Share

Fitnah Satriaji

Author: AL Doank
last update Huling Na-update: 2025-07-10 08:03:27

Setelah kejadian tersebut, semua berjalan normal kembali. Namun bagi Tetua Poncokusumo kejadian tadi adalah pelajaran berharga baginya. Dia mengambil hikmah bahwa umur bukanlah suatu ukuran yang bisa dijadikan patokan kemampuan seseorang.

Lindu Aji berjalan seorang diri untuk melihat sekeliling perguruan Rajawali Putih. Dia melihat begitu banyak pendekar muda yang sibuk berlatih untuk menaikkan kemampuan menjelang turnamen dibuka. Sesekali dia berhenti sekedar untuk mengamati gerakan para pendekar muda yang sedang berlatih.

"Lindu ...!"

Terdengar suara seorang gadis sedang memanggil dirinya dari jauh. Dia pun segera menoleh untuk memastikan siapa yang memanggilnya.

Pandangan matanya lantas tertuju pada seorang gadis berbaju ungu yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya. Perlahan dia pun mendekati gadis tersebut yang ternyata Andini.

"Ternyata kau di sini juga. Kenapa kemarin tidak bilang?" Andini memasang senyum semanis m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Hari Pertama Turnamen

    Terlihat para peserta turnamen beserta para tetua dari semua perguruan yang mengikuti turnamen rutin kerajaan Pamenang sudah memadati tempat diselenggarakannya acara tersebut. Mereka sudah menduduki kursi sesuai dengan yang disediakan untuk masing- masing perguruan.Tetua Arisutha dari perguruan Rajawali Putih putih yang juga sebagai tuan rumah turnamen kali ini terlihat maju untuk memberikan sambutan."Terima kasih untuk semua tetua beserta para murid yang sudah sudi menghadiri acara akbar turnamen silat kerajaan pamenang ke dua belas." Senyum hangat mengembang dari saudara seperguruan Senopati Wage tersebut."Kami dari perguruan Rajawali Putih yang kali ini ditunjuk sebagai tuan rumah turnamen mengucapkan banyak permohonan maaf jika apa yang kami berikan tidak sesuai dengan keinginan saudara semua. Untuk mempersingkat waktu, dengan ini turnamen silat kerajaan Pamenang ke dua belas resmi dibuka," lanjutnyaTetua Arisutha kemudian memukul gong yang berada di samping panggung arena 3 k

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Pedang Kumbang

    Senopati Wage dan beberapa tetua yang kebetulan menyisir di dekat lokasi latihan Lindu aji langsung melesat cepat menuju ke sumber suara. Mereka yang mengira aliran hitam sudah mulai penyerangan pun dibuat melongo begitu melihat Lindu Aji berada di tengah-tengah reruntuhan tembok. Pemuda tampan itu sedang menenteng pedang sambil garuk-garuk kepala karena tidak percaya dengan dampak yang ditimbulkan pedang hitam di tangannya."Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Senopati Wage."Eh itu ... anu, Paman ... Aku sedang latihan dan mencoba keistimewaan pedang ini," jawab Lindu Aji sambil tetap menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kali ini dia percaya jika pedang berbilah hitam di tangannya itu memang berjodoh dengannya. Terbukti hanya dalam sekali latihan saja dia bisa mengeluarkan potensi kekuatannya.Senopati Wage hanya bisa menepuk jidat mendengar jawaban Lindu Aji. Begitu halnya dengan para tetua lain yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Melihat Tetua Arisutha juga sed

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Keistimewaan Pedang Hitam

    **Malam itu, Lindu Aji aji di dalam kamarnya bermeditasi untuk mengolah tenaga dalamnya. Terlihat aura hitam kemerahan yang menyelimuti tubuhnya semakin lama semakin pekat dan berputar dengan kecepatan yang luar biasa.Bersamaan dengan meditasinya Lindu Aji, di sebuah tempat di gunung kendil, tepatnya di tempat ketika Lindu Aji mengolah tenaga dalamnya pertama kali, Pedang yang muncul dari pecahnya batu Lintang Kemukus tempat lindu Aji melakukan semedi dulu terus bergetar.Semakin lama getaran dari pedang berwarna hitam legam mengkilat itu semakin hebat dan akhirnya pedang tersebut lepas dari tempatnya menancap.Pedang hitam itu lalu melayang dan kemudian terbang melesat dengan kecepatan tinggi melebihi kecepatan terbang Ki Damarjati menuju ke arah pulau Santong. Tak dinyana pedang hitam itu menembus atap kamar Lindu Aji hingga menimbulkan suara lumayan keras, lalu menancap tepat di hadapan Lindu Aji yang sedang bermeditasi.Terlihat Atap kamar tersebut berlobang lumayan besar akibat

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Langkah Antisipasi

    "Terima kasih, Kisanak, semoga dagangannya lancar," jawab senopati wage sambil tersenyum.Pedagang itu membalas senyum ,kemudian berkumpul sama rekan-rekannya. Lindu Aji yang sudah mengalirkan tenaga dalam ke telinganya berupaya menguping pembicaraan mereka."Bukankah itu anak yang kemarin? Siapa itu yang bersamanya?" tanya pedagang lainnya."Iya, benar itu anak yang kemarin. Dia bersama bapaknya mau ke kotaraja."Mereka pun melanjutkan pembicaraan yang tertunda sambil sesekali melihat ke arah Senopati Wage dan Lindu Aji.Mengetahui para pedagang itu sedang mengamati mereka berdua, Senopati Wage dan Lindu Aji pun pura-pura berbicara dan tidak melihat sekalipun ke arah para pedagang tersebut. Tapi telinga mereka tetap difokuskan untuk menguping pembicaraan yang sedang dilakukan.Setelah mendapat kepastian info dari mencuri dengar pembicaraan para pedagang tersebut, Senopati Wage lalu membayar jamu yang sudah mereka minum."Terima kasih, Kisanak. Semoga segera menemukan obat untuk istri

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Sandiwara

    "Aku akan mengulanginya lagi, coba kau ikuti gerakanku."Andini tergagap ketika matanya bertatapan dengan mata Lindu Aji. Dia kemudian menganggukkan kepalanya.Dengan telaten Lindu Aji mengajari Andini yang sedikit kesulitan. Sesekali tangan Lindu Aji memegang tangan Andini untuk membetulkan gerakan yang salah. Namun bagi Andini, Saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Lindu Aji malah membuat hatinya berdesir hebat.Seusai melatih Andini, Lindu Aji berinisiatif untuk melihat keadaan di luar perguruan Rajawali Putih.Tanpa disadari, Lindu Aji berjalan semakin turun ke bawah dari perguruan Rajawali Putih yang berada di atas gunung.Pada suatu kesempatan dia melihat beberapa orang yang kelihatannya pedagang sedang berkumpul di tempat rimbun dan agak tertutup. Yang menjadi pertanyaannya, kenapa para pedagang itu berkumpul di tempat yang bukan tempat lalu lalang manusia. Logikanya, pedagang itu mencari tempat yang ramai untuk menawarkan dagangannya. Bukannya malah berkumpul di tempat yang s

  • PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR    Diskualifikasi

    Tetua Arisutha, Ki Nalasetya dan Senopati Wage terkejut dengan secara tiba-tibanya gadis tersebut melabrak putra Ki Srinoto. Begitu pula dengan balasan yang ditunjukkan Satriaji dengan hendak memukul gadis tersebut.Secara garis besarnya, mereka bertiga sudah bisa mengambil keputusan tentang siapa yang bersalah dalam masalah kali ini."Benarkah dia yang hendak memperkosamu di pelabuhan Gilianyar?"Ki Nalasetya memandang Andini yang berada di samping Lindu Aji."Benar, Tetua. Pemuda mesum itu yang hendak merenggut kesucianku," jawab Andini seraya memandang Satriaji penuh kebencian."Kau jangan berbohong, gadis sundal! Pasti kau dan dia telah bersekongkol untuk menjatuhkan nama baikku!" bantah Aji. Jari telunjuknya terarah kepada Lindu Aji. "Kalian berdua tidak memiliki bukti apapun selain ucapan, dan itu tidak bisa dijadikan bukti."Satriaji sangat yakin tidak ada bukti kuat yang bisa menjeratnya. Namun keyakinannya itu seketika pudar ketika melihat Lindu Aji tampak begitu tenang.Lind

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status