Share

Eps. 12.

    David mengedarkan pandangan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis manis itu tak di temui. Sepanjang mata memandang tak ada yang memakai kaos putih dan Celana jeans. Yang ada wanita dengan pakaian menutupi Bagian sensitif atas bawah. 

David menahan yang mata yang terasa mengiurkan untuk di pandang. Perempuan adalah keindahan. Wanita berseliweran mengenakan pakaian kurang bahan juga keindahan. 'Eeh' 

'Astaghfirullah ... fokus cari Ivana' batin David. 

David berjalan di pinggir pantai. Sesekali cewek turis menyapanya dan mengajaknya berkenalan. David melayani sekedar  basa basi, tapi matanya tak lepas mencari Ivana. 

Tak hanya turis wanita, pengunjung laki- laki di sini juga  mengenakan celana pendek juga memperlihatkan roti sobeknya. Membuat David tak bisa membiarkan Pujaan hatinya melihat itu. Membayangkan saja udah membuat hati cenat cenut. Ingin menyeret Ivana dari tempat ini. Tapi emang aku  siapanya Ivana ya? Eh' 

David melawan pikiranya sendiri. Pusing dan lelah mencari Ivana. Akhirnya ia duduk di teras Cafe tak jauh dari pingir pantai. Pelayan menawari minuman pada David. Ia menganguk dan memesan soft drink. Tak lama kemudian Minuman datang. Dari kejauhan terlihat seperti sosok Ivana dan temen- temenya. 'Eeh tapi mereka memakai kaos ketat memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Hanya Norma yang terlihat masih sopan. 

Api cemburu langsung membakar hati David. Tak rela tubuh pujaan hatinya di liat beribu pasang mata di sini. David berlari kecil berdiri di hadapan Ivana. 

Ivana shock tau David ada di depanya. Matanya membulat mulut mengangga. 

"Mas David!" 

"Iya, aku!" 

Matanya sakit melihat Gadis pujaanya pakai kaos singlet ketat celana pendek atas paha. Sungguh tak rela. 

"Bisa kita bicara Van?" Suara David parau. 

Temen- temen pergi duluan tak ingin menganggu obrolan David dan Ivana. Norma, lisa  Ara dan Tina melengang duduk dipan bawah payung pantai. 

"Emm ada apa ya, aku mau duduk di dipan bawah payung nih. Udah panas banget hawanya!" 

"Panas tapi masih pakai  mengumbar Aurat gitu!" Ketus David. 

Wait? 

"Mas David ngomong apa ya?" 

"Van, Ayo pulang ... tak baik kamu di sini. Memakai pakaian menonjolkan bagian tubuhmu !" 

Ivana seperti tak ada gunanya ngobrol bersama David. 

"Maaf permisi Mas David!" 

 Ivana lewat di hadapan David Tapi sebelum berlalu dari hadapanya David menepuk tengkuknya. Seketika Ivana pingsan. Ia melepas jaket  menutupi tubuh Ivana. Kemudian membopongnya meninggalkan area pantai. 

Norma celingukan mencari Ivana. 

"Lis, Ivana kemana ya? Ko nggak kelihatan?" Mereka berempat sontak celingukan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis berambut sebahu tak ada tanda- tanda di pantai ini. Mereka segera mencari Ivana, juga menghubungi petugas pantai. Petugas melihat gadis yang mereka maksud di bawa laki- laki bertubuh atletis memakai kaos rapi dan memakai topi. 

Mereka semua berpandangan. 

"David !!" Seru mereka bersama. Mereka berempat gegas mencari taksi. Saat taksi lewat di hadapanya langsung di hentikan. 

"Kita mau cari Ivana kemana?" tanya Lisa panik. 

"Kita ke hotel dulu, cek barangnya David. Baru lapor polisi!" 

Mereka setuju. Dan sopir taksi segera melaju ke Hotel.

Ivana mengejap matanya berulang kali. 

'Ini seperti di Hotel' batin Ivana. Celingukan mencari keempat temenya. 

Tak ada siapapun. Tadi bersama David? Kini sendirian. Ivana meraba pakaian sendiri masih utuh. Tak ada yang berubah. Ia bisa bernafas lega. Tak ada tanda- tanda orang lain menncicipi tubuhnya. 

"Ceklek" David dari kamar mandi, rambutnya juga basah. Ivana  ketakutan ia menutupi tubuhnya sampai ke leher. 

"Nggak usah takut! Aku tak menyentuhmu sebelum kamu halal untukku, manis!" ucap David sambil mengerlingakan matanya sebelah.

Ivana jengah melihat tingkah David. Otak Ivana bereaksi ini seperti tempat hotel dirinya menginap. Dari model ruangan, furnitur, juga Bed kasurnya sama seperti kamar hotel dirinya menginap. Ia berani menatap David. 

"Ini di Bangkok Internasional hotel?" 

David tersenyum polos. 

"Iya ...." 

"Kenapa kau membuatku pingsan tadi? Ivana tak terima kesenanganya terganggu. 

"Aku tak rela, kalau tubuh Calon istriku di liat beribu pasang mata laki- laki!" 

"Aku tak mau jadi calon Istrimu!" 

Sungut Ivana kesal. Tapi David malah cengegesan. 

"Tapi Ibu dari Anaku ...." ucap David tersenyum lebar. 

Ivana menatap David tajam. Ia malah merasa  puas meledek Ivana. 

Merasa ini tempat dirinya menginap, Ivana tak takut menghadapi David. Beranjak dari bed menuju pintu. Ternyata tak di kunci. 

"Hei ... mau kemana? Setidaknya terima kasih udah menyelamatkanmu?

What? 

Ivana berbalik badan dan menatap David tajam. 

"Yang ada kamu menganggu kesenanganku dan membatalkan liburanku!" Sungut Ivana kesal. 

Ia melangkah keluar dengan perasaan dongkol di dada. Untungnya kunci dirinya yang bawa. Coba kalau Norma? Ia di kira cewek bookingan menawarkan tubuh.

Ivana masuk kamarnya sendiri. Kamar David dan dirinya bersebelahan. Ia meraih gawainya di dalam tas. Menghubungi Norma dan temen-temenya. Takut mereka khawatir. 

Drrrt ...  

Norma mengangkat panggilan Ivana. 

"Haloo Van? Gimana keadaan kamu? Kami mau kehotel terus ke polisi melaporkan kamu, tapi kamu bisa telepon? Ivana kamu baik- baik saja kan?" 

Suara panik Norma terdengar jelas di telinga Ivana. Ia  sedikit terharu dengan perhatian temen- temenya. 

"Iya, aku baik-baik saja. David membawaku ke hotel kita menginap!" 

"Kamu juga nggak di apa-apain David kan?" 

"Alhamdulilah nggak, aku masih utuh luar dalam," 

"Alhamdulilah ...." 

Terdengar mereka mengucapkan syukur. 

Temen- temen Ivana segera menyusul Ivana ke hotel. Saat di hotel bernafas lega. Ternyata temenya masih utuh, tak ada bekas luka di tubuhnya. Mereka takut Ivana di perkosa. 

Mereka bergantian memeluk Ivana. Ara tidak terima pada David telah menculik Ivana. Ia berniat melabrak David. Tapi lenganya di tahan Ivana. 

"Tak tak terima aku, David menculik kamu! Kita kan berlibur. Eeh kamunya di culik?!" 

"Udah Ara, jangan buat keributan di sini! Nnti nama bangsa kita yang kena! Yang sabar aja deh, lagian juga aku nggak apa- apa," 

"Hmmm ya udah deh, mending kita packing aja lah. Nanti sore kita kembali ke Jakarta," 

"Ya deh. Mungkin liburan di pattaya harus di tunda dulu. Di lain kesempatan," kata Norma bijak. 

Bersambung.. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status