Share

9. Ibukota

last update Huling Na-update: 2023-03-14 21:45:41

Lesha benar benar berniat pergi dari Duchy Lexid. Dia memberi tahu Emma tentang rencananya, tentu saja wajah Emma kaget dan langsung berteriak historis, "Nona...!" Tapi Emma cepat sadar sehingga dia cepat membungkam mulutnya dengan telapak tangannya. Emma paling tahu bahwa Lesha Lexid adalah manusia yang paling susah di beri tahu. Maka, apapun pendapat Emma pasti tidak penting dan Lesha tetap akan pergi ke Ibukota. Jadi pada akhirnya Emma harus kalah dari Putri kebanggaan Duke Gerard.

Seperti biasanya perannya adalah berjaga di depan pintu dengan alasan bahwa Nonanya tak enak badan dan memastikan tidak ada seorang pun yang akan masuk ke kamar majikannya.

Baju penyamarannya sangat banyak, tampilan Lesha kini persis seperti seorang anak laki-laki. Dia memakai korset ketat di dadanya untuk menutupi benjolan payudaranya. Pakaiannya longgar sehingga tak akan memamerkan bentuk badannya. Tali kekang kuda pun mulai dia hentakkan dan kuda yang berlari itu semakin menjauhi mansionnya yang mewah tapi seperti penjara baginya. Anak yang cenderung dibatasi punya banyak kemungkinan untuk memberontak. Jadi sebagai orang tua harusnya Gerard waspada akan hal itu.

Lesha juga pergi membawa busur beserta anak panah dan juga pedang, maklum dia harus melewati hutan untuk sampai ke Ibukota. Meski jalan menuju Ibukota telah dibuka puluhan tahun dan jalannya bagus tapi tak menutup kemungkinan jalan yang sepi pemukiman itu bisa saja adalah tempat bersarangnya penjahat. Lesha yang pergi tanpa pengawalan ksatria tentu saja harus bisa melindungi dirinya sendiri.

"Hiya...hiya..." Lesha mengarahkan kudanya untuk terus melaju. Angin yang berhembus kencang sesekali menembus jubahnya. Itu adalah angin kesejukan berkat harga kebebasannya sesaat. Lesha paling suka berkuda, detak jantungnya yang berpacu bersama dengan larinya kuda membuat adrenalinnya bersemangat. Tapi berada di Duchy membuat aktivitas yang disukainya harus di sembunyikan. Ayah dan Kakaknya melarang segala aktivitas yang membahayakannya. Berkuda juga berbahaya karena kalau terjadi kecelakaan dan terjatuh dari kuda bisa berakibat fatal seperti patah tulang sampai kematian. Jadi Lesha yang dikenal Gerard tentu saja adalah anak gadis yang tidak pernah sama sekali memegang tali kekang kuda. Bahkan untuk menaiki kuda, harus ada orang yang menuntun kudanya dengan pelan, secara eksplisit itu hanya terlihat seperti menaiki kuda untuk tamasya bukan berolahraga.

Lesha sampai di Ibukota hanya dalam waktu satu setengah jam, artinya Dia sangat cepat dalam menaiki kudanya. Secara umum, Duchy Lexid juga besar dan ramai, tapi sekali lagi melihat peradaban yang lebih ramai dan beragam dari tempatnya selalu membuatnya kagum.

Karena dalam waktu berkendara kuda tanpa berhenti beristirahat dalam jangka waktu yang lama membuat perut Lesha lapar dan haus jadi Dia ingin mencari restoran untuk makan, tapi melihat penampilan yang sekarang dia yakin kalau Dia akan dikira rakyat jelata maka akhirnya dia memutuskan untuk mencari kedai untuk makan dan minum. Delham, koki di rumahnya mengatakan bahwa salah satu ciri tempat makan yang enak adalah ramai tidaknya pembeli, jadi kalau ingin membeli makanan mampirlah ketempat yang ramai. Itu adalah nasihat yang di ingat oleh Lesha dan sekarang dia ingin memakai nasihat tersebut.

Lesha akhirnya menemuka sebuah kedai yang sangat ramai, disana terlihat banyak pria kekar dan besar, wajahnya kasar dan suara mereka sangat keras berisik dan meskipun ini siang hati, bau alkohol menyengat.

"Yah ini Ibukota," gumam Lesha pelan.

Dia duduk di meja yang kosong, setelah pantatnya menyentuh tempat duduk seorang pelayan laki-laki yang masih muda menghampiri nya.

"Apa menu andalan disini?" Tanya Lesha kepada pelayan itu. Alis pelayan itu mengkerut seolah melihat keanehan darinya. Lesha belum tahu bahwa kedai tempat dia makan adalah sarang tentara bayaran singgah. Melihat orang asing yang sepertinya baru pertama kali datang ke kedai itu tentu saja membuatnya heran, kenapa dia mau-maunyq datang ke tempat yang berbahaya seperti kedai ini. Tapi dia hanya bekerja disini, jadi pelayan itu segera memberinya nama sebuah makanan. Itu adalah Ayam goreng berbumbu, pelayan itu juga menawarkan bir tapi Lesha menolak. Dia memakan Ayam itu dengan lahap, "Ternyata benar kata Delham," kata Lesha seorang diri. Ayam itu sangat gurih dan krispi tapi juga juicy di dalamnya. Empuk dan juga harum. Rasanya Lesha sangat ingin memesan untuk dibawa pulang dan diberikannya kepada Emma.

Baru juga sedang enak-enaknya dia makan, seorang laki-laki dengan postur badan besar juga kekar duduk di depannya, disampingnya juga ada laki-laki bertudung yang juga ikut duduk di meja dengannya. Lesha yang hampir memasukkan Ayam ke dalam mulutnya berhenti dan memandang dua manusia itu. Tapi keduanya atuh tak acuh dan segera memesan makanan dan segelas bir.

'Kenapa dua manusia aneh itu ada di depanku?'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   33. Putar otak

    Rubia dan Isabella cukup kaget setelah tahu pelabuhan hari ini begitu ketat. Pemeriksaan dilakukan dan prajurit Kerajaan Mormon terlihat lebih banyak. "Tuan Putri..." Bisik Rubia, "Ada yang tidak beres." Isabella mengangguk setuju. "Pasti sedang terjadi sesuatu!" Balas Isabella. Kali ini Rubia yang mengangguk. "Kita harus bagaimana?" "Bagaimana lagi..." Pertama mereka akan menjual kuda mereka. Tidak dibutuhkan kuda mahal seperti ini. Uangnya bisa digunakan untuk keperluan lain juga, mengingat mereka telah kehabisan bekal uang juga. Kemudian setelah sampai di Negara lain, mereka bisa membeli kuda yang lebih murah. Masalahnya adalah, sulit menemukan pembeli dengan kondisi keadaan terburu-buru. Yang ada malah, mereka tidak akan mendapatkan harga yang bagus. Sulit bagi Isabella untuk melepas Max, kudanya. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan mendesak. "Tuan Putri pasti berada disini." Wakil kapten menyakinkan Kaptennya. Metty juga setuju akan hal itu. Mereka juga melakukan

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   32. Terimakasih

    Setelah selesai membereskan semua preman itu, Felix kembali menghampiri dua wanita itu. "Terimakasih Tuan, saya berhutang budi pada anda." "Perjalanan seringkali menghadapi marabahaya, tidak dibekali ilmu beladiri, maka harus pandai menilai situasi. Perbuatan kalian di kedai tadi sangat berbahaya. Kedepannya akan banyak bahaya juga. Harap berhati-hati." Isabella tersentuh dengan kata-katanya. "Perbuatan baik dan perkataan baik mudah di ingat. Terimakasih banyak." Isabella kemudian menyerahkan jepit rambut kesayangan nya. "Nona itu..." Rubia hendak protes tapi langsung ditangkis perkataan nya. "Tidak apa-apa, ini hanya sebuah jepit. Kalau dia memang ditakdirkan jadi milikku. Maka dia akan kembali lagi nanti." "Hanya menawarkan bantuan. Tidak menerima imbalan." Kata Felix. Dia sudah kaya, tidak lagi membutuhkan harta. "Harap diterima Tuan. Ini adalah ucapan terimakasih ku." Karena tidak enak menolak. Akhirnya Felix menerima saja. "Terimakasih kalau begitu." Dan mereka pun

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   31. Negoisasi

    Detak jantung Isabella telah berpacu sedemikian rupa. Jarak mereka berpisah hanya beberapa waktu, tidak mungkin dia sudah bisa pergi sangat jauh. "Kumohon... Tuan... dimana anda?" Isabella bergumam was-was sambil terus menarik tali kekang kudanya untuk terus melaju. Para pengejar itu juga menggunakan kuda. Tapi kuda mereka tidak sebanding dengan kuda milik Isabella dan Rubia. Kuda kerjaan itu sudah terlatih untuk ke Medan perang dan Kerajaan Romton dikenal sebagai pengendali kuda. Seperti sebuah keberuntungan, Isabella melihat ke arah depan, lelaki itu memacu kudanya dengan sangat kencang. Seperti sedang dikejar dan terburu-buru. Felix yang mengendarai kuda kudanya kini hanya bisa tersenyum. Dia jelas bisa mendengar suara banyak kuda yang berlari dibelakang nya. Kalau tidak salah menebak pasti dua Nona itu yang dikejar. "Rasakan sendiri!" Felix menambah kecepatan kudanya. "Sialan!" Umpat Isabella, dia melihat dengan jelas bahwa Tuan pengelana itu menambah kecepatan kudanya.

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   30. Bantuan

    Mungkin Isabella dan Rubia beruntung, karena dibantu oleh seorang lelaki gagah dan kekar, membuat pemilik penginapan tidak berkutik. Selesai merebut barang barang itu, Rubia dan Isabella langsung mau pergi. Dia tidak tahu bahwa kehidupan di masyarakat bisa begitu licik. Cuih ... Rubia ingin sekali meludahi penginapan tersebut. Kasur keras dan makanan tidak enak. Belum lagi tipu muslihat mereka. Beruntung mereka hidup di Kerajaan Mormon. Coba saja mereka hidup di Romton. Habis sudah mereka digorok olehnya. Rubia, meski sebagai perempuan dia belajar juga bertempur. Sebagai pelayan pribadi Tuan Putri, kalau mengahadapi bahaya, dia juga harus bisa menyelamatkan Tuan Putri. Kuda mereka juga sudah selesai beristirahat, kini saatnya mereka melanjutkan perjalanan. Rubia merasa aneh. "Nona... kenapa lelaki itu membuntuti kita?" Isabella menengok ke belakang. Benar juga perkataan Rubia. Isabella mengentikan kudanya dan langsung menghampiri lelaki yang tadi membantunya. "Berpura-pura

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!    29. Jalinan Takdir

    Karena tempat itu adalah satu satunya penginapan di kota tersebut, Rubia dan Isabella terpaksa harus menginap disana. Awalnya Isabella tidak masalah kalau harus dipanggil Nona. Tapi demi keamanan, sepertinya mereka berdua sepakat untuk menyamar menjadi seorang laki laki. Isa dan Rub, nama samar yang seperti laki laki. Ditempat asing, para pengelana selalu menjadi sasaran empuk di peras. Tak jarang mereka dirampok, dibegal dan lain sebagainya. Kalau mereka masih mempertahankan identitas mereka sebagai perempuan, mungkin bukan hanya perampokan tapi juga pemerkosaan. Keamanan harus jadi yang utama saat ini. Ketika hendak pergi ke kamar penginapan dilantai dua, Isabella yang fokus melihat lantai kayu yang berderit setiap mereka lewat tak sengaja menabrak seseorang. "Aduh..." Katanya pelan. Orang itu adalah seorang laki laki dengan tinggi 190 cm, bahunya lebar dan badannya sangat keras. Mungkin sering berlatih otot. "Anda tidak apa apa?" Tanya orang tersebut. Meski ini salah Isab

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   28. Mungkin saja takdir

    Setelah mendengar berita di kedai dia makan, Felix tidak terlalu memikirkan nya. Yah, dia sendiri sudah berpikiran bahwa pernikahan nya memang bukan karena cinta. Jadi selebihnya hanya sebuah penyesuaian saja. Sebagai Putri Kerajaan yang mungkin saja dia dimanja, setidaknya dia tidak akan mempermalukan dirinya kan. Para bangsawan itu seperti itu. Mereka pandai memakai topeng untuk menutupi kedok brengseknya. Masih di Kerajaan Mormon, Felix melanjutkan perjalanan nya kembali. Jujur saja, wanita di negeri Mormon itu cantik cantik. Makanya banyak dari mereka yang dinikahi oleh para petinggi kerajaan-kerajaan lain. Itu membuat Kerajaan ini aman dari serangan dan ancaman. Pondasi aliansi mereka kokoh. Para wanita disini memang diajari trik manipulasi dan mengontrol laki laki. Sungguh menyeramkan. Berbeda dengan kerajaan Romton. Dimana wanita kadang hanya sebagai budak nafsu belaka. Menuju senja dia mampir disebuah kedai di kota kecil. Perjalanannya masih akan memakan sehari semalam lag

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   27. Kerajaan Romton

    Karena harus bertanggungjawab dengan semua keputusan berangkatlah Felix menuju Kerajaan Romton. Ekspedisi nya berjalan diam diam saja. Karena berita aliansi pernikahan mereka harus rahasia. Kalau tidak keluarga Kerajaan pasti akan turun tangan dan ikut campur masalah pernikahan nya. Tali kekang itu harus mereka pegang, agar pergerakan keluarga Lexid dibatasi. Sungguh licik sekali. Felix berangkat sendiri, tadinya Lesha bersikeras ingin ikut, tapi Felix tidak memperbolehkan nya. Dengan berat hati Lesha menekuk bibir nya kecewa. Dengan mengendarai kuda nya, dia pergi meninggalkan kadipaten. *** Suasana nya cukup sepi tapi tegang. Isabella berhasil turun lewat tali yang sudah disiapkan oleh Rubia. Tak lupa dia juga memakai baju pelayan agar tidak ketahuan. Setelah berhasil turun dan berhasil menghindar dari tatapan para ksatria, Isabella segera meninggalkan istana menuju taman. Di taman ada sebuah pintu belakang yang tembus dengan istal kuda. Rencananya dia juga akan pergi denga

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   26. Rencana kabur

    Isabela sudah merencanakan dengan matang. Kemana dia akan pergi. Sebuah benua sebrang dengan segudang ilmu. Dia suka belajar dan kesetaraan, meskipun di negaranya perempuan hanya diajarkan cara untuk menyenangkan laki laki. Sungguh kuno dan terbelakang. Isabella tidak suka akan hal tersebut. Baginya, semua nya sama. Laki laki dan perempuan harus setara dalam hal pendidikan dan punya kesempatan yang sama dalam pekerjaan juga. Belum juga dia menggapai mimpinya, sudah mau dinikahkan juga dirinya. Isabela hanya berkeyakinan bahwa calonnya sama patriarki nya dengan laki laki di negerinya. Untuk apa jauh jauh ke negeri seberang kalau pemikirannya akan sama saja. Pembodohan! Itu adalah salah satu semboyan favorit nya. Memang belum kenal dan sudah menilai seenaknya tidaklah adil. Tapi feeling-nya berkata demikian. Jadi, kabur adalah solusinya. Putri Isabela sebenarnya tidak sendiri, dia dukung oleh Rubia, dayangnya. Rubia adalah anak pengasuhnya dan sekarang menjadi dayang pribadin

  • Pangeran, Mari Akhiri Pertunangan Ini!   25 Tantangan

    Lesha pulang dengan wajah kesal. Tantangan itu akan dia terima dengan senang hati. Karena bukan hanya Ayahnya yang akan berjuang, ada kakak dan dirinya. Segala daya pasti akan diusahakan dengan maksimal. Sampai rumah Lesha cukup kaget, karena kakaknya dan Ayahnya terlihat sedang berdebat "Ada apa ini, Kakak... Ayah ..." "Lesha..." "Putri Ayah..." Usut punya usut, kakaknya yang gila itu ingin mengusulkan pernikahan dengan Kerajaan Romton. "Apa?" Lesha bahkan juga ikut kaget. Kakaknya itu tidak pernah terlibat skandal dengan perempuan. Juga dia populer dan digilai perempuan, perempuan akan antri untuk bisa berkencan dengannya. Tapi apa sekarang? Usulan pernikahan. "Kakak sudah tidak waras!" "Benar." Lexid langsung menyetujui pendapat anak perempuan nya."Kamu tahu kalau kita menjalin aliansi pernikahan dengan Kerajaan Romton, kita pasti di pihak yang menang."Secara militer mereka pasti akan mendapatkan dukungan."Kakak, pasti ada cara lain. Jangan mengorbankan dirimu untukku

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status