Menurut Lily, Clara pasti iri pada Vanessa yang telah merebut Edward, makanya dia menghalangi Vanessa masuk ke Morti Group.Clara tidak berpendidikan dan bodoh, tetapi dia tetap tahu bagaimana menggunakan trik licik seperti ini, memikirkan ini, dia merasa Clara sangat lucu.Sepertinya bukan hanya dia, Edward pun pasti juga merasa seperti ini ‘kan?Sayangnya Clara sama sekali tidak menyadari hal ini, mungkin saja dia sekarang masih berbahagia karena sudah berhasil menghalangi rencana Vanessa.Saat memikirkan kemampuan Vanessa, dan teringat pada Clara, Lily menyadari bahwa mereka berdua sama sekali tidak pantas dibandingkan.Ervan menghela napas berat: “Aku tahu.”Dia juga berpikiran sama dengan Lily.“Tapi dia nggak mau dengar.”“Dia benar-benar… “Memiliki sifat yang sama dengan ibunya itu.Kata-kata ini tidak keluar dari mulut Lily, lagipula, setiap teringat orang itu, dia merasa tidak senang.“Mengenai Cuap… ““Mengenai ini tanya saja pada Vanessa setelah dia pulang.”Ervan juga sang
Staf perusahaan Edward sangat banyak, jadi selalu sibuk.Pada dua hari ke depannya, Edward pun tidak pulang ke rumah karena ada urusan, sehingga Elsa yang berada di rumah sangat bosan, dia lalu tidak tahan dan menelepon Clara lagi.Setelah sibuk selama dua hari, masalah sebelumnya, bagi Clara sudah berlalu.Melihat telepon Elsa, dia langsung mengangkatnya.Elsa: “Mama kapan mau pulang ke rumah… “Mengetahui Edward tidak ada di rumah, setelah pulang dari kantor, Clara pun pulang mengunjungi Elsa sebentar.Begitu Clara pulang ke rumah, Elsa sangat senang, dia langsung menceritakan berbagai hal menarik yang terjadi di sekolah, dia pun menceritakan gim yang akhir-akhir ini disukainya, dan bahkan ingin mengajari Clara cara memainkannya.Setelah dia menyelesaikan PR-nya, apapun yang ingin dimainkan Elsa, asalkan tidak membahayakan, Clara selalu menurutinya, bermain bersamanya.Clara hanya perlu melihat Elsa memainkannya sebanyak dua kali, dan langsung bisa memainkan gim itu selama satu jam l
“Jangan gitu, Mama pulang temani Elsa dong? Vila Air Panas itu jauh banget, aku pasti bosan sendirian duduk di mobil.”Clara terdiam sejenak.‘Sudahlah.’“…oke.”Akhir-akhir ini Morti Group sedang mengembangkan aplikasi baru, setelah makan, Dylan meneleponnya untuk mendiskusikan beberapa masalah teknis.Edward dan Elsa tampak berbicara di ruang tamu, Clara berjalan ke luar untuk mengangkat telepon.Setengah jam kemudian, Clara baru selesai menelepon.Elsa menatapnya, dan berkata: “Akhir-akhir ini ada banyak yang telepon cari Mama, setiap malam pun Mama sibuk telepon, dulu Mama nggak gini… “Edward yang mendengar ini, langsung menatapnya juga.Sebelumnya, Clara sangat jarang menelepon orang lain.Apalagi menelepon begitu lama.‘Apa jangan-jangan Bu Clara selingkuh?’‘Ini…’‘Harusnya tidak mungkin, ‘kan?’Dengan perasaan Bu Clara yang dalam terhadap Edward, seharusnya tidak mungkin berselingkuh.“Ada sedikit urusan.” Clara tidak menjelaskan: “Aku mau ke lantai atas urus kerjaan dulu.”El
Edward yang tidak kunjung datang, membuat nenek Keluarga Anggasta marah, Elsa juga tidak senang.Akan tetap Clara terlihat tidak masalah sama sekali, dengan tenang dia menyeduh teh untuk nenek Keluarga Anggasta, lalu berkata: “Mungkin ada urusan mendadak di kantor, jadi nggak bisa datang.”Suasana hati nenek Keluarga Anggasta sedang tidak bagus, jadi malam itu dia tidur lebih cepat.Sementara Elsa berusaha menelepon Edward beberapa kali, tetapi tidak diangkatnya.Keesokan paginya.Saat Clara bangun tidur, tidak ada orang di sisinya.Entah ke mana perginya Elsa.Setelah Clara mandi, lalu keluar dari kamarnya dan mencari kemana-mana, dia tetap tidak menemukan mereka.Setelah bertanya dia baru tahu karena Edward tidak datang, Elsa merasa bosan, jadi pagi-pagi dia sudah turun gunung bersama pelayan, bermain di tempat lain.Sementara nenek Keluarga Anggasta kemarin malam terkena angin malam, dan jatuh sakit, jadi saat tengah malam kepalanya sakit parah, oleh karena itu, dia langsung pulang
Pada akhirnya, tunangan cewek itu datang dan menghentikannya, mereka pun mulai bertengkar.Sesaat setelah itu, keluarga cewek itu pun datang.Tampaknya Raisa benar mengenai keluarga cewek itu kaya, mereka tampak sombong di depan Keluarga Gori, Ervan pun terlihat merendah, seakan ingin berdamai dengan mereka, tetapi pihak cewek menolak untuk mendengarnya, dan langsung menampar Ervan.Raut wajah Keluarga Gori seketika tampak menggelap.Tampaknya, mereka dihina keluarga cewek itu.Tepat saat ini, Edward muncul.Dia langsung membuka mantelnya, dan menggunakannya untuk menutupi badan Vanessa, lalu menoleh ke arah orang tua cewek dan berbicara, kemudian menggendong Vanessa dan pergi tanpa menoleh ke belakang.Sejak kemunculan Edward, wajah keluarga cewek itu langsung berubah.Melihat Edward yang beranjak pergi, mereka mengejarnya seakan mau menjelaskan, tetapi dihalangi oleh pengawal yang disiapkan untuk pesta itu.Di akhir video, keluarga cewek itu yang awalnya sombong pun berubah menjadi s
Setelah bangun keesokan harinya dan sarapan, Clara pergi bekerja seperti biasa.Ketika dia sedang makan siang, Elsa meneleponnya.Ini adalah pertama kalinya Elsa menelepon setelah diam-diam meninggalkan Vila Air Panas.Clara mengangkat teleponnya."Mama."“Iya.” Clara lanjut bertanya, “Apa kamu sudah makan?”“Aku baru saja selesai makan!”Pagi itu di Vila Air Panas, Elsa menerima telepon dari Vanessa, mengatakan bahwa dia dan ayahnya sedang pergi bermain. Dia bertanya apakah Elsa ingin ikut dan bergabung dengan mereka.Dia langsung setuju.Saat Clara sedang tidak memperhatikannya, dia menyelinap pergi.Mereka bermain dengan sangat gembira, dan baru kembali ke kota kemarin sore.Tetapi mereka tidak pulang tadi malam.Ketika berangkat ke sekolah pagi ini, dia baru teringat pada mamanya dan merasa sedikit bersalah. Dia khawatir Clara akan marah, jadi dia meneleponnya.Namun, dia merasa lega ketika mamanya bertanya apa dia sudah makan dan tidak terlihat marah karena dia menyelinap pergi ha
Setelah pemeriksaan tiket dan memasuki ruang pameran, ternyata suasana sudah cukup ramai.Ruang pameran sangat luas, dengan beragam teknologi seperti pesawat tanpa awak, mobil terbang, dan robot simulasi.Ada banyak sekali yang dipamerkan, setiap teknologi memiliki fokusnya masing-masing. Begitu Clara dan rekan-rekannya masuk, mereka langsung terpesona oleh pemandangan itu.Dylan memang cukup terkenal, begitu mereka tiba, orang-orang langsung datang untuk menyambutnya satu demi satu.Dia juga tidak lupa untuk mengenalkan beberapa orang sebagai koneksi pada Clara.Ketika Clara menyapa orang-orang itu dengan senyuman, posisinya sedang menghadap pintu masuk ruang pameran, jadi dia tentu saja bisa melihat Vanessa dan keluarganya yang baru saja memasuki ruang pameran.Vanessa juga melihatnya dan terhenti sejenak.Dia tidak menyangka Clara juga akan ada di sana.Bagaimanapun, pameran semacam itu adalah ajang komunikasi yang diimpikan oleh para ahli teknologi.Setiap undangan sangat berharga.
Mendengar nada bicara Aris yang sepertinya tidak senang pada Vanessa, jadi dia melirik Clara lalu bertanya pada Aris, "Apa Pak Aris punya dendam pada Keluarga Gori?"Aris menggelengkan kepalanya. "Nggak juga, hanya saja Citra Diandra, gadis yang bertengkar dengan Vanessa tadi malam, adalah putri dari teman lamaku. Sejak kecil aku sudah sering ketemu dia. Citra memang agak eksentrik, tapi dia bukan orang yang sembarangan tuduh.""Tunangannya, Anthony Nisa, dekat dengan seorang gadis beberapa tahun yang lalu. Dia bahkan hampir batalin pertunangannya dengan Citra. Tapi kemudian aku dengar kabar bahwa gadis itu, entah gimana bisa kenal Edward Anggasta dan berhenti berhubungan dengan Anthony."Yang dimaksud Aris adalah Vanessa sudah merusak hubungan Citra dengan Anthony, tunangannya. Tetapi kemudian, setelah Vanessa mendapatkan lelaki yang lebih tinggi statusnya, dia meninggalkan pria itu.Hanya saja yang membuat Aris Sutanto marah bukanlah peristiwa itu, melainkan kejadian tadi malam.Dia
Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak
Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo
Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya
Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji
Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel
Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya
Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,
Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di
Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber