Share

5. Kau Masih Mencintainya!

"Maaf mom, aku tidak tahan dengan bau menyengat ini," kata Nichole sambil berlari ke arah toilet. Dia mengeluarkan seluruh isi perutnya.

"Apa kau tidak enak badan? Apa penyakit lambungmu kambuh?"

"Sepertinya begitu, mom."

Mrs. Smith menyeduh teh camomile sebelum menyajikan di hadapan Nichole.

"Minumlah! Lalu telponlah Mrs. Thompson untuk ambil libur hari ini. Kamu tidak enak badan ya." 

"Ok mom. Aku akan telepon kios sebentar lagi,  aku akan tidur di kamarku setelahnya"

"Mom, sedapnya, masak apa nih?" Thania tidak menghiraukan kehadiran Nichole.

"Mau soup, Thania? Duduklah." 

"Ok mom. Aku akan duduk manis. Jangan lupa roti gandum kesukaanku mom,  dengan garlic yang banyak."

Tiba-tiba Nichole lari kembali ke kamar mandi. 

"Eh,eh. Kenapa tuh Nichole."

"Ga enak badan katanya, entahlah. mau flu mungkin. mual sama bau-bauan dan ga enak makan"

"Ah, sudahlah. Udah besar juga. Pasti bisalah urus dirinya sendiri."

...

"Selamat pagi!" 

Entah kenapa pagi ini terasa cerah sekali bagi Thania. Secerah mentari bersinar di langit kota

"Selamat pagi!" senyumnya mengembang di bibirnya ketika berpapasan dengan Alfredo. 

Entah kenapa bayangan makan malam romantis kembali di benaknya. 

Tetapi dia berusaha menjaga jarak. Seperti keinginan awal, supaya rekan rekannya tidak ada yang tahu.

Walaupun begitu, jauh di lubuk hati Thania dan Alfredo ingin agar seluruh dunia mengetahui tentang hubungan mereka.

"Thania, ke ruangan saya sebentar." 

Thania bergegas melepas mouse di tangannya, memijit keningnya sebentar sambil menarik napas dalam-dalam sebelum berjalan meninggalkan ruang divisi finance itu.

Tok tok...

"Ya, Mr. Alfred ada yang bisa aku bantu?"

"Duduklah, Ms. Smith" kata Alfredo menggoda. Thania tertawa mendengar kata-kata ini. 

"Tentang makan malam kita kemarin, beberapa hal yang ingin aku ketahui tentangmu. Ada di dalam lemari itu."

"Tapi apa yang ingin kau ketahui tentang aku, yang ada di dalam lemari itu? Dan kenapa ada di dalam lemari itu?"

Alfredo tak bisa menahan tawa, melihat wajah keheranan dan kebingungan Thania. 

"Kamu boleh kok, buka lemarinya. Gak dilarang, Thania."

"Beneran ya. Aku buka. "

"Wow! Alfred! Serius? Ini bukan tentang aku, tapi tentang banyak macam snack. " 

Thania membuka lemari dan tercengang melihat isinya.

"Simple saja dulu, Thania. Aku ingin lebih mengenalmu. Tentang makanan kesukaanmu, cemilan kesukaanmu, peliharaan kesukaanmu. Semua tentang kamu." 

"Kamu bebas mengambil yang kamu mau."

"Tidakkah cukup dengan bertanya padaku, Alfred. Ini terlalu berlebihan."

"Baik aku katakan saja. Snack favorit aku, coklat. Makanan favorit steak, kalo hewan peliharaan aku ga pernah punya sih, tapi aku suka puppies. Mereka sangat menggemaskan."

...

Sementara di rumah, Mrs. Smith merasakan ada sesuatu yang aneh pada Nichole. 

"Apakah penyakit lambungnya kambuh? Ataukah ada sesuatu yang ia sembunyikan?"

Diam-diam dia menggeledah tas anak sulungnya itu. Dan benda pipih berukuran 15cm itu terjatuh ke lantai. Wanita itu terkejut, menyadari benda itu adalah test pack anaknya dengan bergaris merah sebanyak 2!

Dengan buru-buru, dia mengembalikan isi tas kembali, dan menyimpan test pack itu ke saku apron nya. Sedih hatinya, merasa tidak berhasil mendidik putrinya dengan baik. 

Sekarang yang ada di pikirannya, apa yang harus dia lakukan untuk membantu putri sulungnya itu dan menyelamatkan nama keluarga suaminya juga. 

Thania, mengapa dia membiarkan kakaknya terjerumus? Ada apa dibalik ini semua? Cinta segitiga? Thania harus menjelaskan semuanya!

Tiba-tiba Nichole masuk ke dalam kamarnya. Dia terkejut melihat ibunya di dalam kamarnya. Sedangkan ibunya menatapnya lekat-lekat. 

"Nichole, katakan. Apa yang bisa mom bantu, nak."

"Nichole sudah lebih baik, mom. Jangan cemas." Nichole tersenyum berusaha menyembunyikan kecemasannya. 

"Katakan nak. Mom sudah tahu semuanya." 

"Jika tidak, perlukah mommy bawa kamu ke dokter?"

"Tidak mom. Nichole sudah baikan kok."

Mrs. Smith menangis sedih. Menyentuh pipi anaknya perlahan.

"Teganya kau, bahkan tidak mau mengatakan  masalahmu pada ibumu. Apakah kau bisa menanggung semuanya sendirian."

Nichole menangis.

"Maafkan aku, mom.. Aku menyukainya sejak pertama melihat dia. Begitu manisnya sikapnya mengantar Thania pulang, membuka pintu mobil. Ingin rasanya mendapat perlakuan layaknya seorang putri raja," "Hubungan kami berjalan begitu saja. Semuanya terjadi begitu cepat dan sangat menyenangkan."

"Aku tidak pernah bisa menolaknya"

"Aku merasa dia adalah sosok idamanku. Seorang calon penerus usaha kopi ayahnya. Benar-benar idaman setiap wanita. Maafkan aku mom."

"Seandainya saat itu Thania tidak mengenalkannya padaku.. semuanya tidak akan terjadi." 

'Dan mom. Bukankah mungkin pula, Thania juga sudah melakukannya dengan Andrew."

"Mungkin saja dia membenciku, karena dia masih mencintai Andrew! Tetapi Andrew lebih memilihku!" 

"Anak bodoh! Kenapa kau tidak bisa menjaga diri. Bagaimana jika Andrew tidak mau bertanggung jawab!" Mrs. Smith semakin sedih. 

"Besok, suruh keluarga Andrew kemari. Dia harus menikahimu! Anak dalam perutmu harus mempunyai ayah!" 

"Baik mom."

...

"Andrew, saysng."

"Ya, sayangku."

"Bagaimana rencana kita berikutnya, mom meminta orangtuamu untuk segera berkunjung, dia ingin besok mereka datang. Supaya kita menikah."

"Gosh, aku butuh waktu untuk mengatakannya pada orangtuaku, bisakah lebih bersabar."

"Andrew, bayi kita tidak butuh waktu lama untuk berkembang. Ingat itu! Kau harus bertindak cepat."

"Tentu saja. Secepatnya saysng."

...

"Mom, bisakah besok ikut denganku. Aku ingin memperkenalkan calon istriku." 

Andrew menutup lemari pendingin, setelah mengambil segelas jus jeruk dingin di gelasnya.

Mrs. Leigh yang sedang mencuci sayuran tersenyum, "Course, besok mom akan menemanimu. Mom sudah tak sabar bertemu Thania. Benar kan.. gadis yang beberapa bulan lalu kau bawa ke pertemuan keluarga kita?"

"Gadis itu, sudah lama mom tidak bertemu."

"Tapi mom, calon istriku bukan Thania, tetapi kakaknya."

"Apa! Kenapa bisa..."

"Mom, aku dan Thania sudah putus. Jangan membicarakan dia lagi."

"Dan mom, aku harus segera menikahi kakaknya, Nichole. Aku mencintainya, dan dia sedang mengandung anakku, mom."

"Beraninya kamu, " Mrs. Leigh merasakan sakit di dadanya dan kemudian semuanya gelap.

...

"Sayang, bangun sayang!" Harrison Leigh mengguncang tubuh istrinya. Mrs. Leigh terbaring di kamarnya, di sebelahnya duduk Harrison Leigh dan Andrew berdiri pula di sisi lainnya.

Sesaat kemudian Mrs. Leigh sadar. Melihat suami dan anaknya secara bergantian. Kemudian menangis.

"Oh, Harrison. Bagaimana ini,"

"Sudahlah Leticia, biar aku yang mengatasinya. Redakan emosimu, supaya tidak mengganggu kesehatanmu. Tenanglah sayang. Semuanya akan baik-baik saja."

Andrew hanya terdiam dengan kepala tertunduk. 

...

"Thania, mom ingin bicara denganmu!" 

Mrs. Smith menyambut kedatangan Thania dengan wajah gusar.

"Ada apa mom. Thania ke kamar dulu ya."

Mrs. Smith mengikuti dari belakang, masuk ke dalam kamar.

"Thania, katakan dengan jujur. Sejauh mana hubunganmu dengan Andrew. Apakah kau pernah berhubungan intim dengannya? Apakah kau masih cinta dengannya?"

"Jawab mom dengan jujur, Thania!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status