Share

Chapter 161

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-23 11:58:47

Mobil yang dikendarai sopirnya Devan sampai di lobby apartemen Luna. Dia meminta sopir untuk menunggunya di sana.

“Mau digendong lagi, sayang?” Tanya Devan saat keduanya turun dari mobil.

“Memangnya kamu kuat gendong aku sampai atas, sayang?” Padahal harusnya Luna tinggal jawab mau. Buktinya saat Devan merengkuh tubuhnya, Luna mengalungkan tangannya di leher sang CEO.

Sampai akhirnya mereka tiba di depan unit apartemen Luna. Luna menekan bel apartemennya. Pelayan segera membuka pintu apartemen untuk majikannya. Sang pelayang sedikit terkejut karena takut Luna kenapa-napa, tapi belum sempat bertanya Luna sudah berkata kalau anaknya sedang ingin dimanja. Sang pelayan menarik napas lega.

Devan merebahkan Luna di atas ranjang. Menaruh tas wanita itu di atas meja nakas dan membuka sepatu yang Luna pakai.

Devan juga melepaskan blazer yang Luna pakai. Matanya menatap dada sang calon istri yang begitu menggodanya.

Tangannya masuk ke dalam tangtop yang dipakai Luna. Menyentuh dua benda favori
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 277

    Devan kembali melanjutkan ucapannya, “kalian pasti sudah tahu kalau hari ini kontrak kerja kalian berakhir. Dan dengan berat hati saya harus sampaikan kalau saya pribadi tidak akan memperpanjang kontrak kerja kalian. Tapi bukan berarti kami tidak berterima kasih atas segala yang sudah kalian lakukan selama ini khususnya terhadap putra-putri kami. Kami sungguh sangat berterima kasih untuk 3 tahun yang sudah berlalu yang kita lewati bersama. Tapi untuk kedepannya, Nia dan El biar diasuh oleh Mommynya saja,” ucap Devan.Raut wajah Suster Maria dan juga suster Intan berubah. Jika suster Intan merasa sedih karena akhirnya kontrak kerja mereka benar-benar diakhiri dan tidak diperpanjang, dia akan merasa kehilangan hari-hari yang membahagiakan dengan keluarga ini. Tapi berbeda dengan Suster Maria, dia yakin Luna yang meminta suaminya untuk memutuskan kerjasama dengan mereka. Dia yakin semua ini karena ulah Luna. “Apa dia pikir dia mampu menjaga anak-anak nakal itu sendirian? Awas saja kala

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 276

    Mereka pun menuju ke paviliun untuk bersiap. “Jangan-jangan kita beneran akan berhenti kerja?” Intan bertanya pada Maria.“Gak mungkin sih kayaknya. Mungkin perpanjangan kontrak kerja saja. Udah jangan berpikir yang bukan-bukan,” jawab Maria. Meski jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, Ia juga sepemikiran dengan Intan. Pasti Devan akan menghentikan kontrak kerja mereka. Sebetulnya sejak 2 minggu yang lalu dia dan Intan membahas masalah ini. Devan tak sama sekali menyinggung soal kontrak mereka yang akan diperpanjang. Luna pun tidak ada membahas itu, menurut Maria harusnya kalau memang kontrak kerja akan diakhiri mereka sudah diberitahu jauh-jauh hari. Dan saat ini dia harus berpikir positif agar perpanjangan kontrak bisa dilakukan. “Sedih banget kalau sampai kehilangan pekerjaan ini, aku udah nyaman banget punya majikan super baik kayak Nyonya. Rasanya bekerja di tempat lain belum tentu menemukan majikan seperti itu. Apa yang beliau makan kita juga makan yang sama. Tayang beliau

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 275

    Inem berjalan menuju paviliun tempat para pelayan tinggal. Area itu berada sedikit terpisah dari rumah utama, sehingga ia perlu melewati jalur yang biasa dilaluinya setiap pagi ketika harus memanggil para pekerja yang terlambat untuk bekerja. Saat sampai di bagian paviliun, ia langsung menuju kamar yang ditempati Suster Intan dan Suster Maria.Tok tok“Maria, Intan,” panggilnya. Tak ada jawaban dan tak terdengar suara apapun dari dalam. Inem tahu ini memang belum jam kerja, tapi biasanya mereka sudah bangun jam segini. Sementara pelayan Yang lain sudah mulai sibuk bekerja.“Mariaaaaa, Intan. Tuan Devan mau bicara,” ucapnya lagi berharap kali ini mendapat jawaban dari dalam kamar yang ditempati kedua pengasuh si kembar. Tapi nyatanya tidak. Ia mengetuk pintu beberapa kali dengan harapan salah satu dari mereka membuka, namun pintu tetap saja tidak ada suara apapun dari dalam. Tidak tidak ada langkah kaki mendekati pintu kamar, tidak ada tanda-tanda kalau Maria dan Intan ada dalam kamar

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 274

    “Mommyyyyyyyy,” teriak Nia dari lantai dua. Suaranya melengking seperti biasa setiap kali dia bangun dan tak menemukan Luna di sampingnya. Itu sudah jadi kebiasaan sejak lama. Begitu matanya terbuka dan tak melihat sosok yang paling ia cari, ia akan langsung memanggil. Semua orang bahkan seperti sudah hafal kebiasaan gadis kecil itu setiap kali bangun pagi.“Sebentar, sayang,” jawab Luna sambil sedikit mempercepat gerakannya untuk menata hidangan di atas meja makan. Ia tahu kalau terlambat sedikit saja, Nia bisa terus berteriak sampai semua orang di rumah ikut mendengar.Dari arah ruang tamu, Devan menatap Luna. “Samperin dulu, sayang. Nanti ajak turun sarapan sekalian perpisahan sama susternya,” pintanya. Luna mengangguk pelan, lalu memberi isyarat pada pelayan untuk meneruskan pekerjaannya menata makanan.Ia naik ke lantai atas. Langkahnya cepat, karena sudah sangat hafal bagaimana anak kembarnya bisa berubah suasana hati hanya karena menunggu beberapa detik lebih lama dari yang me

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 273

    Pagi ini kediaman keluarga Wijaya masih terasa tenang. Hari baru saja dimulai, dan Devan sudah bangun lebih cepat dari biasanya. Ia tidak menunggu alarm ataupun suara sang istri untuk membangunkannya. Entah karena pikirannya masih terpaku pada rencana hari ini, atau memang ia ingin menyelesaikan semuanya sebelum anak-anak bangun, yang jelas ia tak ingin menunda lebih lama lagi. Ryan juga akan datang sebentar lagi, karena tanggung jawab suster itu adalah Ryan, dari mencarikannya dan memilih suster terbaik serta menyiapkan kontrak kerja untuk kedua susternya.Ia langsung membersihkan diri tanpa menunda waktu lagi. Biasanya ia harus menunggu beberapa menit sebelum benar-benar siap memulai hari, tetapi kali ini semua terasa lebih cepat. Sementara itu, anak-anak masih tidur di atas ranjang. Selimut mereka belum bergerak, menandakan si kembar masih terlelap dan belum sadar kalau pagi sudah datang.Luna juga sudah bangun sejak subuh. Ia berada di dapur, menata bahan-bahan yang akan dipakai

  • Pemuas Hasrat Atasanku   Chapter 271

    Nia menjawab, “kami mau makan bakso, dad. Sepertinya bakso yang besar-besar punya anak kembar banyak itu enak deh. Tapi yang keju ya.”Devan sempat mematung sambil memandang keduanya secara bergantian. Bukan karena marah atau bingung, tapi lebih karena mencoba memahami maksud dua anak yang selalu punya cara unik dalam menjelaskan sesuatu. Dua pasang mata kecil itu memandangnya tanpa rasa bersalah, seolah apa yang mereka katakan benar-benar masuk akal.Devan mengernyit heran, sejak kapan ada bakso punya anak kembar? Pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya. El dan Nia memang sering memberikan istilah aneh untuk makanan atau apapun yang ingin mereka minta, tapi kali ini menurutnya cukup membuat kepala bekerja lebih keras untuk berpikir. Ia sempat membuka mulut, ingin memastikan apakah ia benar-benar mendengar hal yang sama seperti apa yang keluar dari bibir anak-anaknya, namun belum sempat ia bertanya, suara istrinya terdengar begitu lembut di telinganya. Penjelasan Luna justru membua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status