Share

Eps.11. Binggung Bilang Apa.

    Ivana mengejap berulang kali sambil mengatur nafasnya. Tak percaya kalau David menembaknya. Ivana baru pertama kali di tembak cowok. Selama sekolah tak pernah terlibat pacaran seperti cewek- cewek lainya. Karena Ayah dan Ibunya melarang berpacaran. Juga Ivana lebih fokuskan belajar dan mengikuti Extra kulikuler dari pada menanggapi cowok- cowok yang minta perhatian Ivana. Ia cuek hingga akhirnya para cowok yang menaruh hati padanya pelan- pelan mengundurkan diri. 

"Ini pertama kalinya  aku di tembak cowok Norma? Ternyata begini ya rasanya! Agak kliyengan di kepala ...." 

"Hahaha ...." 

"Kasihan amat lho ya ...." 

Norma tertawa puas. Meledek Ivana. 

"Ketawa terus !" 

Ivana menkerucutkan bibirnya. Puas menghina Ivana. 

"Iya ... ya Maaf," 

"Aku harus bilang apa ama Davjd? Binggung mau bilang apa?" 

"Tanya hatimu Ivana sayang, apa merasakan desiran aneh di dada?" 

"Aku deg- deg an sedari tadi! Apa aku jatuh cinta ya?" 

"Ya ampun kamu tuh polos bin lugu ya!" 

"Tuh kledek lagi deh Norma," 

"Hahaha ...." 

Ivana menimpuk bantal ke wajah Norma. Sebel sedari tadi di ledeki terus. 

"Aauuh ... sakit van! 

"Lagian dari tadi ledekin aku terus!" 

" Aku mau liat  perjuangan David mendapatkan aku!"  

"Eaaa ...." ledek Norma lagi. 

"Udah aah ... aku mau tidur. Besok mau  ke pantai Pattaya ye," 

Ivana meraih bantal dan memejamkam matanya. Sebenarnya ia tak ingin berpacaran dulu. Membahagiakan orang tua dan adik semata wayangnya lebih utama. Ivana juga punya impian menjadi Pramugari di luar negeri. Negeri impian Ivana di Dubay. 

****

Di kamar sebelah. 

David merasa gelisah, pernyataan cintanya belum mendapat respon. Hanya emoticon senyum. Maksudnya apa ini emoticon senyum? 

Menerimanya kah?  David tak bisa memejamkan matanya. Menunggu pagi untuk menemui Ivana. Tapi waktu berasa enggan beranjak.  Di lihatnya jam di tanganya masih dua belas. Mencoba memejamkan matanya. Lagi- lagi gagal. Ia putuskan membuat kopi hitam duduk di balkon kamar hotel. 

Memandang bintang berkelip dan bulan sabit di atas langit sana. Sambil membayangkan wajah cantik milik Ivana. 

Ia berdiri menyesap kopi. Lampu malam kota bangkok  begitu indah  Menyiratkan syahdu di hati David. 

'Aah Ivana ....' batin David. 

Sinar mentari menyembul di balik awan. Saat itu juga David tersenyum merekah. Kesempatan ketemu Ivana terbuka lebar. Ia gegas ke kamar mandi. Ritual mandi di lalukan pelan. Mengosok bagian tubuhnya  yang  rawan berdaki. Seperti tangan dan kaki. Merasa bersih di lanjutkan binggung harus memakai baju yang mana? Antara kemeja dan kaos. Apa ini efek jatuh cinta jadi serba salah?

David mendengus  kesal. Biasanya tak begini. Putuskan memakai pakai kemeja pendek motif polos warna merah hati. Ia pun mengaca. Tapi merasa seperti om-om mencari abg. David kembali menganti dengan kaos. Di padu dengan jeans  warna Navy.  Ia pun merasa pede. 

Ia menemui keluar dari kamarnya. Tapi kamar Ivana masih tertutup. David menengok jam di tanganya. Masih jam 7 pagi. Ia menepuk jidatnya sendiri. 

"Ya Tuhan, ini masih terlalu pagi untuk sebuah kata bilang cinta?!" 

Ia kembali masuk ke kamar. Merasa konyol kali ini. Tak taulah  kadang cinta bisa membuat orang jadi aneh. 

David kembali ke kamarnya. Menunggu suara keluar dari kamar sebelahnya. 

****

Norma mandi duluan. Ivana menatap gawainya sendiri. Ada chat dari David. Jam dua malam? 

'Biarin lah' batin Ivana kemudian menaruh hpnya di tas kecil slempangnya. 

Norma keluar dari kamar mandi. Dengan handuk basah di kepalanya. 

"David chat kamu lagi, Van?" 

"Iya, ada chat dari David jam dua," 

"Haah ... yang bener Van? 

"Iya bener," Ivana menganguk lemah. 

"Eh ... kasihan juga ya David. Kamu terima aja Van? 

"Aku nggak tau David karakternya orangnya seperti apa? Lagian juga aku ingin meraih impianku kerja di Maskapai Dubay. Ketika aku Diklat Ayahku sampai pinjem uang ke Bank. Juga  biaya aku mencari pekerjaan. Masa aku sebagai anak tak balas budi?" ucap Ivana sendu. 

Norma terharu mendengar omongan Ivana. Ia memeluknya untuk menguatkan temenya ini. Beda dengan dirinya walau Ayahnya sudah meninggal tapi ia tak pernah kesulitan ekonomi. Ibunya sukses sebagai usaha catering. 

"Ya udah ... mending kamu temenan dulu sama David. Karakternya seperti apa? Kalau dia beneran suka sama kamu dia pasti  serius sama kamu," 

"Iya Van,"

Ivana menunduk lemah.

"Ya udah sana mandi, jangan bengong terus nanti kemasukan cinta David baru tau rasa!" 

"Iyeee ...." 

Ivana berlari kecil ke kamar mandi. Menguyur tubuhnya di bawah shower. 

'Bener apa kata Norma, temenan dulu sama David. Tapi kalau aku jatuh cinta bagaimana?' Batin Ivana. 

Ia keluar kamar mandi dengan handuk basah di kepalanya. Meminjam hairdyer  Norma untuk mengeringkan rambutnya. 

Norma sudah siap. Ia mengenakan Dress selutut motif bunga. Di padukan cardigan pendek. Ia terlihat sangat cantik. 

Norma cantik sekilas mirip artis  Nabila Syakieb.Baik hati  Tapi orangnya konyol. Itu membuat Ivana betah- betah berlama- lama berteman denganya. 

Ivana dandan tipis, tapi  mengenakan sunblock. Menghindari efek sinar matahari yang kadang menganas. Biasa ia hanya mengenakan kaos dan celana Jeans. Rambut di kuncir kuda, di kasih poni miring. Terlihat manis. 

Mereka sudah siap. Memanggil temen di kamar sebelahnya. Ara, Tina, Nia ternyata sudah siap. Mereka bersiap ke pantai. 

"Semua udah siap kan?" 

"Iya ...." 

Mereka menjawab kompak. Mereka berlima naik mobil Hotel menuju pantai. David melihat mereka pergi hatinya serasa melengos. 

'Mau kemana dia?' Batin David.

David bertanya pada satpam hotel. 

"Pak rombongan cewek naik mobil mau kemana ya?" 

"Mereka mau ke pantai Pattaya!" 

Deg. 

Bukannya pantai Pattaya banyak cowok cakep ya?

'Ya Tuhan ... Ini tak boleh terjadi. Aku harus menyusul ke sana!' Batin David. Tak jauh dari hotel ada taksi lewat. Ia segera menyetopnya. 

"Taxi ...." panggil David. Taxi berhenti di depan David. Ia membuka pintu dan masuk. 

"Sir, please  go to beach pattaya." 

"Yes sir," 

Jantung David serasa berpacu. Ia tak sabar untuk sampai ke sana. Macet menghalangi Taxi melaju cepat. 

'Duuh macet lagi,' batin David kesal. 

Cemburu menguasai hati David. Ingin rasanya sampai ke sana dan menarik tangan Ivana pulang. Untungnya dia sendiri yang pake Jeans sedangkan temenya mengenakan Dres selutut. Seandainya dia pake dres David tak rela. 

David menarik nafas pelan. Melonggarkan pernafasan. Melihat Ivana ke pantai Pattay membuatnya naik darah. 

Juga kenapa dia tak menbalas chatku sih? 

David berperang dalam pikiranya sendiri. 

Lampu merah menyala berganti hijau. Sopir Taxi melaju cepat. Tak sabar sampai di pantai Pattaya. Pantai Nan indah banyak di kunjungi para Turis. Para turis barat suka dengan Keindahan pantai Pattaya. Akhirnya David sampai di Pantai Pattaya. 

Tapi dimana Ivana?' 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status