Share

Bab 3

Author: Nexy91
last update Last Updated: 2025-11-03 11:11:15

Selama dua hari, mantan suaminya tidak pernah pulang ke rumah itu. Dan itu membuat Rani merasa leluasa untuk menjual semua barang-barang yang memang masih bisa menghasilkan uang.

Dia menjual kulkas, mesin cuci, lemari pakaian, ranjang, bahkan kompor dan tabung gas pun dia jual semua. Dia tidak ingin menyisakan satupun barang berharga untuk Tedi dan gundiknya itu.

Semua sudah terjual dengan cepat, akhirnya Rani bisa pergi meninggalkan rumah sempit itu. Dia berencana untuk menginap sementara di rumah Raline. Dia juga sudah mengajukan permohonan perceraian ke pengadilan agama, dia juga menyertakan bukti-bukti perselingkuhan suaminya itu, agar Tedi tidak bisa mengelak dan langsung menandatangani surat cerai.

Sementara itu, Tedi kembali ke rumah yang dia kontrak setelah satu minggu dia tidak pernah pulang.

Dia melihat keadaan rumah yang kosong, dan terasnya dipenuhi dengan debu. Lampu yang tergantung di luar masih menyala, dia tidak tahu kenapa rumahnya begitu tidak terurus.

Saat dia ingin masuk, ternyata rumahnya terkunci, untungnya dia juga mempunyai kunci cadangan.

Saat membuka pintu, dia merasa sedikit aneh, rumah itu sepi dan hawa dingin tiba-tiba menyambutnya.

"Kenapa rasanya seperti rumah kosong yang berhantu, kemana Rani sekarang?"

Dia menyalakan lampu dan sedikit merasa heran, karena seperti sedikit terlihat kosong dari pada biasanya.

Di ruang tamu itu, ada lemari kecil yang berisi hiasan-hiasan yang terbuat dari keramik. Tapi saat ini, lemari itu sudha tidak ada. Hanya ada sofa minimalis, yang biasa mereka duduki jika sedang mengobrol.

Tedi masih tidak terlalu memikirkan nya, dia memanggil-manggil nama mantan istrinya itu.

"Ran, Rani. Ini mas pulang, kamu ada di mana?"

Tedi mencarinya ke dapur, dan dia semakin heran dengan keadaan dapur yang kosong. Tidak ada kulkas, tidak ada mesin cuci, bahkan kompor dan gas pun sudah lenyap. Apa mungkin ada maling di rumah nya itu.

Dia bergegas berlari ke kamar yang biasa mereka tempati, dia mencari keberadaan Rani. Tapi nihil, yang ada hanya kasur yang tergeletak tanpa ranjang, dan pakaian nya yang biasa berada di dalam lemari, sekarang malah berada di atas lantai tanpa alas.

Tedi berteriak memanggil Rani.

"Rani, apa-apaan kamu ini. Kenapa rumah ini jadi kosong semua?"

Tedi mencari-cari Rani keluar rumah, sampai dia melihat tetangga yang lewat di depan rumah nya.

" Bu, maaf. Apa ibu melihat istri saya?" tanya Tedi kepada tetangga itu

"Istri bapak?" tanya si ibu yang lewat.

"Iya bu, istri saya Rani." ucap Tedi kembali.

"Oh, bukan nya bapak sudah bercerai dengan Rani?"

Tedi tertegun mendengar penuturan ibu tersebut.

"Ibu tahu dari mana saya cerai dengan Rani? "

Ibu itu terlihat sedikit bingung.

"Ya tentu saja dari Rani, waktu itu Rani menjual kulkas dan saya beli. Saya tanya kenapa barang-barang nya dijual, katanya karena kalian berdua sudah bercerai jadi mau di jual saja semuanya."

Wajah Tedi mendadak pucat, dia baru sadar jika Rani benar-benar tidak ingin rujuk lagi dengan nya.

Kemarin saat dia mengucapkan talak, dia hanya ingin menggertak Rani, agar dia takut di tinggalkan oleh nya, dan bisa setuju kalau dia ingin menikahi Indi menjadi istri ke duanya.

Tapi ternyata, Rani benar-benar pergi dan tidak ingin menjadi istrinya lagi. Bahkan Rani sampai menjual semau barang-barang yang dia beli selama menikah dengan Tedi.

Ada rasa penyesalan di hatinya, dia sebenarnya sangat mencintai Rani. Tapi godaan dari Indi tidak dapat dia tolak, dia benar-benar terjerumus dalam dosa. Indi selalu meng iming-iming dirinya dengan memberikan keturunan, hanya karena dia tidak sabar untuk segera mendapatkan keturunan, akhirnya dia mau berselingkuh dengan perempuan itu.

Padahal tanpa dia ketahui, Rani selalu berusaha untuk segera mempunyai keturunan. Dia sudah memeriksakan rahim nya ke dokter kandungan, dan dokter menyatakan kalau rahimnya sangat baik, bahkan sel telur nya pun sangat baik.

Dia rela menahan rasa tidak nyaman untuk melakukan pemeriksaan itu, dia juga mengikuti saran dokter agar segera mendapat keturunan. Tapi apa yang dia dapat, malah pengkhianatan. Suaminya tidak sabar, dan dia tidak pernah mau repot-repot untuk memeriksakan keadaan nya juga ke dokter.

Tidak adil rasanya jika saat seorang istri belum juga hamil, tapi hanya pihak perempuan saja yang disalahkan. Sedangkan, dalam proses pembuahan itu memerlukan pasangan atau adanya sperma dan sel telur yang bertemu, dan itu tidak di lakukan oleh perempuan saja, tapi juga laki-laki nya, apakah kualitas sperma nya baik atau tidak.

Terlalu banyak kasus perceraian yang terjadi karena keegoisan seorang laki-laki, menuntut untuk segera hamil, tapi tidak mau berusaha bersama. Hanya mampu menyalahkan, tanpa pernah introspeksi diri.

Tedi seolah benar-benar kehilangan separuh nyawanya, cinta itu masih sangat kuat untuk istri nya. Tapi apa boleh buat, semua itu sudah terjadi dan tidak bisa diperbaiki lagi.

Seandainya dia masih menggunakan akal sehatnya, pasti saat ini dia tidak akan kehilangan perempuan sempurna seperti Rani. Dia benar-benar merasa menyesal saat ini, tapi dia hanya menghibur dirinya dengan mengatakan,

'aku baru menjatuhkan talak satu, dan kami masih bisa rujuk kembali. Lagi pula, aku belum mendaftarkan perceraian ke pengadilan agama.'

Tanpa dia ketahui, jika Rani sudah mendaftarkan perceraian mereka.

Tedi tidak terlalu marah saat melihat semua barang yang sudah hilang dari rumah kontrakan nya itu, karena dia berpikir kalau dia masih bisa membeli barang-barang itu nanti, dia merasa wajar jika Rani merasa marah dan melakukan semua itu.

Jadi dia masuk kembali ke dalam rumah, dan membereskan semua pakaian nya yang tergeletak tidak beraturan di atas lantai kamar nya.

"Rani, aku akan tunggu kamu untuk pulang ke sini. Aku yakin, uang hasil penjualan itu tidak akan bertahan lama. Saat yang itu habis, aku yakin kamu akan pulang kembali ke rumah ini."

Hari berganti, minggu berlalu. Tedi masih belum bisa menemui Rani, dia masih bisa bekerja seperti biasa. Tidak ada drama pemecatan karena dia sudah berselingkuh.

Dia berpikir kalau itu memang karena dia yang kompeten dalam pekerjaan nya, walau sebenarnya itu permintaan Rani kepada Raline, dia ingin membiarkan Tedi merasa melambung tinggi, sebelum dia benar-benar balas dendam dan membuatnya jatuh sampai ke jurang yang paling dalam.

"Kenapa aku gak boleh pecat mantan suami mu itu sih?" Tanya Raline yang merasa muak kepada mantan suami sahabat nya itu.

"Jangan dulu, aku mau dia merasa diatas angin dulu. Biarkan selingkuhan nya itu juga merasa menjadi perempuan yang beruntung. Nanti setelah mereka lupa daratan, baru kita buat mereka berdua jatuh dengan cara yang paling indah." Senyum licik tersungging dari bibir Rani.

"Memang ya, aku gak bisa meremehkan strategi dari seorang wanita genius seperti nona Rani Maharani." Puji Raline kepada Rani.

Mereka hanya memperhatikan kegiatan dua orang itu dari kejauhan, bahkan Rani menyuruh orang untuk selalu memvideokan juga memfoto kebersamaan mereka berdua.

Sidang perceraian berjalan dengan lancar, tanpa dihadiri oleh Tedi, karena dia memang tidak tahu tentang perceraian itu. Tapi Rani memberikan rekaman suara Tedi, saat menjatuhkan talak satu, juga memberikan bukti perselingkuhan Tedi. Rani sengaja memberikan alamat nya sendiri untuk menerima surat panggilan atas nama Tedi, sehingga Tedi pun tidak pernah mengetahui itu.

Saat sore hari, setelah mereka berdua resmi bercerai, Rani pergi ke cafe bersama Raline untuk merayakan perceraian nya.

Tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara laki-laki yang paling dia benci, Tedi datang ke cafe itu bersama Indi sang selingkuhan.

"Rani, kamu kemana saja selama ini? Aku sudah mencari-cari kamu kemana-mana, tapi kenapa kamu tidak bisa dihubungi?" Ucap Tedi sambil mencekal tangan Rani.

"Lepas tangan kamu, jangan pernah sentuh aku lagi!" Ucap Rani tegas.

"Kamu itu masih istri ku, aku berhak menyentuh kamu dimanapun yang aku suka." ucap Tedi kekeuh.

"Kata siapa kalau kita masih suami istri?"

Pertanyaan Rani membuat Tedi merasa heran dan kebingungan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 52

    Tedi merasa sedikit bingung saat dia tanpa sengaja bertemu dengan Vira, di tempatnya bekerja. Ada perasaan yang tidak bisa ungkap kan, rasa senang karena bisa bertemu dengan perempuan yang dia suami, tapi juga ada rasa takut, jika nanti Indi tahu kecamatan nya dengan Vira. Dia tahu perempuan seperti apa istrinya itu, dia itu bar-bar dan arogan. Sifat asli manusia akan keluar saat merasa terancam bukan? Dia takut jika Indi tahu, maka Vira yang akan dalam bahaya. Tapi disatu sisi dia bahagia karena bisa melihatnya setiap hari, tanpa harus sembunyi-sembunyi dari Indi. Tedi merasa jika Vira memang ditakdirkan untuk nya, selain wajah yang sekolah mirip dengan mantan istrinya, sifat lembut Vira juga membuat Tedi merasa nyaman, tidak seperti Indi. Merasa didukung oleh alam, dipermudah untuk selalu bertemu dengan Vira, membuat Tedi semakin yakin dengan perasaan nya. Walau di dalam hatinya sendiri, dia merasa bersalah kepada Indi. Sama halnya saat dia mengkhianati Rani dulu, ada ra

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 51

    Bekerja di pabrik, tidak pernah dibayangkan oleh Vira. Tapi kini dia bisa masuk ke pabrik yang menjamin karyawan nya, mendapat gaji UMR, mendapat asuransi kesehatan, ada jaminan kerja. Dulu dia hanya bekerja di toko yang menjual pakaian, gaji nya hanya sedikit, dan tidak cukup untuk bayar kontrakan dan makan, bahkan kadang atasan nya terlalu galak terhadap pegawainya. Gaji sedikit, tapi diperlakukan semena-mena. Tidak kuat, tapi sulit untuk mendapatkan kerja lagi. Tapi hari ini Vira sudah mulai bisa merasakan bekerja dengan gaji yang layak. "Bismillah, semoga saja aku bisa cepat beradaptasi, dan bekerja dengan baik." Dengan tekad yang kuat, Vira mengendarai motor yang diberikan Rani, menuju tempatnya bekerja. Sampai di sana, dia memarkirkan motornya di tempat para karyawan memarkir motor. Vira belum tahu dia akan ditempatkan di bagian mana, dia diminta untuk menunggu di pos satpam, dan nanti akan diantarkan kebagian dia bekerja. Saat masuk pertama kali ke dalam pa

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 50

    Rani meminta seseorang untuk mengurus masuknya Vira ke pabrik, tentunya akan satu tempat kerja dengan Tedi dan Indi. Sambil menyelam minum air, Rani membantu Vira agar punya penghasilan tetap, juga bisa membalas dendam dengan apik kepada Tedi dan juga Indi. Entah rencananya akan berhasil atau tidak, tapi setidaknya Rani sudah mencoba. Dia memang berencana supaya Indi merasakan apa yang dia rasakan, juga Tedi. Di saat sedang sayang sedang adem, malah diselingkuhi dan ditinggalkan. Setelah itu, tentu saja akan ada lagi kejutan yang lain nya. Rani ingin mereka terpuruk, hingga mereka datang merangkak kepadanya untuk meminta maaf, karena semua perbuatan pasti akan mendapat balasan yang setimpal. Biarlah dia akan di cap sebagai perempuan jahat, tapi dia hanya ingin mengembalikan apa yang mereka lakukan kepada nya. Vira tinggal di rumah yang Rani siapkan, dan mendapat pekerjaan tetap yang mendapat gaji UMR, tidak seperti sebelumnya, gaji nya benar-benar di bawah UMR. Sulit untuk me

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 49

    Rani sedikit gemetar saat melihat berita tersebut, bagaimana tidak, pria yang mendekatinya sudah pasti punya niat jahat, jika dia dengan gampangnya merespon pria tersebut, bisa saja dia juga akan tertipu, atau lebih parahnya dia akan dibius dan hal menakutkan lain nya yang bisa terjadi. Dia memang perempuan mandiri, tapi tetap saja dia hanya seorang perempuan. Tidak bisa melawan laki-laki dengan tangan kosong. Untung saja saat itu dia langsung pergi meninggalkan pria tersebut, tanpa mau berbasa-basi. Jika tidak ada teman karyawan nya, Rani tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa saat dia sedang dibuntuti oleh pria tersebut. "Ternyata orang-orang Lombok benar-benar sigap ya pada orang yang berbuat jahat, jadi makin suka aku. Kapan-kapan ajak Raline ke sana lah." Ucap Rani. Penipuan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, baik di tempat sepi, atau sekalipun di tempat yang ramai. Kita tidak tahu orang yang seperti apa yang benar-benar baik. Ada yang berwajah lembut dan

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 48

    Di datangi oleh orang asing, yang sama sekali tidak ada dalam ingatan nya, Rani menjadi lebih waspada. Dia tidak akan tertipu oleh trik murahan seperti itu. "Maaf mas, saya gak kenal anda. Permisi." Rani langsung pergi meninggalkan laki-laki tersebut. Laki-laki yang sudah menyodorkan tangan nya untuk bersalaman, langsung ditinggalkan begitu saja, dia merasa sedikit malu, lantas mengangkat tangan nya dan menyugar rambut. Melihat Rani yang semakin menjauh, dia malah semakin merasa tertantang, dan ingin mendekati Rani. "Perempuan cantik memang sulit untuk di dekati." Ucap laki-laki itu. Biasanya dengan cara seperti itu, dia bisa mendapatkan perempuan manapun yang dia mau, berpura-pura sebagai teman lama, lalu akan mengatakan bahwa dia salah orang, dan meminta kontak, sebagai permintaan maaf, dia akan mengajak perempuan tersebut untuk makan, atau sekedar nonton. Setelahnya, banyak korban yang dengan senang hati memberikan sejumlah uang kepadanya, tapi setelah uangnya terkuras,

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 47

    Hari senin, adalah hari yang sibuk untuk semua orang yang bekerja. Hari ini Rani telah berhasil membuat design dari kalung yang diminta, oleh seorang keturunan kerajaan yang sangat mengagumi karya-karya nya selama ini. Perempuan dengan kulit putih dan mata hijau Jamrud, bertubuh tinggi dan langsing bak barbie di dunia nyata. Setelah design yang dia buat dikirim kepada orang yang bersangkutan, dia langsung mendapatkan pujian. "Terima kasih sudah memenuhi semua ekspektasi saya, setiap detail nya sangat menawan dan tanpa cela." Perempuan tersebut berbicara dengan bahasa asing. Rani paham, bahkan dapat berbicara dengan bahasa tersebut dengan lancar. "Saya berterima kasih untuk pujian nya, saya sangat senang bisa membuat perhiasan yang Anda impikan, semoga anda puasa dengan hasilnya." Balas Rani dengan menggunakan bahasa yang sama. Satu persatu design yang diminta telah siap, bahkan ada beberapa yang sudah direalisasikan. Rani merasa sudah saatnya dia membawa tim nya untuk berlibur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status