Share

381. Part 10

last update Huling Na-update: 2024-08-21 01:01:08

Janda Keramat tidak berpikir sampai di situ, ia hanya menyangka maksud penghadangan Nyai Perawan Busik semata-mata hanya ingin balas dendam atas kekalahannya tempo hari.

"Hapsari, sudah tiba saatnya bagimu untuk menikmati kepahitan hidup sepertiku. Bersiaplah menebus dosamu empat tahun yang lalu, Janda Keramat!"

"Apa maumu akan kulayani, Perawan Busik!"

"Terimalah jurus 'Debu Neraka'ku ini! Hiiih...!"

Wuuut...!

Tangan kiri Nyai Perawan Busik menyentak ke depan. Dari telapak tangan tersebut menyembur debu putih menyerupai tepung.

Wuuss...!

Janda Keramat tetap berdiri tegak ditempatnya. Tapi kedua tangannya bergerak menyilang di dada, hentakannya menimbulkan angin kencang yang membuat debu-debu itu beterbangan ke mana-mana.

Wuuurs!

Debu itu adalah racun yang mematikan. Terbukti tanaman yang terkena debu itu langsung menjadi kering dan tanah di sekitarnya menjadi hitam bagai habis terbakar.

Janda Keramat hanya tertaw

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1340. Part 15

    "Mungkin pertarungannya agak berbeda dengan pertarungan yang kau bayangkan.""Kau akan menghantam Perawan Tanpa Tanding dari belakang saat ia bertarung melawan Dewa Rayu?""Tidak. Seingatku, Guru pernah berpesan padaku: 'Jika kau tak bisa atasi lawanmu dengan ilmu, atasi lawanmu dengan kecerdasan otak'. Berarti aku harus gunakan siasat untuk mengalahkan Perawan Tanpa Tanding.""Siasat yang bagaimana?"Baraka sunggingkan senyum, seakan telah terbayang kemenangan di tangannya. Tapi ia tidak jelaskan siasatnya itu. Ia hanya berkata, "Carikan sebuah tempat untuk menyembunyikan pemuda itu!"Angin Betina mendesah malas. Baraka membujuk sampai akhirnya Angin Betina memandang ke sana-sini, lalu berkata, "Seingatku di sebelah barat bukit ini ada gua yang biasa digunakan bermalam para pengelana. Entah gua itu masih ada atau sudah tertutup, aku kurang bisa memastikan. Tapi ada baiknya kalau kita periksa dulu ke sana!"Ternyata gua yang dimaksud Angin B

  • Pendekar Kera Sakti   1339. Part 14

    Dewa Rayu tundukkan kepala sebentar, lalu berucap dengan memandang Baraka. "Aku telah membunuh Lancang Puri, keponakannya.""Oh...!" Baraka dan Angin Betina sama-sama terperanjat."Bagaimana kau bisa membunuh Lancang Puri, sedangkan setahuku Lancang Puri berilmu tinggi,"Angin Betina bernada kurang percaya.Dewa Rayu jelaskan, "Lancang Puri memaksaku bercumbu tanpa setahu Nyai Gandrik. Kulayani dia, tapi aku juga ingat dengan 'Racun Edan Cumbu'-nya yang membuatku akhirnya jadi begini. Maka ketika ia sedang menikmati asmaranya, kutancapkan pisau di punggungnya sebagai pembalasan atas dendam kekalahanku! Lalu... aku melarikan diri dari Pulau Lanang."Rupanya kejadian itu terjadi saat Lancang Puri berkunjung ke Pulau Lanang yang dikuasai oleh bibinya itu. Pada awalnya, Lancang Puri memang tidak bergairah kepada Dewa Rayu, mungkin karena masih dalam keadaan memusatkan pikiran ke masalah Kitab Lorong Waktu. Tetapi lama kelamaan, seringnya Lancang Puri m

  • Pendekar Kera Sakti   1338. Part 13

    "Sumbaruni-kah yang melakukannya?""Ya," jawab Angin Betina pelan sekali.Baraka buru-buru mengerahkan hawa ‘Kristal Bening’-nya. Setelah itu, ia berkata, "Sudah kuingatkan, jangan hadapi Sumbaruni. Dia tak mudah ditumbangkan!"Sesaat kemudian Baraka berkata, "Aku akan ke pondoknya Resi Wulung Gading untuk meminjam Pedang Kayu Petir. Aku akan kalahkan Perawan Tanpa Tanding dengan pedang itu."Angin Betina gelengkan kepala. "Justru aku pergi dari sana mau kasih tahu kau, bahwa Resi pergi berziarah ke makam Nini Galih sambil membawa pedang itu.""Celaka!" gumam Baraka. "Aku tak tahu di mana makam Eyang Nini Galih!"-o0o-Mendengar cerita dari Angin Betina, Pendekar Kera Sakti menjadi cemaskan nasib Sumbaruni. Menurutnya, Sumbaruni sendiri terlalu berani jika menerima tantangan itu. Baraka yakin, Sumbaruni akan binasa jika melawan Perawan Tanpa Tanding."Aku harus temui Sumbaruni!" kata Baraka sebelum mereka bergegas p

  • Pendekar Kera Sakti   1337. Part 12

    "Perawan Tanpa Tanding...!" desahnya dalam hati yang menjadi tegang. Tapi Sumbaruni berusaha sembunyikan perasaan cemas dan ketegangannya dengan melangkah dekati Dara Cupanggeni, tinggalkan Angin Betina."Siapa kau?" sapa Sumbaruni berlagak tak mengenal pendatang baru itu."Aku murid Sunti Rahim. Namaku Dara Cupanggeni. Julukanku Perawan Tanpa Tanding! Mungkin baru sekarang kau melihatku, demikian juga aku melihatmu. Tapi aku cukup salut melihat kemenanganmu. Kau pasti orang hebat dan berilmu tinggi!"Sumbaruni tidak kasih jawaban apa-apa. Matanya menatap tak berkedip, mulutnya terkatup rapat, tapi batinnya berkecamuk sendiri. Akhirnya Perawan Tanpa Tanding perdengarkan suaranya lagi, "Siapa namamu, Sobat!""Pelangi Sutera!" jawab Sumbaruni sengaja menyembunyikan nama aslinya. Sebab nama aslinya itu tentunya dikenal pula oleh guru Perawan Tanpa Tanding. Sumbaruni menjaga keadaan agar jangan menjadi panas, karena ia belum siap hadapi Perawan Tanpa Tanding

  • Pendekar Kera Sakti   1336. Part 11

    Bluuhg...!Perut Sumbaruni menjadi sasaran kedua kaki bertenaga dalam itu. Tubuhnya pun melayang ke belakang namun cepat diatas dengan sentakkan kaki di atas batu. Sentakan kaki itu membuat tubuh Sumbaruni melenting di udara dan bersalto maju satu kali.Wuuuk...! Jleeg...!Sumbaruni mendarat dengan sigap. Kedua kakinya sedikit merenggang, napasnya tertarik panjang untuk atasi rasa mual akibat tendangan tadi. Sedangkan Angin Betina sudah sejak tadi siap mencabut pedang dengan mata angker memandangi lawannya.Sementara itu, Bongkok Sepuh membatin dari kejauhan, "Bocah liar itu punya gerakan cukup hebat. Cepat dan tepat! Sumbaruni bisa tumbang kalau dia meremehkan bocah liar itu."Sumbaruni pun juga membatin, "Agaknya aku tak boleh main-main dengannya. Ia bersungguh-sungguh ingin menuntut balas dan mencelakakan diriku. Benar-benar gadis bodoh! Aku harus memberi pelajaran padanya!"Pedang di punggung Sumbaruni sengaja tidak dicabut. Ia segera me

  • Pendekar Kera Sakti   1335. Part 10

    Apa yang dikhawatirkan Baraka sebenarnya memang telah terjadi. Pertarungan antara Sumbaruni dengan Angin Betina pada mulanya hanya sebatas luapan amarah tak terlalu membahayakan. Sumbaruni memaklumi kemarahan Angin Betina yang belum memahami maksud dan tujuannya dalam melumpuhkan Pendekar Kera Sakti.Pertemuan mereka terjadi setelah Sumbaruni dan Bongkok Sepuh merasa sama-sama kehilangan Baraka dan segera mencarinya bersama pula. Angin Betina kebingungan mencari jejak Sumbaruni. Namun dengan firasatnya akhirnya Sumbaruni ditemukan juga saat hendak menuruni lereng. Tempat sedikit tandus itulah yang dijadikan ajang pertarungan oleh Angin Betina.Serangan sinar putih perak dari Angin Betina menghantam Sumbaruni dari belakang. Tetapi Sumbaruni cepat tanggap akan datangnya bahaya, ia segera melenting ke udara dan bersalto satu kali, sehingga sinar putih perak itu lolos dari tubuhnya.Duaaar...!Sinar itu menghantam sebongkah batu besar di seberang sana. Batu t

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status