Share

1117. Part 14

last update Last Updated: 2025-02-25 01:02:11

Sebenarnya Pendekar Kera Sakti mengetahui gerak-gerik bocah yang mengikutinya itu, tapi Baraka sengaja berpura-pura tidak mengetahui dan membiarkannya. Karena ia mengakui bahwa di dalam jiwa Angon Luwak telah bangkit semangat kependekaran yang sebenarnya perlu dibina sejak sekarang. Sayangnya Baraka tidak punya waktu, sehingga ia hanya bisa membiarkan jiwa kependekaran itu berkembang dalam diri Angon Luwak dengan cara mengikuti segala gerak dan langkahnya.

Tentu saja Angon Luwak ikut berhenti ketika langkah Baraka pun tak dilanjutkan. Langkah Baraka terhenti karena dari empat pohon muncul empat sosok yang saling berloncatan dengan gerak-gerak liar dan beringasnya. Angon Luwak cepat sembunyikan diri dan mengintai kejadian yang akan terjadi antara Pendekar Kera Sakti dengan keempat sosok berwajah angker itu.

Rupanya dari keempat sosok berwajah angker itu masih punya satu orang lagi yang bersembunyi dari balik pohon, kira-kira dua puluh langkah di depan Baraka. Orang ters

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1281. Part 23

    Zraabb...! Jruubb...! Jarum-jarum itu langsung menghujam ketubuh Gali Sampluk dari bawah. Tentu saja Gali Sampluk tidak dapat menghindar karena jarum-jarum sebegitu banyaknya bagaikan menyerangnya dari berbagai arah.Tapi jika ia cekatan, ia dapat sentakkan kaki dan melenting keatas dengan bersalto dua atau tiga kali, maka jarum-jarum itu tidak akan menancap ditubuhnya. Sayangnya Gali Sampluk tak punya gerak naluri seperti itu, sehingga puluhan jarum banyaknya sekarang bermukim didalam tubuh gendutnya."Ggggrrr...!" Gali Sampluk mengerang dengan mata mendelik dan tubuh tak bergerak sedikitpun. Mulutnya melelehkan darah hitam. Tubuhnya mulai bergetar. Darah meleleh lagi dari lubang hidungnya. Tubuhnya sangat bergetar tak mampu dikendalikan.Buuhg...! Dan tubuh itu masih bergetar hingga kulitnya terkelupas, retak-retak sampai akhirnya Gali Sampluk tak mampu bernapas lagi. Ia mati dalam keadaan menyedihkan sekali.Rupanya sejak tadi Raja Tumbal pelajari juru

  • Pendekar Kera Sakti   1280. Part 22

    "Lalu apa maksudmu?!""Kudengar sudah lama kau mengincar negeri Muara Singa?""Memang benar. Sekaranglah saatnya merebut negeri yang sebenarnya milik leluhurku itu. Kau mau apa Tongkat Bayi?""Sekedar mengingatkan bahwa, disana ada adikku; Paras Murai!""Apa benar Paras Murai itu adik kandungmu?""Benar. Usiaku terpaut dua tahun lebih tua dari Paras Murai. Tapi agaknya langkah kami sedikit berbeda. Aku menjadi dukun santet dan Paras Murai menjadi dukun bayi. Keduanya sama-sama menjadi dukun, tapi lain manteranya!"Terdengar suara Gali Sampluk tertawa dalam gumam. Tapi tawa itu segera lenyap seketika begitu ia dilirik Raja Tumbal. Maka terdengar kembali ucapan Tongkat Bayi yang sedikit cadel dan bergetar karena ketuaannya itu."Paras Murai yang menolong kelahiran bayi, dan bayi itu sekarang yang menjadi ratu di Muara Singa. Tentunya Paras Murai berada di pihak Galuh Puspanagari!""Aku tak butuh silsilah, karena aku lebih tahu te

  • Pendekar Kera Sakti   1279. Part 21

    "Sudah, sudah...!" sentak Rindu Malam merasa kurang suka terhadap sikap Pita Biru yang tidak ikut bersedih itu. "Kami berangkat sekarang, Baraka!""Ya. Selamat jalan. Salamku buat Ratu Asmaradani.""Salamku juga untuk Ratu Galuh Puspanagari, pujaan hatimu itu!"Senyum Baraka tipis-tipis saja. Ia melambaikan tangan ketika Rindu Malam dan kedua anak buahnya meninggalkan tempat itu. Memang berat hati Baraka, memang sedih sebenarnya. Tapi hanya itu cara yang bisa digunakan untuk membujuk mereka agar mau tidak melibatkan diri dalam perkara maut itu.Tanpa berpura-pura jatuh cinta pada Ratu Galuh Puspanagari, tak mungkin Rindu Malam mau disuruh pulang. Padahal Baraka hanya ingin agar orang Samudera Kencana tidak terlibat urusan dengan pihak lain hanya gara-gara membantu Pendekar Kera Sakti.Namun tipuan Baraka didengar oleh Batu Sampang itu diterima lain oleh sang Tamtama negeri Muara Singa itu. Batu Sampang menyangka kata-kata Baraka adalah kata-kata ya

  • Pendekar Kera Sakti   1278. Part 20

    "Akulah El Maut yang akan menjemput nyawamu, dan nyawa ketuamu dan seorang temanmu yang gendut itu!" geram Ki Palaran dengan mata dingin.Tangannya mulai bergerak pelan-pelan. Landak Boreh mundur dengan wajah tegang, sangat ketakutan. Namun sebelum Ki Palaran sentakkan tangannya, ia mendengar suara seruling berkumandang.Tulit, tuliiiiittt... tit, tit.... tulit...!Ki Palaran pun mengejang. Tubuhnya gemetar. Telinganya mulai berdarah. Ia segera menutup kedua telinganya dengan tangannya. Tapi suara seruling itu kian melengking tinggi tanpa irama tak enak didengar. Akhirnya tubuh Ki Palaran mengejang kuat-kuat.Braaasss...!Tubuh itu meledak, hancur tanpa sempat berteriak sedikit pun. Ia telah terpantau oleh Raja Tumbal, sehingga sosoknya dapat dilihat dari gugusan tanah cadas diseberang sana. Jika mata Raja Tumbal bisa melihat lawannya, maka Seruling Malaikat pun bisa diperintah menghancurkan tubuh lawan.Perbuatan itu ternyata ada yang mengi

  • Pendekar Kera Sakti   1277. Part 19

    Sinar itu datang dari depan mereka. Karuan saja Raja Tumbal segera sentakkan tangan kirinya, dan melesetlah sinar kuning menghantam sinar merah yang mengarah kepadanya.Duaaar...!Demikian pula Karto Serong dan Gali Sampluk, melepaskan sinar kuning yang sama dengan sinarnya Raja Tumbal, sehingga meledaklah bentur masing-masing sinar dengan gelombang hentakan yang tak seberapa kuat, seperti tadi juga.Dueerr...! Duaarr...!"Bangsat! Aku dibuat mainan! Tak bisa kugunakan seruling ini karena tak kulihat seperti apa wujud orangnya!" geram Raja Tumbal dengan menahan murka.Claapp...! Drrubb...!"Aaahg...!" Karto Serong tiba-tiba mendelik dengan tubuh mengejang. Landak Boreh yang melihat persis datangnya sinar merah seperti tongkat kecil yang menghantam tubuh Karto Serong dari belakang.Tubuh itu menjadi hitam keling seketika. Pakaiannya hangus dan menjadi abu. Rambutnya keriting memendek, akhirnya menggunduli kepalanya. Karto Serong pun tu

  • Pendekar Kera Sakti   1276. Part 18

    "Landak Boreh, geledah semak-semak disekitar itu, cepat!" perintah Raja Tumbal.Perintah seperti itu tak pernah terlontar dua kali, karena, Landak Boreh yang kakinya gudikan itu segera melesat berkeliling tempat itu menerabaa tiap semak, mengibaskan goloknya membabat ilalang dan semak. Hal itu dilakukan cukup lama sehingga Karto Serong tak sabar, dan bertanya dalam seruan, "Bagaimana?! Ada tanda-tandanya apa tidak?!""Belum semua ku cari!" seru Landak Boreh sambil membawa tiap semak."Kau mencari musuh atau ngarit rumput buat makanan ternak?!" bentak Raja Tumbal kemudian.Teguran itu membuat Landak Boreh mempercepat pencariannya, sementara Raja Tumbal dan kedua pengawalnya belum berani teruskan langkah demi menjaga keselamatan."Tidak ada siapa-siapa, Ketua!" Landak Boreh memberi laporan setelah memeriksa sekeliling mereka."Kau yakin tidak ada siapa-siapa disini?!""Tidak ada ketua!"Plookk...!Landak Boreh ditabok mulu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status