Share

Bab 2

Penulis: Emilia Sebastian
Upacara kedewasaan? Bukankah upacara kedewasaannya sudah lewat? Syakia bahkan masih mengingat penghinaan-penghinaan yang diterimanya di upacara kedewasaannya.

Ejekan dari para tamu, sindiran kakak-kakaknya, pembatalan pernikahan yang diajukan tunangannya, serta cercaan orang tuanya ....

Syakia sudah mengalami semua ini sebelumnya. Kenapa dia masih harus melewati upacara kedewasaan lagi sekarang? Apa ini trik baru Ayu? Ayu ingin mempermalukannya sekali lagi sebelum membunuhnya?

Napas Syakia sontak menjadi terengah-engah. Namun, pada saat dirinya hampir kehilangan kendali atas emosinya, dia tiba-tiba mematung.

Tunggu sebentar!

Mata Syakia membelalak lebar. Dia menatap kedua tangannya yang masih utuh, lalu menunduk untuk melihat kedua kakinya. Kemudian, rasa tidak percaya yang kental muncul di wajahnya. Bukankah tangan dan kakinya sudah dilumpuhkan? Kenapa sekarang dia baik-baik saja? Mana mungkin bisa begini?

Perlu diketahui bahwa sebelumnya, urat tangan dan kaki Syakia telah dipotong. Jadi, dia tidak mungkin bisa pulih kembali.

Setelah menyadari ada yang tidak beres, Syakia menoleh secara perlahan dan mengamati kamar ini dengan saksama. Keadaan kamar ini masih sesuai dengan yang diingatnya. Dia pun mengalihkan pandangannya pada meja rias dalam kamar dan berjalan perlahan ke sana.

Sosok Syakia yang kurus pun berangsur-angsur muncul di cermin perunggu. Wajahnya terlihat cantik dan masih muda, sedangkan penampilannya terlihat sederhana ....

Ini jelas-jelas adalah paras Syakia sebelum Ayu menghancurkan wajahnya, juga penampilannya sebelum melakukan upacara kedewasaan!

Kaki tangan yang masih berfungsi, kamar yang familier, dan wajah mulus tanpa luka sedikit pun ....

Sebuah pemikiran mengejutkan tiba-tiba muncul di benak Syakia. Jangan-jangan ... dia sudah terlahir kembali di hari upacara kedewasaannya?

Begitu memikirkan hal ini, Syakia menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menunjukkan ekspresi histeris. Benar, dia sudah mati di tangan Kahar sebelumnya. Sayangnya, dia tidak sepenuhnya mati, malah terlahir kembali! Takdir benar-benar suka mempermainkannya.

Syakia jelas-jelas tidak ingin terlibat dengan Keluarga Angkola lagi. Namun, takdir malah bersikeras membiarkannya kembali menjadi putri Keluarga Angkola.

Syakia menggigit bibirnya hingga berdarah. Setelah mencicipi darahnya sendiri, dia baru kembali tenang dan menunjukkan ekspresi dingin. Meskipun takdir ingin bercanda dengannya, dia bukannya tidak bisa memanfaatkan candaan ini. Lagi pula, dia juga tidak takut mati. Mana mungkin dia takut untuk hidup?

Di kehidupan sebelumnya, Syakia merupakan putri sah Keluarga Angkola yang paling dimanja. Dari kecil, keempat kakaknya paling menyukainya, sedangkan ayahnya juga paling melindungi putri bungsunya. Dapat dikatakan bahwa dia adalah buah hati keluarga ini sebelum berusia 15 tahun.

Namun, pada saat Syakia berusia 15 tahun, ayahnya tiba-tiba membawa pulang seorang gadis kecil. Ayahnya mengatakan bahwa itu adalah putrinya yang telantar di luar dan merupakan adik mereka. Namanya adalah Ayu Angkola.

Sejak saat itu, semuanya langsung berubah. Damar tidak begitu perhatian pada Syakia lagi dan makin perhatian pada Ayu. Keempat kakaknya juga mengalihkan semua kasih sayang mereka kepada Ayu.

Di kehidupan sebelumnya, Syakia tidak tahu apa salahnya. Dia pun berusaha untuk mengembalikan hubungan mereka seperti dulu. Namun, apa yang diperolehnya?

Begitu Ayu menangis, Abista akan langsung memaksanya berlutut di depan umum. Kama akan mematahkan tangan dan kakinya. Kahar akan menyiksanya dengan kejam. Ranjana akan mencemarkan nama baiknya.

Demi Ayu, ayahnya bahkan tega mengusirnya dari rumah dengan alasan Syakia “tidak layak menyandang nama Keluarga Angkola”. Sejak saat itu, dia pun menjadi orang yang ditindas semua penduduk ibu kota. Hanya dalam waktu 3 tahun, reputasinya sebagai putri sah Keluarga Angkola langsung hancur.

Syakia yang sudah kehilangan semua harapan awalnya berniat untuk meninggalkan ibu kota, lalu memulai hidup baru dengan menyembunyikan identitasnya. Namun, Ayu malah tiba-tiba menuduhnya mencuri giok. Keluarga Angkola pun segera menyuruh orang untuk menangkapnya dan memaksanya untuk menyerahkan giok itu.

Hal yang paling konyol adalah, Syakia masih menaruh harapan bahwa Damar akan menunjukkan sedikit belas kasihan padanya. Setelah mempertaruhkan nyawanya, dia baru menyadari bahwa itu hanyalah khayalannya belaka.

Syakia menarik napas dalam-dalam, lalu memejamkan mata untuk berhenti mengingat kenangan-kenangan pahit di kehidupan sebelumnya. Mungkin semua itu memang bukan miliknya. Jadi, dia tidak seharusnya memaksakan diri untuk mendapatkannya dari awal. Meskipun sudah melakukan pilihan yang salah di kehidupan sebelumnya, dia masih bisa mengubahnya di kehidupan ini.

“Klotak!” Tepat pada saat ini, sebuah giok familier tiba-tiba jatuh dari tubuh Syakia. Dia pun tersadar dari lamunannya dan langsung berseru gembira, “Itu giok Ibu!”

Syakia buru-buru memungut giok itu dan menyeka debu dari permukaan giok dengan hati-hati. Namun, dia tiba-tiba menyadari ada yang aneh. “Gioknya rusak?”

Seingat Syakia, giok yang diberikan ibunya adalah sepasang giok berbentuk bulat yang saling terkait. Sekarang, yang tersisa hanyalah bagian tengah giok. Dia pun mulai mencari ke sekeliling, tetapi tidak menemukan separuhnya lagi.

Pada akhirnya, tatapan Syakia kembali tertuju pada giok itu. Melihat patahan rapi yang tertinggal pada giok tersebut, dia pun merasa agak ragu. “Jangan-jangan, giok ini bukan pecah karena jatuh?”

Syakia mengulurkan tangan untuk menyentuh bagian patahan itu. Tak disangka, pada detik berikutnya, sosoknya langsung menghilang.

Setelah merasa pusing untuk sesaat, Syakia membuka kembali matanya dan menemukan bahwa dirinya sudah tidak berada dalam kamarnya. Dia sedang berada di sebuah ruang berkabut yang sangat luas.

Ini tempat apa?

Syakia berjongkok, lalu menyentuh rumput di bawah kakinya yang terasa sangat nyata. Sebuah tebakan yang berani tiba-tiba muncul dalam benaknya. Apa mungkin ini adalah ruang dalam giok? Jangan-jangan, dia yang terlahir kembali juga berkaitan dengan giok ini?

Syakia mengesampingkan kebingungannya dan mengamati lingkungan di sekitar. Ruang ini tidaklah rumit. Ada padang rumput datar, sungai kecil yang jernih, dan sebuah rumah gubuk yang sangat sederhana.

Syakia berjalan memasuki gubuk, tetapi tidak melihat siapa pun. Gubuk itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda pernah ditempati. Setelah keluar dari gubuk, dia berjalan-jalan ke sekitar dan menemukan banyak tanaman di seberang sungai.

Bukan, itu bukan hanya sekadar tanaman! Syakia buru-buru berlari ke sana dan langsung membelalak setelah melihat jelas semuanya.

Ginseng, ganoderma, cistanche, dendrobium, dan jamur ulat? Selain itu, masih ada banyak tanaman yang tidak dikenal Syakia. Namun, dia dapat menebak bahwa semua ini adalah tanaman herbal, juga merupakan tanaman herbal yang sangat langka.

Namun, lingkungan tempat tumbuhnya tanaman-tanaman herbal ini sangat berbeda. Ada yang tumbuh di tebing terjal, ada yang tumbuh di hutan yang dalam, ada yang tumbuh di tempat yang sangat dingin, ada juga yang tumbuh di lingkungan yang sangat panas ....

Jadi, kenapa tanaman-tanaman herbal yang lingkungan hidupnya sepenuhnya berbeda bisa tumbuh di tempat ini? Apa karena pengaruh ruang ini? Tidak! Airnya juga berpengaruh!

Syakia menyadari bahwa tanaman herbal yang makin sulit ditanam berada di tempat yang makin dekat dengan sungai. Mungkin saja air sungai itu juga merupakan salah satu alasan kenapa tanaman-tanaman herbal ini bisa tumbuh di tempat ini.

Syakia memandang semua ini sambil bergumam, “Ibu, apa sebenarnya giok yang kamu tinggalkan untukku ini?”

Setelah tersadar dari keterkejutannya, Syakia tiba-tiba teringat sesuatu. Di kehidupan sebelumnya, Ayu tiba-tiba memaksanya menyerahkan giok ini. Apa waktu itu Ayu sudah menemukan ruang ini?

Namun, itu juga tidak mungkin. Giok ini tidak pernah meninggalkan sisi Syakia. Jika bukan karena masuk ke ruang ini secara tidak sengaja hari ini, dia juga tidak mengetahui keberadaannya. Dinilai dari tampang Ayu, dia jelas juga tidak mengetahui tentang ruang ini.

Jadi, seharusnya ada orang lain yang mengetahui keberadaan ruang dalam giok ini, lalu memberi tahu Ayu. Jika bukan, itu berarti Ayu menginginkannya bukan karena ruang ini, melainkan alasan lain.

Entah kenapa, firasat Syakia mengatakan bahwa Ayu seharusnya menginginkan giok ini karena alasan lain. Namun, tidak peduli apa pun alasannya, dia sudah mengetahui rahasia ini. Dia harus menyembunyikan giok ini dengan baik dan mencegah orang lain menemukannya.

Sekarang, dengan memiliki giok ini, Syakia sudah bisa balas dendam pada Ayu dan anggota Keluarga Angkola dengan lebih mudah. Setelah mencari tahu dengan jelas cara keluar masuk ruang giok ini, dia pun kembali ke kamarnya.

Syakia tidak boleh berada terlalu lama dalam ruangan itu. Bagaimanapun juga, ini adalah hari upacara kedewasaannya. Dia tahu akan ada orang yang datang mencarinya.

Namun, Syakia tidak tahu bahwa setelah dirinya meninggalkan ruang giok, seorang pria tampan yang sedang bersandar di jendela untuk tidur siang tiba-tiba terbangun dari mimpinya. Pria ini tinggal di rumah besar lain di ibu kota, yaitu Kediaman Pangeran Pemangku Kaisar. Dia mengambil sebuah giok dari meja, lalu menatap giok yang tiba-tiba hanya tersisa setengah itu dengan kening berkerut.

...

“Brak!” Seorang pemuda berperawakan tinggi dan tegap menerjang masuk ke kamar Syakia sambil berseru marah, “Syakia! Keluar! Jangan kira aku nggak akan datang mencarimu mentang-mentang kamu sembunyi dalam kamar!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
162_06_Sandra Prima Setiawati
lanjut dong cerita nya seru nih
goodnovel comment avatar
luluil machsunah
ini lanjutnya gimana ya
goodnovel comment avatar
luluil machsunah
bagus ceritanya . buat penasaran ending nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 695

    "Plak! Plak! Plak ...."Ayu yang gemetar menampar wajahnya sendiri dengan kuat berkali-kali. Untuk mencegah luka di sisi wajah lainnya terbuka, dia mau tak mau hanya bisa menampar sisi yang sama. Jadi, hanya setelah beberapa tamparan, separuh wajahnya sudah bengkak."Ayu, berhenti! Syakia, nggak, Putri Suci! Aku panggil kamu Putri Suci, oke? Ayu sudah menampar dirinya sendiri dan kamu juga sudah puas. Itu sudah cukup, 'kan?"Kahar ingin melangkah maju untuk menghentikannya. Namun, sebelum Syakia sempat mengatakan apa-apa, Ayu tiba-tiba berseru, "Nggak! Kak Kahar, jangan kemari!"Ayu menggertakkan giginya, kepalanya tertunduk dan suaranya dipenuhi ketakutan. "Ini salahku. Aku pantas dipukuli. Aku memang pantas dipukuli. Selama Putri Suci puas, aku akan melakukan apa pun!"Jika pengawal itu memberi tahu Syakia mengenai trik kecilnya dan Syakia marah, Ayu tidak akan selamat hari ini. Lebih baik dia merendahkan diri sekarang dan memuaskan Syakia. Setidaknya, dia bisa menyelamatkan nyawanya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 694

    Syakia langsung mendengus. Ayu benar-benar memiliki terlalu banyak trik kecil hingga membuat orang merasa jijik dan jengkel."Tanganku sudah sakit. Lebih baik kamu melakukannya sendiri." Syakia duduk di kursi utama dan menatap Ayu sambil tersenyum sebelum melanjutkan, "Aku percaya Nyonya Pendamping pasti akan membuatku puas, 'kan?"Puas? Omong kosong! Gadis jalang ini memintanya untuk memukul dirinya sendiri? Ayu masih berpikir bahwa jika Syakia menamparnya, dia akan mengambil kesempatan untuk menabur racun di jarinya ke Syakia tanpa diketahui orang lain. Sekarang, Syakia malah duduk di sana tanpa bergerak sama sekali!Hanya ada jarak tiga langkah di antara mereka berdua. Ayu sedang berpikir apakah dirinya harus bertindak atau tidak. Jika dia tidak bertindak, tidak akan ada peluang sebagus ini lagi setelahnya. Namun, jika bertindak secara langsung, itu akan terlalu terang-terangan dan mudah diekspos ....Ayu pun merasa ragu. Dua pemikiran itu tidak berhenti bergulat dalam pikirannya. D

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 693

    "Senyumannya terlalu jelek, aku nggak suka," ujar Syakia sambil tersenyum mengejek."Kalau begini? Begini? Atau begini?"Adika menarik-narik wajah Ranjana untuk membuat berbagai macam ekspresi lucu dan konyol. Setelah dipermainkan seperti ini oleh Adika, wajah Ranjana yang awalnya pucat akhirnya terlihat sedikit memerah. Namun, entah itu karena marah atau merasa sakit.Ranjana cukup bersabar. Meskipun dia dipermalukan seperti itu, dia masih tetap bertahan dan tidak melawan. Akan tetapi, amarah dan kebencian di dalam hatinya sudah mencapai puncak. Matanya menatap Syakia lekat-lekat.Syakia sangat akrab dengan tatapannya itu. Ketika Keluarga Angkola ingin membunuhnya di kehidupan lampau, tatapan Ranjana juga seperti ini.'Bersabarlah. Kak Ranjana tersayang, sebaiknya kamu bersabar sepanjang hidupmu. Gimanapun, adikmu ini nggak akan biarkan kamu mati dengan semudah itu. Sampai kamu sudah nggak sanggup bersabar, itulah hari kematianmu. Aku akan membuatmu menyesal,' gumam Syakia dalam hati

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 692

    Bahkan Pangeran Pemangku Kaisar sudah memintanya untuk bertindak, jika masih merasa sungkan, Syakia tentu saja akan mengecewakan niat baiknya.Setelah memikirkan hal ini, Syakia mengangkat tangannya dan menampar wajah Ranjana yang ditahan oleh Adika tanpa ragu"Plak!"Suara tamparan ini sangat nyaring. Syakia sama sekali tidak mengurangi kekuatannya karena ancaman Ranjana tadi.Dalam sekejap, rasa sakit yang menyengat menyebar di wajah kiri Ranjana. Dia bahkan merasa pusing untuk sesaat. Dia menahan perasaan ingin muntah. Bukan karena pusing, melainkan karena merasa terhina.Perasaan terhina yang kuat ini membuat Ranjana sangat ingin membalas tamparan itu. Sayangnya, dia sama sekali tidak bisa melakukannya sama sekali."Sudah puas?"Ranjana yang berusaha menerima penghinaan ini memandang Syakia dengan dingin. Dia pikir semuanya sudah berakhir, tetapi Syakia hanya tersenyum tipis dan menggeleng. "Belum, itu masih belum cukup."Segera setelah selesai berbicara, Syakia mengangkat tanganny

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 691

    "Kamu lagi mengancamku?" tanya Damar sambil memicingkan matanya. Tatapannya terlihat tajam."Sangat jelas bahwa jawabannya adalah iya."Syakia memang sedang mengancam Damar, tetapi memangnya kenapa meskipun begitu? Sekarang, nyawa Ayu ada di tangannya. Meskipun Damar tidak tahu, yang penting Ayu mengetahuinya."Ayah!"Seperti yang diharapkan, setelah Syakia melontarkan kata-kata itu, ekspresi Ayu langsung berubah secara drastis. Dia buru-buru melangkah maju untuk meraih Damar."Lupakan saja, Ayah. Semuanya ini kesalahan Ayu. Ayu yang bersalah dan nggak seharusnya menanyakan hal itu!"Ayu yang sebelumnya masih diam-diam merasa bangga akhirnya teringat bahwa nyawanya masih ada di tangan orang lain. Seberapa bangga dirinya sebelumnya, seberapa menyesal pula dia sekarang.Gadis sialan itu lagi-lagi mengancamnya! Ayu sangat marah, tetapi juga tidak dapat melakukan apa-apa terhadap Syakia. Hari ini adalah hari terakhir. Jika dia tidak mendapatkan obat penawar hari ini, dia akan mati!Ayu ten

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 690

    Syakia berkata sambil tersenyum, "Kebetulan, masih ada orang lain yang ingin kupukul."Senyum "pengawal" itu makin lebar. "Putri Suci tunggu sejenak."Begitu selesai berbicara, dia meninggalkan sisi Syakia lagi dan berjalan ke bawah. Entah kenapa, ketika melihatnya turun, hati semua orang tiba-tiba diliputi ketakutan.Kahar yang awalnya mengadang di depan Syakia, Joko yang berdiri di samping, para pengawal Keluarga Angkola, bahkan Ayu dan orang lain yang berdiri di sebelah Ranjana juga tanpa sadar melangkah mundur. Hal ini pun secara tidak langsung membuka jalan bagi "pengawal" itu dan mengekspos Ranjana yang duduk di kursi roda. Berhubung tadi dia jatuh dengan cukup serius, dia sama sekali tidak dapat menggerakkan kursi rodanya saat ini. Selain itu, "pengawal" itu juga telah berhenti di depannya."A ... apa maumu?"Ranjana menggertakkan giginya dengan erat dan menatap "pengawal" di depannya. "Aku ini putra keempat Adipati Pelindung Kerajaan, aku .... Ah!"Sebelum Ranjana sempat menye

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status