Share

Bab 568

Author: Emilia Sebastian
Melihat ekspresi Syakia, Adika tahu bahwa Syakia baru saja tersadar. Dia pun tidak bisa menahan tawa. "Lain kali, nggak usah datang ke gunung belakang lagi. Di sini dingin dan berangin, juga mudah masuk angin."

Syakia mengangguk dengan canggung. "Oke."

Syakia juga melupakan hal ini. Dia menatap Adika dengan canggung dan bertanya dengan ragu, "Gimana kalau kita pulang sekarang?"

Adika langsung tersenyum dan menjawab, "Kita sudah sampai. Lagian, hari ini aku memang ingin dengar sutra yang kamu bacakan di sini."

Alasan utama Adika adalah karena ada orang lain di tempat tinggal Syakia. Saat ini, dia tidak ingin orang lain mengganggunya dan Syakia.

Adika mengeluarkan barang-barang yang dibawanya, lalu mencari sebungkus kue jujube hangat dan mantel bercorak bunga plum yang baru. Dia menahan keinginan untuk memakaikan mantel itu dan menyerahkannya kepada Syakia terlebih dahulu.

"Pakai dulu mantel ini. Sekarang memang lagi nggak begitu berangin, tapi kamu tetap harus hati-hati."

Syakia melirik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 603

    "Baik, aku akan mengingatnya."Setelah membicarakan semua urusan, Eira hendak mengantar Yanto keluar. Kebetulan, Cempaka juga keluar pada saat ini."Biar aku saja yang antar Paman Yanto. Kebetulan, aku juga mau pergi ke ibu kota hari ini.""Nona Cempaka," sapa Yanto sambil membungkuk untuk memberi hormat.Syakia bertanya dengan bingung, "Kenapa kamu mau pergi ke ibu kota lagi hari ini? Bukannya kamu baru pergi ke istana kemarin?"Akhir-akhir ini, Cempaka sering dipanggil ke istana oleh Janda Permaisuri. Terkadang, dia pergi untuk mempelajari aturan dan tata krama. Terkadang, dia hanya pergi untuk mengobrol dengan Janda Permaisuri.Sekarang, tidak ada banyak orang di harem istana sehingga intrik dalam istana dan sebagainya juga jarang terjadi. Selain itu, sikap Janda Permaisuri yang baik dan hangat terhadapnya juga membuat Cempaka merasa senang."Entahlah. Ibu Suri nggak bilang ada apa. Dia cuma minta aku untuk pergi ke istana." Cempaka mengangkat bahunya dan menambahkan, "Jangan khawat

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 602

    Pada saat ini, Syakia tidak tahu bahwa meskipun semut-semut kecilnya gagal menyelesaikan tugas yang diperintahkannya, mereka membawakannya "harta karun" dan sedang bergegas pulang ....Saat ini, di Kuil Bulani."Ladang obat di Kalika dan Lukati sudah disiapkan. Benih dan bibit obat gelombang pertama juga sudah ditanam. Menurut surat dari Puspa, pertumbuhannya sejauh ini cukup baik.""Bagus."Syakia membaca buku keuangan terbaru sambil bertanya, "Oh iya, dengar-dengar, Puspa itu adiknya Joni?"Yanto mengangguk. "Benar. Awalnya, aku mau pindahkan Joni ke sana, tapi Joni bilang, adiknya ini lebih cocok dalam pekerjaan ini daripada dia.""Kamu sudah mengujinya?""Jangan khawatir, Nona. Aku sudah mengujinya. Puspa memang lebih cocok dalam pekerjaan ini daripada Joni. Selain pintar, dia juga punya kemampuan untuk mengatur orang."Kalika dan Lukati sangat jauh. Jadi, orang yang pergi ke sana tentu saja harus adalah orang yang cakap. Yanto memang punya kemampuan, tetapi dia sudah tua dan lebih

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 601

    Damar menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan pergi sendiri."Kepala pelayan segera mengerti.Kemudian, tuan dan majikan itu segera tiba di luar sebuah area tempat tinggal yang sudah lama tidak dihuni. Setelah kepala pelayan membuka gemboknya, Damar perlahan-lahan mengangkat tangannya dan mendorong pintu hingga terbuka.Dulu, pasti ada yang datang untuk membersihkan tempat ini setiap hari. Walaupun sepi, tempat ini tetap bersih dan tak bernoda.Namun, sejak kejadian menggali kuburan, Damar takut Ayu akan melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukannya lagi. Jadi, dia memberi perintah untuk mengunci kamar itu. Baru 2-3 bulan berlalu, tetapi tempat ini sudah kotor. Bahkan ada sarang laba-laba yang menggantung di banyak sudut.Damar melihat sarang laba-laba itu dengan kening agak berkerut, lalu melangkah masuk. Setelah berjalan ke tengah kamar, dia berdiri di sana tanpa bergerak.Matanya yang dalam mengamati kamar itu, dan pandangannya menyapu ke sekeliling sedikit demi sedikit

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 600

    Dalam Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan di ibu kota."Krek." Kepala pelayan mendorong pintu ruang baca dan melangkah masuk. Dia berdiri dengan hati-hati di depan meja. "Sudah ketemu?" tanya Damar dengan ekspresi muram. Kepala pelayan segera menunduk dan menjawab, "Adipati, para pelayan sudah cari ke seluruh Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan, tapi masih belum temukan barang yang Adipati katakan." Ekspresi Damar tiba-tiba menjadi lebih muram lagi. "Bagaimana dengan orang mencurigakan? Apa ada orang mencurigakan yang dekati ruang bacaku atau muncul di dekat Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan?" Kepala pelayan tetap menggeleng. "Nggak ada yang ditemukan." Damar sontak mendengus marah. Dia berujar dengan nada sedingin es, "Barangnya nggak ditemukan, orang yang mencurigakan juga nggak terlihat. Apa gunanya aku pekerjakan kalian!" "Brak!" Damar memukul meja dengan kuat dan lanjut berseru marah, "Benda itu ada di ruangan ini. Aku baru keluar sebentar dan benda itu sudah hilang. Apa

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 599 

    "Kak Kama, buat apa kamu masuk ke rumah? Kenapa kamu nggak ambil uangku?" tanya Ayu dengan sengaja."Nggak apa-apa. Aku cuma masuk untuk cari sesuatu dan sudah menemukannya."Kama mengulurkan tangan untuk mengambil untaian uang dari tangan Ayu. Setelah menemukan bahwa tali uang itu bahkan berbeda dari yang dia gunakan, dia lebih yakin lagi bahwa dirinya pasti hanya salah paham kali ini.Namun, Kama tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya melanjutkan, "Kalau begitu, aku akan ambil uangnya. Kalian mau makan apa malam ini? Aku pergi beli makanan."Ayu diam-diam mengamati perubahan ekspresi Kama. Melihat bahwa Kama benar-benar memercayainya, dia langsung menunjukkan senyum yang nyaris tak terlihat.Baguslah jika begitu. Meskipun kelak uang Kak Kama "hilang", dia juga tidak akan dicurigai. Lagi pula, dia juga hanya melakukan sedikit tipu daya.Jika langsung mengambil seuntai koin, Ayu akan mudah ketahuan. Namun, apabila dia hanya mengambil 2-3 koin dari setiap untai, bagaimana mungkin Kama bisa

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 598

    Wajah Kama dan Kahar dipenuhi luka. Namun, luka Kama tidak separah luka Kahar. Jadi, dia hanya beristirahat sebentar, lalu bertopang pada lantai dan berdiri. Dia menatap Ayu dan Kahar sambil bertanya, "Berapa lama kalian mau tinggal di sini?"Mendengar hal itu, Ayu dan Kahar saling berpandangan. Kemudian, Kahar menjawab, "Kaki Ayu terkilir. Dia mungkin perlu istirahat sebentar. Jadi, sekitar sebulan?"Berhubung Kama akhirnya berubah pikiran dan bersedia membiarkan mereka tinggal, untuk berjaga-jaga, Kahar merasa lebih baik mereka memberi tahu waktu yang lebih lama. Sebulan seharusnya sudah cukup bagi mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan ayah mereka.Kahar dengan hati-hati mengatakan satu bulan, sedangkan Kama terlihat acuh tak acuh. Dia tidak setuju atau membantah. Dia memandang ke kedua sisi rumah gubuk, lalu setelah beberapa saat, dia berkata, "Kalau begitu, aku akan bangun 2 kamar lagi untuk kalian." Sebulan memang tidak lama, tetapi juga tidak sebentar. Kama hanya punya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status