Beranda / Romansa / Pelampiasan Pria Angkuh / 12. Pria Itu Memaksa Menginap

Share

12. Pria Itu Memaksa Menginap

Penulis: Mira Restia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-03 22:26:45

Edrick mengantarkan Vianca pulang. Dia memperlakukan wanita itu layaknya tuan putri yang harus dilindungi. 

Bagi Vianca, sesuatu hal yang aneh ada pria yang membukakan pintu mobil untuknya. Wanita yang mempunyai sejarah yang kelam seperti dirinya, jarang mendapatkan perlakuan seperti ini. "Makasih Pak Edrick."

Vianca masuk, dia tak bisa menolak karena hari sudah malam. Kurang aman pulang sendiri dalam keadaan tubuh yang belum pulih total.

"Rumah kamu di mana, Via?"

"Di jalan Sweet Corn gang Flower, Pak!"

Edrick mengangguk sambil menyipitkan mata. Berpikir letak tempat yang disebutkan Vianca. Dia mengingat-ingat rute tempat itu, lalu melaju ke arah kontrakan Vianca.

"Kamu tinggal sendiri sekarang?"

"Iya, dulu sempat satu kontrakan sama teman, tapi dia udah mudik." Vianca menjawab pertanyaannya Edrick tanpa menatap wajahnya.

Edrick pun berhenti bertanya, melihat tatapan wanita itu, seakan menghindar. 

Vianca kaku, ingin sekali bersandar dengan nyaman, tapi segan. 

"Via, duduknya senyaman kamu aja. Gak usah kaku kaya gitu. Aku yakin kamu pegal dengan posisi seperti itu."

Vianca tersenyum, lantas membenarkan posisi duduknya lebih nyaman. "Em, makasih."

Edrick gemas atas reaksi sederhana dari Vianca. Ingin sekali saja, membelai rambut Vianca sambil menanyakan kondisinya lebih baik atau tidak. Akan tetapi, dia ragu karena kemungkinan besar Vianca akan menepis tangannya kembali.

Beberapa menit berlalu, Edrick berhenti tepat di mana Vianca memberikan petunjuk kontrakannya. Cat hijau muda dekat sebuah counter pulsa. 

"Ini tempatnya?"

"Iya benar. Makasih Pak karena sudah antar saya sampai rumah!"

"Tunggu! Biar aku buka pintu untukmu."

Edrick membukakan pintu, lalu memapah Vianca sampai ke dalam rumah. Dia memastikan Vianca berada di dalam rumah dengan aman.

"Kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi aku. Walaupun tengah malam aku akan angkat telepon jika itu dari kamu."

Vianca menggeleng. "Gak usah repot-repot. Sudah diantar sampai sini saja sudah cukup."

"Gak repot, kok. Karena hal kecil seperti ini tidak bisa menebus kesalahanku padamu."

Vianca membulatkan mata, sadar yang dikatakan Edrick ada kaitannya dengan masa lalu mereka. "Di negeri ini, begitu banyak anak pria nakal dan suka bully siswa lain, bukan cuma Pak Edrick seorang. Jadi, tidak usah selalu minta maaf karena memang mentalku saja yang terlalu lemah saat itu."

Edric mengerutkan dahi, dia tahu Vianca berkata seperti itu supaya dirinya tidak lagi mendatangi Vianca. Karena, kejahilannya sudah melewati batas wajar saat itu.

"Pokoknya kalau ada apa-apa hubungi aku. Aku butuh tahu kabarmu biar aku pun bisa tenang."

"Ya, sudah, Baiklah! Aku akan hubungi Pak Edrick jika ada hal mendesak."

"Ayolah, Via! Kita ini teman sekelas saat SMA dulu. Kalau sedang ada di luar kantor jangan panggil Bapak."

Vianca mengangguk.

"Kalau begitu aku pulang dulu! Jaga dirimu baik-baik."

Vianca masuk ke dalam rumah, berbaring di kasur setelah sebelumnya meminum obat yang diberikan dokter. Baru saja dia merebahkan badan, ada suara ketukan pintu.

Vianca mengabaikannya, palingan juga Melvin mendatanginya. Namun, bagaimana jika yang datang adalah Edrick? Vianca mengecek barangnya, siapa tahu ada yang tertinggal di mobil milik Edrick, tapi sepertinya lengkap semua.

Vianca akhirnya membukakan pintu, dan terbelalak saat melihat pria yang ada di hadapannya sungguh diluar dugaan. 

"Pak Zeva mau ngapain?"

Zeva terdiam sejenak, meneliti setiap garis wajah Vianca yang pucat. Wanita ini belum sepenuhnya sembuh. Hingga akhirnya dia berkata dengan lirih. "Aku ingin melihat keadaanmu, kenapa gak dirawat di Rumah Sakit aja, kalau masih lemah seperti ini?"

Situasi yang aneh bagi Vianca, saat menyadari Zeva berbicara dengan formal padahal sedang ada di luar kantor, biasanya pakai bahasa yang lebih bebas. Bahkan, nada suaranya halus dan nampak khawatir. 

"Karena saya masih bisa istirahat di rumah. Tadi bisa pingsan karena terlambat penanganan aja, sama perut saya lagi kosong."

Zeva memejamkan mata sejenak, mengingat sikapnya yang ketus pada Vianca tadi pagi. Namun kelihatannya, Vianca tidak dendam. Hal itu membuat dirinya semakin merasa bersalah.

"Aku menyesal, tadi pagi kasar sama kamu. Aku tahu kamu sakit, tapi tidak menyuruhmu istirahat."

"Gak masalah, itu salah saya tidak bisa jaga kesehatan. Padahal, baru lima hari kerja."

"Lain kali jangan maksain, Vi."

"Saya takut gak dikasih kesempatan lagi untuk kerja, karena masih karyawati baru."

"Padahal, kamu bisa bilang padaku dulu. Nanti aku bisa jelaskan semua pada Pak Adam."

Vianca terperanjat. Menatap lekat pada lawan bicara. "Kita sudah sepakat gak saling kenal. Saya mana berani, kalau Mas Zeva udah bilang kaya gitu."

Zeva mematung, ingin minta maaf akan hal itu tapi malah bungkam. Sepertinya, mulutnya dikutuk untuk tidak bisa minta maaf. Zeva terperanjat, tersadar dari tadi masih berada di depan pintu. Wanita ini keterlaluan, dia tidak mempersilahkan atasannya untuk masuk.

"Kamu gak nyuruh aku masuk? Apa aku terlihat seperti penjaga pintu, Vi?"

"Bukannya gitu, Mas Zev. Ini terlalu malam untuk bertamu."

"Kamu sendirian dan sedang sakit. Gak ada salahnya jika aku berjaga sampai pagi buat kamu. Lagipula besok libur."

Vianca menggeleng. "Jangan! Itu gak baik. Saya lebih baik sendiri di rumah. Kali ini saya sudah bertekad tidak akan melayani pria mana pun. Mas Zev bisa pulang sekarang."

"No, Vianca No! Aku masih waras mana mungkin berbuat mesum pada orang sakit. Aku hanya ingin____  menjagamu."

Vianca menggeleng. "Saya sudah tahu dari Edrick kalau Mas udah punya tunangan."

Zeva terperanjat, dia bergumam, "Dasar si kutu kupret Edrick, banyak bacot. Ngapain dia cerita sama Vianca."

Vianca melihat bibir Zeva bergerak-gerak seperti sedang mengumpat. Namun tak bisa mengerti Zeva berkata apa. Vianca langsung tertunduk saat Zeva menatap ke arahnya, karena pria itu sadar Vianca memperhatikan bibirnya.

"Lagian, Edrick bilang! Kalau saya boleh hubungi dia kapan aja jika penyakit saya kambuh. Jadi, Mas Zeva gak usah repot-repot urusi urusan saya lagi."

"Apa?" Zeva mengepalkan tangan.

Dia memang pernah menyuruh Edrick mengambil Vianca darinya. Namun, saat Edrick benar-benar melakukannya. Ternyata hati Zeva tidak bisa terima. Dan kalau bisa, dia ingin memiliki Savana dan Vianca secara bersamaan. Lagipula dia belum ada rencana menikah dalam waktu dekat.

"Mas Zev lebih baik sekarang pulang dulu, ya! Maaf! Saya mau istirahat." Vianca memohon sambil memegang perutnya.

"Mana yang sakit? Itu perut kamu masih kerasa sakit?"

Vianca tidak menjawab. Namun wajahnya meringis, memberi isyarat pada Zeva untuk segera pulang.

Bukannya menuruti keinginan Vianca. Zeva malah mengangkat tubuh Vianca. "Aku antar kamu ke kamar buat istirahat."

"Gak perlu!" Vianca melingkarkan tangan pada leher Zeva. Bukan karena setuju untuk diantar. Namun, dia takut jatuh karena tidak ada energi jika harus menolak.

"Kamu sudah makan malam belum? Jangan bilang, sampai detik ini kamu belum makan!" Zeva bertanya sambil mengangkat tubuh ramping Vianca.

"Sudah, kok. Tadi diajak makan dulu sama Edrick."

Zeva mendengkus. "Jangan sebut nama Edrick lagi di hadapanku. Kalau masih sebut aku akan lemparkan kamu ke jendela."

Bukannya takut, Vianca malah tersenyum. Karena tidak mungkin dirinya dilempar ke jendela seperti kucing. Buktinya, saat di depan kasur Zeva dengan hati-hati menaruh Vianca. Boro-boro untuk melemparkan ke jendela.

Vianca kebingungan. Karena Zeva tidak pulang. Pria itu duduk di sampingnya dengan santai.

"Tidur, Vi. Aku di sini jagain kamu."

"Gak mau! Saya sudah gak menerima tamu pria malam-malam. Mas mohon mengerti keputusan saya ini."

Zeva mana mau mendengar Vianca. Ucapan Vianca dianggapnya angin lalu. Dia masih tetap berada di sana. Menunggu Vianca tertidur.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pelampiasan Pria Angkuh   52. Savana Tertekan

    Savana baru pulang dari luar negeri. Dia kembali ke rumah orang tuanya dengan hati bahagia. Bahagia saat melihat di internet orang-orang ramai-ramai menghujat Vianca. Pasti saat ini Vianca stres berat, suruh siapa merebut Zeva dari dirinya. Sungguh sangat beruntung, dia adalah seorang selebgram berwajah cantik yang disayangi para netizen. Selama penampilan good looking, jika berkeluh kesah di sosial media akan cepat mendapatkan simpati orang lain.High heels Savana berbunyi saat melangkahkan kaki menuju rumah. Dia saat ini menggunakan mini dress warna maroon sebagai lambang keberanian. Selain itu, kakinya sudah sembuh total membuat dia bebas bergerak. Mungkin, nanti malam dia harus mengadakan pesta, pesta atas penderitaan Vianca.Langkah Savana terhenti. Rupanya, di depan orang tuanya yang megah bernuansa art Deco itu ada seorang pria tinggi bertubuh atletis sedang berdiri menantinya.Mata tajam Zeva tersebut terus menatap ke arah wanita yang pernah singga

  • Pelampiasan Pria Angkuh   51. Mertua Jahat

    Sudah sekian lama Zeva tidak menginjakan kaki di rumah ibunya ini. Sejak memilih hidup bersama Vianca, sejak saat itu pula Zeva tidak pernah ke rumah orang tuanya. Namun, semuanya tidak berubah orang tua Zeva tidak pernah bisa sedikit saja mengerti dirinya.Semilir angin malam bertiup halus di depan wajah Zeva. Dia berjalan dari area parkir, menuju ke dalam rumah dengan langkah yang hampa. Dia mengingat video itu kembali, alasan istrinya memilih pergi jauh dari hidupnya."Bi, di mana mamah?" tanya Zeva pada asisten rumah tangga."Beliau sedang ada di kamar."Zeva tak berkata apa-apa lagi, dia menuju kamar ibunya yang berada di lantai dua dengan langkah yang terburu-buru. Sementara itu, dia juga tahu saat ini ayahnya sedang berada di luar kota.Zeva mengetuk pintu. "Mah, ini Zeva!"Lama Zeva menunggu, hingga akhirnya ibunya yang berada di dalam kamar menyahut panggilannya. "Zeva, masuk saja."Zeva membuka pintu, dia melihat sang ibu se

  • Pelampiasan Pria Angkuh   50. Istri yang Pergi

    Keadaan rumah dikunci dari luar. Zeva membuka gerbang dengan kunci cadangan yang dia bawa. Rumahnya sepi, asisten rumah tangga sudah jelas sedang mudik. Namun, istrinya juga tidak ada di rumah. Zeva hanya berpikiran bahwa Vianca sedang pergi ke mini market membeli sesuatu.Namun, sang rumah menampakan kesunyian pula. Seolah dia pun merasakan sedih ditinggal sang nyonya rumah. Sementara itu, tuan rumah tak memiliki prasangka apapun karena merasa baik-baik saja dengan istrinya.Vianca baik, menerima semua kekurangan Zeva, tak mungkin Vianca pergi sembarangan. Kecuali wanita itu sudah berada di puncak kelelahan. Zeva membersihkan badan, mandi di bawah guyuran shower dan merasakan setiap rintik air yang menetes ke tubuhnya dalam kegalauan. Dia terbayang wajah Vianca.Vianca selalu ada di rumah ketika Zeva pulang. Zeva tak menuntut Vianca selalu menyambutnya. Namun, rasanya berbeda saat wanita itu sudah tak melakukan ritual sederhana. Yaitu, hanya sekadar senyum meny

  • Pelampiasan Pria Angkuh   49. Pelakor Viral

    Savana mendapat pesan 'WA dari ibunya. Dia merasa terharu ternyata ibu dan ibu mertuanya sangat sayang padanya. Hingga rela melabrak wanita yang sudah dia ketahui bernama Vianca itu.Awalnya, dia posting di sosial media untuk mencari perhatian orang lain. Setelah berhasil menjadi selebgram dengan kisah cinta yang rumit, rupanya dia mendapatkan kenyamanan. Hal itu dikarenakan, apapun yang dia posting selalu mendapat dukungan.Terbersit dalam hatinya untuk mengunggah video ini. Apalagi jika dia menambahkan soundtrack lagu yang menyayat hati. Pasti setiap orang yang melihat akan iba akan kisah cintanya.Savana tanpa ragu melakukan hal itu. Toh, apapun yang dia lakukan tidak akan membuat Zeva kembali padanya. Dia kini benar-benar menyerah, dan hanya ingin balas dendam pada Vianca. Jika dirinya tak bahagia, maka Vianca juga harus mendapatkan luka yang sama.Akhirnya, video itu berhasil terkirim ke publik dengan judul. "Penggerebegan pelakor mantan suamik

  • Pelampiasan Pria Angkuh   48.I bu Mertua Galau

    "Kamu wanita playing victim. Yang sebenarnya korban adalah anak saya, Savana." Ibunya Savana mulai berkata-kata lagi, tapi saat ini dengan intonasi yang pelan. Dia pun takut anaknya Vianca menangis lagi."Saya tahu, tapi Savana korban dari kelakuan Zeva. Saya tidak tahu menahu kisah Zeva dan Savana seperti apa. Yang saya tahu, Mas Zeva sudah putus dari Savana sebelum menikah dengan saya.""Berarti Zeva dan Savana putus gara-gara kamu, kamu biang kerok semua masalah.""Mas Zeva bilang, saat itu Savana dan Adam kakaknya Zeva ada hubungan, maka dari itu Zeva kesal.""Jangan so tahu kamu. Malah fitnah anak saya."Ibunya Vianca berkata kembali. "Kamu, wanita murahan! Jangan pernah sekali-kali mencoba memfitnah menantu kesayangan saya. Kamu mau melahirkan berapa belas anak pun dari Zeva, tetap saja kamu wanita murahan yang tidak akan mendapat tempat di kehidupan saya."Ibunya Zeva emosi saat melihat teman akrabnya sekaligus besannya sakit hati ole

  • Pelampiasan Pria Angkuh   47. Ditampar Ibu Mertua

    Di rumah baru ini, Vianca melewati berbagai hal. Terutama menyaksikan tumbuh kembang anaknya yang sudah mau satu tahun. Anak nya sudah bisa jalan, sering menggapai benda-benda bahaya disekitar. Vianca kewalahan dan kecapean akan hal itu, tapi itu adalah hal yang menyenangkan dalam hidupnya. Saat melihat canda tawa Rafael, Vianca merasa hidupnya sempurna.Rafael pun tak pernah kekurangan kasih sayang ayahnya. Zeva saat pulang bekerja selalu mengajak anak itu bermain baik di rumah maupun di taman dekat rumah. Mengajak Rafael mandi bola dan yang lainnya.Vianca selalu sibuk di sore hari menyiapkan hidangan kesukaan Zeva. Namun memang, hasil masakan Vianca tidak mengecewakan. Zeva selalu lahap bahkan sampai nambah dua kali sangking bersemangatnya menyantap hidangan dari istrinya itu.Yang kurang dari hidup mereka adalah. Tidak adanya restu dari orang tua mereka. Terlebih Savana pergi ke luar negeri dengan alasan berobat, dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status