Beranda / Romansa / Pelukan Dingin Tuan Muda / 55. Aku bukan orang normal, aku binatang purba

Share

55. Aku bukan orang normal, aku binatang purba

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 16:40:06

"Darimana kamu tahu?" sahut Laiba dengan tenang seakan-akan sama sekali tidak tahu apapun.

"Sebagian undangan yang sudah disebar ditarik kembali."

"Kenapa?"

"Mana aku tahu."

Disaat mereka berdua membicarakan mantan kekasih dari Dedalu wanita itu menunjukkan wujudnya dan Laiba langsung mengetahui keberadaannya meskipun berjarak cukup jauh dan berbaur dengan banyaknya orang.

"Arah jam sembilan," ucap Laiba namun tidak memandang ke arah Ayana.

"Apa?" Poppy tidak terbiasa akan kode yang di berikan oleh Laiba.

"Lihat arah jam sembilan," ucap Laiba lebih pelan dan jelas.

"Arah jam sembilan." Poppy mengulangi apa yang dikatakan oleh Laiba, sambil membuat gerakan dimana arah jam sembilan. Butuh waktu beberapa saat untuk memecahkan kode dari Laiba.

"Dia masih benari datang di acara seperti ini ketika pernikahannya gagal yang hanya tinggal beberapa hari lagi?" ucap Poppy setelah melihat sosok yang sedang mereka bicarakan.

Laiba tidak menanggapinya berprilaku seperti tidak ada hubungannya dengan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    58. Setidaknya dia tidak mati

    Yukine dan Makky masih menatap langit yang begitu luas malam ini sampai Yukine menghabiskan sebatang rokok sendirian. Awalnya Makky menghidupkan rokok itu untuk dirinya sendiri, memberikan asupan nikotin agar otaknya merasa sedikit lebih rileks namun betina ini datang merebutnya darinya dengan mudah dan kini sudah menjadi abu seluruhnya."Bagaimana keadaan Dedalu sekarang?" Akhirnya Makky menjadi orang pertama yang bicara setelah mereka saling diam sibuk dengan otak mereka masing-masing."Aku tidak tahu.""Apakah dia cacat lagi?""Aku tidak tahu setidaknya dia tidak mati.""Sangat kejam.""Aku ingin lebih kejam lagi.""Tapi kamu tidak bisa.""Ya," ucap Laiba semakin lirih."Kamu masih menangis untuknya.""Aku tidak tahu, aku sudah berusaha sangat keras pada diriku sendiri tapi ketika berhadapan langsung aku tidak dapat menahannya.""Kamu masih peduli padanya?""Aku menahan diri untuk tidak menjenguknya lagi di rumah sakit saat ini.""Ambillah cuti beberapa hari di sini tenangkan dirim

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    57. Merusak tubuhmu sendiri

    "Aku sedang menahan bau tubuhmu seperti sampah, pergilah mandi." Makky mendorong pelan tubuh wanita itu menjauh."Aku tidak perlu mandi aku akan segera pergi.""Semua orang di dalam pesawat akan pingsan menghirup bau tubuhmu.""Kamu melebih-lebihkan. Aku tidak bau badan.""Pergilah mandi." Makky terus mendorong Laiba hingga ke pintu kamar mandi."Aku tidak punya baju ganti.""Gunakan punyaku," Makky mengambil baju dari kopernya yang terbuka tanpa memilih menyerahkan dengan kasar pada wanita itu menutup pintu itu memaksa untuk Laiba mandi."Aku tidak ingin mandi," seru Laiba dari dalam kamar mandi."Mandi sendiri atau aku akan memandikan dirimu?""Sial," ujar Laiba sambil menendang pintu.Makky mengusap keningnya yang basah bertanya-tanya mengapa dirinya berkeringat banyak dadanya juga berdetak kencang membuatnya merasa tidak nyaman tiba-tiba merasa jika ruangan ini terasa panas padahal sebelumnya tidak pernah sekalipun Makky merasa kepanasan walaupun sudah menurunkan suhu ruangan itu

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    56. Kenapa tubuhmu begitu harum

    Di saat Laiba ingin membalasnya lagi pesan dari binatang purba itu ada sebuah pesan baru dari nomor yang tidak dikenal, "Aku Dahayu berikan aku nomor rekeningmu aku akan mengirimkan uang muka."Tanpa berkedip Laiba mengirimkan sederet angka pada wanita itu."Gunakan warna pink dan putih untuk bahannya apapun itu asalkan nyaman dan dingin aku hanya perlu gaun indah dan mewah." Setelah itu Dahayu juga mengirimkan ukuran tubuhnya dari bahu, lingkar pinggang, lingkar dada dan semua yang diperlukan oleh seorang desainer untuk membuat sebuah gaun."Terima kasih telah menggunakan jasa kami," balas Laiba setelah melihat notifikasi jika sejumlah uang yang telah di transfer."Benar-benar orang kaya yang boros," gumam Laiba sambil melihat deretan nol di ponselnya. "Bahkan tidak bertanya langsung mengirimkan sejumlah uang muka."Tapi setelah itu wanita itu kembali mengirimkan pesan, "Apakah cukup?""Cukup."Keluar dari percakapan dengan Dahayu Laiba mengetuk nama binatang purba yang berada tepat

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    55. Aku bukan orang normal, aku binatang purba

    "Darimana kamu tahu?" sahut Laiba dengan tenang seakan-akan sama sekali tidak tahu apapun."Sebagian undangan yang sudah disebar ditarik kembali.""Kenapa?""Mana aku tahu."Disaat mereka berdua membicarakan mantan kekasih dari Dedalu wanita itu menunjukkan wujudnya dan Laiba langsung mengetahui keberadaannya meskipun berjarak cukup jauh dan berbaur dengan banyaknya orang."Arah jam sembilan," ucap Laiba namun tidak memandang ke arah Ayana."Apa?" Poppy tidak terbiasa akan kode yang di berikan oleh Laiba."Lihat arah jam sembilan," ucap Laiba lebih pelan dan jelas."Arah jam sembilan." Poppy mengulangi apa yang dikatakan oleh Laiba, sambil membuat gerakan dimana arah jam sembilan. Butuh waktu beberapa saat untuk memecahkan kode dari Laiba."Dia masih benari datang di acara seperti ini ketika pernikahannya gagal yang hanya tinggal beberapa hari lagi?" ucap Poppy setelah melihat sosok yang sedang mereka bicarakan.Laiba tidak menanggapinya berprilaku seperti tidak ada hubungannya dengan

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    54. Aku hampir mati bosan

    "Apa yang terjadi?" Laki-laki itu begitu panik melihat keadaan Laiba yang sedemikian rupa tanpa mengatakan apapun lagi Bram langsung memeluknya di tempat umum itu yang membuat Laiba terkejut akan tindakan yang tiba-tiba ini."Aku tidak apa-apa," ucap Laiba berusaha dengan pelan melepaskan pelukan itu tapi Bram terlalu kuat tapi pelukan kuat itu segera dilepaskannya takut akan menyakiti wanita pujaannya dan memperhatikan kondisi Laiba yang ada darah di mana-mana."Kamu bersimbah darah, mana yang terluka? Kamu juga terlihat habis menangis." Bram memeriksa anggota tubuh Laiba juga menyentuh perlahan wajah sembabnya."Ini bukan darahku, aku baik-baik saja," jawab Laiba dengan lembut mencoba memberi pengertian kepada Bram yang panik bukan salahnya juga keadaanya cukup berantakan membuat laki-laki itu salah paham.Mata Laiba nampak lelah juga sembab, rambutnya kusut, juga masih ada darah di baju putihnya belum lagi darah memenuhi mantel yang ditentengnya orang akan mengira jika dirinyalah

  • Pelukan Dingin Tuan Muda    53. Bersimbah darah

    Waktu berjalan sangat lambat untuk Laiba, sudah berjalan dua jam namun pintu operasi itu belum juga terbuka, Laiba memegangi kepalanya yang terasa semakin berat rasa mengantuk dan pusing saling bertautan satu sama lain. Malam sudah semakin larut tapi rumah sakit itu masih saja ramai ada tangisan lirih dari keluarga pasien yang jauh dari tempatnya tapi terdengar juga sayup-sayup terdengar rintihan orang kesakitan. Ini bukanlah pertama kalinya Laiba menunggu dengan was-was Dedalu di meja operasi tapi kali ini perasannya jauh lebih merasa bersalah dari pada dahulu.Laiba tidak dapat membayangkan bagaimana jika seandainya ada kerusakan lagi pada kaki laki-laki itu kemungkinan cacat seumur hidup sangat besar apalagi Dedalu mengeluarkan banyak darah yang membuatnya membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Ada penyesalan di hatinya paling dalam."Kenapa aku harus kembali berurusan dengannya bukankah sudah baik kami tidak saling berhubungan dan kenapa dia harus terluka lagi ketika aku mencoba u

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status