Share

Bab 409

Author: Lilia
Uhuk, uhuk, uhuk .... Permaisuri Dariani terbatuk sambil menutupi mulutnya dengan saputangan dan baru berhenti setelah beberapa lama. Dia bertanya dengan nada lelah, "Apa ada hal lain yang ingin kamu ketahui?"

"Untuk saat ini saya belum kepikiran," sahut Anggi.

"Nggak apa-apa, semua ini karena Kaisar membenci dan mencintai dari perspektifnya sendiri ...," ujar Permaisuri Dariani.

Anggi membuka mulutnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa.

Di luar, Gina melaporkan bahwa Putra Mahkota telah tiba.

Anggi hendak berdiri, tetapi Permaisuri Dariani menyuruhnya duduk kembali. Dia mengambil kantong rempah dari lengan bajunya, lalu memberikannya pada gadis itu seraya berkata, "Bawa ini, kalau saatnya tiba ...."

Permaisuri Dariani menjeda kata-katanya, entah sedang memikirkan apa. Kemudian, dia melanjutkan, "Kalau ada kesempatan ... berikan itu pada Putri Aneksasi."

"Ibunda ...," gumam Anggi.

Mengapa Permaisuri Dariani tidak memberikannya sendiri pada Putri Aneksasi? Namun, setelah dipikir-pikir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Redread
Mohon sis bantuin saya ok gimnana caranya
goodnovel comment avatar
Redread
Sistem aplikasi nya nggak.stabil ya sudah di subscribe 2x bayaran sudah ditolak daripada akaun bank masih belum bole dapat diakses novelnya
goodnovel comment avatar
akusilumbalumba
sedih banget nasib ibu dariani. plis dibuat happy ending ya thor. ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 540

    "Panggil tabib istana, cepat panggil tabib istana!" seru Jelita."Selir Jelita, kalau kita memanggil tabib istana, pasti Putra Mahkota akan tahu. Dia akan menuduh kita mencoba membunuh Yang Mulia. Tamatlah kita!" ujar Yasa.Kaisar tertawa terbahak-bahak. Kemudian, dia berjuang untuk berdiri dengan kaki gemetar. Tangannya yang menggenggam belati terangkat tinggi, hendak ditebaskan ke arah Jelita.Tidak ada yang akan menyangka kejadian berikutnya. Bak hilang akal, Yasa tiba-tiba mendorong Kaisar demi melindungi Jelita.Detik berikutnya, Jelita berlutut dan berkata, "Yang Mulia, saya mengaku salah. Saya nggak akan berani lagi. Saya akan segera menyiapkan sup kambing bagi Yang Mulia. Sup kambing, bagaimana?"Darah Kaisar masih bergejolak hebat. Begitu mendengar kata "sup kambing", matanya langsung fokus. Dia berseru, "Cepat siapkan!""Ba ... baik," sahut Jelita. Dia segera berdiri, lalu menarik Yasa pergi, tentu saja tidak lupa mengunci pintu.Sekujur tubuh Kaisar gemetar hebat. Dia memand

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 539

    Anggi membuka mulutnya, sementara benaknya memikirkan Luis. Ketika suasana hati Anggi sedang bagi, pria itu berkata bahwa kebahagiaan Anggi juga membuatnya ikut bahagia.Terkadang, ketika suasana hati Anggi sedang buruk, Luis akan bertanya dengan lembut, apakah ada yang salah dan membuatnya tidak bahagia. Jelas, suasana hati Anggi juga memengaruhi Luis.Aska melanjutkan, "Medan energi manusia sangat aneh. Kalau kamu memancarkan energi positif pada orang-orang di sekitarmu, keberuntunganmu juga akan meningkat.""Keberuntunganku juga meningkat?" tanya Anggi."Ya. Misalnya, mengenai tujuan yang hendak dicapai Putra Mahkota. Hal itu nggak hanya membutuhkan kekuatan absolut, tapi juga keberuntungan," sahut Aska.Klak. Sebuah bidak catur jatuh ke papan, membuat suara kecil. Anggi menatap papan catur yang menjadi berantakan. Dia memikirkan kata-kata Aska. Jadi, suasana hatinya juga memengaruhi Luis? Bahkan itu juga mempengaruhi probabilitas suaminya dalam meraih kemenangan?Aska mengulum seny

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 538

    "Putri Mahkota, ini jalan menuju Paviliun Pir," ujar Mina, sudah membuka payung di tangannya.Lamunan Anggi buyar. Dia baru sadar salju kembali turun. Katanya, "Ya, aku mau menemui Tuan Aska."Udara hari ini sangat dingin. Meskipun ada pemanas, Aska pasti tetap sangat kedinginan.Setibanya di sayap timur paviliun, Anggi melihat Aska sedang membaca buku, sementara Pati tengah mengaduk arang di pemanas."Salam, Putri Mahkota," ujar Pati sambil membungkuk hormat.Anggi mengibaskan tangannya, lalu berkata pada Mina, "Bukannya ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan pada Pati?"Mina sempat merasa bingung, tetapi segera mengerti sesaat kemudian. Ambar telah meninggal dunia, suasana hati Putri Mahkota pasti sangat buruk. Lantaran Putra Mahkota tidak berada di kediaman, dia mungkin ingin mencurahkan rasa sesak di hatinya pada Aska."Kak Pati, apa kamu punya waktu?" tanya Mina. Tanpa peduli apakah Pati senggang atau tidak, dia langsung menariknya pergi.Setelah pintu ditutup, Aska meletakkan bukun

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 537

    Dimas merasa apa pun yang dia katakan tidak akan bisa mengubah pikiran ayah dan saudara-saudaranya. Akhirnya, dia hanya berujar, "Aku akan pindah ke kediamanku sendiri mulai hari ini.""Dimas, apa maksudmu?" tanya Yohan."Hatiku nggak tenang," sahut Dimas, tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Intinya, dia tidak ingin terlibat dalam pertikaian antara faksi Kediaman Bangsawan Aneksasi dan faksi Kediaman Putra Mahkota."Apa kamu kira kalau Putra Mahkota menang, hidupmu akan lebih mudah?" kesal Yohan. Keluarga Suharjo memang sedang berada dalam situasi sulit.Dimas tak tahu lagi harus bagaimana menjelaskan. Dia hanya berkata, "Ada kalanya kita harus mengorbankan beberapa hal demi keselamatan.""Kaum intelektual memang merepotkan, hanya tahu cari aman. Mereka nggak tahu kalau segala sesuatu harus diperjuangkan dengan aksi nyata," cibir Bayu."Ya, ucapanmu memang masuk akal," sahut Dimas. Dia menangkupkan tinju tanda hormat, lalu pergi dari sana."Dimas ....""Dimas ...."Melihat Dimas meni

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 536

    Semua orang saling berpandangan.Pratama yang sependapat pun menimpali, "Wanita memang makhluk pencemburu. Nggak aneh kalau para gadis menyukai Putra Bangsawan Satya yang begitu berbakat.""Cemburu mungkin bisa menjadi salah satu alasan, tapi jelas nggak sesederhana itu," kata Dimas."Kenyataannya memang begitu. Ayah dan Ibu selama ini cukup baik pada siapa pun. Kapan mereka pernah menyinggung orang lain?" ujar Bayu dengan tegas.Benarkah selama ini mereka berperilaku baik? Dimas rasa tidak demikian. Dia langsung menuturkan semua yang terjadi hari ini dengan detail, "Pelayan senior yang memberitahuku. Kalian pasti nggak akan menyangka kalau alasan Ibu membenci Anggi adalah karena Ibu nggak menyukai Nenek. Karena membenci ibu mertuanya sendiri, Ibu melampiaskannya pada Anggi.""Apa katamu?" seru Pratama sambil menuding Dimas. Pijakan kakinya goyah dan sekujur tubuhnya gemetar.Dimas menatap lurus ke ayahnya, tidak takut untuk mengungkapkan kebenaran. Dia melanjutkan dengan tegas, "Aku b

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 535

    Angin di musim dingin seakan-akan bisa menemukan celah untuk masuk.Dimas duduk di aula utama. Meskipun sudah menyalakan perapian terbaik, hatinya tetap terasa dingin.Langit hampir gelap. Pratama dan Yohan baru pulang. Dimas menghampiri mereka, lalu berujar, "Ayah, Kak Yohan, kita bicara di ruang baca saja." "Untuk apa Anggi datang hari ini?" tanya Pratama. Ketika masuk ke rumah, pengawal penjaga pintu sudah memberitahunya."Kita bicara di ruang baca saja," sahut Dimas.Mereka bertiga menuju ke ruang baca. Pratama dan Yohan minum teh dulu. Setelah melihat keduanya duduk, Dimas baru menjelaskan, "Hari ini, Putri Mahkota datang untuk tanya apa kita ada musuh bebuyutan.""Musuh bebuyutan?" Pratama bergumam sejenak, lalu segera membantah, "Nggak ada. Kenapa dia tanya seperti itu?"Yohan bertanya, "Apa kedatangannya kali ini berarti dia bersedia berdamai dengan Keluarga Suharjo?"Dimas mendengus sinis sebelum membalas, "Mana mungkin? Dia nggak akan mungkin berdamai dengan kita.""Kalau ng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status