Bai Lu keluar dari goa dan mengikuti ke mana Lee Gon juga Ling Fei pergi dari arah belakang.
"Apa ini di Dinasti Joseon?" tanya Bai Lu kepada Lee Gon dan juga Ling Fei."Menurutmu?" Lee Gon kembali menakut-nakuti Bai Lu dan menodongnya kembali dengan menggunakan pedang Abadi miliknya.Pedang Abadi milik Lee Gon adalah sebuah senjata legendaris. Pedang ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan dianggap sebagai simbol kekuasaan dan keadilan. Pedang Abadi memiliki bilah yang terbuat dari logam yang sangat kuat dan tajam. Bilahnya dilapisi dengan warna biru yang indah, memberikan kesan yang misterius dan magis. Pegangan pedang juga ini terbuat dari bahan yang kuat dan nyaman digenggam.Lee Gon memang memiliki hak istimewa untuk menggunakan Pedang Abadi ini. Pedang ini memberinya kekuatan untuk melawan kejahatan dan menjaga keamanan dunia. Ia menggunakan pedang ini dengan keahlian dan keberanian untuk melawan musuh-musuhnya, dan melindungi orang-orang yang dicintainya.Pedang Abadi milik Lee Gon memiliki makna yang sangat mendalam. Selain sebagai senjata fisik, pedang ini juga melambangkan kekuatan, keberanian, dan semangat yang tak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan, dan melindungi kebenaran."Hei, Bung. Santai, jangan penuh emosi seperti itu." Bai Lu merasa gugup dan juga panik, karena setiap kali ia berbicara dengan pria berambut putih itu, ia selalu saja menodongnya dengan pedang Abadi miliknya."Kau pikir kau ada di mana?" tanya Lee Gon kembali."Jadi, ini bukan tahun 2024? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku bisa pulang ke tempat di mana aku berada?" katanya tampak panik."Sttt, jangan berisik!!" Ling Fei terlihat bersiap-siap mengeluarkan pedang miliknya dari balik pakaiannya, seraya melihat ke arah sekelilingnya dengan mata menyelidik."Kenapa, Ling Fei?" tanya Lee Gon bingung."Cheonyeo Gwisin ada di sini.""Apa?" teriak Lee Gon begitu terkejut.Tiba-tiba saja, dari arah belakang muncul gelombang angin yang begitu besar. Gelombang angin itu langsung menerbangkan Ling Fei dan menghempaskan tubuhnya begitu jauh."Ling Fei!!" teriak Lee Gon yang langsung mengeluarkan pedang Abadinya."Ada apa ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang?"Karena bingung harus melakukan apa, Bai Lu bersembunyi dari balik sebuah batu besar karena merasa panik dan ketakutan yang membelenggunya. Sementara Lee Gon, ia berusaha untuk menyerang Cheonyeo Gwisin dengan menggunakan pedang Abadi miliknya.Sementara itu, Cheonyeo Gwisin adalah sebangsa hantu perawan. Sebagai wanita yang belum menikah, semasa hidupnya ia selalu mengalami kesulitan serta menyimpan begitu banyak dendam.Cheonyeo Gwisin, juga dikenal sebagai makhluk gaib atau hantu yang sering muncul dalam cerita rakyat. Cheonyeo Gwisin secara harfiah berarti "hantu wanita muda".Cheonyeo Gwisin biasanya digambarkan sebagai wanita muda yang meninggal dalam keadaan tragis atau dengan dendam yang belum terpenuhi. Mereka sering kali memiliki penampilan yang menakutkan, dengan rambut panjang yang terurai, dan gaun putih yang kusut. Mereka seringkali terlihat berkeliaran di malam hari atau di tempat-tempat terpencil.Menurut cerita rakyat, Cheonyeo Gwisin sering kali muncul untuk mencari keadilan atau membalaskan dendam. Mereka dapat mengganggu atau menakuti orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian mereka, atau seseorang yang telah berbuat jahat terhadap mereka.Beberapa cerita juga menggambarkan mereka sebagai makhluk yang haus darah, serta mencari korban untuk memuaskan kehausan mereka.Cheonyeo Gwisin sering kali dikaitkan dengan ritual atau upacara tertentu. Misalnya, orang-orang meletakkan makanan dan minuman di luar rumah mereka sebagai persembahan untuk Cheonyeo Gwisin, agar mereka tidak mengganggu rumah tangga warga sekitar.Meskipun Cheonyeo Gwisin sering digambarkan sebagai makhluk menakutkan, mereka juga sering kali dipandang sebagai simbol kesedihan dan kehilangan. Mereka mewakili rasa sakit dan penderitaan yang belum terselesaikan dan sering kali mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menghargai kehidupan.Karena arwahnya yang menjadi tidak tenang dan terjebak di alam fana. Ia selalu menyerang siapapun yang berusaha menghalangi pembalasan dendamnya."Lee Gon, di belakangmu!!" teriak Ling Fei memberi tahu.Melihat pertarungan sengit antara pedang Abadi milik Lee Gon dengan lilitan rambut panjang Cheonyeo Gwisin yang tajam, Bai Lu semakin terlihat ketakutan dan berusaha menjauhi pertarungan tersebut dengan mencari tempat persembunyian."Hey, Yuram palsu!!" teriak Ling Fei kepada Bai Lu, "apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersembunyi?""Aku takut, aku hanya gadis lemah tak berdaya. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku benar-benar tidak bisa bertarung!" serunya gelagapan karena ketakutan."Gadis bodoh! Kau hanya diam saja melihat saudaramu diserang seperti ini? Cepat keluar dan bantu kami!!" teriak Ling Fei penuh emosi dan menarik tubuh Bai Lu dari tempat persembunyiannya, dengan menggunakan kekuatan yang berada pada matanya.Merasa terdorong oleh kekuatan mata Ling Fei, Bai Lu kembali berteriak begitu heboh, dan berusaha untuk kabur. Namun, usahanya sia-sia saja karena tiba-tiba saja kawan-kawan sejenis Cheonyeo Gwisin bermunculan begitu banyak dan menyerangnya."Tidak!!!" teriak Bai Lu saat para hantu-hantu ini berusaha melilitnya dan menyerangnya."Aishhh, gadis bodoh dan tidak berguna!!" teriak Ling Fei kesal seraya berlari menghampiri Bai Lu, dan menolongnya dengan cara menarik pakaiannya menggunakan tangannya, dan melemparnya serta menghempaskannya ke udara.Merasa dilempar tak berdaya seperti itu, Bai Lu kembali berteriak dan terlihat sangat ketakutan."Jangan berteriak seperti itu gadis bodoh!!" Ling Fei kembali berteriak seraya menghunuskan pedang Cahaya miliknya ke arah wajah hantu-hantu itu dengan begitu cepat.Pedang Cahaya milik Ling Fei adalah senjata yang memiliki ciri khas unik dan mempesona.Pedang Cahaya memiliki bilah yang terbuat dari kristal yang transparan dan berkilauan. Bilahnya memancarkan cahaya berwarna-warni yang indah saat terkena sinar matahari atau cahaya lainnya.Cahaya yang dipancarkan oleh pedang ini memberikan kesan magis dan memikat. Pegangan pedang ini terbuat dari bahan yang kuat dan nyaman digenggam. Biasanya, pegangan tersebut dilapisi dengan kulit atau anyaman yang memberikan pegangan yang baik dan stabil, saat digunakan dalam pertempuran.Kekuatan utama Pedang Cahaya adalah kemampuannya untuk memancarkan serangan energi cahaya yang kuat. Ketika Ling Fei mengayunkan pedang ini, serangan energi cahaya akan ditembakkan ke arah musuh. Serangan ini dapat melumpuhkan atau menghancurkan musuh dengan kekuatan yang dahsyat.Selain itu, Pedang Cahaya juga memiliki kemampuan penyembuhan. Ling Fei dapat menggunakan pedang ini untuk mengirim energi penyembuhan ke orang-orang yang terluka atau sakit. Cahaya yang dipancarkan oleh pedang ini memiliki sifat penyembuhan yang menenangkan dan dapat memulihkan kesehatan.Pedang Cahaya milik Ling Fei melambangkan kekuatan, keberanian, dan kebaikan. Pedang ini menjadi senjata andalan bagi Ling Fei dalam melawan kejahatan dan melindungi orang-orang yang dicintainya. Kemampuan dan keistimewaan Pedang Cahaya membuatnya menjadi senjata yang sangat berharga dan efektif dalam pertempuran.Ketika tubuh Bai Lu kembali ke dasar tanah dan hampir saja terjatuh, Ling Fei langsung terbang menghampirinya seraya menariknya, kemudian menerbangkannya kembali saat hantu-hantu itu kembali menyerangnya."Kau diam saja di atas. Kau tidak berguna sama sekali!" Ling Fei langsung menggunakan kekuatan matanya, dengan membuat Bai Lu terdiam di udara, hingga melayang-layang bagaikan seorang burung yang mematung.“Ling Fei, awas!” teriak Lee Gon yang langsung menghunuskan pedang Abadi miliknya ke arah wajah para Cheonyeo Gwisin dengan sekali tebasan, “sial, kenapa mereka tak ada habisnya?”“Mereka semakin banyak, Lee Gon.” Ling Fei terlihat begitu sibuk melindungi dirinya dari para Cheonyeo Gwisin yang semakin banyakberdatangan, serta mencoba untuk menyerangnya dengan lilitan rambut mereka yang tajam, dan cakaran kuku mereka yang seperti api.“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang, Ling~ah. Bagaimana caranya agar kita bisa memusnahkan para Cheonyeo Gwisin itu?” Lee Gon juga terlihat sibuk dan begitu kewalahan saat ia berusaha menghunuskan pedang Abadinya ke arah wajah para hantu perawan itu.“Ada satu cara Gon~ah!” seru Ling Fei dengan wajah yang terlihat serius, namun ia seperti sedang memikirkan sesuatu hal.“Apa itu?”Ling Fei menatap wajah Bai Lu yang berada di udara dengan sorotan matanya yang menyipit, hingga membuat Lee Gon juga mengikuti arah ke mana mata Ling Fei memandang.“Apa
“Choi Bai Lu ?” Ling Fei begitu terkejut saat Bai Lu memberi tahukan nama aslinya.Ling Fei dan juga Lee Gon saling beradu pandang. Mereka tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan kembali mendengar nama Bai Lu, setelah hampir 200 tahun lamanya tak mendengar nama itu lagi.“Kenapa? Ada yang salah dengan namaku?” Bai Lu menatap Ling Fei dan Lee Gon silih berganti.“Tunggu, bisa kau ceritakan kepada kami, kenapa kau bisa terjebak di dalam tubuh Yuram?” Ling Fei terlihat sangatlah penasaran, karena menurutnya ini sangatlah aneh.Bai Lu pun mulai menceritakan kisahnya kepada Ling Fei dan juga Lee Gon. Mulai dari siapa dia sebenarnya, menceritakan soal pertama kali ia bermimpi tentang gumiho, air terjun suci, soal tatto huruf tagalog yang berwarna biru tua, hingga ia terjebak di Dinasti Joseon.“Tatto? Boleh aku melihat tattomu itu?” tanya Ling Fei terlihat penasaran.“Tentu, dengan senang hati.”Bai Lu langsung memperlihatkan sebuah tatto berwarna biru tua yang berada di bahu kirinya
"Fei~ah, apa menurutmu kita bisa mempercayai Yuram palsu itu?"Lee Gon menghampiri Ling Fei yang sedang memandangi Lembah Air terjun suci, dengan mata tajamnya dan dengan kedua tangannya yang melingkar ke belakang tubuhnya."Bagaimana pun dia itu tetap Yuram Gon~ah. Saudara kita dan merupakan reinkarnasi Yuram di masa depan. Aku tak mengerti apa maksud kedatangannya ke dunia kita dan menghilangkan jiwa Yuram di masa kini. Tapi, ku pikir ada sesuatu hal yang ingin ditunjukan semesta kepada kita. Apalagi, ini ada keterkaitannya dengan Haneunim Uju."Ling Fei memang merasa ada sesuatu hal yang aneh dengan kedatangan Yuram dari masa depan ke masa kini. Menurutnya, ini memang ada keterkaitannya dengan tatto yang dimilikinya. Apalagi, sebelum jiwa Yuram menghilang, mereka mempunyai misi khusus untuk mendapatkan kembali batu merah suci yang hilang 1000 tahun lalu, yang tengah menjadi perburuan para gumiho."Seperti yang di katakan Yuram sebelum kejadian dia sempat tak sadarkan diri selama 3
Setelah memutuskan untuk menjadi Han Yuram di jaman Dinasti Joseon, Ling Fei dan Lee Gon selaku saudara Han Yuram yang merupakan Jeonsa Goljjagi, mengajak Bai Lu mengelilingi Lembah Air terjun suci untuk mengenal daerah kekuasaan mereka lebih dalam.Karena jiwa Han Yuram menghilang begitu kedatangan Bai lu yang secara tiba-tiba ke Dinasti Joseon, Ling Fei dan juga Lee Gon mulai memperkenalkan secara mendalam tentang pribadi Han Yuram itu seperti apa dan bagaimana ia hidup di masa ini.“Siapa dia?” tanya Bai Lu begitu melihat sosok pria tinggi besar yang memakai hanbok, dengan perpaduan warna hitam dan juga warna silver, terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya memejamkan matanya seperti sedang melakukan meditasi.“Yeonseok.” Ling Fei menjawab dan mengajak Bai Lu untuk mendekati sosok pria bernama Yeonseok itu lebih dekat, “Yeonseok, kami datang.”Pria bernama Yeonseok itu langsung membuka matanya. Begitu matanya terbuka, Bai Lu begitu t
"Yuram~ah, awas!!" teriak Ling Fei begitu melihatAeshin mencoba untuk menyerang Bai Lu dengan berlari begitu cepat ke arahnya.Melihat Aeshin yang hampir saja menyerangnya, tiba-tiba saja suara dengungan terdengar begitu keras dan begitu nyaringnya hingga membuat Ling Fei, Lee Gon, dan juga Aeshin menutup telinga mereka, karena tak tahan mendengar suaranya yang begitu menyakitkan itu.Suara mendengung itu cukup keras hingga membuat Aeshin langsung pergi dan menghilang begitu saja karena tak kuat mendengarnya."Suara apa itu?"Lee Gon mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru hutan yang terlihat sangat gelap itu."Si . . . siapa anak kecil itu?"Choi Bai Lu menunjuk ke arah seorang anak kecil bertelinga serigala yang muncul dari balik semak-semak, sedang berjalan melangkahkan kakinya dan datang menghampirinya."Yeongwan? Kenapa kau ada di sini?"Ling Fei langsung menghampiri anak kecil bertelinga serigala itu kemudian merundukkan tubuhnya, untuk lebih sejajar dengan tubuh Yeong
“Aku Asahi, penunggu pohon keramat di hutan Yeongdam,” katanya menjawab dengan suara yang terdengar lantang dan bulat.Perempuan berkepang dua itu berjalan menghampiri Bai Lu. Ia menatapnya dengan kedua bola matanya yang merah, dan membulat sempurna dengan begitu tajam dan juga tegas.“Kau Han Yuram bukan? Seorang Jeonsa goljjagi penguasa gunung Halla yang terkenal karena aroma bunga Lilynya.”Bai Lu berjalan mundur satu langkah dari hadapan Asahi. Bagaimana mungkin ia tahu tentang dirinya? Apakah Han Yuram seterkenal itu? Sampai semua orang mengenal tentang dirinya?“Dari mana kau tahu tentang diriku?” tanya Bai Lu begitu polos.Asahi tertawa lebar begitu keras hingga ia menitikkan air matanya, karena saking lucunya pernyataan Bai Lu barusan, serta membuat Lee Gon dan juga Ling Fei saling beradu pandang dengan bingung.“Dari mana kau bilang? Kau sangat polos sekali, Han Yuram. Semua mahluk di dunia ini tahu tentang dirimu. Seekor semut saja tahu apapun yang berkaitan dengan dirimu. B
Ling Fei, Lee Gon, dan Bai Lu berlari begitu cepat. Semakin cepat mereka berlari, semakin cepat pula gumpalan angin menyerang mereka bertiga, menyebabkan Ling Fei terpisah dari kedua saudaranya."Ling Fei hilang!!!"Lee Gon menyadari bahwa saudaranya tidak ada di belakangnya. Bahkan, Asahi yang telah berlari bersamanya, tiba-tiba menghilang begitu saja."Apa? Menghilang? Bagaimana mungkin? Bukankah Ling Fei ada di belakang kita sebelumnya?"Bai Lu menghentikan langkahnya. Begitu dia berhenti, gumpalan angin berhenti tepat di depannya, menyebabkan bayangan hitam itu muncul kembali dan terbentuk sebagai manusia yang lengkap dan sempurna, yang muncul dari balik bayangan hitam berkabut."Yuram, ada apa?" Lee Gon mendekati Bai Lu yang berdiri tepat di depan bayangan hitam itu."Ada seseorang yang muncul dari balik bayangan hitam itu, Lee Gon."Lee Gon dan Bai Lu menatap bayangan hitam itu. Seseorang yang tinggi besar muncul dan berjalan menghampiri Lee Gon dan Bai Lu, dengan langkah kaki y
"Jangan macam-macam denganku!!""Kau yang jangan macam-macam denganku, Gumshin!!" teriak seseorang yang langsung berlari begitu cepat ke arah Gumshin, dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya hingga membuat Asahi, Lee Gon, Bai Lu, bahkan Ling Fei yang setengah sadar pun sangat terkejut melihatnya."Dia, terbelah dua!!" seru Lee Gon, Asahi, Ling Fei dan juga Bai Lu bersamaan.Begitu tubuh Gumshin itu terbelah dua, Bai Lu dan yang lainnya kembali terkejut. Karena tubuh Gumshin itu kembali menyatu dengan utuh."Bagaimana bisa dia membelah tubuh Gumshin dengan cepat? Luar biasa sekali kekuatannya itu!" seru Lee Gon tampak takjub."Dia bisa melakukannya, Kang Taeshin itu mahluk misterius paling kuat yang aku kenal. Selain cerdik, dia selalu dengan mudah mengeksekusi lawannya dalam persekian detik," kata Asahi yang membuat Lee Gon dan Bai Lu kembali takjub, begitu mendengar penjelasan Asahi tentang Kang Taeshin."Kau kembali lagi seperti semula?" Kang Taeshin cukup terkejut begitu melihat Gums