Share

Bab 497

Author: Lilia
Luis melanjutkan, "Siapa sangka, kasih sayang itu malah menumbuhkan ambisinya sampai membunuh untuk merebut takhta. Apa Ayahanda juga merasa itu nggak masalah?"

"Kamu ...," pekik Kaisar.

Luis segera berdiri dan mengingatkan, "Aku tahu salah. Aku tahu Paman Burhan itu satu-satunya adik laki-laki Ayahanda. Tapi, terlalu membela bisa menumbuhkan ambisinya. Aku nggak pernah merasa Paman Burhan itu orang yang berhati bersih dan nggak berambisi."

Selesai berbicara, Luis membungkuk sambil berkata, "Aku pamit."

Lantaran Kaisar tidak mau mendengar, Luis terpaksa mengingatkan sekali lagi secara terang-terangan. Jika ini pun tidak bisa menyadarkan Kaisar, berarti Kaisar dan Luis memang ditakdirkan untuk melewati cobaan ini.

Kaisar menghela napas dengan kesal sambil memelotot. Dia berteriak pada Luis yang sudah membelakanginya dan bertanya, "Kenapa kamu selalu merasa pamanmu akan mengincar posisimu sebagai pewaris takhta?"

Ketika tiba di ambang pintu, Luis berhenti sejenak. Dia menoleh menatap Kai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 498

    Jelita berujar, "Nakal. Sangat nakal. Saya selalu bisa merasakan dia bergerak-gerak di dalam perut. Seperti ular kecil yang lincah.""Oh, iya? Seperti ular kecil?" tanya Kaisar.Jelita mengangguk seraya menyahut, "Benar. Rasanya seperti ular kecil yang bergerak-gerak di dalam perut." Sebelumnya, dia sudah mengirim surat kepada Satya. Anak ini harus laki-laki.Asalkan putranya naik takhta, Jelita akan menjadi ibu suri yang memerintah di balik layar. Dia akan menjadi wanita paling terhormat di seluruh Negeri Cakrabirawa. Membayangkannya saja sudah membuat Jelita sangat menantikannya.Kaisar mengangguk dan berkomentar, "Cukup aktif juga. Seperti aku waktu kecil."Jelita tersenyum, lalu tiba-tiba mengernyit. Melihat ini, Kaisar tentu ingin bertanya. Begitu ditanya, air mata Jelita mengalir dengan deras. Dia berkata dengan sedih, "Kaisar, pelayan pribadi saya, Fani, sudah hilang beberapa hari. Saya benar-benar sangat khawatir padanya.""Terus .... Terus ...," ucap Jelita dengan ragu-ragu. H

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 497

    Luis melanjutkan, "Siapa sangka, kasih sayang itu malah menumbuhkan ambisinya sampai membunuh untuk merebut takhta. Apa Ayahanda juga merasa itu nggak masalah?""Kamu ...," pekik Kaisar.Luis segera berdiri dan mengingatkan, "Aku tahu salah. Aku tahu Paman Burhan itu satu-satunya adik laki-laki Ayahanda. Tapi, terlalu membela bisa menumbuhkan ambisinya. Aku nggak pernah merasa Paman Burhan itu orang yang berhati bersih dan nggak berambisi."Selesai berbicara, Luis membungkuk sambil berkata, "Aku pamit."Lantaran Kaisar tidak mau mendengar, Luis terpaksa mengingatkan sekali lagi secara terang-terangan. Jika ini pun tidak bisa menyadarkan Kaisar, berarti Kaisar dan Luis memang ditakdirkan untuk melewati cobaan ini.Kaisar menghela napas dengan kesal sambil memelotot. Dia berteriak pada Luis yang sudah membelakanginya dan bertanya, "Kenapa kamu selalu merasa pamanmu akan mengincar posisimu sebagai pewaris takhta?"Ketika tiba di ambang pintu, Luis berhenti sejenak. Dia menoleh menatap Kai

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 496

    Salju yang turun pertama kali sudah mencair. Setelahnya, setiap hari selalu ada sedikit sinar matahari.Setelah persidangan hari ini, Kaisar memanggil Luis lagi ke ruang baca istana. Bola matanya yang keruh tampak kosong. Seolah baru tersadar bahwa Luis sudah menunggu lama, dia pun melambaikan tangan mempersilakan Luis duduk bersama di dipan pemanas.Luis mengangguk pelan, lalu bertanya dengan hati-hati, "Gimana kesehatan Ayahanda akhir-akhir ini?"Kaisar mengangguk sembari menjawab, "Akhir-akhir ini, tubuhku terasa sehat dan kuat. Nggak ada masalah serius.""Syukurlah kalau Ayahanda sehat. Aku pun tenang," timpal Luis. Kemudian, dia bertanya, "Apa akhir-akhir ini Rasyid sudah periksa nadi Ayahanda?""Sudah. Aku memanggilnya setiap hari. Justru kamu. Tabib Damar sudah periksa nadimu dan Putri Mahkota selama berbulan-bulan, tapi belum ada kabar baik. Jangan sia-siakan wanita yang dipilih langsung oleh ibundamu."Luis mengangguk. Ajeng dan Gita yang dipilih oleh Dariani sudah dinikahkan

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 495

    "Hamba takut akan melukai Pangeran. Kalau nggak, hamba pasti akan buat Nyonya lebih nyaman lagi," ucap Yasa dengan ekspresi menjilat.Jelita tak kuasa menahan diri untuk mendesah. Katanya, "Kalau begitu, tunjukkan saja keahlianmu. Kandunganku sudah lewat tiga bulan. Tubuhku ini sudah boleh berhubungan intim.""Lalu, tadi Kaisar ...," kata Yasa."Tua bangka itu nggak berfungsi," timpal Jelita melirik Yasa sekilas. Meski Yasa juga tidak berfungsi, setidaknya tangan dan lidahnya sangat berguna.Yasa tersenyum. Melihat Jelita yang makin lemas karena sentuhannya, dia sangat puas. Asalkan bisa melayani Jelita dengan baik, dia pasti bisa mengangkat derajat keluarganya.Terdengar suara napas yang memburu. Setelah sekitar 30 menit, Yasa dan Jelita menyelesaikannya dengan buru-buru. Terlihat kepuasan dari mata Jelita. Dia melihat dengan ujung matanya dan menyadari ternyata ada yang menguping di luar. Wajahnya seketika memucat karena terkejut.Yasa juga terkejut. Ketika hendak berbalik, Jelita me

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 494

    "Dasar tua bangka!" pekik Jelita. Begitu Kaisar pergi, Jelita langsung membanting perlengkapan minum teh yang ada di atas meja. Fani terkejut. Majikannya makin disayang, tetapi temperamennya justru makin buruk.Bagaimanapun, itu tetap Kaisar! Bagaimana jika Kaisar mendengarnya?Fani memberikan isyarat agar Jelita tenang. Jelita mengernyit sambil mengibaskan tangannya dengan kesal, lalu berkata, "Kamu pergi dulu."Fani yang merasa sangat tertekan terpaksa pergi. Begitu keluar, dia melihat Yasa masuk. Akhir-akhir ini, Jelita makin memercayai Yasa. Fani selalu merasa Yasa adalah orang yang sangat licik, suka menjilat yang berkuasa dan menindas yang lemah.Jika Jelita sampai tertipu dan memercayai Yasa, tidak tahu apakah suatu hari nanti Jelita akan dikhianati. Fani lebih mengkhawatirkan Yasa akan menggantikan posisinya dan menjadi orang kepercayaan Jelita.Memikirkan ini, Fani tanpa sadar menempelkan telinganya di pintu. Dia mau menguping bagaimana rencana Yasa untuk menipu Jelita.Di dal

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 493

    Luis mengangguk sembari menimpali, "Benar. Aku merasa ini nggak biasa."Anggi bertanya, "Apa dulu Ayahanda juga pernah memperlakukan pelayan di sekitarnya seperti ini? Itu Wawan, lho. Dia sudah bertahun-tahun melayani Ayahanda dan tangan kanan yang paling bisa diandalkan."Benar-benar sulit dipercaya."Suamiku, apa kamu sudah selidiki, sebenarnya apa keistimewaan sup kambing itu sampai Ayahanda begitu menginginkannya, bahkan marah kalau lambat sedikit saja?" tanya Anggi lagi."Aku sudah tanya pelayan istana. Sup kambing itu dimasak sendiri sama Selir Jelita. Ayahanda juga selalu diminta ke Istana Lotus untuk meminumnya. Jadi, orang lain bahkan Wawan pun nggak berkesempatan untuk menyentuhnya, apalagi mencicipi sebenarnya apa keistimewaan sup itu," jelas Luis."Sup kambing itu pasti nggak biasa," kata Anggi. Sebagai tabib yang lumayan berbakat, Anggi merasa pasti ada yang salah dengan sup kambing itu.Luis mengangguk sambil berujar, "Aku sudah tanya Wawan. Dia bilang hanya sup kambing b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status