Sementara ketiga gadis cantik ini asyik mengobrol di pondokan. Candaka dan Zhu Fei pergi menjauh ke sebuah lahan kosong di dekat pondokan. Fei akan mengajarkan salah satu jurusnya kepada Candaka yang tadi digunakannya untuk melawan pemuda ini.“Master Fei..Terima Kasih sudah mau mengajarkan salah satu jurusmu kepadaku”, kata Candaka“Jangan panggil Master, cukup Fei saja. Atau kamu bisa panggil aku Sifu hehehe...Kalau di Arkandaria guru yang mengajarkan silat dipanggil Sifu atau artinya guru silat”, jawab Fei sambil tertawa“Kalau begitu aku panggil Sifu Fei saja ya..hahaha”, tawa CandakaKeduanya kemudian saling tertawa bagaikan sahabat lama, padahal mereka baru saja bertemu di tengah kesalahpahaman sebelumnya.“Kak Can..Perhatikan gerakanku”, kata Zhu Fei sambil memperlihatkan jurusnya. Ternyata yang disebut menghentikan waktu itu bukanlah jurus untuk menghentikan waktu tapi totokan jarak jauh yang dilakukan Zhu Fei menggunakan aliran chi yang keluar melalui jari tangannya.“Tarik n
Matahari baru tampak di ufuk timur dengann cahayanya yang membuat pagi sangat menyejukkan mata. Burung-burung di pegunungan berkicau dengan merdunya seakan menyambut pagi yang indah. Hawa sejuk pegunungan Tiga Jari ini membuat siapapun enggan untuk beranjak dari tempat tidur, ditambah kicauan burung membuat suasana sangat nyaman untuk kembali beristirahat.Tapi tidak demikian dengan situasi di pondokan besar di pegunungan ini. Tampak tiga orang sedang sibuk membereskan barang-barang mereka untuk meninggalkan keindahan panorama pegunungan yang bisa dinikmati dari pondokan yang asri ini.“Mala..Sudah kamu bawa semua perbekalan kita?”, kata Candaka memecah keheningan yang tadinya diisi suara kicauan burung“Sudah Kak..Malahan kita dibekali lagi masakan Kak Bai Ling yang dia tinggalkan untuk kita”, kata Kumalasari“Mereka sudah pergi pagi-pagi sekali saat kita masih tidur nyenyak dan mimpi indah”, tutur Jayanti“Semoga makhluk Lycan itu tidak keliaran di pagi hari..Bisa repot kita, apalagi
Ternyata jalan setapak yang ditunjukkan Jayanti merupakan jalan masuk menuju ke sebuah Goa yang besar di lereng tebing ini. Tadinya perkiraan Candaka ada jalan tembus menuju ke dasar lembah seperti yang biasanya digunakan penduduk Kota Naga menuju ke Kota Naga Emas di atasnya. Dari atas goa dia melihat ke arah lembah yang tidak berdasar ini. ‘Kenapa dalam sekali Lembah Naga ini padahal aku pernah berada di sana, dan tidak merasa ada di jurang terdalam tanpa dasar”, pikirnya“Kak Candaka jangan berdiri bengong di tepian jurang. Ayo kakak masuk duluan ke dalam goa besar ini. Mala takut masuk sendirian..”, teriak Mala menyadarkan lamunan CandakaKenapa juga Jayanti mengarahkan jalan yang aneh menuju Lembah Naga ini. Andai saja melalui lereng di jalan masuk Desa Kabut Hitam tentu tidak sebahaya kalau masuk dari kaki pegunungan Tiga Jari yang penuh makhluk mitos dan eksotik. Makhluk-makhluk ini mulai berani muncul sejak bebasnya Iblis Naga Hitam. Dra
Jayanti yang muncul tiba-tiba membuat benih-benih cinta Candaka tumbuh kembali. Perasaannya sangat berbeda dengan perasaan sebelumnya terhadap Gayatri. Bila terhadap Gayatri dia suka dengan kepribadiannya dan menyukai sikap Gayatri, lain halnya dengan Jayanti. Terhadap gadis naga ini, dia merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan di hatinya. “Apa ini yang dinamakan cinta?’, pikirnya“Buat kamu saja Kanda..Anggap sebagai hadiah dariku”, kata Jayanti mengembalikan lagi pedang pusaka ini ke Candaka saat pemuda ini berusaha menyerahkan pedang milik Jayanti kepada gadis ini“Nanti kamu pakai apa kalau tidak ada pedang?”, tanya Candaka“Aku kan bisa berubah jadi Naga..masa aku harus memegang pedang ini di mulutku jika aku nantinya menjadi naga”, jawab gadis ini sambil tersenyum“Tapi pedang inikan sudah menemanimu lama Yanti..Aku tidak bisa menerimanya”, kata Candaka menolak pemberian Jayanti“Kalau Kanda tidak mau menerima pemberian dariku, berarti Kanda tidak usah lagi menemuiku. Set
Ki Nagaswera sangat senang mengetahui Candaka kembali lagi ke Lembah Naga. Dia sangat menyesal marah terhadap Candaka hanya karena masalah Jurus Tapak Naga yang pernah dipelajarinya. Tidak adil melibatkan pemuda ini yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah jurus ini.“Nak Candaka..Terima Kasih kamu mau mengunjungi lagi kakekmu ini”, sambut Ki Nagaswera“Kakek..Terima salam hormat dari Candaka”, kata pemuda ini sambil memberi hormat pada kakek ini“Tidak usah sungkan Nak Candaka..Kamu kan keluarga kakek juga jadi kapanpun kamu bisa main ke sini”, kata Ki Nagaswera sambil mempersilahkan Candaka duduk di bangku pohonnya.Banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan Candaka mengenai ayahnya dan juga menyampaikan pesan dari Ratu Belinde kepada Ki Nagaswera. Tapi dia ingin memastikan dahulu kalau Jayanti dan Kumalasari sudah masuk ke dalam pondok untuk beristirahat.“Begini kek..Ada yang mau aku tanyakan pada kakek, tapi kakek janji tidak marah ya”, tutur Candaka“Kalau bisa kakek jawab p
“Iya..Akulah yang menciptakan 8 Jurus Tapak Naga yang terkenal itu. Bagaskara dahulu adalah muridku yang kubina untuk mencari Kitab Naga, sama halnya dengan dirimu yang sekarang. Sayangnya ambisi pemuda ini sangat besar dan tidak sabar untuk mempelajari keseluruhan jurus Tapak Naga ini. Tanpa ragu dia mencuri Kitab Tapak Naga yang kakek tuangkan dalam buku agar bisa dipelajari generasi berikutnya”, jawab Ki Nagaswera “Itulah yang membuat kakek marah saat itu saat kamu memberitahukan sudah mempelajari 2 Jurus awal Tapak Naga ini. Ternyata Bagaskara menggunakan Jurus Tapak Naga ini untuk membuka Perguruan Tapak Naga di Desa Kabut Hitam. Teringat penghianatan dirinya membuat kakek sakit hati, padahal kakek menaruh harapan besar di dalam dirinya” “Maksud kakek sudah lengkap? Berarti Jurus Tapak Naga Tuan Bagaskara itu tidak sempurna ya, banyak kekurangannya?”, tanya Candaka “Betul sekali Nak Candaka..8 Jurus Tapak Naga sebelumnya tidak apa-apanya dibandingkan 10 Jurus Tapak Naga Sakti i
Candaka memutuskan pergi ke Distrik Pendekar untuk memperdalam 5 Jurus awal Tapak Naga sakti serta mempelajari Kitab Naga Merah agar bisa lebih berkonsentrasi. Untuk itu dia harus meminta ijin Kumalasari, karena saat mengajaknya ke Lembah Naga ini, Candaka hanya beralasan untuk mencari Ki Nagaswera untuk menanyakan beberapa hal. Tapi keadaan jadi berbeda saat Ki Nagaswera mengajarkan Jurus Tapak Naga Sakti padanya. Dia ingin mempelajari keseluruhan jurus ini, namun syarat dari kakeknya ini harus mendalami kelima jurus awal dahulu barulah akan diajarkan jurus sisanya. Gadis ini memaksakan tersenyum saat melihat Candaka memasuki pondok. “Kakak sudah latihannya? Tadi Mala lihat kakak lagi belajar jurus silat sama kakek Nagaswera”, katanya “Iya Mala..Itu yang mau kakak tanyakan padamu. Bagaimana kalau kita menetap dahulu sementara di Lembah Naga? Kakak mau latihan jurus-jurus yang kakak kuasai biar bisa lebih konsentrasi di Distrik Pendekar” “Tidak apa-apa kak..Mala bisa tinggal sementa
Kediaman Elder Wyvern terletak jauh di pusat kota Distrik Pendekar. Candaka tidak kesulitan menemukan kediaman pemimpin Distrik Pendekar ini karena sudah mendapatkan petunjuk dari penjaga portal dimensi sebelumnya.PAVILIUN LOTUS. Sedikit-sedikit Candaka bisa membaca tulisan di gerbang depan kediaman Elder Wyvern ini. Tampak beberapa penjaga kediaman ini langsung menghampirinya.“Ada keperluan apa Kisanak berada di Paviliun Tuan Elder ini?”, tanya penjaga ini ramah“Aku hendak bertemu Elder untuk meminta ijin berlatih di distrik ini. Kalau boleh aku hendak menemuinya sendiri”, kata Candaka sopan“Tunggu di sini! Aku akan memberitaukan Elder terlebih dahulu!”, perintah penjaga lainnya di kediaman ini.Setelah beberapa lama penjaga ini kembali lagi dan mempersilahkan Candaka masuk. “Elder sudah menunggumu di dalam”Candaka bergegas menuju kediaman Elder yang masih agak jauh dari gerbang yang dijaga penjaga kediaman ini tadi. Dari kejauhan dia melihat sosok berpakaian coklat yang seperti