Share

Pacar Dot Com
Pacar Dot Com
Penulis: green tea latte

1. Kondangan Mantan

Ballroom hotel saat ini tengah dipadati para tamu undangan, kurang lebih 2500 tamu undangan mengisi ruangan. Laras dan Aksa memang berasal dari keluarga terpandang yang memiliki kerabat dan relasi dari dalam maupun luar kota, jadi tak heran kalau acara resepsi ini digelar dengan meriah.

Di antara ribuan undangan itu ada Cakra yang datang bersama Lintang untuk memenuhi undangan. Sebenarnya Cakra malas bertemu orang-orang yang telah menghancurkan hatinya, Laras dan Aksa. Hampir tujuh tahun Cakra menjalin hubungan dengan Laras, tapi seenaknya Aksa menikung kekasihnya itu.

Lintang cukup kagum dengan kemeriahan acara tersebut, karena baru kali ini dia menghadiri acara semeriah itu, master ceremony, band, dan pengisi acara lainnya dibayar mahal untuk mengisi acara ini. Gaun pengantin menjuntai ke belakangan dengan indah, membuat Laras tampak lebih anggun.

Saat Lintang sedang mengagumi acara itu, tangan Cakra langsung menariknya ke atas pelaminan untuk basa-basi memberi selamat.

"Hm, hai. Selamat, ya," ujar Cakra memberi selamat sambil berjabat tangan kepada sepupu dan mantannya itu.

Laras tersenyum tipis. "Ini cewek kamu, Cak?"

Cakra mengangguk, lalu merangkul posesif pinggangnya Lintang.

"Cantik juga," komentar Aksa.

"Oh jelas, lebih cantik dari istri lo," ujar Cakra dengan bangga, padahal dalam hatinya, dia masih mengakui wanita paling cantik setelah mamanya itu adalah Laras.

Oh shit, dia mantan lo, move on.

Setelah memberi selamat, keduanya langsung turun dan keluar dari hotel itu, karena Cakra memang tidak berniat berlama-lama di tempat yang membuatnya panas itu.

"Ih, Cakra. Ngapain cepat-cepat pulang, kan aku belum makan," ujar Lintang setelah dia duduk di mobilnya Cakra.

"Nggak usah, kalau mau makan bisa makan di tempat lain."

Lintang mengerti bagaimana perasaan Cakra saat ini, sedikit banyak laki-laki itu sudah menceritakan bagaimana kisahnya dengan Laras.

"Move on kali, cantikan aku juga!"

Cakra meneliti wajah Lintang, lalu terkekeh pelan. "Laras tirus, kamu lumayan tembam, badannya Laras langsing, kamu agak berisi, hidungnya laras mancung, kamu sedikit pesek, dan Laras kulitnya putih, kamu kuning langsat. But over all, kamu lumayanlah untuk dibawa ke kondangan."

Mendengar perbandingan itu membuat Lintang kesal, bukan bawa perasaan, hanya saja Lintang tidak suka dibanding-bandingkan, sepertinya semua manusia pun tidak suka dengan hal itu.

Lintang langsung membuka pintu mobil. "Oke, aku pulang sendiri."

Melihat Lintang yang sudah menjauh, Cakra langsung mengejarnya, berkali-kali Cakra memanggilnya, namun tak dipedulikan oleh Lintang.

"Lin, sorry ... Aku nggak maksud, aku yang antar kamu pulang," ujar Cakra sambil mengejar Lintang.

Lintang pun menghentikan langkahnya, lalu menoleh. "Traktir aku makan yang banyak."

Cakra pun mengangguk, karena dia masih membutuhkan bantuan Lintang untuk dibawa ke acara keluarga selanjutnya.

Mereka langsung ke warung pinggir jalan, sesuai keinginan Lintang. Cakra pikir Lintang akan meminta traktir di restoran mewah, ternyata hanya makan sate di kaki lima.

"Pak, saya pesan sate dua porsi, bumbu kecap aja, nasinya seporsi tapi dibanyakin, terus minumnya teh tawar hangat," Setelah mengucapkan pesanannya, Lintang menatap Cakra, "Kamu mau apa?"

"Nggak usah, kamu aja yang makan."

Lintang duduk di depan Cakra. "Kamu nggak biasa makan di tempat kayak gini, ya?"

Cakra mengangguk. "First time."

"Sumpah? Hidup kamu nggak asik, enak tahu makan di tempat kayak gini."

"Memangnya bersih?"

Lintang memutar bola matanya. "Iyalah, Cak. Mereka juga pakai air bersih, bukan air sumur. Jangan men-judge makanan kaki lima itu semuanya kotor, tergantung kita memilih tempatnya."

"Lin, kamu main pacar dot com buat apa? Nggak laku?"

Ini salah satu hal yang Lintang tidak suka dari Cakra, kalau ngomong mulutnya pedas, kayak bon cabe level 30.

"Nggak, Cak. Jadi kan aku LDR, untuk usir rasa bosan, ya aku main situs itu, cari teman chat bukan cari pacar."

"Oh, pacarnya di mana?"

"Lanjut S2 ke Aussie."

Cakra mengangguk. "Hati-hati cowoknya selingkuh, LDR itu cobaannya berat, cuma orang-orang kuat yang bisa bertahan."

"Kayak kamu udah pernah LDR aja."

"Emang belum, tapi dari pengalaman teman-teman aku dulu gitu."

Tak lama kemudian sate yang dipesan pun datang, Cakra memperhatikan cara makan Lintang sama sekali tidak menjaga image, tapi hal itu membuat Cakra tanpa sadar menyunggingkan sebuah senyuman.

"Cak, kamu makan," Lintang langsung menyuapi sate ke mulut Cakra, yang membuat laki-laki itu langsung memuka mulutnya, "enak, kan?"

"Lumayan."

"Kamu nggak usah khawatir, makan di kaki lima nggak bikin masuk rumah sakit."

Cakra terkekeh pelan melihat perempuan seunik Lintang, namun tak lama kemudian muncul pesan di ponselnya, ternyata chat dari sang kakek.

Opa: Opa mau lihat perempuan yang datang sama kamu tadi, kita makan malam bareng besok.

Cakra menatap Lintang yang sedang menikmati makanannya dalam diam.

Haruskah aku kenalin dia ke keluarga besar?

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status