Share

1171. Part 6

last update Dernière mise à jour: 2025-03-16 01:02:08

Mereka tak tahu bahwa Baraka sudah mendekati gerbang padepokan Resi Wulung Gading. Tempat itu sudah dibangun kembali dan tertata rapi. Tapi tempat yang dulunya ramai oleh para murid Resi Wulung Gading itu, kini menjadi sepi, sunyi, bagai sebuah petilasan belaka. Para murid Resi Wulung Gading sudah tewas semua dibantai habis oleh Raja Hantu Malam palsu alias Dampu Sabang. Waktu itu Baraka datang ke tempat tersebut dalam keadaan masih menjadi ladang pembantaian. Di mana-mana terdapat mayat yang mulai membusuk. Dan waktu itu, hanya ada dua anak buah atau murid padepokan yang selamat dari pembantaian, yaitu dua orang yang ditugaskan menghubungi seorang kenalan Resi Wulung Gading di pantai selatan, bernama Dul dan Sukat.

Sekarang, ketika Baraka sedang mengamat-amati tempat itu, Dul muncul dari balik pintu gerbang, ia menyapa ramah kepada Baraka, sehingga percakapan pun terjadi tanpa kesan duka dan permusuhan.

"Apakah kau ingin bertemu dengan Guru?" tanya Dul yang ilmunya ta

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1483. TELUH CAKAR BUNTUNG

    CAHAYA langit senja berwarna tembaga. Seolah-olah atap bumi itu sedang dipanggang api raksasa yang menebarkan panas kemana-mana. Namun nyatanya warna merah tembaga di langit tidak membuat pemuda tampan berbadan kekar itu menjadi hangus. Padahal sudah sejak tadi ia berada di tempat terbuka, ia bertelanjang dada, duduk bersila di atas sebongkah batu datar warna hitam. Kedua tangannya menengadah ke kanan-kiri. Kedua tangan itu masing-masing menyangga dua bongkahan batu yang masing-masing ukurannya sebesar gentong. Otot-ototnya saling bertonjolan, membuat dadanya tampak keras bagaikan baja. Lengannya pun membengkak karena otot yang dikeraskan sejak tadi. Tapi tak setetes keringat pun yang keluar dari pori-pori kulit tubuhnya."Pengerasan otot dan pengerahan tenaga untuk jurus ini tidak boleh menggunakan kekuatan luar. Tetapi kekuatan batinmu yang harus bekerja untuk mengeluarkan tenaga sebesar gunung."Seorang lelaki tua berkata begitu kepada si pemuda tampan tersebut. Lel

  • Pendekar Kera Sakti   1482. Part 24

    "Aku hanya menyelamatkan orang yang memang berhak memiliki pusaka itu!""Tak perlu banyak mulut, terimalah golok maut ini! Hiaaah...!"Maling Sakti melompat menerjang Pendekar Kera Sakti. Goloknya berkelebat merobek tangan sang pendekar tampan. Tapi gerakan tangan Pendekar Kera Sakti cukup gesit. Dengan sedikit bergeser ke kanan, golok itu berhasil membentur Suling Naga Krishna.Blaaarrr...!Benturan golok dengan Suling Naga Krishna mengakibatkan ledakan besar yang mementalkan tubuh Pendekar Kera Sakti. Tubuh itu kontan ke samping dan kepala sang pendekar tampan membentur batang pohon.Duuurr...!Pohon besar itu berguncang, daunnya berjatuhan karena mendapat benturan hebat dari kepala Baraka. Mestinya kepala itu pecah, sedikitnya bocor karena benturannya sangat kuat. Tapi karena kepala itu juga dialiri tenaga dalam, maka yang dialami Baraka hanya pusing dan berkunang-kunang. Pandangan matanya sedikit kabur. Sedangkan tubuh Maling Sakti terpe

  • Pendekar Kera Sakti   1481. Part 23

    Claap...! Jleeb...!Sinar itu bagaikan masuk menembus telapak tangan. Tiba-tiba tangan tersebut menyentak ke depan dan keluarlah sinar biru tadi beriringan dengan sinar merah sejajar.Sraaab...!Melesatnya kedua sinar dihadang oleh kibasan tangan sang Resi yang menghadirkan semburan asap putih. Sinar-sinar itu masuk ke dalam asap putih, terbungkus menggumpal sekejap, lalu meledak dengan dahsyatnya, sangat diluar dugaan Baraka dan Teratai Kipas.Glegaaarrrr...!Gelombang hentakannya begitu kuat, menyebar ke berbagai penjuru, membuat Pendekar Kera Sakti dan Teratai Kipas nyaris terpelanting jatuh. Untung keduanya segera saling berpegangan dan bertahan pada batang pohon, sehingga mereka tak sampai terkapar seperti yang dialami Resi Pakar Pantun. Sedangkan Maling Sakti sendiri tersentak mundur dan membentur dinding gugusan cadas. Jika tidak ia pasti akan jatuh terkapar seperti Resi Pakar Pantun dan Kadal Ginting yang tadi sempat terpekik kaget itu.

  • Pendekar Kera Sakti   1480. Part 22

    "Celana kolor buat bungkus batu. Dibuka sedikit baunya langu. Tujuh keliling kucari pusaka itu. Ternyata ada di tangan bocah dungu!"Resi Pakar Pantun mengawali lagaknya yang gemar bermain pantun untuk mengungkapkan rasa. Ia tampak tenang dalam sikap berdiri yang masih berkesan gagah walau usianya sudah banyak.Mata Pendekar Kera Sakti memperhatikan ke arah Resi Pakar Pantun, karena ia ingat Sumbaruni yang tadi mencari orang itu. Rasa khawatirnya membuat Pendekar Kera Sakti memancing keterangan dengan pertanyaan seakan tanpa maksud yang semestinya."Resi Pakar Pantun, beruntung sekali kau datang kemari, karena aku ingin bertanya apakah kau tadi bertemu dengan Sumbaruni?""He, he, he, he.... Sumbaruni tak akan bisa mengejarku walau aku punya janji padanya. Aku tak akan penuhi janjiku sebelum berhasil merebut pusaka milik leluhurku itu!""Kalau boleh kusarankan, jangan teruskan niatmu Resi Pakar Pantun. Tapi aku berjanji akan merebutkan Golok Setan i

  • Pendekar Kera Sakti   1479. Part 21

    Tetapi sebelum Baraka bergerak, tiba-tiba ia terkejut melihat Maling Sakti melompat dengan sangat cepat, menerjang tubuh si Malaikat Miskin. Gerakannya itu jelas tak bisa dihindari karena menyerupai hembusan badai.Wuuusss..! Tahu-tahu ia sudah berada di seberang sana, dari sisi kanan Malaikat Miskin pindah ke sisi kiri. Tentu saja orang yang dilintasinya menjadi terkejut dan menatapnya penuh keheranan."Monyet burik! Gerakannya lebih cepat dari gerakanku. Padahal setahuku, Cukak Tumbila sendiri tak mungkin mampu berkelebat secepat itu! Dia seperti menghilang dan berbentuk angin lewat di depanku. Dan... dan... oh, celaka!"Malaikat Miskin menjadi tegang, karena ketika ia memandang ke bawah, ternyata pakaiannya telah robek dan kulit dadanya tergores benda tajam. Malaikat Miskin terpaku sejenak memandangi lukanya. Tubuhnya segera kelihatan gemetar. Ketegangan wajahnya kian jelas dan sangat menonjol. Di sisi sana, Maling Sakti tertawa terkekeh-kekeh."He, he

  • Pendekar Kera Sakti   1478. Part 20

    Wuuut...! Sodokan ke depan atas mengenai perut Maling Sakti.Duuhg, claap...!Sinar merah memercik dari ujung tongkat yang menyentuh perut Maling Sakti."Uhg...!" Maling Sakti hanya terpekik pelan, tubuhnya tertahan dan oleng ke kiri.Bruuk...! Lalu, wajahnya yang masih terangkat disapu oleh tendangan putar kaki Malaikat Miskin.Plook...!Tendangan itu cukup kuat dan keras, namun hanya membuat kepala Maling Sakti tersentak ke belakang dan membentur tanah empuk.Buuk...! Tapi wajah itu tetap utuh, tanpa luka dan tanpa darah. Malaikat Miskin cepat sentakkan badan dengan bertumpu pada tongkatnya. Badan melesat naik dan bersalto mundur dua kali.Wuk, wuk...!"Edan!" gumamnya dalam hati setelah kakinya menapak di tanah dengan tegak. "Sodokan tongkatku tak membuatnya cedera apa pun! Padahal biasanya sodokan tongkat membuat benda apa pun menjadi pecah, perut orang bisa jebol karena kualiri tenaga dalam yang bernama jurus 'Naga

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status