-turunkan alisnya.Qale yang duduk di samping Wafa menahan senyum, menoleh ke arah Bakar. “Tolong spill di episode berapa, launching majikan barunya ya.”“Siap, Nyah. Senyum aja yang banyak dulu. Itu suplemen buat saya juga,” lanjut Bakar dengan gaya sok serius.Wafa mendengus. “Heh. Suplemen suplemen. Colok juga nih mata!" Qale mencubit lengan Wafa pelan, membuat tawa kecil mengisi kabin mobil itu. Untuk sesaat, perjalanan terasa rin

  • PESONA SUAMIKU YANG TAK PERNAH MEMILIHKU    BAB 79.

    Pagi itu, Qalesya terbangun dengan tubuh lelah tapi hangat. Wafa masih di sisinya, menempel ketat. Tatapan matanya teduh, jemari tangannya mengusap lembut lengan istrinya.Qale menggeliat saat bahunya yang terbuka dihujani ciuman-ciuman kecil Wafa. “Aku nggak akan pura-pura, Sya,” suara Wafa serak, menunduk. “Aku tetap menginginkanmu. Lagi, di pagi ini.”Jemari suaminya liar menjelajah dibalik selimut. Qale menoleh sekilas. Ia ingin menolak, tapi tubuhnya malah diam. Bibirnya terkunci, hanya pasrah menerima perlakuan manis Wafa yang semakin dalam. Ada perasaan asing yang membuat dadanya bergetar—antara rindu, marah, dan cinta yang tak mau diakui."Eeeengghhhh." Qale melenguh halus ketika Wafa menyentuh area sensitifnya.Deru napas mulai saling bersahutan, Qale memejam, menggigit bibirnya saat gelombang rasa itu makin menggulung geloranya.Namun hasrat itu terhenti tiba-tiba. Tok. tok. tok.“NON! DEN!” teriakan Mbak Mun dari luar kamar membuat Wafa kaget. Dia buru-buru menyembunyikan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status