Share

5

Setelah meninggalkan rumah, Quella menyewa sebuah gubuk kosong yang tidak terpakai lagi untuk ia tinggali. Uangnya tidak sampai untuk menyewa kos-kosan. Namun bagi Quella tidak apa-apa. Gubuk itu jauh lebih baik dari rumah keluarga kandungnya.

Quella akhirnya bingung apa yang harus dia lakukan nanti, bagaimana dengan masa depannya? Teman-teman sekelasnya sudah tahu bahwa dia bukanlah putri kandung keluarga Pratama yang kaya raya.

Quella tidak bisa menghadapi pandangan aneh dari teman-teman sekelasnya, akhirnya dia pun memutuskan untuk berhenti sekolah, lalu bekerja untuk mencari nafkah.

Namun karena dia adalah gadis yang hidup dari keluarga kaya sejak dulu, Quella tidak dapat melakukan apapun dengan baik, tidak ada pilihan lain untuknya selain bekerja sebagai pelayan di sebuah bar yang penuh dengan berbagai jenis orang.

Disinilah Quella sekarang. Bar kecil yang dipenuhi manusia-manusia tidak dikenalnya. Sudah hampir seminggu ia bekerja di sini. Lagi-lagi suasana yang hingar bingar membuat Quella mengernyitkan matanya. Dia tidak suka suasana ramai dan menyesakkan seperti ini. Tapi apa boleh buat, dirinya tidak ada pilihan lain. Ia harus membiasakan diri.

Quella mencoba menarik turun rok hitam pendeknya yang terasa

tidak nyaman. Seragam waiters yang ia kenakan ini amat sangat tidak nyaman, dengan belahan dada yang begitu rendah dan rok yang begitu pendek, Quella seperti dipaksa berubah menjadi orang yang tidak dia kenal. Sekali lagi, ia tidak punya pilihan lain.

Ketika gadis itu menuangkan alkohol di salah satu meja pelanggan, seorang pria dengan sengaja menyentuh bokongnya. Quella kaget bukan main, ia melotot lebar dengan raut wajah marah ke pria brengsek itu.

"Kamu cantik, berapa hargamu satu malam?" Quella makin geram. Ia ingin melaporkan kejadian tidak senonoh itu pada sang pemilik bar, tapi salah satu teman dari pria yang melecehkannya tadi tiba-tiba menariknya hingga Quella terduduk di pangkuannya. Laki-laki yang tadi menyentuh bokongnya ikut berdiri.

Quella panik. Tapi ia kesulitan melawan. Ada tiga pria yang menahannya. Ya Tuhan, apakah dia akan di perkosa ramai-ramai oleh mereka di sini? Ia menatap rekan-rekan kerjanya, berharap mereka akan membantu. Tapi orang-orang itu malah melihatnya dengan tatapan merendahkan, tak ada niat membantu sama sekali.

Lalu Quella merasa dadanya disentuh. Gadis itu meronta sekuat tenaga, mencakar, menggigit lengan yang tetap terasa sekeras batu itu.

Napasnya terengah-engah dan wajahnya merah padam menahan

amarah dan ketakutan. Yang paling miris adalah, tidak ada satupun orang-orang di ruangan itu yang berniat menolongnya. Ia dikucilkan, diperlakukan seperti perempuan murahan. Bahkan ketika ia berhasil menggigit lengan salah satu pria yang menahannya, pria itu balas menamparnya dengan keras.

"Brengsek!" Maki pria itu marah. Keadaan berubah hening sesaat.

Quella tidak bisa menahan diri dan akhirnya terisak. Kecantikannya tidak membawa keberuntungan baginya. Malah hanya mengundang niat jahat para lelaki hidung belang itu. Untung manajer bar cepat datang dan menariknya pergi dari situ.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status