Share

1295. Part 14

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 01:01:56

Satu tangan disentakkan ke depan dari atas pohon, lalu melesat sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petir berwarna kebiru-biruan menyambar tiga sinar merah berbentuk pisau terbang itu.

Claappp...!

Blaarr...!

Urat Setan terpelanting karena sentakan gelombang ledak itu sampai tubuhnya berputar empat kali dan menabrak pohon.

Bruusss...! Sedangkan Lancang Puri terpental dalam keadaan tubuh melayang dan jatuh terjungkal, hampir saja pedangnya menembus perut sendiri. Di sana ia terkapar dan mengerang lirih.

"Jahanam kau, Lancang Puri!" seru Urat Setan yang kini nyata-nyata tampak marah.

"Rupanya kau telah kuasai ilmu 'Pantulan Cakra' secara diam-diam! Tunggu aku di sini! Akan kuambilkan Cermin Neraka untuk melawanmu!"

Wuuttt...!

Urat Setan melesat pergi dengan cepat. Namun Baraka melihat jenggot orang itu terbakar sebagian dan wajahnya pucat pasi.

-o0o-

SETIDAKNYA Lancang Puri akan menderita luka parah yang mengancam j

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1296. Part 15

    "Kudengar ia menghendaki sebuah pusaka darimu. Kalau boleh kutahu, pusaka apa itu?" tanya Baraka setelah diam beberapa kejap.Lancang Puri tidak langsung menjawab, ia memandang keadaan sekeliling, bagaikan ingin mencari letak biara yang hilang. Bahkan ia perdengarkan suaranya yang mirip orang menggumam itu,"Aneh sekali. Mengapa tidak ada di sini?""Maksudmu... Biara Damai?" sahut Baraka.Perempuan itu cepat palingkan wajah pandangi Pendekar Kera Sakti."Apakah kau tahu tentang Biara Damai?""Aku juga kenal dengan Pendeta Mata Lima.""Oh, kalau begitu... kalau begitu kau tahu di mana kakekku itu berada?""Kakekmu? Maksudmu Pendeta Mata Lima itu?""Benar. Beliau adalah kakekku yang sudah lama tidak kutengok. Tapi ketika aku datang ke sini, sepertinya aku salah alamat. Mengapa di sini tidak ada bangunan biara dengan kuil-kuilnya? Padahal seingatku bangunan itu dulu ada di sini, di tanah lapang ini. Seandainya pindah, setid

  • Pendekar Kera Sakti   1295. Part 14

    Satu tangan disentakkan ke depan dari atas pohon, lalu melesat sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petir berwarna kebiru-biruan menyambar tiga sinar merah berbentuk pisau terbang itu.Claappp...!Blaarr...!Urat Setan terpelanting karena sentakan gelombang ledak itu sampai tubuhnya berputar empat kali dan menabrak pohon.Bruusss...! Sedangkan Lancang Puri terpental dalam keadaan tubuh melayang dan jatuh terjungkal, hampir saja pedangnya menembus perut sendiri. Di sana ia terkapar dan mengerang lirih."Jahanam kau, Lancang Puri!" seru Urat Setan yang kini nyata-nyata tampak marah."Rupanya kau telah kuasai ilmu 'Pantulan Cakra' secara diam-diam! Tunggu aku di sini! Akan kuambilkan Cermin Neraka untuk melawanmu!"Wuuttt...!Urat Setan melesat pergi dengan cepat. Namun Baraka melihat jenggot orang itu terbakar sebagian dan wajahnya pucat pasi.-o0o-SETIDAKNYA Lancang Puri akan menderita luka parah yang mengancam j

  • Pendekar Kera Sakti   1294. Part 13

    "Tak perlu banyak sesumbar Lancang Puri. Yang kuinginkan hanyalah pusaka itu. Serahkan padaku dan aku tak akan mengganggumu lagi!""Pusaka apa!" Lancang Puri berkerut dahi walau bernada kesal. "Aku tak tahu arah pembicaraanmu, Urat Setan!""Jika begitu, aku harus membuatmu tahu dengan kekerasanku!""Sejak tadi sudah kutunggu tindakan jantanmu, Urat Setan. Mengapa justru kau berhenti menyerangku? Apakah kau ingin menyerangku dari belakang lagi?""Sungguh bocah dungu tak tahu dikasih ampun kau ini!" geram Urat Setan, tiba-tiba ia sentakkan kedua tangannya ke samping, membentang lebar-lebar, lalu telapak tangannya saling beradu di depan dada.Plakkk...!Dari ujung perpaduan kedua telapak tangan itu melesat sinar merah yang menerjang dada Lancang Puri.Claapp...! Selarik sinar merah itu besarnya seukuran kelingking. Gerakannya sangat cepat, walau ternyata masih kalah cepat dengan gerakan Lancang Puri yang bagai tanpa menghentakkan kaki ta

  • Pendekar Kera Sakti   1293. Part 12

    Hati Baraka berdesir cemas. Namun ternyata gerakan perempuan itu tak bisa dianggap enteng oleh lawan, ia mampu bersalto ke belakang dan menendangkan kakinya dengan tendangan tampar menggunakan telapak kaki beralas kulit itu. Tendangan tamparnya membuat kedua pisau itu bagaikan dibuang ke arah samping dan keduanya menancap di sebuah pohon kapuk randu.Jrab, jrab...!Perempuan itu terhindar lagi dari maut yang membahayakan jiwanya. Jika ia tergores sedikit saja oleh pisau terbang itu, maka tubuhnya yang putih mulus itu akan menjadi busuk, karena memang demikianlah nasib sebuah pohon yang tertancap pisau terbang yang dilemparkan pertama tadi. Pohon itu menjadi busuk sedikit demi sedikit."Racun berbahaya ada di mata pisau terbang itu," pikir Baraka sambil tak berkedip memperhatikan keadaan di tanah lapang bekas reruntuhan biara tadi. Kini yang terlihat di depannya adalah seorang perempuan cantik dan anggun, sedang berhadapan dengan seorang lelaki tokoh tua berjengg

  • Pendekar Kera Sakti   1292. Part 11

    Keheranan Baraka semakin besar lagi setelah melihat asap kuning yang melapisi permukaan tanah dengan ketebalan setinggi lutut itu, ternyata cepat sekali hilangnya bagaikan terserap ke dalam bumi. Hilangnya kabut kuning itu bersamaan pula hilangnya reruntuhan biara tersebut. Semua benda, baik batu, kayu, maupun mayat yang bergelimpangan tadi ternyata lenyap bagaikan ditelan bumi."Ajaib sekali!' gumam hati Pendekar Kera Sakti dengan mata tak berkedip. "Semuanya lenyap tak berbekas!Reruntuhan bekas pilar sebesar itu bisa hilang tanpa tersisa serpihannya sedikit pun! Luar biasa hebatnya sinar kuning tadi? Hampir-hampir aku tak mempercayai penglihatanku sendiri!"Memang sulit dipercaya. Tanah di mana semula terdapat reruntuhan biara yang terbakar habis bersama penghuninya itu kini menjadi rata. Rata dan berwarna coklat kehijauan, karena ada rumput-rumput yang tumbuh pendek bagaikan baru saja bersemi. Tak terlihat bekas reruntuhan sedikit pun, sehingga bagi orang ya

  • Pendekar Kera Sakti   1291. Part 10

    Bagaimana dengan Raja Tumbal? Ia menggigil dengan wajah pucat pasi, ia mencoba meniup serulingnya, tapi seperti meniup pipa kosong tanpa isi, tanpa bisa bersuara seperti tadi. Tangannya gemetar ketika dihampiri Baraka yang menggenggam pedang maha sakti itu."Kuberi kesempatan padamu untuk merubah perilaku mu, Raja Tumbal! Jangan lagi bersuara merebut negeri yang bukan hakmu!" kata Baraka tak mau gegabah menggunakan pedang itu untuk membunuh lawannya.Tetapi lawannya memang keras kepala. Ia masih menggeram, dan serulingnya yang merasa tidak berguna lagi itu dilemparkan sambil berkata, "Persetan dengan kata-kata mu, Bocah Sial! Hiih...!"Weess...! Seruling dilemparkan melayang kewajah Baraka. Tapi dengan cepat Pedang Kayu Petir berkelebat menghantamnya.Praakkk...! Seruling Malaikat itu hancur berkeping-keping tak berbentuk lagi.Melihat serulingnya hancur, Raja Tumbal semakin panas hati. Ia nekat menyerang Baraka dengan satu lompatan."Hiaaat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status