“Temui aku di taman kota sekarang.”
Andrew menuruti isi pesan itu dan bergerak menuju taman kota. Jantungnya berdegup dengan kencang. Detik-detik pertemuannya dengan wanita yang jelas-jelas dulu mencampakkannya, tapi entah kenapa Andrew menurut saja untuk bertemu, seakan masih ada di sana.
Andrew menghentikan mobilnya. Dengan penampilan formalnya dia turun dari mobil. Berjalan menyusuri taman itu yang memang ramai pada sore hari. Tak pelak kedatangannya juga mengundang perhatian banyak orang, terutama ibu-ibu dan gadis-gadis.
Sampailah dia berhenti di sebuah bangku di mana terdapat seorang wanita yang duduk di sana. Andrew terpaku untuk beberapa saat. Tidak ada yang berubah dari penampilan seorang putri yang dulu pernah singgah di hatinya, sekaligus meremukannya dalam waktu bersamaan. Wanita yang telah mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Sungguh! Sebenernya Andrew tidak mampu mengendalikan perasaannya sendiri. Ingin sekali dia berhamburan memel
“Tumben suami kamu belum pulang jam segini Alya?”“Sebentar lagi, pulang kok, Ma.”Makanan sudah tersaji di meja makan. Tinggal menunggu Andrew pulang. Sebenernya, Alya was-was, karena pesan yang dia kirim tidak di balas oleh Andrew. Biasanya pria itu dengan sigap membalas pesannya sesibuk apapun itu. Hanya saja dia harus positif thinking, dan memberi tahu Ann untuk tidak khawatir juga.Baru saja dibicarakan. Andrew datang. Namun, ada yang berbeda dari pria itu yang selalu terlihat ceria. Dia terlihat suntuk.“Andrew kemana saja kamu? Kenapa kamu tidak mengabari Alya kalau pulang terlambat?” cecar Ann saat Andrew mengamit tangannya. Baru setelah itu mencium kening Alya. Terasa hambar bisa Alya rasakan.“Sibuk dengan pekerjaan kantor, Ma. Maaf,” ujarnya singkat.Tanpa perlu bicara lagi, mereka memulai makan malam. Terlihat Andrew begitu cepat makannya, tanpa memulai perbincangan hangat. Mungkin
Rasa keingintahuan Andrew yang membuatnya gencar menghampiri rumah Ara. Dengan menyuruh orang untuk mengikuti jejaknya kemanapun dia pergi. Memastikan keamanannya. Entah kenapa kepedulian itu masih terasa tinggi sekalipun dia sudah dicampakkan. Apakah dia masih cinta?Namun, diusirnya perasaannya jauh-jauh. Beberapa hari lagi, adalah akad pernikahan dengan Alya. Kembalinya bersatu cinta sejati. Apa yang dilakukan Andrew kini semata-mata hanya ingin memastikan Ara baik-baik saja. Sebagai sesame manusia tidak lebih.Sore itu, Andrew datang ke gang menuju rumah Ara. Tepat saat dia melihat sosok itu yang berjalan memasuki gang dengan penampilan yang selalu tertutup. Kerudung dan masker. Seolah tidak ingin keberadaannya diketahui oleh orang.Andrew turun dari mobilnya cukup lama setelah Ara masuk gang tersebut. Andrew sudah mengira Ara sudah sampai rumahnya. Sengaja, supaya tidak terkesan mengikuti.Namun, dia menemukan pemandangan yang mengejutkan
“Bos, ini dokumentasi terbaru tentang Ara dan Andrew.”Pria sangar itu menunjukan hasil jepretannya tadi kepada Catty yang duduk di singgasananya di markas mafia itu. Wanita itu tersenyum. Semakin banyak bukti kedekatan kedua pasangan itu. Maka semakin besar bom yang sudah dia persiapkan di acara pernikahan Andrew dan Alya nanti. Bukan hanya hancur, tetapi reputasi perusahaannya juga akan luluh lantak“Apa kamu berhasil memasang kamera dan penyadap suara di kontrakan Ara?” Catty menanyakan tugas yang lain.“Sudah Bos. Bos bisa pantau melalui laptop karena kedua alat itu sudah terhubung otomatis di sana,” sahutnya. Catty cepat-cepat menyalakan laptop yang tertera di sana. Melalui petunjuk yang diberikan oleh anak buahnya itu. Akhirnya, dia bisa melihat suasana kontrakan sempit itu. Dia tersenyum begitu mendengar suara dua pasangan itu dengan sangat jelas.“Ternyata Andrew berniat untuk pergi menemui Antonio,
Bukan tanpa alasan Ann mengurungkan niatnya. Semua ini demi kejiwaan Andrew. Dia tahu kalau Andrew tidak akan menerima begitu saja hasil tes itu. Rasa kecewanya yang terpendam sampai tiga puluh tahun akan semakin menjadi dengan realita bahwa Manto, orang yang selama ini menjadi musuh besarnya ternyata ayah kandungnya sendiri. Dia tidak ingin sifat anarkis Andrew yang melampaui batas kumat lagi. Mungkin sebaiknya dia memberikan pengertian dengan cara yang pelan tapi pasti.Ann sudah terlebih dahulu sampai rumah ketika mobil Andrew datang. Dia menautkan dahi tatkala melihat Andrew sendirian.“Mana Alya?”“Lho bukannya dia sudah di mansion, Ma?” tanya Andrew seperti orang bodoh.“Aku enggak melihatnya sedari tadi. Dia kan pergi sama kamu melihat venue pernikahan.”Andrew mengacak-acak rambutnya sendiri. Membuat Ann gusar.“Kamu suami macam apa sih? Istrinya pergi ke mana tidak tahu,” omel Ann. Per
“Mau bicara apa Sayang?”Sampai di mansion, mereka langsung menuju rooftop. Untung Ann tidak mengetahui kedatangan mereka sehingga tidak mencecari mereka berdua habis-habisan.“Kamu serius tidak dengan pernikahan kita?” tanya Alya yang langsung menohok perasaan Andrew. Posisinya membelakangi Andrew dengan pandangan landskap senja itu.“Sebenernya ada apa Alya? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apakah kurang keseriusanku selama ini?”“Kalau kamu serius. Tolong kamu terbuka denganku. Apa alasan kamu pulang telat belakangan ini.”Andrew seperti tertangkap basah. Dari pertanyaannya jelas Alya mencurigainya bermain gila dengan wanita lain. Padahal niatnya hanya menolong Ara tidak lebih.“Aku bertemu dengan Ara, tapi aku minta kamu mendengarkan penjelasanku dulu,” ucap Andrew cepat, khawatir kalau Alya akan memotong penjelasannya dengan sepihak.Karena Alya masih mengin
Di belahan bumi lain, seorang pria dengan tubuh penuh tattoo beradu kekuatan dengan anak buah terkuat. Memaksanya untuk mengerahkan seluruh tenaganya di atas ring tinju. Postur sekuat baja itu terlihat menegang tatkala memberikan terjangan bertubi-tubi.“Segitu saja kemampuanmu hah! Ayo bangun!” Gertakan pria itu membahana memenuhi ruang tersebut. Sedangkan anak buahnya dengan perawakan bagai monster itu tidak bisa bangun lagi sampai seorang wasit menghitung mundur kekalahannya.“Three, two, one. Mister Antonio win!”Antonio memukul dadanya dengan penuh rasa bangga di hadapan para anak buahnya yang menyaksikan. Sorak sorai mengelu-elukan namanya. Antonio memang bukan semata-mata majikan yang hanya mengandalkan kekuasaan dan kekayaan, tapi secara fisik memang dia sangat kuat sampai beberapa kali memenangkan pertandingan dengan para anak buah yang menurutnya kuat. Kepalan tangannya sungguh kuat melawan siapapun, makanya dia dijuluki sebagai
“Alya masih berbaik hati mengizinkanmu untuk menolong Ara. Kalau seandainya Mama di posisi Alya, pasti mama akan meminta kamu untuk melepas Ara.”“Mama kenapa bicara seperti itu? bukannya dulu mama sangat menyayangi Ara seperti Alya sekarang.”“Itu dulu, sebelum mama tahu kalau dia sudah mempermainkan hati anak mama. Lagian, kenapa sih kamu masih memperdulikan dia? Apa jangan-jangan kamu masih menyimpan rasa?”Andrew tertohok dengan tuduhan mamanya. Apa yang dilakukannya sekarang hanya sebatas kemanusiaan saja. Walau dia tidak menampik. Masih ada sisa-sisa getaran, tetapi dia berusaha untuk membuangnya jauh-jauh. Hanya Alya dan Ann yang ada di hatinya sekarang.“Alya satu-satunya, Ma. Tidak ada yang lain di hati Andrew.”Ann memicingkan mata. Melihat kesungguhan dari mata besar Andrew. Dia tahu kalau anak semata wayangnya itu sangat keukeuh dengan pendirian. Tidak mudah digoyahkan. Namun, siapa yang m
“Di dalam tubuh Benny bersemayam zat dimethylmercury yang sangat beracun. Efeknya jangka panjang tapi sangat mematikan bagi tubuh manusia.” Bernando mengamati Benny. Kondisinya memang bisa dibilang kurang fit. Tidak bertenaga dengan wajah memucat. “Anda boleh lihat ini kalau tidak percaya. Hasil diagnose dokter kemaren.” Notaris menyodorkan kertas yang berisi diagnose dokter. Tangan Bernando langsung bergetar memegang kertas itu. Bagaimana di sana terpampang informasi mengenai hasil laboratorium rumah sakit yang terpercaya. Sangat mustahil kalau semua ini adalah rekayasa. “Siapa biadap yang memasukan zat berbahaya itu ke tubuhmu?” Bernando mulai mengkhawatirkan kondisi Benny. “Manto, dialah yang menyuntikan zat berbahaya itu ke dalam tubuhku, jauh sebelum aku ditugaskan untuk men