Home / Romansa / Pelayan Cantik Milik Tuan Muda / 2. Kesalahan di Hari Pertama Kerja

Share

2. Kesalahan di Hari Pertama Kerja

Author: CeliiCaaca
last update Last Updated: 2025-12-12 00:26:29

Pagi itu, Diana tiba di mansion lima menit lebih awal dari perintah Daniel. Dia tidak berani mengambil risiko apa pun apalagi dipecat di hari pertama dia bekerja. 

Wanita paruh baya bernama Angela—pelayan senior di rumah itu sudah menunggu di pintu samping. Wajahnya tetap formal, tapi kali ini ada sedikit kehangatan di matanya.

“Tepat waktu. Bagus,” ujar Angela singkat. “Ikut aku. Aku akan tunjukkan kamarmu dan menjelaskan tugasmu.”

Diana mengikuti Angela melewati lorong belakang yang lebih sederhana dibanding lorong utama.

Mereka naik tangga sempit menuju lantai dua bagian belakang. Kamar Diana kecil tapi bersih. Ada tempat tidur tunggal, lemari kecil, dan jendela yang menghadap taman belakang.

“Seragammu sudah disiapkan di lemari. Ganti dan turun ke dapur dalam sepuluh menit,” perintah Angela. “Sarapan Tuan harus siap pukul enam tepat.”

Diana mengangguk dengan cepat. "Baik, Bu."

Begitu Angela pergi, Diana bergegas mengganti pakaian. Seragam pelayan berwarna abu-abu gelap dengan celemek putih. Pas di tubuhnya. Dia mengikat rambutnya rapi, lalu turun ke dapur.

Di dapur, sudah ada dua pelayan lain. Seorang wanita muda bernama Sari dan seorang pria paruh baya bernama Lino. Mereka menyapa Diana dengan senyum tipis.

“Kamu yang baru, ya?” tanya Sari sambil memotong buah. “Diana, kan?”

“Iya,” jawab Diana sambil tersenyum gugup. “Mohon bantuannya ya, Bu?”

Sari melirik ke arah pintu dapur untuk memastikan tidak ada orang, lalu berbisik pelan. “Dengar ya, kalau kamu mau bertahan di sini, ada satu aturan penting yang harus kamu lakukan.”

Diana mendekat. “Aturan apa?” tanyanya ingin tahu.

“Selalu hati-hati di sekitar Tuan,” bisik Sari serius. “Jangan pernah lengah. Jangan sampai ada kesalahan sekecil apa pun. Tuan Daniel itu dia tidak suka memberi kesempatan kedua pada siapa pun!”

Lino yang mendengarnya lantas mengangguk setuju. “Yang terakhir bekerja di sini keluar karena menaruh gelas di tempat yang salah. Cuma itu dan langsung dipecat.”

Diana menelan ludah mendengarnya kengerian Daniel. “Seserius itu?”

“Ya. Tuan Daniel berubah seperti monster setelah ditinggal menikah oleh calon tunangannya dua tahun yang lalu. Bahkan selera makannya pun hilang, entah apa lagi yang hilang. Yang jelas Tuan Daniel berubah seratus delapan puluh derajat.”

Diana terdiam mendengarnya. Namun, Diana berharap Daniel tidak akan memecatnya hanya kesalahan sepele.

“Jadi, tetap fokus. Jangan sampai gugup membuat kamu ceroboh, Diana,” ucap Sari sambil menepuk pundak Diana.

Diana mengangguk pelan lalu mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai tidak teratur.

Beberapa jam pertama berjalan dengan tegang. Diana membantu menyiapkan sarapan, membersihkan ruang makan, dan menata ulang ruang tamu. Setiap gerakan dia lakukan dengan hati-hati, seolah sedang berjalan di atas pecahan kaca.

Daniel muncul sesaat untuk sarapan. Tatapannya sama dinginnya seperti kemarin. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya makan dalam diam, lalu pergi ke ruang kerjanya.

Diana menghela napas lega setelah pria itu menghilang dari pandangan.

Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Pukul dua belas siang, Angela memanggilnya dengan nada mendesak. “Diana, Tuan minta makan siang diantarkan ke ruang kerjanya. Kamu yang bawa.”

Jantung Diana langsung berdegup kencang. “Saya, Bu?”

“Iya. Sari sedang keluar untuk belanja. Pak Lino sedang memperbaiki keran. Kamu satu-satunya yang tersedia. Cepat, jangan buat Tuan menunggu.”

Diana lantas bergegas ke dapur. Di atas nampan sudah tersusun piring dengan steak medium rare, sayuran kukus, dan segelas air es. Semuanya tertata rapi.

Dia mengangkat nampan dengan hati-hati. Tangannya sedikit gemetar, tapi dia mencoba menenangkan diri.

Tenang, Diana. Ini hanya mengantarkan makanan. Tidak ada yang sulit.’

Dia berjalan pelan melewati lorong. Setiap langkah terasa seperti berjalan di atas tali. Ketika sampai di depan pintu ruang kerja Daniel, dia menarik napas dalam, lalu mengetuk pelan.

“Masuk.”

Diana membuka pintu dengan siku, lalu melangkah masuk. Daniel sedang duduk di belakang meja dengan mata tertuju pada layar laptop. Dia tidak mengangkat kepala.

Diana berjalan mendekati meja, berusaha menjaga nampan tetap stabil. Hampir sampai. Tinggal beberapa langkah lagi.

Tapi tepat saat dia hendak meletakkan nampan, kakinya tersangkut ujung karpet.

Tubuhnya terhuyung ke depan, nampan terangkat dari tangannya, dan gelas air es tumpah dan memercik langsung ke arah laptop Daniel.

Semuanya terjadi dalam sekejap. Diana membeku, matanya melebar melihat air yang menggenang di atas meja, merembes ke arah keyboard laptop yang masih menyala.

Daniel berdiri dengan cepat, tatapannya langsung tertuju pada Diana. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apa pun, tapi matanya berubah gelap, dingin, dan tajam seperti pisau.

Keheningan mengerikan menyelimuti ruangan.

Diana tidak bisa bergerak bahkan tidak bisa bernapas. Hanya bisa berdiri dengan tubuh kaku menatap kekacauan yang baru saja dia buat.

Daniel melangkah perlahan mendekat lalu berhenti tepat di hadapan Diana.

“Apa yang baru saja kamu lakukan, Diana?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   9. Sudah Menjadi Milikku

    Diana duduk di tepi ranjang kamarnya dengan tubuh yang terasa asing baginya sendiri. Tangannya bergetar ketika dia menurunkan pandangan ke satu lembar kertas di atas meja kecil di dekat ranjang kecilnya.Sebuah cek kosong. Angka belum diisi. Hanya satu tanda tangan tegas di sudut kanan bawah—tanda tangan Daniel.Nama pria itu tercetak jelas, seolah menertawakan segala yang baru saja dia korbankan beberapa menit yang lalu.Diana menelan ludahnya. Dadanya terasa sesak. Dia tidak tahu apakah ini akan berlangsung seminggu, sebulan, atau entah sampai kapan.Daniel tidak pernah memberinya batas waktu. Tidak ada perjanjian tertulis. Tidak ada akhir yang jelas.Hanya satu hal yang pasti bahwa malam ini adalah yang pertama. Dan itu cukup untuk membuatnya merasa kehilangan sebagian dari dirinya sendiri.Dia lalu memejamkan mata, menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Ia tidak boleh menangis sekarang. Tidak di sini. Tidak setelah semuanya terjadi.Ponselnya tiba-tiba bergetar di

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   8. Kamu harus Siap Setiap Kali Aku Meminta

    Pria itu kemudian menuntun Diana ke ranjang luas yang rapi dan elegan. Matanya menatap bibir merah Diana yang sudah menjadi incaran Daniel sejak tadi.Tangannya menyusuri garis rahang Diana lalu bibirnya mulai menyentuh bibir wanita itu.Ciuman yang semula lembut bahkan tidak menuntut, namun berhasil membuat tubuh Diana begitu tegang.Daniel bisa merasakan betapa tegangnya Diana yang kini sedang dia kuasai. Tangannya mengusap punggung Diana dengan lembut dan bibirnya menyusuri lidah Diana dan bergerliya hebat hingga suara cecapan itu kian terdengar.“Umh ….” Diana mulai mengeluarkan desahan dan berhasil membuat Daniel menggila.Bibirnya kembali masuk ke dalam, memainkan lidahnya lalu merebahkan tubuh Diana dengan perlahan. Tangan Diana memegang lengan kokoh Daniel dengan erat.Napasnya hampir habis karena ciuman membara yang dilakukan Daniel padanya.Bibir Daniel turun ke bawah, menyusuri garis leher Diana dengan lidahnya. Memberikan sensasi panas menguasai tubuh Diana.Perempuan itu

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   7. Ganti Bajumu

    Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Jantung Diana sudah tidak bisa berdebar seperti biasa lagi setelah berdiri tepat di depan kamar Daniel. Malam ini juga Diana harus melakukan apa yang diminta oleh pria itu. Diana menelan ludahnya berkali-kali sembari menetralisir kegugupannya.Diana kemudian mengetuk pintu kamar tersebut dan beberapa detik kemudian membuka pintunya.“Selamat malam, Tuan,” sapa Diana dengan pelan.Daniel yang sedang duduk di tepi tempat tidur menatap Diana dengan tatapan gelapnya. Kemeja hitam dengan dua kancing sudah terbuka, memperlihatkan dada bidang Daniel.Daniel beranjak dari duduknya lalu memberikan sebuah lingerie warna merah darah mencolok transparan.“Gunakan ini,” titah Daniel dingin.“A-apa, Tuan?” ucap Diana dengan gugup.Daniel hanya menarik tangan Diana dan memberikan baju itu padanya. Dari tatapannya terlihat jelas kalau Daniel enggan mengatakan dua kali.Diana pamit untuk mengganti pakaian itu ke kamar mandi.Beberapa menit kemudian, kini, tub

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   6. Lakukan Tugasmu Mulai Hari ini

    Pagi datang terlalu cepat bagi Diana. Wanita itu kembali mengenakan seragam pelayan berharap Daniel tidak jadi memecatnya.“Tolong antarkan kopi untuk Tuan Daniel,” ucap Angela sambil memberikan nampan berisi kopi kepada Diana.Wanita itu menerima nampan tersebut dan berjalan menyusuri lorong panjang menuju ruang kerja Daniel. Tangannya gemetar meski dia berusaha menggenggam nampan kopi itu sekuat mungkin.Aroma kopi hitam yang masih mengepul hangat tidak mampu menenangkan debar jantungnya.Setiap langkah mendekati pintu itu membuat kepalanya semakin penuh dengan ingatan malam sebelumnya, kata-kata Daniel, pintu yang terkunci, tawaran yang tak pernah benar-benar dia pahami sepenuhnya.Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu.“Masuk.”Dia lalu membuka pintu perlahan dan melangkah masuk. Daniel duduk di balik meja kerjanya, mengenakan kemeja rapi dengan lengan digulung setengah.Rambutnya tersisir rapi, wajahnya bersih bahkan Diana sempat terpana karena penampilan Daniel jau

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   5. Daniel sudah Punya Kekasih?

    “Pu-puaskan, Tuan?”“Ya.” Daniel mengangguk singkat. “Puaskan hasratku sampai tuntas.”Diana menelan ludahnya dan keringat dingin membasahi keningnya. “Ta-tapi, saya–”“Aku tidak butuh pelayan yang tidak berguna. Kalau tidak mau melayani sesuai perintahku, angkat kaki dari rumah ini sekarang juga. Kalau mau, kamu tetap akan dapat gaji, dan aku akan memberimu bonus jika berhasil membuatku puas.” Dia lalu menyandarkan tubuh ke sofa dengan malas, seperti seorang hakim yang hanya menunggu vonis dijatuhkan.Mata gelapnya menatap Diana tanpa berkedip. Alkohol membuat sorot itu semakin tidak stabil, tetapi juga semakin berbahaya.“Jika kamu mau,” lanjut Daniel pelan dan berat, “kamu tetap bekerja di sini. Malam harinya, kamu datang padaku dan melayaniku. Pagi harinya, kamu kembali bekerja seperti biasa.”Diana terperangah mendengar ucapan Daniel barusan. Bagaimana mungkin Diana melakukan hal itu sedangkan dia sama sekali belum pernah melakukan hubungan intim dengan siapa pun. Bahkan menjali

  • Pelayan Cantik Milik Tuan Muda   4. Puaskan Aku

    Tanpa berkata apa pun, Daniel kembali berjalan masuk ke dalam dan duduk di sofa sambil melipat tangan di dadanya.Kemeja kerjanya terbuka dua kancing di atas, lengan yang tergulung asal, dan sebuah botol whiskey kaca setengah kosong di meja kopi.“Tuan, saya bisa belajar. Saya bisa memperbaiki semua kesalahan saya. Tolong jangan pecat saya. Saya melakukan ini untuk keluarga saya. Saya … saya akan melakukan apa saja asalkan tetap bekerja di sini.”Kata terakhir itu seperti terlepas tanpa bisa ia tarik kembali.“Apa saja.”Daniel akhirnya mengalihkan pandangan menatap Diana. Dia memandangnya dari atas ke bawah secara perlahan.Bukan tatapan kejam seperti siang tadi, tapi tatapan seseorang yang tidak sepenuhnya sadar karena terpeleset di antara mabuk dan kesedihan yang menahun.Wanita di foto itu masih berada di tangannya.“Apa saja, huh?” gumam Daniel seraya menyunggingkan senyum penuh misterius.Diana menelan ludahnya karena dia tidak mengerti arah pembicaraan ini, tetapi ketakutan dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status