Share

3. Kesepakatan

Author: VERARI
last update Last Updated: 2024-03-19 01:36:54

Lyra menatap jam di pergelangan tangannya berulang-ulang. John terlambat lima menit dari janji pertemuan mereka di kafe depan gedung kantor Foster Corp.

Gendang telinganya tiba-tiba terganggu oleh suara pengunjung lain yang menjadi semakin gaduh. Beberapa wanita tampak terpesona ketika melihat pria yang baru saja memasuki pintu.

Lyra mengalihkan pandangan ke arah pria itu. Rupanya, John adalah pria yang diperbincangkan para pengunjung kafe.

Pikiran Lyra teralihkan oleh penampilan John. Alis hitam tebal, hidung tinggi mancung, bibir tipis menggoda, dan rahang tegas mempesona. Keseluruhan wajah pria itu tidak kalah menawan dibandingkan artis-artis internasional yang memiliki fans jutaan.

Sayang, reputasinya yang buruk membuat banyak wanita cenderung menghindarinya.

“Halo, Nona Bell,” panggil John seiring dirinya duduk di hadapan Lyra.

Sosok John yang kini duduk di hadapannya, tak seperti John Foster yang banyak dibicarakan orang-orang. Mereka mengatakan bahwa John hanyalah putra pecundang yang tak bisa berbuat apa pun di perusahaan, tapi ... dari caranya bicara dengan Lyra sejak pagi tadi, sepertinya rumor itu tidak benar.

“Kau terlambat enam menit,” ucap Lyra, menunjukkan layar ponselnya.

John terbengong sesaat, lalu tertawa rendah. Dia menunjukkan jam di pergelangan tangannya, tepat di depan wajah Lyra. “Jamku masih menunjuk tepat pukul satu siang,” balasnya, seakan tidak mau kalah.

Usai menjauhkan jam tangannya dari wajah Lyra, John kembali angkat bicara, “Bagaimana dengan tawaranku? Apa kau mau menerimanya?”

Lyra sengaja tak langsung menjawab. Dia mengamati perubahan ekspresi John yang masih terlihat datar.

“Selain pernikahan, apa yang akan kau minta dariku sebagai ganti bantuanmu itu?”

Sambil masih menatap Lyra, John mengangkat tangan, lalu menggoyangkan jari telunjuknya ke arah belakang. Lyra baru sadar jika pengunjung kafe sebelumnya sudah tak ada di sekelilingnya. Berganti dengan beberapa pria mengenakan setelan hitam dan rapi seperti eksekutif perusahaan duduk di antara mereka.

Salah satu dari pria itu mendekat ke arah John, kemudian memberikan sebuah map merah. John lantas menyerahkan berkas itu kepada Lyra.

“Bacalah. Di dalam sini tertera jelas perihal kerja sama kita. Dimulai dari persyaratan, sampai ke tujuan.” John mengangkat pandangan dan menatap Lyra lurus. “Jika kau menerima semua syarat itu, kau bisa langsung menandatanganinya,” titah John.

Lyra meraih dokumen itu, lalu mulai membacanya. Kemudian, dia pun membeliakkan mata begitu membaca baris demi baris tulisan di dalam map merah itu.

“Kau keberatan?”

Suara John memecah fokus Lyra. Wanita itu mengangkat pandangan dan menatap pria di hadapannya dengan wajah tidak percaya.

Gila, tidak Lyra sangka pria itu jauh lebih ambisius dan luar biasa dibandingkan rumor yang mengitarinya.

Sudah membaca jelas dan mengetahui keinginan sesungguhnya seorang John Foster, Lyra pun menegapkan tubuhnya, lalu mengeluarkan pena yang selalu dia bawa ke mana-mana.

“Aku akan menambahkan satu syarat lainnya, dan kita bisa mulai melaksanakan kerja sama ini.”

Setelah melihat apa yang Lyra tuliskan, John pun tersenyum. “Deal.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Kasmin U Bobihu
seru ni certanya persaingan bersaudara
goodnovel comment avatar
Dodi Kristijanto
hehehe shiiip mantap sekali teken kontrak kerja sama dimulai ............ lanjutkan ke ceritanya
goodnovel comment avatar
Sherly Trisnawati
hayoo taken kontrak sudh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status