LOGINMey sangat ketakutan. Dia membawa Keyla kembali ke ruangan manager. Gadis itu harus melaporkan kejadian di ruangan VIP.
“Nyonya.” Mey menarik tangan Keyla masuk ke dalam ruangan Nyonya Bai.
“Ada apa?” tanya Bai melihat pada Keyla yang basah.“Keyla diusir dari ruangan VIP,” jawab Mey dengan tetap memegang tangan Keyla yang hanya menunduk saja karena merasa bersalah.
“Kenapa?” Bai menatap pada Keyla.
“Tamu itu adalah Tuan Kai,” ucap Mey.
“Maaf, Nyonya.” Wajah Keyla terlihat pucat.
“Aku lupa malam ini kamu melayani Tuan Kai.” Bay khawatir.
“Permisi.” Yibo mengetuk pintu ruangan Nyonya Bay. “Gawat. Apa mereka akan menghukum gadis kecil ini?” Nyonya Bai benar-benar khawatir dengan nasib Keyla yang baru mau bekerja. “Silakan masuk, Tuan Yi. Kalian pergilah,” ucap Bay pada Keyla dan Mey.“Baik, Nyonya.” Mey dan Keyla segera pergi dari ruangan Nyonya Bay.
“Apa yang Anda butuhkan, Tuan Yi?” tanya Nyonya Bai tersenyum ramah.
“Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan Keyla. Dia masih baru bekerja mala mini,” jelas Nyonya Bay.
“Lupakan saja. Apa Anda memiliki karyawan yang bisa berbahasa Spayol dan Inggris?” Yibo benar-benar sangat berharap pada Nyonya Bay.
“Apa?” Nyonya Bay terkejut dan tersenyum. Gadis kecil emasnya akan segera dipakai oleh Kai dan dipastikan mendapatkan bayaran serta tips yang tinggi.
“Apa ada?” tanya Yibo lagi.
“Gadis tadi. Dia adalah mahasiswi Bahasa yang baru pindah ke Tiongkok. Dia berasal dari Indonesia.” Nyonya Bay tersenyum lebar karena Keyla terselamatkan dari bahaya. “Gadis yang menumpahkan minuman di depan Tuan Kai.” Yibo memicingkan matanya.“Benar. Malam ini pertama kali dia bekerja sebagai pelayan paruh waktu. Ini data dirinya.” Nyonya Bay dengan cepat memberikan berkas Keyla kepada Yibo.
“Siapkan gadis itu dan suruh kembali ke ruangan. Aku akan menemui Tuan Kai.” Yibo keluar dari ruangan Nyonya Bay.
“Baik, Tuan.” Nyonya Bay membungkuk.
“Ohhh. Gadis itu akan jadi tambang emasku. Dia tidak perlu menjual tubuh karena memiliki kemampuan lain.” Nyonya Bay segera pergi ke kamar Mey. Dia membawa kemeja putih dan rok hitam untuk Keyla.
“Key,” sapa Mey melihat Keyla yang duduk di tepi tempat tidur. Gadis itu hanya diam. Dia masih terkejut dengan kemarahan Kai.
“Aku takut.” Keyla melihat pada Mey.“Tidak apa. Kamu bisa bekerja di bagian lain. Misalnya bersih-bersih ruangan atau cuci gelas.” Mey duduk di samping Keyla.
“Ya. Aku tidak mau bertemu tamu. Mengerikan.” Keyla memeluk Mey.
“Kamu harus ganti baju. Ini sudah basah.” Mey menyentuh rok hitam yang dikenakan Keyla.
“Keyla.” Nyonya Bay berdiri di depan pintu.
“Nyonya.” Keyla dan Mey segera berdiri.
“Ganti pakaian kamu dengan ini dan kembali ke ruangan Tuan Kai.” Nyonya Bai memberikan kemeja putih dan rok hitam.
“Apa?” Keyla dan Mey terkejut. Keduanya saling pandang.“Tuan Kai butuh penerjemah Bahasa Spanyol dan Inggris. Kamu bisa kan?” tanya Nyonya Bay.
“Bisa, Nyonya. Tapi, aku sudah diusir dari ruangan itu,” jawab Keyla.
“Sekarang beda. Tuan Kai membuutuh kemampuan Bahasa kamu,” tegas Nyonya Bai.
“Cepat ganti pakaian. Aku tunggu di luar.” Nyonya Bay keluar dari ruangan Mey dan Keyla.
“Key, semangat! Kalau kamu bisa bekerja dengan baik, maka bayaran yang diterima akan sangat tinggi.” Mey memegang tangan Keyla.“Benarkah?” Keyla tersenyum.
“Benar. Tuan Kai memberi gaji tertinggi untuk karyawannya dan masih ada bonus lain,” jelas Mey.
“Baiklah. Aku ganti pakaian dulu. Aku pasti bisa.” Keyla segera melepas baju pelayan dan berganti dengan kemeja serta rok hitam.
Keyla dan Mey mengikuti Nyonya Bai kembali ke ruangan Kai. Dua gadis berasal dari negara berbeda.
“Permisi, Tuan.” Nyonya Bay mengetuk pintu. “Tuan. Mereka datang,” ucap Yibo.“Siapa yang akan menjadi penerjemah?” tanya Kai menatap tajam pada Keyla yang menunduk.
“Ini, Tuan. Namanya Keyla. Anda bisa memanggilnya Key.” Nyonya Bai memegang lengan Keyla yang hanya diam dan tidak berani mengangkat kepada.
“Yibo. Gantikan dia dengan gaun!” perintah Kai yang masih belum melihat jelas wajah Keyla.
“Baik, Tuan.” Yibo segera menghubungi Lusi untuk menyiapkan gaun dan merias Keyla.“Lusi akan datang. Nyonya Bay siapkan saja ruangan ganti,” jelas Yibo.
“Baik, Tuan. Ayo Key.” Nyonya Bai membawa Keyla keluar dari ruangan sedangkan Mey tetap di sana untuk melayani tamu.
Lusi dengan cepat memilih gaun untuk Keyla. Dia mendapatkan data gadis itu dari Yibo tentang tinggi dan berat badan serta warna kulit.
“Kenapa harus mendandani gadis ini?” Lusi mengendarai mobil menuju club. Dia berhenti di tempat parkir khusus dan langsung menuju kamar Keyla. Gadis itu duduk diam ditemani Nyonya Bay. “Siapa yang harus saya dandani?” tanya Lusi di depan pintu. “Dia.” Nyonya Bay menunjuk Keyla.“Gadis secantik ini. Tidak perlu didandan.” Lusi mendekati Keyla.
“Cukup ganti gaun saja sudah ok.” Lusi dengan cepat meminta Keyla untuk berganti pakaian. Wanita itu memberikan riasan tipis pada wajah gadis kecil. Rambut panjang dibiarkan tergerai.
“Selesai.” Lusi memperhatikan Keyla dari atas hingga bawah.
“Cantik sempurna. Apa kamu akan jadi penerjemah?” tanya Lusi.“Ya,” jawab Keyla.
“Masih sangat muda dan cantik. Ini data tamu dan bisnis yang akan dibahas.” Lusi memberi berkas dan menggandeng Keyla menuju pintu utama untuk menyambut kedatangan tamu dari Spanyol.
“Kita tunggu tamu di sini.” Lusi berdiri bersama Keyla di depan pintu.
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Keyla dan Lusi. Seorang sopir segera turun dan membuka pintu.
“Selamat datang, Tuan Ortega.” Keyla benar-benar terlihat sudah biasa dalam menyambut tamu. Dia tidak gugup karena tidak ada Kai di sana.“Terima kasih.” Pria paruh baya tersenyum pada Keyla. Dia langsung terpesona dengan gadis muda berwajah asia mengenakan gaun merah muda yang manis.
“Silakan masuk. Tuan Kai sudah menunggu Anda di dalam,” ucap Keyla tanpa gugup. Gadis itu membuat Lusi sangat kagum karena kefasihannya dalama Bahasa Spanyol dan terlihat sudah sangat profesional. “Anda benar-benar cantik dan manis. Kulit yang sehat dan lembut.” Tuan Ortega berjabat datang dengan Keyla.“Terima kasih,” ucap Keyla.
“Silakan masuk.” Keyla mempersilakan Ortega dan asistennya masuk.
“Selamat datang di Tiongkok.” Kai beranjak dari kursi. Dia tidak melirik sama sekali pada Keyla yang sudah tampil beda karena pria itu memang tidak tertarik untuk melihat wanita mana pun.
“Dari mana kamu dapatkan pernerjemah?” tanya Ortega.
“Dia bekerja di sini,” jawab Kai dan diterjemakan oleh Keyla.
“Sayang sekali. Bagaimana jika bekerja di perusahaanku di Spanyol?” Ortega terlihat lebih perhatian pada Keyla sehingga Kai pun memperhatikan gadis Indonesia itu.
“Cantik,” gumam Kai di dalam hati. Pria itu mengalihkan pandangan.
“Mari kita berbicara bisnis,” ucap Kai.
“Ya. Setelah ini aku mau jalan-jalan dan mungkin gadis ini bisa menjadi pendamping kami. Aku akan membayarnya,” ucap Ortega.
“Kita bicarakan lagi nanti.” Kai melihat pada Keyla karena gadis itu harus menerjemahkan semua pembicaraan mereka.
Pembicaraan bisnis berjalan lancar dengan bantuan Keyla yang berhasil menjadi penerjemah dan penghubung antara Kai dan Ortega. Pria itu mendapatkan kontrak kerja dengan nilai tinggi.
“Terima kasih.” Ortega dan Kai berjabat tangan.“Mari kita minum.” Kai mengangkat gelas yang telah diisi minuman berwarna merah.
“Ya.” Pria Spanyol itu terlihat senang.
“Apa kamu masih sekolah?” tanya Ortega memutar tubuh menghadap Keyla.
“Ya. Saya seorang mahasiswi,” jawab Keyla.
“Kapan lulus? Bagaimana jika kamu ikut aku ke Spanyol.” Ortega memberikan gelas kepada Keyla.
“Maaf, sata tidak bisa minum,” ucap Keyla.
“Apa yang mereka bicarakan?” tanya Kai pada Yibo.
“Nona Key. Apa Anda bisa terjemahkan percakapan kalian?” tanya Yibo pada Keyla dan gadis itu menjelaskan dengan tenang.
“Besok, saya akan datang ke perusahaan Anda dengan kolega dari beberapa negara,” ucap Ortega.
“Oh ya.” Kai mengantarkan Ortega ke pintu.
“Terima kasih atas kerja samanya.” Kai berjabat tangan dengan Ortega.
Ortega kembali ke hotel karena pria itu sudah mabuk. Dia diantarkan oleh sopir.
“Besok kamu datang ke kantorku,” tegas Kai pada Keyla.
“Aku kuliah,” ucap Keyla.
“Ini kesempatan baik untuk kamu bisa naik status dan berada di kalangan atas.” Kai tersenyum sinis.
“Aku hanya bekerja paruh waktu dan bukan mau naik status,” tegas Keyla yang sadar bahwa Kai sedang merendahkan dirinya.
“Tidak usah jual mahal di awal. Wanita seperti kalian sama saja,” tegas Kai mengulurkan tangan pada Yibo.
“Ini, Tuan.” Yibo memberikan cek kosong pada Kai.
“Ini bayaran kamu! besok, jam delapan sudah harus hadir di kantorku. Yibo akan menjemput kamu.” Kai meleparkan cek pada wajah Keyla dan meninggalkan gadis itu.
“Di mana saya harus menjemput Anda?” tanya Yibo melihat cek di lantai.
“Tidak perlu. Saya tidak akan datang.” Keyla mengambil cek dan pergi begitu saja.
“Apa dia tidak mengenal Tuan Kai?” Yibo tersenyum melihat Keyla.Keyla mengenakan gaun putih panjang menyapu lantai dengan belahan sampai lutut. Rambut pendeknya dibiarkan tergerai dengan jepit Mutiara di selipkan di kiri kanan atas telinga. Wanita muda itu benar-benar cantik dan mempersona. Terlihat Anggun, tetapi energik.“Aku benar-benar tidak ingin datang kemari,” ucap Keyla ketika pintu mobil dibuka.“Jangan menjauh dariku. Tangan kita harus terus berpegangan.” Kai menggengam tangan Keyla. Menyatukan jari-jari mereka.“Hhhh!” Keyla menghembuskan napas dengan kasar.“Apa harus begitu?” tanya Kai.“Ya. Ini benar-benar berat,” jawab Keyla tanpa ragu.“Gadis ini.” Kai tersenyum.Keyla dan Kai turun bersama dari mobil. Mereka langsung menarik perhatian semua orang yang hampir tidak lagi mengenal Keyla dengan rambut barunya.“Siapa wanita itu? Wajahnya tidak asing,” ucap para tamu undangan.“Apa perempuan baru yang menjadi pendamping Tuan Kai?” Ada begitu banyak pertanyaan dan Keyla menjadi pusat perhatian.“Eh, bukankah itu si penerjemah yang pernah
Kai memberikan undangan kepada Keyla. Pria itu sangat ingin memamerkan gadisnya kepada semua orang bahwa dirinya sudah menikah.“Apa ini?” tanya Keyla.“Undangan pesta di perusahaan Yasmin,” jawab Kai.“Apa Anda mau datang?” Keyla membuka undangan.“Aku harus datang karena ada kerja sama dan juga pembatalan perjanjian pertunangan dengannya,” jelas Kai. “Okay.” Keyla meletakkan undangan di atas meja.“Kamu akan ikut denganku,” tegas Kai memperhatikan Keyla.“Aku tidak mau,” tolak Keyla tanpa ragu.“Kenapa?” tanya Kai.“Apa Anda lupa bahwa aku pernah dibius dan diculik?” Keyla menatap Kai. “Itu kesalahanku yang tidak akan terulang lagi. Kamu harus selalu berada di sisiku.” Kai memegang tangan Keyla.“Aku tidak mau,” tegas Keyla menarik tangannya. “Key, aku butuh kehadiran kamu di pesta itu.” Kai menatap Keyla. “Sekali ini saja. Apa bisa?” tanya Kai.“Aku tidak mau.” Keyla masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Dia benar-benar trauma dengan pesta.“Keyla, kamu adalah alasanku menola
Helikopter mendarat di atam rumah utama. Keyla dan Kai turun bersama. Keduanya langsung menuju villa kaca.“Bersihkan diri kamu!” perintah Kai.“Hah!” Keyla bingung. Dia tidak merasa kotor.“Pria itu memeluk kamu. Buang semua pakaian ini.” Kai melihat Keyla dari atas hingga bawah. “Setelah itu obati luka,” tegas Kai. “Baiklah.” Keyla pergi ke kamarnya.“Aku sangat ingin menghancurkan Chen, tetapi tidak bisa karena pria itu memiliki anak kecil yang disayang Keyla. Aku tidak mau istriku membenciku.” Kai masuk ke kamar mandi.“Aaah. Sakit juga gigitan anak kecil ini.” Kai membersihkan diri.Keyla keluar dari kamar dan melihat Kai yang sudah duduk di ruang tengah. Ada kotak obat yang terbuka di atas meja.“Duduklah!” perintah Kai.“Mm.” Keyla yang mengenakan dress putih duduk di samping Kai.“Aku lihat.” Kai menarik tangan Keyla dan melihat luka bekas borgol.“Nakal,” ucap Kai mengobati luka Keyla.“Kamu juga terluka.” Keyla menyentuh pipi Kai yang sedikit bengkak.“Sedikit saja. Pria it
“Keyla, rambut pendek ini membuat kamu semakin seksi.” Chen memegang leher Keyla yang jenjang dan terlihat jelas karena rambut yang sudah dipotong di atas pundak.“Tuan, aku mohon. Lepaskan aku!” Keyla berusaha beranjak dari perlukan Chen. Satu tangan pria itu menahan di pinggang dan tangan lain pada leher Keyla. Wajah mereka benar-benar sangat dekat. Hidung yang mancung hampir bersentuhan. Hembusan napas hangat dapat dirasakan dari mulut yang terbuka.“Aku sudah jatuh cinta pada kamu, Keyla. Jangan tolak aku.” Chen akan mencium bibir Keyla, tetapi terhenti karena angin kencang yang tiba-tiba datang.“Hah!” Keyla dan Chen terkejut. Tirai dan tabir putih melayang. Dedauan berterbangan. “Siapa yang datang?” Chen melihat sebuah helicopter mendarat di atap.Kai turun dari helicopter dan matanya langsung melihat pada Chen yang memeluk Keyla. Wajah dan mata pria itu langsung merah. Dia mengepalkan tangan karena marah.“Keyla!” teriak Kai menarik tangan Keyla dengan kuat sehingga terlepas da
Kai duduk di balik computer. Dia masih mencari lokasi Keyla. Pria itu hampir menggila karena kehilangan istri tercinta.“Kenapa Keyla sangat suka hilang? Kenapa gadis ini selalu jadi korban penculikan?” Kai menatap tajam pada Yibo.“Tuan. Lokasi terakhir di villa milik Chen sebelum gelang kaki dibuang.” Yibo mempelihatkan titik rekaman perjalanan gps dari gelang kaki Keyla.“Chen! Hancurkan perusahaan pria itu! Dia berani menculik istriku,” tegas Kai.“Tuan Chen tidak tahu bahwa Anda dan Non Keyla sudah menikah,” ucap Yibo.“Non Keyla saja tidak tahu,” gumam Yibo.“Diam,” bentak Kai kesal. Dia tidak sedang ingin bercanda. Pria itu takut istrinya disentuh pria lain.“Dengar, Yi. Keyla masih perawan. Aku saja belum berani menyentuhnya,” tegas Kai. “Apa?” Yibo terkejut.“Apa Anda tidak normal?” tanya Yibo.“Aku sangat normal, Yi. Aku sudah hampir gila menahan diri untuk tidak memakannya.” Kai menarik kerah kemeja Yibo.“Apa yang kalian lakukan?” tanya Lusi.“Bagaimana kabar perusahaan Ch
Keyla membuka mata dan melihat Bao yang memeluknya. Gadis itu cukup bingung dan senang.“Bao.” Keyla tersenyum dan menyentuh pipi Bao yang merah.“Bagaimana aku bisa di sini?” Keyla memperhatikan sekeliling.“Bukankah terakhir kali di ruangan Ibu Rena?” Keyla memindahkan tangan Bao dan dia duduk.“Ini di mana?” Keyla turun dari tempat tidur dan membuka gorden.“Pohon? Tidak ada hutan yang lebat seperti ini di kota.” Keyla masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mandi adalah cara terbaik untuk menenangkan diri dan mendapatkan kesegaran jiwa serta raganya. Dingin dan sejuknya air benar-benar memberikan kenyamanan.Keyla keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Gadis itu benar-benar merasa aman karena ada Bao dan masih berpikir bahwa Chen adalah pria yang baik tanpa ada maunya.“Bao.” Keyla terkejut karena Bao sudah tidak ada di tempat tidur.“Kamu sudah bangun,” ucap Chen yang duduk di sofa. Pria itu sudah rapi dengan kemeja lengkap dengan jas hitam dan celana panjan







