Rama menebas pedang suci kembarnya, tebasan pedang suci kembar memberikan efek tenaga dalam yang besar, dengan cepat kekuatan itu menuju Jinfriet, Jinfriet bahkan tak sempat mengelak. "Wush!! Plap!!" Jinfriet terhempas karena tebasan pedang suci kembar. Jiwanya terluka parah, Jinfriet mengeluarkan darah hitam."Uhk!! Manusia pemilik pusaka Naga memang berbeda!! Aku pasti akan mati!!" Jinfriet terkekeh sementara ia terus mengeluarkan darah hitam nan pekat. "Tap!!" Rama berdiri di depan Jinfriet yang melemah."Kami pasti akan membalas kekalahan ini!!" kata Jinfriet, ia tergeletak tak berdaya dengan luka yang parah."Uhuk!!"Rama kembali mengaktifkan pusaka Naga pemanggil roh, setiap roh dari pasukan Jien mulai tertarik masuk ke dalam cahaya putih yang Rama ciptakan."Aaaarrrrgggghhhh!!" Bahkan bayangan hitam yang memasuki setiap dada manusia ikut ditarik, Rama membersihkan semua pengaruh dari pasukan Jien. "Ara, aktifkan hipnotis masal!!" perintah Rama. [Hipnotis masal akan dilakukan
"Kami pulang..." teriak Fatta dengan semangat. "Nduk!!" Ibu Sri yang telah dipulihkan dari kebutaannya langsung menyambut kedatangan Fatta maupun Rama. Setelah sekian lama mereka kembali, Rama memang berencana tidak terlalu sering pulang ke masa lalu. Ia takut akan berpengaruh pada portal yang terbuka di masa depan. "Ibu..." Rama memeluk tubuh renta ibunya. "Nduk, kamu pulang?" pak Bima kemudian menepuk bahu Rama. Semua orang di desa Mekarsari telah mengetahui kekuatan Rama bahkan kemampuan Rama, semua orang menyambut Rama dengan sukacita. Hanya saja, Rama merasa membohongi semua orang. Ia bukanlah Rama yang asli, hanya Fatta yang tau dan tetap menganggap Rama tetaplah Tuan Muda yang ia kenal."Rama, ada kabar duka!!" Jaya datang dengan wajah sedih. "Apa itu?" tanya pak Bima, Rama hanya menatap Jaya penuh pertanyaan. "Raja telah mangkat!! Pangeran Baskara harusnya naik tahta, namun beberapa pemberontak menyerang dan menyanderanya!!""Rama, kalian harus menolong pangeran Baskara!!
Hari ini Pangeran Adisti Wiraguna telah genap berumur 15 tahun, pesta diadakan dalam keadaan meriah. Raja mangkat beberapa bulan yang lalu, seharusnya kerajaan dalam keadaan bersedih. Namun Permaisuri Ayunda tidak mengindahkan aturan kerajaan. Bahkan semua orang tau, kini Pangeran Baskara di tahan di dalam istananya, ia hanya boleh ke istana Putri Cendana. Pangeran Baskara dibatasi dalam bergerak, ia mendapatkan tekanan yang kuat karena saat ini Putri Cendana sedang hamil anak pertama. Bahkan saat ini Pangeran Baskara hanya bisa mengepalkan tangannya ketika perayaan ulang tahun Pangeran Adisti dirayakan dengan sangat meriah. Para Menteri kebanyakan adalah orang-orang dari pihak Permaisuri, jika ada pihak Pangeran Baskara yang berani bicara, ia akan dihukum, diasingkan bahkan tak segan dibunuh. Mereka akan difitnah mencela Permaisuri.Saat ini Pangeran Baskara belum diangkat menjadi Raja, karena Permaisuri mengubah aturan kerajaan. Permaisuri mencoba menjadikan Pangeran Adisti sebagai
"Pangeran!!" Panglima Fatih yang masih berada di sekitar istana segera mendatangi kediaman Pangeran Baskara dan Putri Cendana, selama kehamilan anak pertamanya, Pangeran selalu berada di sisi istrinya. Ia tak pernah meninggalkan Putri Cendana, terlebih keadaan di istana sangat berbahaya."Ada apa?" tanya Pangeran Baskara, ia melihat sorot mata khawatir dari wajah Panglima Fatih, ia bahkan sudah bersiap dengan seratus orang prajurit yang berjaga di kediaman Pangeran Baskara. "Pemberontakan!! Mereka telah sampai di gerbang pusat kota!!" lapor Panglima Fatih."Pangeran, kau harus berlindung!! Ini jelas siasat licik sesorang untuk menjatuhkanmu!!"Pangeran Baskara menatap istrinya, "Tidak bisa, akan lebih bahaya jika aku keluar, istriku sedang hamil besar, ia takkan bisa pergi jauh!!" Pangeran Baskara memijit pelipisnya."Yang Mulia!!" Putri Cendana memegangi tangan suaminya, ia terlihat khawatir dan airmatanya mulai menggenang. Selama menikah, baru kali ini mereka dikaruniai seorang anak
"Pangeran, menyerahlah sehingga kami tidak perlu membunuhmu!!" Panglima Perang Ajisakti masih memakai kain penutup wajah, namun jelas Pangeran Baskara mengenali suaranya."Apa kalian tidak takut, jika ketahuan maka bukan hanya kalian, melainkan keluarga kalian pun akan dihukum atas pemberontakan ini!!" sahut Pangeran Baskara, ia terlihat tenang namun sorot matanya jelas memancarkan kilatan amarah. "Pangeran, tidak ada yang akan tau!! Karena masa kejayaanmu telah berakhir hari ini, tidak ada lagi yang peduli kepadamu!!" sahut Panglima Perang Ajisakti dibalik kain penutup wajah, ia bahkan mengejek Pangeran Baskara dengan senyuman yang ia sembunyikan. "Malang sekali nasibmu Pangeran!! Bahkan jika kau mengatakan siapa kami, maka kau hanya bisa mengatakannya kepada Raja yang telah mangkat!!" Salah satu Kapten yang berada di sisi Panglima Perang Ajisakti ikut mencemooh, jelas suatu penghinaan kepada anggota kerajaan. Pangeran Baskara mengepalkan tangannya dengan keras, ia harus menahan e
"Set!!" Ketika tangan Rama mengarah ke depan, beberapa peluru seketika melayang di udara, seolah terhentikan oleh waktu, sementara semua orang yang berada di sana terkejut, terpana, takjub, merasa takut dan perasaan lainnya."Apa~apa itu ilusi?""Bukan!! Peluru itu memang melayang!!""Apa dia penyihir?!""Kudengar Pangeran Baskara memang punya teman penyihir, tapi dia sudah mati puluhan tahun yang lalu!!""Lalu apa ini? Mengapa dia bisa membuat peluru-peluru itu melayang seperti itu!!"Rama tersenyum dan membuat peluru-peluru yang tadinya melayang, jatuh berserakan di tanah. Semua pasukan pengkhianat mundur seketika. Bahkan sekelas Panglima Perang Ajisakti saja mundur hingga tiga langkah. Dia begitu kaget dengan kekuatan yang Rama perlihatkan. Ada sedikit rasa takut yang kini menyelimutinya. Panglima Pernah Ajisakti sudha dijanjikan akan menjabat sebagai Menteri Pertahanan jika mampu mengambil plakat kerajaan, ia diperbolehkan membunuh Pangeran Baskara, jika Pangeran menolak memberik
"Sebaiknya kita pergi, kalau kita tertangkap sebagai pengkhianat maka seluruh keluarga akan dihukum mati!!" sahut pasukan pengkhianat yang berada bagian di belakang. "Kau benar, aku ikut pemberontakan ini hanya karena dijanjikan akan hidup nyaman, keluargaku sangat miskin, aku tak mau hidup susah, tapi jika begini keadaannya, aku lebih baik kabur!! Aku tidak ingin mengorbankan keluargaku!!" sahut pasukan pengkhianat yang lainnya.Rama terkekeh, pendengarannya cukup tajam sehingga bisa mendengar pembicaraan pasukan-pasukan pengkhianat itu. "Menyerahlah, jangan buat pasukan kalian menjadi pemberontak yang akan mengorbankan keluarganya!!" sahut Rama lagi.Pangeran Baskara menatap Rama, sudah menjadi aturan jika pemberontak akan dihukum beserta keluarganya. "Rama, apa kau berniat melepaskan mereka?" tanya Pangeran Baskara. "Pangeran, mereka hanya pasukan yang diimingi janji-janji manis, seandainya kehidupan mereka makmur, mereka bisa menjalani pendidikan, mereka takkan mungkin mau memb
"Tuan Muda, aku merasa pamanmu itu mirip dengan Adipati!! Pahlawan yang kita bantu sewaktu ditahan di alam Jien," bisik Fatta, ia menatap Bramasta Adipati.Rama mengangguk setuju, "aku juga merasa seperti itu, mungkinkah kebetulan? Karena katanya ada 7 orang di dunia ini yang mirip dengan kita," sahut Rama lagi. "Benarkah itu Tuan Muda, aku juga ingin menemukan kalau saja ada yang mirip denganku," kata Fatta penuh semangat. Rama hanya menatap Fatta sembari menggeleng pelan."Memangnya apa yang mau kau lakukan jika bertemu kembaranmu?""Aku akan berfoto dengannya dan pamer ke warga desa!!""Haish!! Ternyata kau hanya mau pamer!!"***Pagi itu di penjara kerajaan, Permaisuri Ayunda dan Panglima Perang Ajisakti ditahan, di penjara kayu yang bersebelahan."Permaisuri, apa-apaan ini? Apa kau tidak memiliki jalan keluar, apa kita harus berakhir di penjara seperti ini?" tanya Panglima Perang Ajisakti, bahkan ia kini statusnya sebagai Panglima Perang telah dicabut, membuat Ajisakti geram buk