Share

Bab 5

Author: Dandelion
last update Last Updated: 2025-12-18 13:09:58

Sore harinya saat jam pulang kerja tiba, Sekar tidak langsung keluar dari ruangannya. Padahal ia termasuk karyawan yang akan pulang saat jam pulang tiba kecuali jika ia harus lembur. Sama seperti saat berangkat pagi tadi, wanita itu lebih memilih untuk menuju area parkir saat tempat itu sudah sepi.

Namun lagi-lagi pilihannya justru mempertemukannya dengan Jagat, karena lift yang ia naiki lagi-lagi ada pria itu di dalamnya.

“Kebetulan macam apa ini?” Batinnya terus berbicara setiap kali bertemu dengan si pimpinan baru.

Ia sungguh tidak mengerti dari banyaknya kebetulan di dunia ini, kenapa akhir-akhir ini harus selalu mengaitkannya dengan Jagat? Dari mulai malam di hotel, pergantian pimpinan perusahaan, bahkan sampai perkara menaiki lift saja berkaitan dengan pria itu.

“Kamu ada lembur?” Tanya Jagat. Pria itu heran dengan Sekar yang baru akan pulang saat perusahaan sudah sangat sepi.

“Tidak, Pak. Saya hanya menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya selesai sebelum jam pulang.” Sekar berbohong. Semua pekerjaannya telah selesai sebelum jam pulang tiba, tapi ia sengaja mencari-cari pekerjaan agar bisa pulang terlambat.

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Jagat tidak lagi bertanya dan Sekar pun tidak mencoba bertanya balik pada pria itu. Sampai akhirnya mereka sampai di area parkir dan menuju mobil masing-masing.

Sesampainya Sekar di apartemen, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa. Memejamkan mata, ia rasa tubuhnya dua kali lipat lebih lelah dari biasanya. Lebih dari itu, pikirannya juga lelah karena tidak hanya memikirkan tentang pekerjaan tapi juga cara untuk bisa menghindar dari banyaknya orang.

Jagat Benjamin – Pimpinan baru di perusahaannya juga menambah satu dari deretan masalah yang ia pikirkan.

Meski sampai sekarang tidak ada bentuk gangguan dari pria itu, tapi tetap saja Sekar tak tenang. Bagaimana kalau akhirnya bukan hanya pemecatan yang pria itu lakukan padanya, tapi juga melakukan hal yang sama seperti yang David lakukan – membuatnya menjadi perbincangan publik.

Belum lagi hatinya yang masih terasa sakit karena kembali mengingat perselingkuhan David padanya. Ditambah dengan bagaimana pria itu menjebaknya, sungguh sampai sekarang Sekar tak percaya David akan sebegitu tega padanya.

Sekar kemudian mengambil ponsel di tasnya. Wanita itu akan menghubungi David, meminta mantan kekasihnya itu untuk menghapus foto dan memberikan pernyataan bahwa semua itu hanyalah kebohongan. Ia tidak akan menuntut apa pun asalkan pria itu mengembalikan nama baiknya.

Namun berulang kali ia coba menelpon, nomor David tidak juga tersambung. Maka Sekar alihkan dengan mengirimi pria itu pesan, tapi hanya berakhir dengan centang satu.

Berarti… Ia diblokir….. kan?

Pusing karena tak kunjung menemukan solusi, Sekar akhirnya menangis keras. Sekuat-kuatnya ia menahan semuanya, tetap saja ia hanya wanita biasa. Perasaannya yang rapuh saat ini, tidak bisa menahan rasa sakit yang datang bertubi-tubi.

Wanita itu seolah tak peduli jika tetangga apartemennya mendengar suaranya yang keras sore hari begini. Dia hanya ingin meluapkan amarah.

Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Kenapa David menyakitinya sampai seperti ini? Kenapa dan kenapa selalu menjadi pertanyaan Sekar yang tak memiliki jawaban, seolah ia harus menanggung akibat dari semua hal yang tak pernah ia lakukan.

Sekar merasa saat ini dirinya sudah tidak bisa berpikir apa pun. Air mata yang tak kunjung berhenti dan perasaannya yang campur aduk membuatnya lelah. Tapi ia justru kesulitan untuk tidur di malam hari.

Entah jam berapa ia akhirnya bisa memejamkan mata, tapi yang pasti Sekar bangun saat mendengar suara alarm yang begitu keras.

**

“Terima kasih ya, Pak.” Sekar menyerahkan sejumlah uang dan helm milik ojek online yang telah mengantarkannya ke perusahaan.

Hari ini Sekar tak mengendarai mobil untuk berangkat kerja. Ia malas jika harus berperang dengan kemacetan di jalanan ibu kota, terlebih saat ia sadar telah bangun terlalu siang.

Bisa-bisa ia akan lebih terlambat sampai ke perusahaan jika tetap memaksa menggunakan mobil. Memang ia berencana masuk kerja di jam-jam akhir, tapi tidak terlambat ini juga.

Dengan terburu-buru Sekar melangkah masuk ke gedung perusahaan. Tadi sebelum berangkat dari apartemen, ia sempat membaca pengumuman di grup divisinya kalau ada rapat mendadak yang akan dilakukan hari ini.

Jagat Benjamin ingin mengetahui kesehatan keuangan perusahaan dan akan ikut bergabung nanti. Masalahnya Sekar belum sama sekali menyiapkan dokumen apa pun untuk dipresentasikan nanti.

Jika saja ini hanya rapat biasa, ia akan tenang-tenang saja. Orang-orang di divisinya akan saling membantu jika ada kekurangan dan dapat saling mengerti, apalagi yang mereka urus itu masalah angka dan uang yang jumlahnya tak sedikit. Satu orang kena masalah, orang lain juga akan kena imbasnya.

Pada akhirnya rapat itu tetap berjalan sesuai perintah pria itu dan sialnya Sekar kembali dibuat tak tenang. Salahnya juga yang tak teliti mengetik angka sehingga membuat laporannya tidak balance dan akhirnya dicerca habis-habisan oleh Jagat.

“Kamu itu bagaimana?, bisa-bisanya angka lima kamu ketik jadi angka enam? Kamu kan tahu dalam laporan keuangan tidak boleh ada kesalahan, satu saja angka berbeda bisa merubah semuanya. Kamu mau perusahaan ini rugi atau memang sengaja mau memanipulasi data?”

“Bukan, Pak. Saya memang salah karena tidak teliti, tapi saya benar-benar tak ada niat untuk melakukan hal yang akan merugikan perusahaan. Saya minta maaf, Pak. Lain kali saya akan lebih berhati-hati.”

Sekar berusaha membela diri dari tuduhan Jagat. Ia memang melakukan kesalahan input, tapi ia juga tak seberani itu untuk melakukan tindak kriminal di dalam perusahaan.

“Jangan ceroboh lagi. Kamu tuh bekerja.”

Seketika semua orang yang ada di ruangan itu yang tadinya diam menunduk, kini mendongak memusatkan perhatian pada apa yang baru saja Jagat katakan. Beberapa dari mereka juga melihat ke arah Sekar seolah penasaran apa maksud dari kata ‘lagi’ yang diucapkan pimpinan mereka.

Sekar tentu tahu apa yang dimaksud Jagat.

Tapi sepertinya jagat juga sadar telah salah bicara, karena beberapa saat setelahnya pria itu berdehem. “Saya tidak mau ada kesalahan seperti ini lagi. Bukan hanya untuk kamu tapi untuk semua karyawan di divisi ini. Kalian mengerti?”

“Iya, Pak. Kami mengerti.”

Tak berselang lama, rapat itu akhirnya berakhir. Jagat keluar dari ruangan rapat dan diikuti oleh semua karyawan, termasuk Sekar yang berjalan keluar paling belakang.

“Kayaknya dia dendam banget gara-gara masalah malam itu. Pasti kesalahan angka tadi cuma api pematik biar dia bisa marah-marah sama gue.” Ucapnya sambil memperhatikan punggung Jagat yang semakin menjauh dari pandangannya.

Sore harinya hujan turun begitu lebat mengguyur kota. Sekar yang tadinya senang akan bisa pulang tepat waktu karena tidak harus mengambil mobil di area parkir justru sekarang terjebak di halte depan perusahaan.

Berulang kali ia memesan taxi online, tapi tak kunjung ia dapatkan. Memang jika hujan lebat seperti ini akan susah sekali mendapatkan transportasi online, karena pasti jalanan juga macet. Padahal saat ini Sekar sudah kedinginan karena sebagian pakaiannya basah terkena air hujan yang terbawa angin.

Namun tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti di depannya, sang pemilik menurunkan kaca dan langsung menatap ke arah Sekar.

“Masuk!”

Sekar masih diam berdiri, ia terkejut dengan kedatangan Jagat di depannya dan memintanya untuk masuk ke mobil pria itu.

“Cepat masuk ke mobil saya! Besok kamu harus menyerahkan laporan keuangan yang benar, saya nggak mau kamu tidak berangkat karena sakit. Atau mau saya pecat saja?”

Tanpa menjawab pertanyaan Jagat, Sekar langsung melangkah masuk ke mobil pria itu. Ia tidak mau menjadi pengangguran dadakan saat dirinya sendiri masih pusing memikirkan masalahnya yang viral itu.

“Terima kasih, Pak.” Ucapnya sesaat setelah memasuki mobil Jagat.

Saat mobil kembali akan dilajukan pria itu bertanya pada Sekar. “Saya harus mengantar kamu ke mana?”

“Ke Apartemen Bougenville, Pak.”

Setelah mengatakan itu, Sekar melirik ke arah Jagat. Bertanya-tanya apakah pria itu tahu apartemen tempatnya tinggal, pasalnya apartemen itu bukan termasuk apartemen mewah di kota ini. Tapi melihat Jagat yang diam saja dan tetap melajukan mobilnya, Sekar rasa ia tak perlu menjelaskan dimana detailnya.

Perjalanan itu hanya diisi oleh keheningan di antara mereka, Jagat yang fokus dengan kemudinya dan Sekar yang lebih memilih memandangi jalanan melalui kaca Jendela. Hingga...

“Saya tahu kamu sedang menjadi bahan gosip karena peristiwa malam itu.”

Belum sempat Sekar mengutarakan rasa penasarannya, Jagat kembali mengatakan hal yang tak kalah mengejutkan untuk Sekar.

“Jadilah tunangan pura-pura saya. Saya perlu perempuan untuk menutup urusan keluarga, dan kamu perlu cara cepat menghentikan gosip itu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 6

    Sekar terdiam cukup lama. Perasaan terkejut itu belum hilang, tapi sekarang sudah ada banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya.Apa tadi ia tidak salah dengar, menjadi tunangan pura-pura pria itu?Tapi tunggu, bagaimana mungkin Jagat yang seorang pimpinan itu tahu tentang gosip staff biasa sepertinya? Lalu apa yang harus ia katakan sebagai jawaban?Semua itu ingin ia tanyakan, tapi lidahnya kelu, suaranya seperti tertahan di tenggorokan. Sampai akhirnya mobil Jagat berhenti di depan gedung apartemennya, Sekar masih terdiam."Kita sudah sampai."Suara Jagat membuat Sekar akhirnya menoleh ke arah pria itu dan ke arah luar mobil."T-terima kasih, Pak sudah mengantar saya." Balas wanita itu dengan terbata.Saat Sekar baru akan mendorong pintu mobil, suara Jagat kembali terdengar. "Saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima solusi dari saya saat ini. Tapi saya juga tidak bisa menunggu terlalu lama. Saya harap kamu bisa memberikan jawaban secepatnya."Sekar hanya mendengarkan tanpa bernia

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 5

    Sore harinya saat jam pulang kerja tiba, Sekar tidak langsung keluar dari ruangannya. Padahal ia termasuk karyawan yang akan pulang saat jam pulang tiba kecuali jika ia harus lembur. Sama seperti saat berangkat pagi tadi, wanita itu lebih memilih untuk menuju area parkir saat tempat itu sudah sepi.Namun lagi-lagi pilihannya justru mempertemukannya dengan Jagat, karena lift yang ia naiki lagi-lagi ada pria itu di dalamnya.“Kebetulan macam apa ini?” Batinnya terus berbicara setiap kali bertemu dengan si pimpinan baru. Ia sungguh tidak mengerti dari banyaknya kebetulan di dunia ini, kenapa akhir-akhir ini harus selalu mengaitkannya dengan Jagat? Dari mulai malam di hotel, pergantian pimpinan perusahaan, bahkan sampai perkara menaiki lift saja berkaitan dengan pria itu.“Kamu ada lembur?” Tanya Jagat. Pria itu heran dengan Sekar yang baru akan pulang saat perusahaan sudah sangat sepi. “Tidak, Pak. Saya hanya menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya selesai sebelum jam pulang.” Sekar b

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 4

    Sekar membeku.Pria yang ia tumpangi— pria asing itu…. bosnya?“Saya Jagat Benjamin. Mari bekerja sama dengan baik, ya.” Ujarnya pada semua orang yang menyapanya. Sekar hanya bisa terdiam, menghubungkan memorinya yang hilang. Mata pria itu kini menatapnya dalam, tatapan yang tak mampu Sekar balas.Sekarang ia bukan hanya takut digosipkan oleh karyawan di perusahaan ini, tapi juga takut tiba-tiba dipanggil oleh pimpinan perusahaan ini untuk dipecat karena peristiwa salah masuk kamar malam itu.Sampai siang hari, pemikiran itu tak kunjung hilang dari kepala Sekar. Justru wanita itu semakin was-was, lalu tiba-tiba—“Kamu saya pecat!”Sekar merinding sekujur badan. “Ya ampun, lo mikir apa sih, Sekar?” Ucapnya yang setengah frustasi.Di tengah semua itu, satu pesan dari temannya muncul di ponselnya. Teman yang berbeda divisi dengannya itu mengajak makan siang di kantin perusahaan, tapi Sekar yang sudah kenyang dengan pikirannya sepanjang hari ini terpaksa menolak ajakan itu. Padahal selam

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 3

    Langkah Sekar terhenti, napas yang tadinya sudah berhembus lega kini kembali tercekat. Otot-otot dalam tubuhnya kembali menegang, pikirannya sudah berkelana jauh merangkaikemungkinan-kemungkinan buruk jika pria dibelakangnya ini berubah pikiran.Namun ternyata Jagat justru mengatakan hal yang tak terduga, “Saya nggak setua itu, lain kali jangan panggil saya dengan sebutan ‘Bapak’.”“Hah, gimana?” Balas Sekar sambil membalikkan badannya ke arah Jagat.Hal begitu saja Sekar tak paham, tapi ya mana bisa paham? Wanita itu bahkan masih kebingungan dengan semua yang sedang terjadi. Tiba-tiba jadi bahan guncingan orang, dan tiba-tiba salah kamar.Dirinya butuh waktu mencerna kejutan-kejutan itu.Baru saja kakinya bergerak beberapa langkah dari kamar itu, tiba-tiba Sekar melihat ada dua orang wanita yang baru saja berbelok ke lorong yang sama dengannya. Pembicaraan mereka terdengar jelas di tengah sunyinya lorong hotel.“...Kayaknya di hotel ini deh, foto cewek check in yang baru viral itu.

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 2

    Pertanyaan itu langsung membuat Sekar menoleh.Tatapan wanita itu yang terkejut, bingung, dan mungkin terpesona. Tunggu, terpesona? Seketika Jagat tersadar hanya menggunakan selembar handuk yang menutupi pinggangnya ke bawah sedangkan tubuh bagian atasnya terekspos sempurna.Sementara itu, Sekar yang tadi sempat terpaku, kini mulai menyadarkan diri dan bertanya balik pada pria yang berdiri tak jauh darinya. “Kamu yang siapa? Kenapa ada di kamar ini?”Jagat mengernyitkan dahi bingung, ia yakin tak salah masuk kamar. “Ini kamar saya, kamar nomor 779.”Kemudian pria itu melangkah mengambil kunci kamarnya, “Saya jelas membuka pintu kamar dengan kunci ini, jadi kemungkinan kamu yang salah masuk kamar.” Lanjutnya dengan nada yang cukup tenang.Sekar kemudian terdiam, ia mulai mengingat bagaimana ia bisa masuk ke kamar ini.Satu hal yang ia sadari saat tadi begitu terburu-buru karena diikuti orang, Sekar tak lagi mengecek pesan David yang berisi nomor kamar yang telah dipesan dan parahnya ia

  • Pak Jagat! Cintai Aku!   Bab 1

    “Datang ke Hotel ini. Kalau kamu mau udahan dan kita selesaikan baik-baik. Aku akan menjelaskan semuanya dan mengembalikan uang kamu yang buat persiapan pernikahan kita.”Satu pesan dari David membuat Sekar menghembuskan napas kasar. Sudah satu minggu sejak ia tahu pria itu selingkuh darinya. Ingatannya berputar kala minggu lalu ia yang sedang merayakan ulang tahun David di apartemen milik pria itu justru mendapat kejutan tak terduga.Saat ia iseng membuka ponsel milik David, Sekar justru mendapati foto-foto mesra dan bahkan tak senonoh pria itu bersama seorang wanita yang tak ia kenal.Saat ditanya tentang alasan menyelingkuhi dirinya, David justru memilih diam dan tak mau menjelaskan apa pun. Bahkan tak ada kata maaf yang keluar dari mulut pria ituKata putus Sekar ucapkan saat itu juga, tapi David menolak dengan alasan mereka akan menikah dalam beberapa bulan ke depan.Masalahnya Sekar yang sudah terlanjur sakit hati tak lagi ingin melanjutkan hubungan. Wanita itu bahkan mengatakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status