Argggggg!
Lin Jiang menjerit kepanasan karena hawa panas yang dialirkan oleh kuku tajam naga bermata merah ke dalam tubuhnya."Hahahah, nikmati saja bocah! Anggap itu ujian pertama untuk menguji tingkat kemampuan yang kau miliki!" kata naga bermata merah itu.Lin Jiang, bocah kecil berusia sebelas tahun itu jatuh ke tanah, dan tubuhnya bergulingan di tanah karena rasa panas yang memenuhi seluruh tubuhnya.Rasa panas itu memenuhi seluruh aliran darah di tubuh Lin Jiang, dan karena itulah ia tak mampu menahan rasa sakit itu.Bammmmmmm!!Untuk membuang rasa panas di tubuhnya, Lin Jiang memukuli semua yang ada di dekatnya.Batu-batu besar, kayu-kayu besar, dan bahkan apa saja yang bisa dia pukul untuk melawan rasa panas di sekujur tubuhnya.Hal itu membuat naga bermata merah itu tersenyum, karena memang itu yang ia harapkan."Tunjukkan padaku kalau tubuhmu memang kuat!" ucap naga bermata merah itu.Pukulan demi pukulan Lin Jiang ke batu-batu besar, nyatanya membuat tangan kecil bocah itu berdarah dan pecah."Sudah dimulai!" ucap Naga bermata merah.Namun itulah awal dari hilangnya rasa panas di tubuh Lin Jiang, dan setelah pukulan yang terakhir, pukulan dari tenaga yang tersisa dari yang Lin Jiang miliki, seketika itu juga rasa panas ditubuhnya hilang tak berbekas.Brukkkkkk!!Dan, tubuh Lin Jiang pun jatuh tak sadarkan diri. Dia kehabisan tenaga karena dorongan dari rasa panas yang dialirkan oleh naga bermata merah."Saatnya kau memulai sesuatu yang baru, anak muda. Takdirmu sudah dimulai saat kau menerima warisan pedang penguasa kegelapan!" kata naga bermata merah.Naga bermata merah itu mendekat ke arah tubuh Lin Jiang yang sudah tak sadarkan diri."Semua yang kau butuhkan ada di dalam gua. Saatnya kau berlatih, dan pulanglah saat kau sudah mendapatkan kekuatan di dunia bawah ini!" kata Naga bermata merah.Whusssssssss!!Dan setelah itu, naga bermata merah itu berubah jadi cahaya merah, masuk ke dalam tubuh Lin Jiang, dan di lengan kanan Lin Jiang kini muncul sebuah rajah naga dengan mata yang merah."Saat kau benar-benar terdesak, barulah aku muncul, bocah!" ucap naga bermata merah sebelum akhirnya semuanya hening tanpa suara.***Hingga saat tengah malam, barulah Lin Jiang sadarkan diri. Dan yang pertama ia rasakan adalah rasa perih di kepalan tangannya."Sungguh nasibku sangat buruk!" ucap Lin Jiang.Dengan tubuh yang tak memiliki tenaga, Lin Jiang masuk ke dalam gua, dan matanya melihat ke arah Tiga Setan yang tertancap di tanah."Apa aku bisa mencabut toya ini? Bukankah Naga mata merah itu sudah berikan aku tenaga dalam?" ucap Lin Jiang.Dan pada saat itulah, Lin Jiang ingat kalau seharusnya dia ditemani oleh naga Bermata Merah."Dimana Naga mata merah itu?" tanya Lin Jiang bicara sendiri."Semua yang kau butuhkan ada di dalam gua!"Satu suara bicara di kepala Lin Jiang, dan itu adalah ucapan Naga mata merah sebelum ia menyatu di tubuh Lin Jiang."Yang aku butuhkan berada di dalam gua? Akan aku periksa!" kata Lin Jiang.Dengan langkah yang buru-buru, Lin Jiang masuk ke dalam gua, dan di dalam gua itu ada banyak sekali peti-peti yang tertutup rapat."Apa semua ini?" tanya Lin Jiang.Dengan penasaran, Lin Jiang membuka peti-peti itu, dan isinya adalah kitab-kitab yang begitu banyak."Aku tidak kesepian lagi!" ucap Lin Jiang dan membuka peti yang lain.Di peti yang lain, ada ribuan mustika siluman yang bagi Lin Jiang itu merupakan harta karun yang tak akan tergantikan.Di dunia persilatan, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan adalah dengan mengambil inti tenaga dari mustika siluman, dan di hadapan Lin Jiang semua itu sudah tersedia.Lin Jiang membuka lagi peti yang lain, dan isinya adalah koin emas yang tak terhitung jumlahnya.Saat Lin Jiang membuka peti yang lain, semuanya adalah koin emas hingga Lin Jiang tiba di peti yang terakhir, sebuah peti kecil yang berlapiskan emas."Apakah ini beda, peti ini kecil dan juga dilapisi emas?" ucap Lin Jiang.Dengan penasaran, Lin Jiang membuka peti itu, dan Lin Jiang mengerutkan dahinya karena di dalam peti itu hanya ada sebuah cincin dengan ukiran naga."Cincin apa ini?" tanya Lin Jiang dan menjumput cincin kecil itu.Lin Jiang menimbang-nimbang cincin itu, karena ia yakin, cincin itu bukan cincin yang biasa."Aku yakin ini cincin pusaka, tapi apa kegunaan cincin ini aku tak tahu?" ucapnya.Lin Jiang yang ragu, memilih untuk meletakkan lagi cincin itu di dalam peti, dan mendekat ke arah peti yang berisi kitab pusaka."Semoga saja di salah satu kitab akan ada penjelasan tentang cincin itu!" ucap Lin Jiang.Lin Jiang segera membongkar isi peti yang berisi kitab, dan ternyata itu hanya kitab-kitab yang bagi Lin Jiang tak terlalu berguna baginya.Hanya ada beberapa kitab yang bisa Lin Jiang gunakan. Hingga akhirnya Lin Jiang menemukan sebuah kitab yang menjelaskan tentang kegunaan mustika siluman."Ternyata tidak semudah yang aku duga!" kata Lin Jiang.Di kitab itu dijelaskan, kalau mustika siluman tidak bisa asal dipergunakan, karena itu bisa saja mempengaruhi tubuh orang yang mengambil inti tenaga dari mustika siluman itu."Ini, kan cincin yang tadi?" ucap Lin Jiang saat melihat gambar di kitab itu.Lin Jiang dengan penasaran membaca penjelasan tentang cincin itu, dan Lin Jiang menemukan sebuah penjelasan yang tak ia duga sama sekali."Cincin ruang dan waktu! Sungguh pusaka yang tak ternilai!" ucap bocah kecil itu.Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata