Share

4. Perubahan

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-05-13 12:59:38

Lyra tahu bahwa tidak ada seorang pun yang boleh mengetahui tentang perjanjian yang baru saja mereka buat. Dengan suara rendah, ia berkata, "John, pastikan tidak ada yang mengetahui tentang perjanjian ini. Ini rahasia kita."

John duduk dan menyilangkan kedua tangannya di dada, kemudian mengangguk pelan, tatapan matanya tidak berpaling dari wajah Lyra. "Aku mengerti, Lyra." jawabnya dengan suara yang dalam dan tenang. Ada kejujuran dalam suaranya yang membuat Lyra merasa lebih tenang.

Saat Lyra menatap John, hatinya berdebar kencang. Memang benar apa yang orang katakan, anak kedua dari keluarga Foster ini sangat tampan. Bahkan ketampanan Max, kakaknya, belum sebanding dengan ketampanan yang dimiliki oleh John. Mata birunya yang tajam dan rahangnya yang tegas membuat Lyra hampir lupa siapa sebenarnya John Foster.

Namun, Lyra segera mengusir pikiran itu. Keluarga Foster memang terkenal licik dan manipulatif. Max adalah buktinya, dan Lyra yakin John tidak jauh berbeda. Ia menegaskan dalam hati bahwa John pasti hanya menginginkan keuntungan dari dirinya saja, sama seperti Max.

Kemudian Lyra berdiri, mencoba untuk mengakhiri pertemuan itu secepat mungkin. "Aku harus pergi sekarang," katanya sambil mengangkat tasnya.

John bangkit dan menawarkan, "Biar aku yang mengantarmu, Lyra."

Lyra menggeleng pelan. "Terima kasih, tapi aku sudah diantar oleh supir," jawabnya dengan tegas. Ia tidak ingin memberikan kesempatan lebih banyak bagi John untuk mendekatinya.

John tersenyum tipis dan mengangguk. "Baiklah, kalau begitu." Mereka berjalan keluar dari restoran bersama, namun mengambil arah yang berbeda saat di luar. Lyra masuk ke mobil yang sudah menunggunya, sementara John berjalan menuju mobilnya sendiri.

Sesampainya di rumah, Lyra merasa sedikit lega bisa melepaskan diri dari pertemuan itu. Namun, pikirannya masih terbayang oleh tatapan John yang begitu mendalam dan penuh arti. Ia mencoba menyadarkan dirinya sendiri, berusaha mengusir bayangan itu.

Sementara itu, John tiba di rumah keluarga Foster. Ia melihat Max berdiri di ambang pintu ruang kerja sang Ayah. John mendekat dan berdiri di belakangnya, mencoba memahami apa yang sedang terjadi.

Dari dalam ruangan, terdengar suara ayah mereka yang sedang berbicara dengan pengacara perusahaan dan juga asisten sang Ayah.

“Tuan Isaac Bell, ayah Thomas, merupakan orang yang mendirikan Foster Corp dan banyak membantu ayahku di saat kesulitan ekonomi dulu. Aku sudah berjanji kepada mendiang ayahku, Lyra harus menjadi istri dari pemimpin perusahaan Keluarga Foster, entah itu Max ataupun John. Jika dia sudah menjadi bagian dari keluargaku, aku baru bisa pensiun dengan tenang,” tutur Peter tanpa keraguan.

Tubuh Max bergetar mendengar ucapan Peter. Jika bukan dirinya yang menikah dengan Lyra, apakah posisinya akan digantikan oleh John?

“Tidak mungkin …,” gumam Max dengan tampang tidak percaya. “Itu tidak boleh terjadi ….”

"Max—" John memanggil Max dengan suara rendah.

Max tersentak kaget mendengar suara John di belakangnya. Tanpa sengaja, ia membuka pintu ruangan ayah mereka, menyebabkan sang ayah keluar dengan wajah penuh tanda tanya. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya sang ayah dengan nada curiga.

Max tidak berkata apa-apa dan dengan cepat mengajak sang ayah masuk kembali ke ruangannya. John hanya bisa menatap punggung mereka yang menghilang di balik pintu, kemudian John pun pergi dari sana dan berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua.

“Aku baru saja pulang dan ingin membicarakan dana yang harus segera dikirimkan untuk perusahan Tuan Bell.” ujar Max seraya memberikan keyakinan penuh kepada sang Ayah.

“Duduklah,” titah Peter seraya duduk.

Max masih sangat terkejut, tetapi dia dapat menyembunyikannya dengan baik. Apabila yang baru saja didengarnya merupakan sebuah kebenaran, Max harus menikahi Lyra apa pun yang terjadi!

Max lantas mengeluarkan map berisi pengajuan dana oleh perusahaan keluarga Bell. Tadinya, dia ingin mengajukan pembatalan aliran dana itu. Tetapi, tidak untuk sekarang ….

“Menurutku, dana yang kita berikan untuk perusahaan Keluarga Bell tidak cukup untuk mengatasi kesulitan mereka, Pa. Bagaimana jika kita menambahkan dana yang lebih besar agar perusahaan mereka bisa berjaya lagi? Lagi pula, Lyra sebentar lagi akan menjadi istriku. Aku tidak mau membuat istriku kesulitan dan banyak pikiran karena masalah keuangan keluarganya.”

Peter tersenyum puas. Dia pikir, putra sulungnya itu akan mencoba menolak pernikahan bisnis tersebut lagi hanya demi wanita yang bersenang-senang dengannya untuk sementara. Tampaknya, Max telah membuat pilihan benar sekarang.

“Kau benar. Aku juga berencana melakukan yang kau katakan itu.”

Max tersenyum paksa. Setelah berbincang sesaat, dia keluar dari ruangan itu sambil meremas map di tangannya.

Langkah Max terhenti tatkala pria itu telah mencapai pintu oleh teguran sang ayah, “Max, meskipun hanya pernikahan bisnis, kau tidak seharusnya mengabaikan Lyra. Singkirkan wanita gelapmu dan mulailah berkencan dengan Lyra.”

Menyingkirkan Sasha?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tsu
udah biasa kaka ade rebutan cewe/cowo, tp ini kakanya brgsk bgt
goodnovel comment avatar
Kasmin U Bobihu
semskin memanas hubungan antara kaka adik
goodnovel comment avatar
Micca Kinta
semakin menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status