Share

Bab 155

Author: Danira Widia
Beberapa hari kemudian, ketika Vania sibuk berurusan dengan Herisa, Janice fokus menyelesaikan desainnya secara diam-diam. Lantaran khawatir timbul masalah, dia memutuskan untuk mengantarnya sendiri ke perusahaan Sera.

Sera mengelus perhiasan itu dengan puas. Dia mengangkat alisnya sembari menatap Janice dan bertanya, "Apa kamu nggak mau tahu kenapa aku memilih desainmu juga?"

Janice sangat menyadari posisinya sendiri. Jadi, dia tidak banyak bertanya. Dia tersenyum seraya menimpali, "Yang penting Bu Sera suka."

Sera bertopang dagu sambil tersenyum dan berkata, "Sepertinya ada yang akan rugi besar."

"Hm? Apa maksudnya?" tanya Janice memandang Sera dengan bingung.

Sera tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. Dia bertanya, "Kamu naik apa kemari?"

Janice tertegun sejenak sebelum menjawab, "Naik taksi."

Sera tersenyum menggoda sembari berujar, "Kalau begitu, aku minta orang untuk mengantarmu kembali."

Janice membalas, "Nggak perlu, nggak ...."

Sera mengabaikan penolakan Janice dan langsun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida Wida
aku tidak mengerti degan kelakuan jason , kadang baik kadang memukkan heh ....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1036

    Entah karena sudah meminum susu, Janice tidur dengan sangat nyenyak. Namun, dia tetap merasa sangat lelah karena dia kembali bermimpi buruk.Mimpinya sama seperti sebelumnya, Janice terus berjalan di dalam kabut yang tidak bisa melihat apa pun dengan jelas. Entah sudah berjalan berapa lama, dia kembali tiba di sebuah jembatan lengkung. Jika tidak terjadi apa-apa, dia akan bertemu dengan Jason begitu melewati jembatan ini.Memikirkan Jason, Janice secara refleks mempercepat langkahnya. Saat dia menaiki anak tangga, langit malah mulai turun salju. Dalam sekejap, tanah sudah tertutup salju yang tebal. Dia melangkah di atas salju dengan hati-hati sampai terdengar suara berderit, tetapi semua itu terasa sangat familier karena itu adalah salju di Kota Pakisa.Saat itu, tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari ujung jembatan. "Aku mohon, aku mohon."Itu adalah suaranya Jason. Suaranya yang muram terdengar samar-samar melalui angin dari salju. Namun, kali ini nadanya tidak dingin seperti bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1035

    "Arya sudah dibawa pergi, seharusnya sudah berhasil mendapat kepercayaan dari pihak sana," lapor pria itu."Bagaimanapun juga, Arya sudah mengikuti Pak Jason selama bertahun-tahun, lebih baik tetap berhati-hati. Kalau ada masalah, habisi dia juga sekalian," kata wanita itu dengan dingin."Baik," jawab pria itu.....Di klinik.Arya tidak berani mengobati luka-luka di tubuhnya di rumah sakit, sehingga dia pergi ke klinik milik temannya. Untungnya, hanya luka terakhir yang cukup dalam, sedangkan yang lainnya hanya luka luar. Setelah meminum obat pereda nyeri, dia akhirnya merasa lebih tenang.Tak lama kemudian, Jason dan Landon juga datang di bawah gelapnya malam.Arya melirik ke belakang Jason. "Kenapa Janice nggak ikut datang? Nggak ada dia di saat-saat seperti ini, aku malah merasa agak aneh.""Dia sudah tidur pulas," jawab Jason dengan ambigu.Setelah tertegun sejenak, semua orang langsung mengerti maksudnya. Jason pasti sengaja menggunakan cara tertentu agar Janice tidur nyenyak kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1034

    Di apartemen.Setelah meletakkan ponsel, Norman dan Zion menatap brankas yang sudah dihancurkan secara paksa dengan mengernyitkan alis.Zion menendang rak baju yang tergeletak di lantai. "Orang-orang itu bahkan sudah malas menutupi jejaknya, sepertinya Arya akan menderita."Isi brankas itu pasti adalah sesuatu yang sangat ingin dilihat orang-orang itu, yang berarti keberadaan Arya sangat penting. Nyawa Arya mungkin tidak dalam bahaya, tetapi mereka pasti tidak akan melepaskannya begitu saja.Norman tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya memungut majalah kedokteran milik Arya dan meletakkannya kembali di samping ranjang.Zion melirik Norman, lalu berusaha tenang dan berkata, "Tenang saja. Meskipun dipukul sampai mati, Arya juga nggak akan mengkhianati kita.""Aku tahu. Tapi, dia itu seorang dokter. Kalau kehilangan sesuatu, itu sama saja seperti membunuhnya," balas Norman.Sebagai teman, keduanya paling tidak tahan melihat situasi seperti ini. Mereka tidak berbicara lagi, melainkan me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1033

    Arya bangkit, lalu menepuk-nepuk debu di bajunya. "Maaf, aku nggak tertarik dengan urusan bisnis."Napas wanita itu yang tadinya sudah tenang pun tiba-tiba menjadi terengah-engah dan tatapannya yang melayang-layang di kegelapan terlihat sangat mengerikan. Dia berkata dengan nada dingin, "Dokter Arya, kamu pasti akan setuju."Arya berkata dengan tegas, "Nggak akan."Wanita itu mendengus, lalu melambaikan tangannya pada kedua pria yang berdiri di sampingnya.Harus melawan lima orang sekaligus, Arya jelas bukan tandingan mereka. Dari upaya melawan sampai hanya bertahan, dia hanya menghabiskan waktu dua menit. Hingga akhirnya wajahnya pucat dan mulutnya memuntahkan darah, mereka baru melepaskannya."Dokter Arya, bagaimana?" tanya wanita itu.Arya meludah, lalu menyeka darah di sudut bibirnya dengan lengan bajunya. "Aku sudah bilang, aku nggak tertarik."Ekspresi wanita itu menjadi tegang, terlihat jelas sudah mulai kehilangan kesabarannya. Dia tiba-tiba menatap tangan Arya dengan tatapan d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1032

    Arya melihat jam tangannya yang berada di lantai dan pisau yang disembunyikan di dalamnya juga sudah dibongkar, berarti wanita di depannya ini sudah menyelidikinya dengan cukup dalam. Oleh karena itu, perlawanan apa pun juga tidak ada gunanya lagi.Memikirkan hal itu, Arya langsung bersandar ke kursi dengan santai. "Saat diwariskan ke ayahku, bisnis Keluarga Cahyadi sudah hampir bangkrut. Ayahku yang berusaha keras menyelamatkannya, tapi aku bukan orang yang pandai berbisnis. Bisnis keluargaku yang tersisa sekarang, kamu juga pasti nggak tertarik. Kalau cari aku untuk bahas bisnis, lebih baik nggak perlu buang-buang waktumu."Wanita itu tersenyum. "Kamu nggak perlu pandai berbisnis. Kalau kamu tetap ikut dengan Pak Jason, dia tentu saja nggak akan membiarkan Keluarga Cahyadi tumbang. Kamu begitu setia padanya juga karena hal ini, 'kan?"Alasan Arya tentu saja bukan karena itu. Dia memang tidak pandai berbisnis, tetapi dia terbiasa mendengarnya sejak kecil dan sering bersama dengan Jaso

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1031

    Janice menarik Louise kembali, lalu mengisyaratkan lewat tatapan agar jangan terlalu banyak tanya soal kehidupan orang kaya. Dari pelayan rumah tangga, koki, hingga sopir di Keluarga Karim, semuanya mengenakan pakaian khusus yang dibuat secara eksklusif. Setiap setelan memiliki lambang keluarga untuk menunjukkan status keluarga, begitu juga dengan sarung tangan putih yang dikenakan sopir.Setelah tersadar kembali, Janice berkata, "Orang yang menculik Arya pasti sangat berkuasa. Bagaimana kalau aku tanya para desainer apa mereka pernah menerima pesanan model seperti ini?"Saat mengatakan itu, Janice mengulurkan tangan dan hendak mengambil kancing itu.Namun, Jason langsung memberikan kancing itu pada Norman. "Biar aku yang urus saja. Arya masih di tangan orang lain, lebih baik kita bertindak secara diam-diam."Janice mengiakan dan menarik kembali tangannya, tetapi hatinya malah berdebar. Di jalanan malam, angin mengembus sampai seluruh tubuh kedinginan.Jason mengalihkan pandangannya da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status