Share

Bab 149

Author: Elenor
Dia bahkan tidak melirik Clara.

Jelas saja, permintaan maafnya tidak untuk dirinya.

Perhatian Doni tidak tertuju pada Clara, jadi dia tentu saja tidak peduli dengan detail ini. Dia menjawab, "Hanya beberapa menit saja, nggak masalah."

"Pak Doni sungguh pengertian." Dylan berdiri dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang semua sudah lengkap, jadi jangan buang-buang waktu lagi. Ayo kita mulai."

Edward lalu menambahkan dengan sopan, "Sekali lagi, kami minta maaf, Pak Dylan."

Dylan mendengus dingin, menarik Clara dan meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu.

Melihat Dylan memeluk Clara dengan erat, Edward melihatnya, tapi langsung membuang muka, jelas tidak peduli.

Namun, Dani melirik mereka berdua beberapa kali lagi.

Di antara kelompok itu, Edward dan Vanessa yang menjadi pusat perhatian.

Ketika mereka tiba di jalur pengujian, staf melaporkan dengan hormat, "Pak Edward, Bu Vanessa, kami sudah siap."

Sikap ini jelas memperlakukan Vanessa sebagai istri bosnya.

Edward: "Mari kita mulai."

"Ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Puji Handayani
kpan sih Edward tuh baca map perceraian dr Clara, lama bangettttt
goodnovel comment avatar
So Tuna
ya lama banget, Thor nye suka main citer teler2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 150

    Ketika dia meninggalkan X-Tech dan masuk ke mobil, Dylan masih marah.Dia sepertinya teringat sesuatu dan tanya pada Clara, "Ngomong-ngomong, siapa perempuan yang pakai jas dan berdiri di belakang Vanessa itu? Kulihat dia seperti nggak suka lihat kamu. Apa kamu kenal dia?"Clara: "Sepupunya Vanessa."Dylan pun terdiam."Edward nggak cuma izinkan Vanessa datang ke X-Tech, tapi dia bahkan terima anggota keluarganya juga ke X-Tech? Kalau terus seperti itu, sekalian saja ubah nama pemiliknya jadi Keluarga Gori."Clara juga merasakan hal yang sama.Tapi dia hanya jawab, "Iya."Mengingat besarnya cinta Edward pada Vanessa, mungkin saja suatu saat dia akan memberikan X-Tech padanya.Jadi wajar saja dia biarkan Keluarga Sanjaya bekerja di X-Tech.Dylan sangat marah hingga tidak sanggup lanjut bicara lagi. Makin dibicarakan, dia hanya akan makin marah.Malam harinya, untuk mengevaluasi hasil situasi pengujian mobil kerja sama antara perusahaan Edward dan Dylan, Clara dan Dylan pulang ke rumah l

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 151

    "Oke."Pada Sabtu pagi, Clara pulang ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan bersama dan bertanya tentang situasi proyek baru pamannya.Setelah memastikan tidak ada masalah, Clara merasa lega.Sekitar jam dua siang, dia melaju menuju ke perkemahan.Saat Clara tiba, Dani dan Tania juga telah tiba.Orang-orang yang dibawa oleh Dani membantu mendirikan tenda dan pemanggang untuk barbeku.Baru-baru ini, turun salju selama beberapa hari dan gunung-gunung tertutup salju.Ketika melihatnya datang, Tania langsung menghampirinya dan menariknya sambil mengatakan bahwa dia ingin membuat manusia salju bersamanya.Clara dulu sering membuat manusia salju dengan Elsa.Tidak sulit bagi Clara untuk membuat manusia salju.Tak lama kemudian, mereka membuat manusia salju kecil.Tania bahkan secara khusus menyiapkan syal untuk manusia saljunya itu. Setelah membuat manusia salju, dia berlari untuk meminta pengasuhnya mengambilkan syal itu dan wortel.Dani berjalan menuju arah Clara.Clara melihatnya dan ti

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 152

    Saat itu sudah benar-benar gelap.Suhu di pegunungan semakin dingin.Setelah menyimpan ponselnya, Dani berbalik dan melihat Clara dan Tania sedang bersandar satu sama lain sambil makan dan mengobrol. Dia berbalik dan mengeluarkan dua mantel tebal, satu besar dan satu kecil dari tenda.Yang besar diberikan kepada Clara.Clara melihatnya dan berkata, "Aku nggak kedinginan...""Pakai saja." Dia mengibaskan mantelnya, dengan santai menyampirkannya di bahu wanita itu, dan kemudian mengenakan mantel yang lebih kecil pada Tania.Clara memang tidak kedinginan, tetapi setelah mengenakan mantel tebal, sebagian besar angin gunung terhalang dan dia memang merasa lebih hangat, jadi dia tidak melepasnya.Setelah selesai memanggang, pesta api unggun pun siap dimulai, jadi mereka pergi ke sana.Begitu mereka sampai dan melihatnya, seseorang tak kuasa menahan diri untuk berkata, "Wah, kalian bertiga sungguh keluarga yang harmonis."Clara berhenti sejenak dan menjelaskan, "Kami bukan keluarga."Orang-or

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 153

    Di mobil orang lain, Clara tidak dapat tidur nyenyak jadi dia hanya tertidur beberapa menit. Ketika membuka matanya dan melihat Dani sedang menarik tangannya, dia tidak banyak berpikir dan hanya bertanya, "Apa kita sudah sampai?""Hampir."Dua menit kemudian, mobil tiba di pintu masuk rumah sakit. Dani keluar dari mobil sambil menggendong Tania dan berkata kepada Clara, "Biarkan orangku mengantarmu pulang?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku bisa menyetir sendiri."Dani tidak memaksanya.Setelah masuk ke dalam mobil dan hendak pulang, ponselnya berdering. Itu adalah pesan dari Edward, [Nenek akan pergi mengunjungi Nenek Hermosa, dia menyuruh kita bertiga untuk datang bersama.]Dia tidak dapat mengabaikan pesan ini.Dia mengambil ponselnya dan langsung menelepon Edward.Edward segera mengangkat telepon, "Halo."Clara berkata, "Aku akan pergi jemput Elsa sekarang."Maksud dari ucapannya sebenarnya adalah dia tidak berpikir bahwa Edward akan datang ke Kediaman Keluarga Hermo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 154

    Edward tidak melihat ke arah Clara, dia mengusap hidung kecil Elsa dengan lembut. "Ayah sibuk, kamu dengarkan saja mamamu dan patuh.""Iya." Elsa berkata dengan enggan, lalu menoleh dan melirik Clara. Saat dia berjalan ke arah Clara, dia mengulurkan tangannya ke arah Clara dan memintanya untuk memegang tangannya.Ini terhitung sebagai mengambil inisiatif untuk berdamai dengannya.Clara menjabat tangannya, menyapa pelayan rumah, lalu berjalan keluar.Ketika mereka tiba di Kediaman Keluarga Hermosa, Nenek Anggasta sudah berada di sana beberapa saat.Melihat hanya ibu dan anak perempuannya yang ada di sana dan Edward tidak ikut, wajah Nenek Anggasta langsung menjadi gelap, "Di mana Edward? Apa dia sibuk lagi?"Clara menjawab, "Iya, Nek."Nenek Anggasta dengan marah mengangkat ponselnya untuk menelepon Edward. Nenek Hermosa sudah tahu kalau mereka berdua akan bercerai, jadi dia juga berpikir kalau Edward tidak perlu datang.Dia menghentikan Nenek Anggasta dan berkata, "Dia sedang sibuk, ja

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 155

    Tak ada sepatah kata pun yang diucapkan tentang hal itu.Setelah menyelesaikan panggilannya, Clara bersin lagi.Bibinya, Arini Sigit, khawatir dia masuk angin, jadi dia membuatkan semangkuk sup jahe. Setelah Clara meminumnya, dia merasakan kepalanya menjadi lebih berat dan segera tertidur.Ketika bangun, Clara mendapati dirinya terkena demam.Dia demam tinggi, hingga membuatnya pusing.Elsa mendekat padanya, tampak sedikit khawatir, "Ma, apa Mama sakit?"Clara berkata, "Iya."Nenek Anggasta juga sangat khawatir, dan ingin membawanya kembali ke Kediaman Keluarga Anggasta agar dapat segera diperiksa oleh dokter keluarga mereka. Nenek juga mengatakan bahwa dokter itu dapat menyembuhkan dengan cepat.Nenek Hermosa merasa penyakitnya sudah terlalu parah dan tidak bisa ditunda terlalu lama, jadi dia memintanya untuk ikut dengan Nenek Anggasta pergi ke Kediaman Keluarga Anggasta untuk diperiksa oleh dokter itu.Setelah sampai di sana, dokter itu langsung datang memeriksanya dan meresepkan oba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 156

    Dalam surat cerai pun, dia dengan jelas menyatakan dia tidak ingin apa pun.Dia bahkan tidak meminta pembagian harta dan hak asuh Elsa, dia pikir Edward akan segera memberitahunya untuk daftar surat cerai.Tetapi sudah sekitar tiga bulan sejak dia kembali ke rumah setelah meninggalkan surat gugatan perceraian, tapi belum ada jawaban dari Edward.Memikirkan hal itu, Clara mendongak dan hendak bertanya kepadanya ketika terdengar ketukan di pintu.Kemudian, suara Dustin terdengar dari luar pintu, "Kakak ipar, kudengar kamu sakit. Apa kamu sudah baikan?"Sebelum Clara bisa mengatakan apa pun, Edward berkata, "Masuk saja."Banyak sekali orang yang keluar masuk kamar tadi, jadi pintunya tidak tertutup.Mendengar kata-kata kakaknya, Dustin segera masuk dan menyapa Edward terlebih dahulu, "Kak."Edward berkata, "Iya."Mata Dustin tertuju pada Clara. Clara dan Dustin jarang bersama. Dia tahu Dustin peduli padanya tetapi tidak tahu harus berkata apa, jadi dia berbicara lebih dulu, "Sudah lumayan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 157

    Clara terdiam, tidak berkata apa-apa, lalu mengambil kertas ujiannya.Nilai Dustin cukup bagus dan fondasinya cukup kokoh. Clara mengambil dua kertas ujiannya dan melihatnya. Setelah itu, dia memberi tahu Dustin di mana letak kesalahannya."Kak, kamu hebat sekali. Terima kasih, Kak!"Setelah mengerti, Dustin berjongkok di depan sebuah meja kecil dan mengerjakan soalnya tanpa memedulikan penampilannya.Setelah menyelesaikan soal-soal fisikanya, dia menyimpan buku-buku dan pulpennya lalu berkata, "Oke, akhirnya aku bisa bermain dengan ponselku!"Clara tersenyum dan meletakkan koran yang hampir selesai dibacanya. Dia merasa sedikit lebih baik dan berpikir untuk naik ke kamarnya mencari buku yang bisa dibaca untuk menghabiskan waktu. Dustin datang dan berkata dengan suara pelan, "Kak, dewiku ikut lomba balap mobil lagi beberapa waktu lalu. Kali ini, dia bahkan lebih keren. Aku punya videonya. Kamu mau lihat?"Clara terdiam sejenak, senyum di wajahnya sedikit memudar, lalu berkata: "Nggak,

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 263

    Melihat Edward dan Vanessa, mata Dani tertuju kembali pada Clara.Melihat ekspresi Clara yang tidak berubah sama sekali saat melihat mereka berdua, dia menundukkan kepalanya, tersenyum ringan, dan berkata, "Aku akan ke sana sebentar."Clara dan Dylan mengangguk.Dani baru saja mengobrol beberapa patah kata dengan Edward dan Vanessa ketika Doni tiba.Saat melihat Vanessa, Doni tanpa sadar berjalan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan tersenyum, "Pak Doni.""Bu Vanessa."Doni akhir-akhir ini sangat sibuk dan dia sudah lama tidak bertemu dengan Vanessa. Ketika dia melihatnya sekarang, sekilas keterkejutan kembali terpancar di pandangannya. Dia menatapnya lagi beberapa kali sebelum menyapa Dani dan Edward.Morti Group sekarang menjadi mitra yang sangat penting bagi Wijaya Group.Setelah mengobrol sebentar dengan Dani, Doni pergi ke Dylan dan berinisiatif untuk menyapanya.Setelah menyapa Dylan, dia menyapa Clara dengan acuh tak acuh, "Bu Clara."Clara tersenyum namun tidak berkata apa-apa.U

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 262

    Vanessa melihatnya dan tidak peduli.Dani melunakkan sikapnya terhadap Clara hanya karena kerja samanya dengan Morti Group.Gading dan Vanessa memiliki pemikiran yang sama.Itu adalah ketiga kalinya Andrew melihat Clara.Dia berkata, "Jadi wanita itu adalah pacar Kak Dani?""Uhuk!" Gading hampir tersedak sendiri saat mendengar hal itu, "Pacar apa? Mereka nggak punya hubungan apa-apa, jangan bicara sembarangan."Andrew baru saja tiba di ibu kota dan tidak tahu banyak hal.Gading dan Vanessa sama-sama berpikir itu karena dia melihat Clara yang cantik, dan berdampingan dengan Dani, jadi dia pun menebak Clara adalah pacarnya Dani."Oke."Setelah Dani melihat wanita itu, perhatiannya selalu tertuju padanya.Jadi, Andrew pikir mereka berpacaran.Akan tetapi, meskipun mereka sekarang bukan pacar, Dani sepertinya memang menyukai wanita itu, bukan?Dani telah menyadari tatapan Vanessa dan Gading yang sedang memperhatikannya.Melihat rapat akan segera dimulai, dia pamit pada Clara dan hendak per

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 261

    Andrew berkata, "Semua orang tampaknya sangat menghormati kakakku."Karyawan yang mengantarnya masuk tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Bu Vanessa sangat cakap dan semua orang di tim kami sangat menyukainya."Apalagi, karena hubungan antara Bu Vanessa dan Pak Edward, kesejahteraan harian tim mereka juga sangat terjamin.Tentu saja, dia tidak mengatakan bagian yang itu.Mendengar orang lain memuji kakaknya, Andrew tersenyum gembira dan merasa bangga.Namun, dia tidak berniat untuk mengganggu pekerjaan Vanessa.Dia berkata, "Bawa aku ke tempat lain saja.""Baik."Andrew dan karyawan itu berjalan keluar, lalu bertemu dengan Dani yang baru masuk.Karyawan yang mengantar Andrew buru-buru menyapa Dani, "Pak Dani."Dani mengangguk dan melirik Andrew di sampingnya. Dia melihat Andrew memiliki wajah yang agak kekanak-kanakan dan cara berpakaiannya tipikal pelajar pada umumnya. Dia tidak tampak seperti seorang karyawan. Dia langsung bisa menebak identitas Andrew.Tetapi dia tidak mengatakan apa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status