Romi tersentak saat Cynthia tiba-tiba meminta cerai darinya karena ingin kembali merebut Reno dari tangan Anggun. Romi pun menolak keinginan Cynthia. Ia juga tidak mau rumah tangga Anggun berantakan karena ulah Cynthia.
"Nggak. Aku nggak pernah menceraikan kamu sampai kapanpun!" bentak Romi.
"Terserah! Kamu nggak mau ya nggak apa-apa. Aku akan tetap menggugat cerai kamu, Mas. Anggun sendiri nanti yang akan membantuku melakukan proses perceraian ini dan saat itu, aku akan kembali bersama Reno, suaminya," ucap Cynthia yakin jika Reno akan kembali ke dalam pelukannya..
"Cynthia, kamu mau ke mana?" cegah Romi saat Cynthia beranjak keluar dari rumahnya.
"Aku mau merebut Reno. Aku yang lebih berhak atas Reno dan hartanya. Karen aku sudah bosan hidup miskin sama suami ya g nggak ada gunanya kayak kamu!" sindir Cynthia yang langsung bergegas pergi.
Romi hanya terduduk lemah di sofa, menatap kepergian Cynthia begitu saja dengan membawa tas berisi pakaian. Romi tidak ingin menyerah. Ia ingin memperjuangkan rumah tangganya.
............
Nindya mulai cemas. Ia mulai meragukan Reno saat mengetahui dari Pras jika Reno sudah tidak lagi bekerja. Reno kena PHK.
"Mas, kenapa sih kamu nggak jujur aja?" pekik Nindya. Ia tidak mau jika kembali hidup miskin.
"Udah, kamu diam. Aku masih punya tabungan yang banyak buat hidup kita. Lagian ada Anggun, dia bisa dimanfaatkan," celetuk Reno membuat Pras meradang.
"Nin, kamu masih mau bertahan dengan laki model begini?" ujar Pras sinis.
"Ya mau gimana? Aku juga kan lagi mengandung anaknya Mas Reno," sahut Nindya membuat Pras tidak habis pikir dengan adik sepupunya itu.
"Sudahlah. Terserah kamu. Yang penting Mas sudah mengingatkan. Jangan menyesal ya. Ingat, Nin, dia bisa mengkhianati istri sebaik Anggun yang sudah memberikan segalanya untuk dia. Bukan nggak mungkin, besok dia juga akan melakukan hal yang sama pada kamu," pesan Pras. Ia pun langsung pergi meninggalkan keduanya.
Reno pun berusaha meyakinkan Nindya jika semuanya akan baik-baik saja. Ia tidak mau kehilangan istri secantik Nindya. Begitupun Anggun, dia tambang emas untuk Reno. Walau Ibunya lebih menyetujui jika Reno bertahan dengan Nindya dan menceraikan Anggun karena ia tidak bisa memberikan keturunan.
"Ini gawat. Aku harus cari cara supaya Anggun tetap percaya sama aku, jika nanti Pras akhirnya memberitahu Anggun soal aku dan Nindya," gumam Reno. Ia pun langsung membawa mobilnya kembali ke rumah Nindya.
Sesampainya di rumah istri mudanya, Reno pun langsung bergegas pergi. Karena hampir mendekati jam makan siang. Seperti biasanya, Reno harus selalu makan siang bersama Anggun.
"Mas, kamu pasti deh mau makan siang sama Anggun. Iya kan?" celetuk Nindya yang mulai cemburu.
"Iya. Aku harus tetap bersikap biasa agar Anggun nggak curiga. Gimana juga, kalau Pras langsung menemui Anggun? Berantakan semuanya," ujar Reno membuat Nindya pasrah. Ia pun membiarkan Reno kembali ke rumahnya.
"Kabari aku ya, kalau ada apa-apa," pesan Reno dan Nindya hanya mengangguk saat mobil Reno menghilang dari pandangannya.
.............
Mobil yang dikendarai Reno akhirnya sampai di teras rumahnya. Setelah memarkirkan mobilnya, Reno pun langsung masuk dengan wajah ceria seperti tidak terjadi sesuatu.
Reno pun mengetuk pintu rumah dan memanggil nama Anggun berulang kali tetapi tidak ada jawaban. Reno terus mengetuk pintu rumahnya dan saat pintu terbuka, Reno pun terkejut saat yang membuka pintu bukanlah Anggun, tetapi Cynthia.
"Cynthia?"
"Surprise!"
Reno pun bingung saat mantan kekasihnya dulu itu sudah berada di rumahnya. Reno pun langsung menarik tangan Cynthia ke luar rumah. Keduanya pun berbicara di samping rumah agar tidak ketahuan Anggun.
"Kamu ngapain ke sini?" cecar Reno.
"Aku kangen sama kamu. Aku kangen mengulang apa yang kita lakukan dulu. Kamu masih ingat kan? Apa kamu nggak mau mengulang kenikmatan itu lagi," bisik Cynthia di telinga Reno membuat Reno menjadi salah tingkah.
"Cyn, apa sih maksud kamu?"pekik Reno mencoba menghilangkan ketegangan di dirinya.
"Aku mau kita bercinta lagi, kayak dulu. Kamu nggak kangen, dengan permainan cintaku?" bisik Cynthia dengan suara yang mendesah. Menggoda suami sahabatnya sendiri.
"Mas, Mas, kamu di mana? Kamu udah pulang ya?" teriak Anggun dari dalam rumah.
"Anggun, aku di sini," jawab Reno yang langsung datang menghampirinya.
"Mas, kamu udah ketemu Cynthia? Gini loh, Mas. Dia lagi ada masalah sama Romi. Boleh ya, dia tinggal beberapa hari di sini, sampai emosi Romi mereda. Kasihan tuh, Cynthia kena KDRT," bujuk Anggun. Reno pun menatap Cynthia yang menunduk dengan wajah sedih.
"Ya udah, terserah kamu aja. Aku masuk dulu ya, mau mandi," ujar Reno menatap ke arah Cynthia.
"Ya udah, aku juga mau ke atas dulu ya, aku siapin baju ganti kamu dulu sekalian aku mau cek baju-baju yang mau disetrika si mbok," ujar Anggun.
"Bagus, ini kesempatanku," gumam Cynthia.
Saat Anggun naik ke lantai atas dan sibuk dengan pekerjaannya, Cynthia pun langsung menyusul Reno ke dalam kamarnya dan mengunci rapat pintu kamarnya, agar Anggun juga tidak bisa menganggu rencananya.
"Cynthia, kamu ngapain masuk ke sini? Jangan gila kamu. Nanti kalau Anggun tahu, bisa kacau," gerutu Reno.
Cynthia pun langsung mendekati mantan kekasihnya itu dan mulai menggoda pria perkasa yang ada dihadapannya. Cynthia sangat tahu pasti, apa kelemahan Reno.
"Kamu tahu nggak, aku nggak bisa melupakan permainan pertama saat kita bercinta dulu. Kamu sungguh menggairahkan," bisik Cynthia mendesah di telinga Reno.
Reno mulai tidak bisa mengontrol dirinya saat Cynthia terus menggodanya dan membuatnya terhanyut dalam 'foreplay' yang diciptakan oleh Cynthia. Harus diakui Reno, permainan cinta Cynthia adalah yang terbaik, dibandingkan Anggun ataupun Nindya. Reno pun mulai tergoda ingin mengulang kembali.
"Kamu nggak ingin melanjutkan permainan ini?" bisik Cynthia. Tatapan wajah Reno sudah berubah. Cynthia pun paham, apa yang harus dilakukannya kemudian.
"Lakukanlah Mas, lakukan sepuas hati kamu. Tunjukkan keperkasaan kamu dulu.Aku suka dengan lelaki yang perkasa," goda Cynthia.
Cynthia pun mulai melucuti satu persatu pakaiannya. Begitupun dengan Reno. Hingga, di atas ranjang Reno dan Anggun itulah, Reno dan Cynthia memadu kasih. Bercinta di atas ranjang Anggun.
Anggun pun langsung turun dari lantai atas dan bergegas masuk ke dalam kamarnya membawa baju ganti untuk Reno.
"Loh, kok dikunci sih?" pikir Anggun yang tidak biasanya Reno mengunci kamar.
"Mas Reno ...."
Reno dan Cynthia pun kaget. Tetapi, keduanya pun tidak memperdulikan panggilan Anggun itu. Reno dan Cynthia sedang menikmati permainannya.
"Udah, biarin aja. Lagi tanggung nih!" celetuk Reno yang terus bercinta dengan Cynthia di atas ranjangnya.
Akankah Anggun mengetahui apa yang dilakukan Cynthia dan Reno di atas ranjangnya?
bersambung .....
Cynthia dan Reno yang gila itupun akhirnya menuntaskan permainannya. Suara ketukan pintu Anggun pun sudah tak didengarnya lagi. Mungkin ia sudah kembali ke lantai atas membereskan pekerjaannya."Cyn, kamu lewat sini aja. Aku takut kalau Anggun melihat kamu keluar dari kamar," pinta Reno yang membukakan jendela kamarnya. Cynthia pun langsung bergegas keluar kamar agar Anggun tidak mencurigainya."Sayang, kita makan dulu, Yuk. Kamu aku panggil daritadi," celetuk Anggun sambil menyiapkan masakannya di meja makan."Maaf, Sayang. Aku lagi di kamar mandi, nggak kedengaran kamu panggil," sahut Reno memeluk Anggun dari belakang dan mencium pipinya."Eh, Mas. Nggak enak kalau Cynthia lihat nanti. Dia ke mana ya?" tanya Anggun."Aku di sini kok, Anggun."Cynthia pun datang dari arah luar. Dengan wajah tersipu menatap Reno yang tersenyum tipis padanya. Mata Reno pun terlihat berbinar
Maya sangat marah pada sang kakak yang memutuskan tidak ingin pulang di saat ayahnya sudah meninggal. Bahkan untuk melihatnya yang terakhir kali..Maya pun mengirim sebuah pesan melalui aplikasi berwarna hijau itu. Memaki sang kakak. Habis sudah kesabaran sang adik.[Dasar anak durhaka. Ingat mbak, hukum tabur tuai itu ada.]Nindya yang melihat pesan dari sang adik pun meradang. Ia kembali membalas cacian sang adik dengan lebih pedas.[Udah berani lu ngelawan gue?Mulai sekarang, jangan minta uang lagi sama gue ya. Urus hidup lu dan Ibu lu sendiri!]Mata Maya pun berkaca-kaca menahan tangisnya. Hatinya begitu perih. Ia rela dicaci-maki apapun tetapi jika sang kakak tidak memperdulikan ibunya, hatinya sangat hancur."Ibu nggak perlu tahu soal ini," batin Maya.Kini Maya berusaha
Pras terus berupaya agar adik sepupunya itu sadar. Ia ingin Nindya terbuka mata hatinya dan mulai bisa berdamai dengan keadaan. Andai saja Anggun tahu, Pras sangat yakin, Nindya tidak akan dibiarkan bebas begitu saja. Pras paham betul, bagaimana karakter Anggun yang sesungguhnya saat ia tersakiti."Mas cuma ingin mengingatkanmu, Dek. Jangan sampai kamu menyesal, jika Anggun membalasnya dengan cara yang pedih daripada yang kamu lakukan padanya," ungkap Pras."Jaga diri kamu baik-baik."Pras pun memutuskan meninggalkan rumah Nindya itu. Rumah yang ia yakini adalah milik Anggun. Di dalam perjalanan, Pras semakin cemas. Ia takut jika Anggun bisa membunuh Nindya. Sebagai seorang kakak, bagaimanapun ia harus bisa menjaga adik sepupunya itu......................Anggun ma
Nindya syok. Tidak ada lagi sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Nindya benar-benar tak berkutik. Hanya menunduk dan berdiri di belakang Pras. "Pras, jelaskan padaku. Apa ini maksudnya? Kamu juga mendukung perselingkuhan mereka? Atau kamu yang sengaja menjodohkan mereka?" pekik Anggun saat ia tahu jika Nindya adalah adik sepupunya."Demi Tuhan, Anggun. Awalnya aku nggak tahu. Aku baru tahu saat nggak sengaja lihat Reno di parkiran rumah sakit saat dia mengantar Nindya periksa kandungannya," terang Pras."Saat itu, aku sudah mewanti-wanti Pras dan Nindya. Aku juga marah, Anggun sama mereka. Aku juga nggak tahu apa yang dijanjikan Reno sampai adikku ini mau jadi simpanan Reno," gerutu Pras dengan wajah kesal memandang Nindya. Pras pun menariknya agar berani menghadapi Anggun"Sini! Jelaskan pada Anggun. Kamu nggak perlu takut. Kamu sudah berani menikah dengan Reno, kamu haru
Wajah Reno seketika panik ketika istri sah mengundang istri siri juga selingkuhannya datang ke istana megahnya. Dan, ada sebuah kejutan lagi yang khusus didatangkan untuk Reno. Hal yang pastinya tidak akan diduganya."Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggun dengan tersenyum bahagia."A-aku? Oh, nggak apa-apa kok." Reno berusaha tersenyum dan menutupi ketegangan di wajahnya. Sayangnya, Anggun terlalu pintar. Pras pun menahan tawa saat sahabatnya itu dikerjai Anggun."Rasain lu, makanya jangan anggap remeh istri yang sabar dan diam. Sekali dia membalas, kamu akan dibuat pusing," batin Pras."Oh, ternyata ini wanita selingkuhan kamu, Mas? Perempuan ... masih cantik aku dan Mbak Anggun," batin Nindya menggerutu.Wajah Reno dan Cynthia panik. Cynthia yang dipersilakan duduk di samping Reno pun hanya bisa saling pandang karena bingung mengapa berada di situasi
Wajah Reno pun panik saat melihat Nindya pingsan. Bagaimanapun juga ia tengah mengandung anaknya. Namun, Reno terpaksa cuek agar Anggun tidak menaruh curiga padanya."Pras, masukkin ke mobil aku aja. Kita bawa ke rumah sakit sekarang," ujar Anggun yang juga panik."Mas, kamu kok diam aja sih?! Ayo, bantu Pras angkat Nindya dong. Gimana sih kamu!" bentak Anggun. Reno akhirnya membantu Pras membawa Nindya. Wanita itu terlihat pucat. Reno pun semakin panik saat melihat tetesan darah keluar."Astagfirullahaladzhim. Ya Allahu selamatkan Nindya dan anakku. Mereka nggak bersalah," batin Reno."Pras, kamu aja yang bawa mobil ya," ujar Anggun."Mas, Ayo, cepat masuk! Kamu di belakang ya," ucap Anggun membuat Reno panik."Kenapa bukan Pras aja sih? Kan ini saudara dia," sahut Reno."Reno, Reno. Dia itu sedang meng
Reno dan Pras adalah 2 sahabat yang selalu bersaing sejak mereka di sekolah. Dalam hal prestasi akademik, Pras selalu unggul. Begitupun dalam bersaing meraih hati para wanita. Ketampanan dan kecerdasan Pras lebih memikat para wanita itu.Hingga, suatu ketika saat Pras dan Reno menyukai seorang wanita yang sama, persaingan itu kembali terjadi. Halimah, wanita muda itu. Namun, lagi-lagi wanita itu lebih memilih Pras. Tetapi, kali ini Reno tidak ingin mengalah. Segala cara dilakukan Reno.Malam itu ....Reno mengirimkan sebuah pesan rahasia menggunakan nomor Pras. Ia mengirim sebuah pesan ke nomor Halimah dan mengajaknya bertemu di sebuah gudang kosong tak jauh dari perusahaan milik keluarga Halimah.[Halimah, aku tunggu kamu jam 20.00 ya di gudang dekat kantor Papa kamu.]Halimah sempat ragu, tidak seperti biasanya Pras mengajaknya bertemu. Malam seperti ini. Jik
Reno mulai merasa ketakutan saat Pras yang kini bersamanya akan membuka kedok kejahatannya. Kejahatan yang tidak sengaja dilakukannya saat itu. Ia hanya ingin menghindar dari tanggung jawab menikahi Halimah."Ingat ya. Aku membayar kamu untuk menjadi Pras, bukan menasihati aku atau mengancamku," pekik Reno. Pras hanya tersenyum sinis."Reno, Reno. Ingat, suatu saat kamu pasti akan menyesal,karena cepat atau lambat semua kebusukan kamu akan terbongkar semuanya," pesan Pras dengan wajah tersenyum.Pras pun memilih pergi. Keluar dari kamar perawatan Nindya. Sedang Reno memilih wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Anak yang begitu diharapkan oleh kedua orang tuanya.Dengan langkah tegap, Pras langsung berjalan cepat. Meninggalkan 'sahabat' yang sudah menghancurkan semua mimpinya. Mimpinya yang ia harap, akan terwujud dengan takdir lain.