Alice Gracia, gadis biasa yang dipersunting Luis Pietro seorang pemimpin perusahaan teknologi multinasional karena sebuah janji kedua kakek mereka berdua di kala muda. Alice bertahan dalam pernikahan tiga tahun ini karena berharap Luis akan mencintainya. Sayangnya, Luis Pietro tak memiliki perasaan itu. Sehingga cinta Alice menjadi cinta sepihak yang menyakitkan. Kesalahan di suatu malam kerena Luis mabuk berat membuat Alice hamil. Luis tak pernah menginginkan anak dari wanita mana pun, termasuk Alice. Sehingga ketakutan sang darah kandung akan dibunuh Luis, membuat Alice pergi ke luar negeri bersama dua sahabatnya. Mungkinkah setelah lima tahun berpisah, Luis yang tak sengaja bertemu dengan darah kandungnya akan memilih membunuh atau justru hatinya bergerak melunak?
View More“Luis aku ingin kita ... ce-cerai.”
Bibir kecil pucat Alice bergetar. Sepasang lututnya lunglai, ia tak berani menatap lelaki yang kini berdiri di depan Alice dengan kelopak mata nampak memberat.Rambut blonde teracak basah seperti habis tercebur, ditambah dengan kemeja yang kusut membuat tampilan kacau Luis tak layak dipandang.“Cerai? Apa karena kau tidak kunjung hamil anak dariku?” Luis bertanya dengan kekehan dingin, sembari mengatur tungkai kaki yang berdiri tak tenang di ambang pintu, “Alice, ... Alice. Kau memang wanita yang sangat licik!”Aroma alkohol menyeruak kuat ke dalam hidung Alice, membuat wanita itu menarik wajah ke belakang dengan pangkal hidung berkerut.“Apa kau juga sudah mendapatkan harta dari pria tua itu?” imbuh Luis menatap remeh Alice, membuat jemari tangan di kedua sisi tubuh wanita itu mengepal kuat, “kalau kurang, tenang saja, aku akan memberimu tambahan. Tulis saja berapa nominal yang kau mau.”Alice sudah bertahan selama ini, dan Luis menganggap kesabarannya, hanya demi uang?Waktu tiga tahun tidaklah mudah untuk Alice. Wanita cantik yang menutup dirinya dengan tampilan sederhana itu, menahan perih saat Luis memilih menghabiskan malam dengan para teman kencannya dibandingkan pulang.Bola mata bulat Alice terangkat melurus, tanpa sadar bulir bening tergelincir dari sudut mata.Ia menatap tajam sang suami, seakan ingin mengatakan, “Tak bisakah Luis menyadari cinta tulus yang telah ia berikan selama ini?”“A-aku ti-tidak lagi bermimpi memiliki anak darimu, Luis. Sebesar apa pun usahaku mempertahankan pernikahan ini, pada akhirnya kamu tidak akan pernah menginginkanku,” ungkap lantang Alice dengan suara bergetar.“Bagus. Kalau kau sudah sadar. Sekarang mau apa lagi, minggir, Bodoh! Kau ingin, cerai? Ya, cerai saja. Apa kau pikir aku peduli?”“... hahaha, dasar wanita murahan. Aku sepertinya terlalu meremehkan kemampuanmu merayu kakekku. Hebat, kau memang hebat!” imbuh Luis menghardik melengking bercampur sindiran atas kedekatan Alice dan sang kakek sembari tertawa kencang.Lengan berotot lelaki itu berhasil mendorong kasar bahu kecil Alice hingga tubuh rampingnya tersentak, lantas terbentur ke daun pintu kamar.Ini bukan kali pertama Alice mendapat kalimat pedas serta perlakuan kasar dari sang suami.Namun, entah kenapa ... kalimat menyakitkan itu lagi-lagi seperti bola api, yang terlempar tepat membakar hati Alice.Ingatan di kala malam pertama kembali terputar di benak Alice, saat mengingat hinaan yang dilontarkan Luis. Hanya karena Alice Gracia berasal dari sebuah kota kecil, dan Luis menganggap dirinya sebagai aib.Alice merintih, bahu mungilnya terasa nyeri. Kelopak mata kian menyipit basah, menangkap pergerakan punggung lebar Luis kian bergerak gontai menjauh dari posisi Alice berdiri.Kedua tangan Alice mulai terjuntai di kedua sisi tubuh, perlahan jemari lentiknya meremas kuat sisi pakaian. Lapis demi lapis kuku wanita itu menjadi memerah, menahan rasa sesak di dada ketika disakiti oleh sikap Luis untuk kesekian kali.Cukup! Alice sudah sangat muak dengan semua ini.“Luis, berhenti!” pekik Alice sekuat tenaga kemudian menambahi, “Aku sungguh ingin kita berpisah.”“... mulai detik ini. Aku akan kembali ke Meersburg. Karena kamu benar, tempatku memang bukan di istana megahmu ini.” Alice berkata dengan suara serak sangat lirih, ia melontarkan seluruh emosinya yang bergejolak.Entah didengar Luis atau tidak, Alice tak peduli.“Aku hanya wanita kampung, lulusan dari kampus yang tidak setara denganmu, dan tidak akan pernah pantas menjadi Nyonya di sini, di rumah Tuan Muda Pietro.”“... kamu memang benar! Sekarang, kamu bisa menikahi Davina.” Kalimat terakhir ini sebagai keputusan final wanita menyedihkan itu.Setelah mengatakan, Alice membalik tubuh, ia bergegas pergi ke kamar. Kamar yang sejak awal pernikahan telah dipisah dengan milik Luis.Kamar Alice tak ubahnya seperti kamar pelayan rumah. Sederhana, terbatas, dan tak memiliki fasilitas mewah yang seharusnya dimiliki oleh para nyonya muda lainnya.Sekembalinya ke kamar. Wanita cantik yang membalut tubuh dengan blus berbahan katun, dipadu dalaman kerah turtleneck itu segera bergegas mengambil koper, memasukkan berbagai potong pakaian kumal dari lemari ke koper sembari terisak.Ia sama sekali tak menyentuh satu pun pakaian mahal yang terpaksa dibelikan Luis kala itu di depan Tuan Besar Pietro.Meski hidup menyakitkan selama tiga tahun bersama Luis, tetapi dengan bodohnya hati Alice terus saja berporos, dan memilih Luis. Pilihan yang diakuinya sangat pahit dan berduri.“Sudah tiga tahun, dia bahkan tidak pernah sekali pun menyentuhku, apalagi mengatakan menyukaiku. CK!”“... dan, aku justru mencintai pria brengsek itu. Alice, kamu sungguh sangat bodoh!” Entah sudah berapa kali Alice merutuki dirinya sendiri.Mencintai Luis Pietro seperti menggenggam sisi tajam sebuah belati.“Aku ingin memiliki anak darimu, tapi kamu terus mengatakan membenci anak kecil, apalagi yang terlahir dari rahimku, dasar pria jahat!”“... seharusnya aku tidak menyetujui permintaan kake ..., Luis? Kenapa kamu ke kamarku?!” Kalimat Alice seketika terpotong, saat mendengar hentakan keras dari pintunya yang didobrak.Bibir basah Alice yang sempat mendumel seketika terbungkam, saat menatap nanar sosok Luis dengan tampilan yang jauh lebih kacau dari beberapa menit lalu, telah berdiri di bibir pintu.Kemeja kusut tadi telah hilang, menyisakan dada bidang dengan kulit putih terhiasi lelehan keringat.“Mau apa kamu, hah?” Alice mengulur sebelah tangan waspada ke depan tubuh, untuk menghalau langkah Luis yang kian mendekat, sebab Alice pikir lelaki itu akan menyakitinya lagi, “kamu sudah setuju kita akan cerai.”“... lalu untuk apa kamu datang ke sini, dan terlihat marah? Apa ini karena harta kakekmu?”Tiga bulan berlalu.Rintik hujan yang semakin deras meninggalkan genangan di tanah luar rumah sakit, membuat Alice menggigit bibir bawahnya dengan kepala menunduk dalam.Meski bulan demi bulan telah berganti, tapi perasaan sedih masih memenuhi hati dan tak pernah bisa diobati dengan cara apa pun. Banyak orang kehilangan nyawa dalam peperangan antara keluarga Pietro dan Delano saat kematian Dokter Nelson.Dua marga itu terlalu besar dan kuat. Namun, bisnis kotor yang dijalani keluarga Delano selama beberapa dinasti menjadikan keluarga itu benar-benar lenyap setelah kalah dalam pertempuran berdarah dengan keluarga Pietro.Pihak kepolisian telah menangkap seluruh keluarga Delano, termasuk Tuan Hendrick dan Nyonya Hanni.“Alice ....” Kepala Alice terangkat. Ia menoleh pada pusat suara lemah yang memanggil namanya lirih. Di detik itu juga seutas garis lengkung terbentuk di bibir merah Alice, “bagaimana keadaan putra kita? Apa dia baik-baik saja?”Tubuh Alice berbalik sempurna. Ia m
“Luis!” Suara panggilan itu membuat sang pemilik nama dengan cepat menoleh. Wajah pucat Luis terpampang jelas saat ditatih oleh Frans ketika akan memasuki mobil. “Lepaskan aku!” “Luis, aku sudah menemukan Gerald!” Suara Alice begitu jelas masuk ke telinga dan hati Luis. Luis memberontak dan begitu saja lepas dari penjagaan Frans, lantas mencoba berlari ke arah sang pemilik suara. Namun, langkah lelaki itu seketika terhenti saat melihat siapa yang ada di belakang punggung Alice dan sang putra. “Alice, Gerald!” “Aghh!” jerit Alice tertahan. “Da-Daddyy!” Hugo mencekik leher Alice dengan sebuah lengan dari belakang, sedang Gerald dicekik oleh anak buah Hugo. “Brengsek, lepaskan mereka!” berang Luis dengan menatap penuh aura membunuh. Ia kembali menyeret kakinya untuk mendekati Hugo, dan berusaha mengembalikan kesadaran yang seharusnya sudah lenyap sejak tadi. “Lu-Luis ... jangan mendekat! Hugo menodongkan pistol ke arahmu dari balik punggungku!” kata Alice penuh peringatan di san
Karena jadwal makan tak teratur dan selama satu minggu Luis tak tidur mencari keberadaan Alice dan Gerald, pula melakukan penghancuran di mana-mana, membuat tubuh lelaki itu mendadak menjadi lemah saat ini. Luis merasakan kram yang begitu menyakitkan di perutnya ketika mendapat pukulan dari Tuan Hendrick.Keringat dingin Luis seketika mengucur deras memenuhi wajah. Ia benar-benar merasa sekujur tubuhnya kesakitan saat ini. Apa benar Luis akan dikalahkan hanya dengan beberapa pukulan saja?Terlihat Tuan Hendrick kembali berlari kencang, tanpa mempedulikan darah yang keluar dari luka tembak di kaki. Lelaki itu mengangkat kaki kanan ke depan, lantas memusatkan ke arah dada Luis. “Mati kau, Luis!”“... kupastikan kau tak akan lagi bisa bertemu dengan istri dan putramu!” pekik Tuan Hendrick penuh dendam.Namun, dengan cepat, tubuh Luis mengguling. Ia memaksa tubuhnya bergerak berdiri, lantas mengubah posisi menjadi di belakang punggung Tuan Hendrick kemudian mengayun lengan untuk
“Hendrick!” “Wow, putra Ken Pietro datang lagi ke kediaman keluarga Delano. Kali ini kau ingin menghancurkan apa lagi? Biar aku pribadi yang memberi bukti pada tetua keluarga Pietro, dan memperlihatkan siapa yang memulai peperangan,” tanggap Tuan Hendrick dengan suara mengejek.Lelaki yang lebih muda dari Tuan Hendrick itu memang selalu terlihat garang dan menakutkan, dengan rahang tinggi serta sorot mata tajam melurus mematikan bak busur panah diselimuti api yang diluncurkan pada sasaran target.Terlihat dengan jelas, jika Alice dan Gerald memang kelemahan paling fatal dari seorang Luis Pietro. Tapi, ternyata, kekuatan lelaki muda itu masih saja begitu kuat meski dia seperti kehilangan setengah sayap.Tuan Hendrick tak bisa lagi berpikir, bagaimana jika di samping Luis ada istri dan putranya? Sudah pasti Tuan Hendrick akan dengan mudah dimusnahkan oleh Luis. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Nelson harus segera menikahi Alice.“Kau membuat istriku sekarat. Dia sekarang seperti ma
Glock diturunkan perlahan, dengan tatapan dingin Luis melurus ke dada wanita di depannya, yang kini telah benar-benar tersungkur jatuh dengan dada berlumuran darah. “Katakan pada suamimu, dan juga putra doktermu itu, kalau dia tak akan bisa mengeluarkan peluru khususku yang sebentar lagi akan menghancurkan dadamu.” “A-APA?! I-INI TIDAK MUNGKIN. KA-KAMU SANGAT KEJAM, LUIS PIETRO!” *** Satu minggu berlalu. Keadaan bukan bertambah baik, kota Berlin justru sedang dilanda kekhawatiran. Para pebisnis mengalami kemunduran serta kekalahan telak atas kekejaman Luis, yang terus mendapatkan proyek besar serta mengalahkan para rival perusahaan raksasa. Termasuk mendapatkan tender besar yang tengah diperebutkan perusahaan di bawah naungan keluarga besar Delano. Tak hanya orang luar yang kelimpungan, tapi karyawan perusahaan induk dan para pelayan rumah Luis sudah kelelahan dengan sistem kerja gila Luis. Luis tak tidur dan tak makan teratur hanya demi mencari keberadaan Alice dan Gerald yang
“Gerald, ini Daddy! Gerald!” “... kau di mana, Gerald?” “GERALD!” Sejauh apa pun Luis bergerak menghancurkan seisi rumah tua terbengkalai ini dan berteriak sekencang apa pun, nyatanya sang putra kandung tak ada di mana pun. Para anak buah Tuan Hendrick sudah lebih dulu mengamankan Gerald dan Aline, setelah mendapat laporan jikalau salah satu anak buah yang diperintah memata-matai Luis telah ditangkap. “Gerald, ... Ini Daddy, kau ada di mana? Daddy, mohon jawab Daddy!” ulang Luis yang berteriak kian lemah, penuh nada kefrustrasian. Ia merasa tak berdaya sebagai seorang ayah, yang lagi dan lagi, harus gagal menyelamatkan darah dagingnya. “Tuan Luis, saya menemukan ini ... pensil elektrik milik Tuan Kecil!” Kepala tertunduk Luis langsung terangkat saat mendengar suara sang asisten pribadi, “sepertinya Tuan Kecil sengaja menjatuhkan pensil ini untuk memberitahu kita, kalau Tuan Kecil memang sempat disekap di tempat ini.” Frans berhenti tepat di depan Luis. Lelaki itu menyerahkan pe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments