Share

Bab 4

Author: Nexy91
last update Huling Na-update: 2025-11-04 12:03:05

"Apa maksud kamu, aku baru menjatuhkan talak satu sama kamu. Kita masih bisa rujuk kembali, kamu gak usah ngambek lagi ya." Bujuk Tedi dengan tidak tahu malu nya.

Wajah Indi sudah berubah menjadi gelap, dia merasa dipermalukan oleh sikap Tedi yang terus memohon kepada Rani.

"Sudah Mas, ngapain kamu masih ngejar dia sih. Kita kan sudah mau menikah, jangan kaya gitu lagi." Ucap Indi sambil menarik lengan baju Tedi.

"Tuh dengar kata selingkuhan kamu itu, dia udah gak sabar jadi istri sah. Uuuups, maaf kelepasan, jadi pada tahu kan kalau kamu itu pelakor." Tawa Rani dan Raline pun pecah saat itu juga.

Pengunjung cafe itupun langsung melirik ke arah Indi dengan tatapan menghina dan jijik

Indi yang merasa malu pun langsung pergi meninggalkan Tedi, yang masih bersikukuh meminta Rani untuk kembali pada nya.

"Itu selingkuhan mu ngambek, kejar sana. Kasihan, nanti dia kabur lagi." Ejek Rani.

"Kamu kenapa jadi begini sih, kamu itu biasanya selalu jadi istri yang penyayang dan penyabar. Sekarang kenapa kamu gak mau nurut sama aku?"

"Nurut apa maksud kamu? Dipoligami sama laki-laki miskin kaya kamu begitu?" Raline yang merasa tidak tahan pun, menimpali omongan Tedi.

"Sudah, biarin aja laki-laki gak punya malu ini." Ucap Rani menenangkan sahabat nya.

"Dengar ya bapak Tedi yang terhormat, ini akta cerai kita, kita sudah resmi bercerai dan sudah selesai. Jadi tolong kamu untuk tidak mengganggu hidup aku lagi, kamu bisa menikah dengan siapapun yang kamu mau."

Senyuman Rani membuat Tedi merasa tegang, dia merasa senyum itu benar-benar bukan lagi senyuman cinta untuk nya.

"Gak mungkin, bagaimana bisa kita resmi bercerai?"

"Hei laki-laki bodoh, Rani sudah mengajukan perceraian itu, setelah kamu menjatuhkan talak satu, kamu sendiri kan yang mengatakan nya? Dan ya, dia punya rekaman suara kamu sebagai bukti, untuk mempermudah proses perceraian kalian."

Rani tersenyum mendengar penuturan Raline.

"Oh, dan satu lagi. Semua bukti perselingkuhan kamu juga dia jadikan sebagai bukti di pengadilan agama."

Tedi semakin pucat pasi, dia tidak mampu berkata-kata. Untuk beberapa saat, dia seperti hilang kesadaran.

Saat dia mulai bisa mencerna dan menerima kenyataan, dia ingin sekali memaksa Rani untuk ikut kembali bersamanya.

"Rani, kamu kok tega sama Mas, kita itu sudah dua tahun menikah. Apa kamu gak merasa kalau perjuangan kita jadi sia-sia, kalau kita bercerai begitu saja?"

Rani tidak habis pikir dengan perkataan Tedi, dia merasa kalau mantan suaminya itu sudah amnesia, bahkan mungkin sudah tidak waras lagi.

"Hei kamu laki-laki bre***ek, ngaca dulu sebelum ngomong begitu." Raline menimpali dengan cepat.

"Diam kamu, kamu itu gak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga aku sama Rani." Tedi tidak tahu kalau dia sedang berbicara kurang ajar, kepada Bos pabrik yang sebenarnya.

"Eh, dasar cowok gila. Kamu yang salah malah kamu yang nyolot." Raline semakin terpancing emosinya.

"Sudah Ra, kamu gak perlu ribut sama cowok gila kaya dia." Rani cepat-cepat memeluk sahabat nya itu.

"Apa kamu bercerai sama aku, gara-gara hasutan perempuan ini Ran? " Tuduh Tedi.

Rani langsung naik pitam, saat Tedi menuduh sahabat nya itu.

Plaak...

Suara tamparan yang sangat keras, mendarat di wajah Tedi. Rani benar-benar merasa tidak mengenali Tedi lagi, dia merasa muak dengan sikap Tedi yang tidak sadar akan kesalahan nya.

"Kamu itu benar-benar tidak sadar diri ya, kamu yang selingkuh dan menduakan aku. Kenapa kamu malah menuduh sahabat ku yang menghasut?"

Dengan mata yang merah, Rani menunjuk wajah Tedi. Dia benar-benar marah saat ini, saat dia berselingkuh dan menjatuhkan talak, Rani memang marah dan kecewa. Tapi setelah dia meninggalkan nya, bukan nya sadar, Tedi malah menuduh Raline mempengaruhinya untuk bercerai.

Rani tidak terima sama sekali jika sahabat nya harus ikut terseret pada masalah ini.

"Dengar ya kamu mas, seharusnya kamu ngaca. Apa yang sudah kamu perbuat, sampai aku bisa mengajukan perceraian ini. Kalau kamu tidak pernah berkhianat, aku gak mungkin begini. Seandainya kamu masih punya sedikit saja, rasa bersalah, mungkin aku tidak akan membenci kamu. Tapi aku salah, kamu memang laki-laki yang tidak layak ada di hidupku."

Semua ungkapan kekecewaan nya telah dia keluarkan, dia merasa lebih lega sekarang.

Raline yang melihat Rani begitu marah, ikut mengepakkan tangan nya. Dia berjanji, jika Tedi berani mengganggu Rani lagi, akan dia buat laki-laki itu sengsara seumur hidupnya.

"Bukan begitu maksud aku, kamu harus mengerti. Mas cuma mau cepat-cepat punya anak saja, kamu kan bisa berbesar hati untuk di poligami."

Baru kali ini mereka melihat, laki-laki yang benar-benar sudah tidak masuk akal. Tidak pernah merasa bersalah, malah memaksa orang lain untuk mengerti dia.

Tiba-tiba, ada seorang perempuan setengah baya yang menyiram wajah Tedi dengan air soda.

Byuuurr...

Sontak saja, Tedi yang sedang menatap Rani langsung terkejut. Kemeja berwarna biru muda itu telah berubah warna.

"Hei, laki gila. Sadar diri, minta punya anak kaya minta permen. Muak aku sama kau, kau pikir poligami itu buat mainan hah? Seenak jidat saja kau, minta istri kau dipoligami."

Rani dan Raline juga terkejut, mereka pikir karena dendam pribadi, makanya perempuan itu menyiram Tedi. Tapi rupanya dia tidak tahan dengan ucapan Tedi tentang dirinya.

"Hei kamu, perempuan cantik. Jangan mau kau balik sama laki macam ini, buang saja jauh-jauh sampah macam dia ni." Perempuan itu langsung pergi begitu saja, sambil melempar gelas plastik bekas minuman soda itu ke arah Tedi.

Rani hanya mampu mengangguk, tanpa bisa berkata apa-apa. Tedi yang merasa sudah dipermalukan, berusaha untuk tetap terlihat biasa saja. Dia masih ingin berbicara kepada Rani, tapi Raline langsung mengajak Rani untuk meninggalkan cafe itu.

Raline menarik tangan Rani, dan membawanya keluar. Tedi tidak tinggal diam, dia cepat-cepat mengejar mereka berdua.

Saat Rani dan Raline akan masuk ke dalam lift, Tedi berhasil mengejar mereka. Dia juga ikut masuk kedalam lift tersebut.

"Rani, tunggu sebentar. Mas masih mau ngomong sama kamu."

Rani sama sekali tidak menoleh ke arah Tedi, dia hanya menatap pantulan dirinya di dinding lift itu.

"Ran, setidaknya kamu kasih aku kesempatan satu kali lagi, untuk kita bisa bersama. Kita akan bahagia, tanpa kamu harus merasakan sakit melahirkan, kita tetap akan punya keturunan."

"Sudah lah Mas, kamu pergi saja sama selingkuhan kamu itu. Capek aku denger kamu ngoceh terus." Rani menyahut dengan nada santai. Sementara Raline, sudah ingin sekali menendang Tedi sejak di dalam cafe tadi.

"Diam kamu, jangan terus ngajak ngomong Rani. Dasar laki s***n." Raline mengumpat Tedi.

"Kamu yang diam, jangan ikut campur terus." Tedi kembali menyahut.

"Sudah ya, kamu jangan marah lagi. Mari kita pulang ke rumah, aku gak marah kok soal kamu yang jual semua barang-barang kita. Kalau itu, bisa kita beli lagi nanti oke."

"Oh, kamu gak marah ya semuanya udah aku jual?"

Tedi manggut-manggut sambil tersenyum.

"Tapi aku gak perduli tuh, mau kamu marah atau enggak. Itu bukan urusan aku, aku cuma mengambil hak ku saja. Lagian, kita memang tidak punya harta gono gini, karena kamu kere."

Tedi terdiam, dan Raline tertawa puas.

"Rani, mas mohon, kamu jangan bersikap seperti ini kepada mas. Apa kamu gak ingat bagaimana dulu aku berjuang, mendapatkan hati kamu, agar kamu mau nikah sama aku?"

Tedi mengungkit masalah itu, untuk membuat Rani luluh. Tapi bukan nya luluh, itu justru membuat Rani mengingat hal yang paling membuatnya menyesal.

"Harusnya aku yang bilang kaya gitu sama kamu mas, waktu kamu memutuskan untuk selingkuh, apa kamu gak inget gimana dulu kamu berjuang buat dapetin aku? Kenapa sekarang dengan mudahnya kamu memilih wanita lain, yang bahkan tidak bisa dibandingkan dengan ku?"

Tedi tahu, jika dia sudah salah bicara. Dia malah membuat dirinya sendiri, menjadi tidak tahu malu karena telah menyia-nyiakan perjuangan nya sendiri. Dia memang masih ingat bagaimana dulu dia berjuang, demi mendapatkan gadis cerdas dan cantik di hadapan nya itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 5

    Rabu, dua puluh tujuh September empat tahun lalu. Pertama kali nya Tedi melihat Rani, saat dia sedang bekerja di bengkel motor milik teman nya. Saat itu, Rani mendorong motor matic nya yang mogok. Dan kebetulan, bengkel itulah yang paling dekat dengan tempat nya saat itu. Rani yang mempunyai tinggi semampai, berambut panjang dan sedikit ikal, yang di kuncir kuda. Dia memiliki kulit kuning langsat, yang saat sedang berkeringat, terlihat begitu bercahaya. Setiap laki-laki yang memandangnya langsung merasa jatuh cinta, bahkan para wanita pun juga mengagumi kecantikan nya. Bisa di bilang, saat ini Rani dalam usia yang sedang mekar-mekarnya. Terlihat begitu indah dan menawan, sehingga mampu menarik perhatian berbagai macam serangga yang ingin menghinggapi nya. Jarang ada perempuan yang begitu terlihat menawan, dan tanpa cela. Biasanya, jika dia cantik, maka sifatnya tidak baik. Jika dia begitu baik, maka dia tidak begitu cantik. Begitu juga dengan Rani, dia begitu cantik dan men

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 4

    "Apa maksud kamu, aku baru menjatuhkan talak satu sama kamu. Kita masih bisa rujuk kembali, kamu gak usah ngambek lagi ya." Bujuk Tedi dengan tidak tahu malu nya. Wajah Indi sudah berubah menjadi gelap, dia merasa dipermalukan oleh sikap Tedi yang terus memohon kepada Rani. "Sudah Mas, ngapain kamu masih ngejar dia sih. Kita kan sudah mau menikah, jangan kaya gitu lagi." Ucap Indi sambil menarik lengan baju Tedi. "Tuh dengar kata selingkuhan kamu itu, dia udah gak sabar jadi istri sah. Uuuups, maaf kelepasan, jadi pada tahu kan kalau kamu itu pelakor." Tawa Rani dan Raline pun pecah saat itu juga. Pengunjung cafe itupun langsung melirik ke arah Indi dengan tatapan menghina dan jijikIndi yang merasa malu pun langsung pergi meninggalkan Tedi, yang masih bersikukuh meminta Rani untuk kembali pada nya. "Itu selingkuhan mu ngambek, kejar sana. Kasihan, nanti dia kabur lagi." Ejek Rani. "Kamu kenapa jadi begini sih, kamu itu biasanya selalu jadi istri yang penyayang dan penyabar. Sek

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 3

    Selama dua hari, mantan suaminya tidak pernah pulang ke rumah itu. Dan itu membuat Rani merasa leluasa untuk menjual semua barang-barang yang memang masih bisa menghasilkan uang. Dia menjual kulkas, mesin cuci, lemari pakaian, ranjang, bahkan kompor dan tabung gas pun dia jual semua. Dia tidak ingin menyisakan satupun barang berharga untuk Tedi dan gundiknya itu. Semua sudah terjual dengan cepat, akhirnya Rani bisa pergi meninggalkan rumah sempit itu. Dia berencana untuk menginap sementara di rumah Raline. Dia juga sudah mengajukan permohonan perceraian ke pengadilan agama, dia juga menyertakan bukti-bukti perselingkuhan suaminya itu, agar Tedi tidak bisa mengelak dan langsung menandatangani surat cerai. Sementara itu, Tedi kembali ke rumah yang dia kontrak setelah satu minggu dia tidak pernah pulang. Dia melihat keadaan rumah yang kosong, dan terasnya dipenuhi dengan debu. Lampu yang tergantung di luar masih menyala, dia tidak tahu kenapa rumahnya begitu tidak terurus. Saat dia

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 2

    Rani telah sampai di rumah kontrakan yang biasa dia tinggali bersama sang suami. Mereka mengontak satu rumah dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, dapur dan juga kamar mandi. Selama dua tahun ini, Tedi bahkan belum mampu untuk membeli tempat tinggal sendiri, mereka masih harus mengontrak rumah. Tapi dengan tidak tahu diri, dia malah berselingkuh dengan dalih ingin mempunyai keturunan. Jika laki-laki terlalu percaya diri, ya seperti itulah jadinya. Setelah masuk kedalam rumah nya, Rani melempar kunci mobil ke atas sofa. Dia merasa lelah dan merasa terhina, suami yang selalu dia dampingi dan dia dukung dengan penuh kasih sayang, kini dia tega menalak nya hanya demi seorang pelakor. Mungkin saat dihadapan pelakor dan suaminya dia bisa tersenyum, bahkan menantang suaminya untuk langsung menalak nya dengan talak tiga. Tapi di dalam hatinya, dia merasa begitu sakit, cinta itu memang masih ada. Saat dia tahu kalau suaminya mulai main belakang, dia sudah berkali-kali berusaha mengambi

  • Pembalasan Istri Sah: Identitas Tersembunyi Rani    Bab 1

    "Hari ini, aku talak kamu dengan talak satu."Tepat di hari ulang tahun Rani yang ke dua puluh delapan, tanggal dua puluh lima Maret. Rani di jatuhi dengan talak 1,bukan karena kesalahan nya. Tapi karena keegoisan suami nya, demi melindungi kekasih haram nya. "Talak satu mas? Kenapa tidak sekalian talak tiga? Kita bisa langsung pisah untuk selama-lama nya." Tantang Rani kepada mantan suami nya, sekarang sudah menjadi mantan karena dia telah menjatuhkan talak nya. "Aku masih sangat mencintai mu Rani, tapi kenapa kamu tidak bisa berbesar hati untuk menerima dia sebagai madu mu?" Dengan tidak tahu malu, dia bilang kalau dia masih mencintai Rani. Saat dia mulai bermain api, apa dia tidak pernah memikirkan perasaan nya? Dasar laki-laki durjana. "Tidak ada cinta yang seperti itu mas, setelah kamu memutuskan untuk mencintai perempuan lain, disaat itu pula kamu telah kehilangan cinta kamu sama aku.""Tapi Indi mau kok jadi istri ke dua mas, dia gak akan nuntut apa-apa dari mas."Dasar lak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status