Share

434. Part 2

last update Last Updated: 2024-09-07 01:02:07

Yang berambut pendek ikut terkekeh dan berkata, "Aku pernah bayangkan, kalau seandainya aku jadi suaminya si ratu cantik dan montok itu, wah... mungkin aku nggak bisa membedakan mana celanaku dan mana selimutku. Pasti enjoy terus, he, he, he...!"

"Kamu juga mau tangkap buronan itu?"

"Iya dong! Dengan ilmu 'Sendok Sakti' akan kulumpuhkan pendekar itu!"

"Wah, nggak bisa! Pendekar Kera Sakti itu jatahku. Aku yang harus tangkap dia! Kalau kamu serobot buronan itu, aku bisa tega sama kamu!"

"Lho, siapa saja kan boleh tangkap dia? Emangnya cuma kamu aja yang boleh tangkap buronan itu?" orang itu agak melotot. Temannya juga melotot.

"Iya. Emang cuma aku yang boleh tangkap dia, sebab cuma aku yang boleh jadi suami Ratu Cadar Jenazah! Mau apa lu!"

"Eh, kamu jangan ngotot gitu di depanku, Min! Bisa kena tampar mukamu yang kayak codot itu!"

"Coba! Coba kalau kamu memang berani tampar aku? Nih...!" orang itu sodorkan wajahnya. Tentu saja wajah ek

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1415. Part 2

    Tetapi Nyai Sapu Lanang bukan orang berotak udang yang bisa dibuat rempeyek. Nyai Sapu Lanang cukup cerdas dalam menyimpulkan sesuatu masalah, sehingga dengan tegas ia pun berkata, "Kau tak mungkin hanya anak desa biasa! Gerakan larimu kulihat begitu cepat. Itu sudah menandakan kau berilmu tinggi. Ketika kukirimkan jurus 'Gelombang Badai' kau bisa menghentikannya dengan kekuatan batinmu. Jelas lagi bahwa kau orang yang bukan sekadar anak desa biasa, Baraka!"Pendekar Kera Sakti tarik napas. Meninggalkannya tiga langkah. Di sana ia menggaruk-garuk pantatnya. Sikapnya seakan acuh tak acuh kepada Nyai Sapu Lanang, sehingga wanita itu membatin dalam hatinya, "Agaknya ia sukar ditundukkan dengan penampilanku ini. Tak biasanya seorang lelaki yang kudekati akan menjauh. Pasti akan mendekat. Tapi kali ini agaknya pemuda itu kebalikannya, justru aku yang mendekatinya dan merasa terjerat dalam khayalanku sendiri. Oh, kali ini agaknya kau harus berjuang lebih keras lagi untuk tundukkan

  • Pendekar Kera Sakti   1414. Racun Lanang Sepuh

    PENDEKAR KERA SAKTI gunakan ilmu 'Gerak Kilat Dewa Kayangan' yang mampu berlari cepat melebihi kecepatan kilatan petir dari langit. Kecepatan gerakannya itu membuat ia bagaikan bayangan keemasan melesat terhempas angin.Sekali gerakan cepat itu bisa ditangkap oleh pandangan mata seseorang dari kejauhan. Tentunya orang yang bisa melihat gerakan cepat itu adalah orang berilmu tinggi. Jika bukan orang berilmu tinggi tak mungkin bisa melihat wujud Pendekar Kera Sakti bergerak secepat itu.Claaap...!Seberkas sinar hijau melintas di depannya. Baraka hentikan gerakan larinya karena sinar hijau itu menghantam pohon dan pohon itu langsung tumbang menghadang jalan. Jelas orang yang keluarkan sinar hijau itu bukan bermaksud melukai Pendekar Kera Sakti melainkan hanya sekadar ingin menghentikan langkah sang pendekar semata. Segera pandangi keadaan sekeliling-nya. Luka di pundak telah lenyap. Kini ia siap hadapi bahaya sebesar apa pun dan tak ingin main-main lagi.

  • Pendekar Kera Sakti   1413. Part 22

    "Siasatmu memang licik. Kau sengaja tidak keluarkan golok itu karena kau ingin mengelak dari tuduhanku! Kau pikir aku tak bisa meraba jalan pikiranmu, Maling Ganteng!"Mendengar sebutan 'maling ganteng', hati Sumbaruni dibakar oleh kecemburuan. Apalagi dilihatnya Menak Goyang tersenyum tipis dengan mata nakal memandangi Baraka. Bocah Sumbaruni makin diremas rasa cemburu, sehingga ia segera mengambil batu dan melemparkannya ke arah Menak Goyang.Wuusss...!Menak Goyang tetap diam dengan menggerak-gerakkan pinggulnya ke kanan-kiri. Lemparan batu itu segera dihadang dengan kibasan dua jarinya yang berkelebat keluarkan tenaga dalam tanpa sinar.Wuuut...! Praak...!Batu itu pecah sebelum mencapai tempatnya."Adikmu nakal sekali, Maling Tampanl Rupanya kau memang bekerja sama dengan adik kecilmu itu. Atau barangkali golok pusaka itu tersembunyi di balik tubuh adikmu itu?""Menak Goyang, percayalah padaku! Kami tidak mencuri pusaka itu. Tapi

  • Pendekar Kera Sakti   1412. Part 21

    "Mengapa kau ingin ke sana?"Bocah Sumbaruni tersenyum malu dan berblsik, "Aku mau pipis dulu."Baraka tertawa geli. Lalu segera membawa bocah itu ke balik pohon besar. Baraka memunggungi pohon itu ketika Sumbaruni menyelinap di balik pohon tersebut. Sekalipun wujudnya seperti bocah berusia tujuh tahun, tapi antara Sumbaruni dan Baraka sama-sama merasa malu jika buang air sembarangan."Kita mendaki lereng gunung ini!" kata Sumbaruni. "Sekarang aku mau jalan dulu. Tapi nanti kalau lelah kau harus menggendongnya lagi.""Tapi kalau kau nakal dan tanganmu jahil, aku tidak mau menggendongmu!" sambil Baraka melangkah menggandeng tangan bocah Sumbaruni.Wuuut...! Tiba-tiba ada angin cepat bergerak melintas di depan langkah mereka. Baraka hentikan langkah. Sumbaruni pun memandang sekeliling dengan mata kecilnya yang masih mempunyai ketajaman tersendiri."Ada seseorang yang melintas di depan kita," bisik Sumbaruni."Ya. Hati-hatilah. Jangan ja

  • Pendekar Kera Sakti   1411. Part 20

    Hari sudah malam, hujan makin menderu karena derasnya bertambah. Bocah Sumbaruni tak mau ditinggal Baraka keluar kamar. la minta ditunggui dengan sikap manjanya. la masih ingin berceloteh tentang perasaan hatinya kepada Baraka. Suara celotehnya agak keras sehingga Baraka mengingatkan."Ssst...! Jangan bicara keras-keras. Kurangi suaramu itu, biar tak mengganggu pendengaran Ki Sabarsumo dan istrinya.""Mereka akan merasa senang jika terganggu, karena mereka tak pernah diganggu oleh suara bocah sepertiku. Kau tahu, apa yang dilakukan Ki Sabarsumo kepada istrinya malam ini?""Tentunya mereka beristirahat karena sudah seharian bekerja melayani tamu.""Tidak. Mereka pasti bercengkerama, bermesraan dan saling menemukan kebahagiaan batinnya. Tapi aku... Aku sudah lama tak mendapatkan kebahagiaan batin karena tak pernah ada lelaki yang bisa membangkitkan gairahku. Sekalipun ada, tapi lelaki itu tak mau memuaskan hasrat kerinduanku terhadap sebentuk kebahagiaan ba

  • Pendekar Kera Sakti   1410. Part 19

    Karenanya ketika bocah Sumbaruni ingin berkata tentang siapa sebenarnya yang diajak bicara Ki Sabarsumo itu, Baraka buru-buru alihkan pembicaraan dengan menanyai bocah Sumbaruni, "Apakah kau ingin makan nasi pecel?""Tidak. Sudah kubilang aku sudah kenyang dengan makan ketan goreng ini!" jawab Sumbaruni merasa dongkol karena niatnya bicara dialihkan Baraka.Ki Sabarsumo berkata sambil membersihkan meja samping Baraka, "Apakah dia adikmu, Nak?""Benar, Ki," jawab Baraka secepatnya. "Dia adikku yang paling kucintai.""Kulihat sungguh besar kasih sayangmu kepada seorang adik. Andai kata aku dikaruniai keturunan mungkin anakku yang sulung sudah seusiamu dan anakku yang bungsu sudah seusia adikmu itu. O, ya... siapa nama kalian?""Aku bernama Baraka dan adikku ini bernama Runi," jawab Pendekar Kera Sakti berkesan menutupi jati diri mereka berdua."Apakah kedua orangtua kalian masih ada?""Hmmm... sudah meninggal. Kami hanya hidup berdua sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status