Share

Bab 136

Penulis: Lilia
Dengan adanya penghiburan dari Luis, rasa kesal dalam hati Anggi perlahan-lahan mereda. Dia mengangguk, lalu berkata dengan lembut, "Mau." Mana mungkin dia sanggup mengecewakan ketulusan hati pria itu?

Seperti apa Luis sebenarnya?

Melihat senyum tipis yang terangkat di sudut bibirnya, hati Luis yang tadinya sempat sedikit cemas pun langsung merasa lega.

Tanggal 27.

Anggi mengunjungi Balai Pengobatan Afiat langsung untuk menangani pasien. Begitu melihat bahwa tabib yang bertugas adalah seorang wanita, banyak orang yang langsung ragu dan berhenti melangkah masuk.

Untuk menangani pasien, Anggi meminta Faisal untuk datang empat jam lebih lambat dari biasanya ke toko obat.

Mina pun berdeham, lalu berdiri dan berseru ke arah kerumunan, "Hadirin sekalian, ini adalah istri dari Pangeran Selatan, Anggi, yang telah belajar ilmu pengobatan sejak kecil. Nggak perlu meragukan kemampuannya. Bahkan Pangeran sendiri juga dirawat langsung oleh Putri saat ini!"

"Hari ini pengobatan gratis dan harga obat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 520

    Luis berlutut dengan satu lutut, lalu menjelaskan kepada Kaisar, "Ayahanda, mana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Lagian, aku juga nggak punya dendam atau masalah apa pun dengan pelayan Selir Jelita. Kenapa aku harus menyakitinya?"Kaisar menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh ke arah Jelita. Dia memberi tahu, "Putra Mahkota bilang ini bukan ulahnya."Tatapan Kaisar begitu tajam seperti ingin memangsa orang. Jelita sontak merasa cemas dan mulai takut.Pada saat itulah, tubuh Kaisar tiba-tiba bergetar sedikit dan auranya berubah drastis. Jelita pun menguji keadaan dengan bertanya, "Ka ... kalau begitu, kenapa kantong yang biasa dibawa Putra Mahkota bisa ditemukan di dekat mayat Fani? Putra Mahkota, bisakah kamu menjelaskan soal itu?"Luis membalas, "Sudah kubilang tadi, kasim di sisimu yang mencurinya dariku."Yasa masih dalam posisi berlutut. Tanpa bangkit, dia bersujud sambil berujar, "Astaga. Putra Mahkota, Anda salah paham pada hamba. Mana mungkin hamba berani mencuri barang

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 519

    Luis berucap sambil tersenyum, "Aku sama sekali nggak peduli anak dalam kandunganmu itu laki-laki atau perempuan. Setelah anakmu lahir, dia cuma seorang bayi. Apa yang perlu aku khawatirkan?"Jelita membantah, "Kaisar, coba tanya pada Tabib Rasyid. Dia yang selalu bertugas untuk memeriksa kehamilan saya. Anak ini memang anak Kaisar."Kaisar mengangkat tangannya yang tinggi. Semua orang yang melihatnya merasa seolah-olah tamparan itu akan segera datang. Bahkan Luis pun berpikir, kali ini ayahandanya tidak mungkin akan percaya pada Jelita. Rencana mereka yang ingin mengendalikan istana lewat anak ini sepertinya akan berakhir sekarang.Namun tak lama kemudian, Kaisar malah menurunkan tangannya. Dia bertanya dengan ragu, "Benarkah? Kamu benar-benar nggak mengkhianatiku?"Jelita membalas seraya menggeleng, "Saya masih perawan ketika menjadi selir Kaisar. Anda sendiri juga tahu jelas. Mana mungkin anak yang saya kandung adalah anaknya orang lain?"Kaisar mendengus pelan sebelum berujar, "Hmp

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 518

    Rasyid tidak sanggup menahan hujatan dari para tabib istana lainnya. Dia berlutut di lantai, menundukkan kepala dalam-dalam, dan memejamkan mata rapat-rapat, seolah-olah ingin menyatu dengan lantai. Dia memilih diam dan tidak berkata apa-apa lagi.Luis berkata dengan lantang, "Pejabat sekalian, kalian telah menyaksikannya sendiri. Anak dalam kandungan Selir Jelita jelas-jelas nggak mungkin anak Kaisar. Ini adalah kejahatan besar dan penipuan terhadap kaisar!"Di antara para pejabat yang hadir, sebagian besar memang adalah orang-orang yang loyal pada Luis. Namun, tidak sedikit pula yang merupakan orang-orang dari Keluarga Bangsawan Aneksasi. Seketika, berbagai suara saling bersahutan dan suasana pun menjadi ricuh.Ada yang maju dan berkata, "Putra Mahkota, bagaimanapun anak itu belum lahir. Walau para tabib istana punya teknik medis yang tinggi, mana mungkin mereka bisa memastikan secara akurat usia kandungan? Entah itu satu bulan, dua bulan, atau tiga bulan."Yang lain menyambung, "Ben

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 517

    Saat memikirkannya, Yasa tak bisa menahan rasa cemburunya. Namun pada akhirnya, dia hanyalah seorang kasim dan pelayan. Apa yang bisa dilakukannya? Bisa tetap menjadi kepala kasim satu-satunya di Istana Lotus saja sudah merupakan keberuntungan besar.Yasa berkata, "Saat ini, Kasih masih belum terlalu kecanduan. Kalau sampai kehilangan kendali, itu bisa merugikan kita."Jelita menjawab santai, "Menurutku, waktunya sudah pas. Kaisar pernah merasakan gimana rasanya nggak mendapat sup kambing itu. Kurasa, dia nggak akan mau mengalami hal itu lagi."Satya menimpali sambil tersenyum, "Bukankah Luis masih sempat pamer kekuasaan? Hari ini, akan jadi waktu yang tepat untuk membuktikan seberapa parah ketergantungan Kaisar terhadap makanan itu."Anggi memerintahkan, "Yasa, tolong kamu cari waktu yang pas dan undang Kaisar ke sini.""Siap, hamba laksanakan," balas Yasa.Ini benar-benar perjudian yang mempertaruhkan nyawa. Namun demi Keluarga Bangsawan Aneksasi dan anak dalam kandungan Jelita, Yasa

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 516

    Mina berlari kecil dari lorong samping dan menghampiri, lalu bertanya, "Putri Mahkota, Anda nggak apa-apa?"Anggi membalas sambil menggeleng pelan, "Aku baik-baik saja." Dia sempat menoleh ke belakang. Satya tidak mengejarnya dan Jelita juga tidak menyusul.Di saat seperti ini, Satya beraninya muncul terang-terangan di Istana Lotus? Dia benar-benar menganggap dirinya sebagai kasim?Saat Anggi dan Mina baru keluar dari taman imperial, mereka bertemu dengan Sunaryo di jalan. Keduanya saling bertatapan cukup lama sebelum Sunaryo melangkah mendekat dan memberi salam, "Salam hormat, Kak Anggi."Anggi bertanya sambil mengernyit, "Pangeran Sunaryo, ada urusan apa kamu di sini?" Dari penampilannya, dengan pakaian resmi dan pedang tergantung di pinggang, dia terlihat seperti seorang pengawal istana yang sedang bertugas.Sunaryo menjawab sambil membungkuk sopan, "Di kediaman, aku cuma menjabat posisi kosong yang nggak berguna. Sekarang, aku jadi wakil komandan di istana. Setidaknya, aku sudah le

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 515

    Pintu kayu besar berlapis cat merah itu tertutup dengan berat. Sinar matahari musim dingin memang tak terlalu cerah, tetapi setelah pintu ditutup, seluruh aula menjadi jauh lebih suram.Dua perempuan yang usianya tidak terpaut jauh saling menatap. Di aula yang pencahayaannya terus berubah itu, seolah-olah mereka tidak bisa melihat satu sama lain dengan jelas. Suasana di tempat ini agak aneh dan mencekam.Anggi langsung duduk di tempat yang tersedia, lalu bertanya, "Selir Jelita, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku ke sini?"Jelita dengan lembut mengelus perutnya yang mulai menonjol. Dia berujar, "Aku masih ingat jelas, waktu itu Putri Mahkota bilang bahwa aku nggak hamil. Tapi lihatlah sekarang, ternyata aku memang hamil."Jadi, Jelita memanggilnya hanya untuk membahas ini? Anggi pun mengingat kembali betapa yakin dan percaya dirinya Jelita saat itu.Setelah berpikir sejenak, Anggi berkata, "Kalau begitu, memang sepertinya keahlianku dalam pengobatan nggak terlalu hebat. Gimana kalau a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status