Untuk mencari batu merah suci, Bai Lu dan saudara-saudaranya sudah mengalami berbagai hal. Bahkan, Bai Lu yang sudah berada 1 bulan lamanya di Dinasti Joseon, sudah mengalami hal-hal yang tak terduga. Seperti melawan hantu-hantu yang menurutnya sangat aneh, serta mahluk-mahluk mitos yang hanya sebuah dongeng belaka, ternyata memang benar adanya.Choi Bai Lu harus bertempur dengan mereka semua hanya untuk melindungi diri dari serangan musuh-musuhnya. Tanggung jawabnya di dunia ini begitu berat. Namun, ia harus tetap menjalaninya hanya untuk bertahan hidup.Namun, terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang ia pelajari di Dinasti Joseon ini. Ia mendapatkan banyak teman yang menurutnya sangat luar biasa. Saling melindungi satu sama lainnya, tidak saling membeda-bedakan, dan bersatu untuk menumpas ketidak adilan yang terjadi di dunia ini.Hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Itulah hal- hal yang menjadi pelajaran untuknya. Selama hidup 23 tahun lamanya di jaman modern, Bai Lu s
"Hey, apa kalian mendengar suara geraman?”Yeongwan mulai terlihat mempertajam pendengarannya, begitu pun dengan Ling Fei.“Iya, aku mendengarnya. Aku mendengar suara geraman yang Yeongwan maksud.”Lee Gon dan Bai Lu tampak sudah bersiap-siap mengeluarkan pedang milik mereka. Sedangkan Asahi, ia memegang tongkat saktinya dengan begitu erat.“Tunggu, apa itu di depan sana?”Taeshin menunjuk ke arah di mana, ia melihat ada sekelebat bayangan hitam yang berjalan begitu cepat dari sisi kiri ke sisi kanan. Merasa ada yang aneh dan mencurigakan, Taeshin mengikuti ke mana sekelebat bayangan hitam itu pergi.“Hey, Taeshin, mau ke mana kau!!” teriak Lee Gon memanggil.Namun, teriakannya sama sekali tak digubris. Taeshin malah sibuk mengejar bayangan hitam itu, hingga ia tak sadar jika ia sudah pergi terlalu jauh dari teman-temannya.“Ke mana Taeshin pergi?” Lee Gon celingak-celinguk mencari sosok Taeshin, “ah, sudahlah, biar aku mencarinya.”Lee Gon memutuskan untuk mencari Taeshin yang pergi
Choi Bai Lu melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju arah Timur. Semakin diperhatikan, hutan ini semakin terlihat aneh. Bahkan, beberapa pohon yang ia lihat sebelumnya begitu banyak, tiba-tiba saja menjadi sedikit, berkurang, dan daun-daunnya pun mulai berguguran. Tanah-tanah yang ia lihat semula terlihat subur, sekarang berubah menjadi tanah yang tandus dan berbau busuk."Hutan ilusi macam apa ini? Kenapa hutan ini sangat aneh sekali?""Kau sudah datang, Han Yuram!!"Merasa ada yang menyebutkan namanya, Bai Lu langsung menoleh ke arah sumber suara. Begitu membalikkan badan, ia menemukan seekor raksasa berbadan ular yang begitu besar, dan juga tinggi."Siapa kau?" Bai Lu menunjuk raksasa itu dengan pedang miliknya, kemudian menatapnya dengan tatapan seorang pembunuh berdarah dingin.Raksasa berbadan ular yang tinggi besar itu tertawa begitu keras, hingga membuat sebuah guncangan besar melanda hutan ilusi ini, dan seluruh badannya pun ikut bergetar."Akhirnya, kau jatuh juga dalam p
Shin Yeongdo yang dibakar rasa amarah, membuat alam semesta diselimuti oleh kegelapan. Awan hitam mulai menutupi langit biru. Air hujan turun begitu deras dengan diikuti suara petir yang menyambar saling beriringan.Seluruh Dinasti Joseon diselimuti kabut malam yang membuat pandangan mata kabur. Seluruh manusia di alam semesta ini ketakutan, karena tiba-tiba saja dunia menjadi gelap-gulita, seolah mereka semua yang masih hidup diberi hukuman oleh para Dewa yang murka.Lingkungan sekitar menjadi gelap dan menakutkan, dengan pohon-pohon tua yang membusuk dan membungkuk, menciptakan bayangan menakutkan dibawah sinar bulan yang redup.Angin dingin berhembus dengan kencang, membuat suasana menjadi tegang dan mencekam. Suara gemuruh dan desiran yang aneh juga mulai terdengar dari berbagai sudut, membuat bulu kuduk merinding."Shin Yeongdo!!" teriak Kang Taeshin penuh amarah, dengan suara yang menggeram penuh kemurkaan, "berani sekali kau membuat alam semesta diselimuti oleh kegelapan!""Sia
Bai Lu memejamkan matanya kembali. Ia mencoba untuk berkonsentrasi penuh. Pikirannya hanya ia pusatkan kepada alam semesta. Hatinya yang tulus menjadi tombak kemurnian cintanya kepada dunia. Sementara pendengarannya hanya ia pusatkan kepada Dewa semata.Ia membuat sebuah lingkaran dengan menggunakan tangan kanannya. Lingkaran itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya dengan bentuk sinar rembulan dari bulan sabit.Begitu matanya terbuka, ia mengedarkan seluruh pandangan matanya ke seluruh alam semesta. Seketika dunia berhenti. Suara apapun tak terdengar dan kehancuran alam semesta yang dilakukan Shin Yeongdo pun terhenti sejenak.Aku berhasil. Batin Bai Lu terlihat senang."Kau menghentikan waktu, Yuram~shii?" tanya Kang Taeshin.Bai Lu tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya."Aku akan memanggil Fire Bird untuk membantuku menuju Shin Yeongdo di atas sana. Burung cantik, kemarilah. Aku membutuhkan bantuanmu."Fire Bird pun muncul dengan datang menghampirinya seraya merunduk, seolah-ol
"Apa yang telah terjadi, Yuram~ah? Apa terjadi sesuatu yang menakutkan selama aku tak sadarkan diri?"Ling Fei mendekati Bai Lu saat ia tengah berdiri memandangi sebuah pohon Ginkgo yang daunnya berwarna kuning, dengan kedua tangan yang melingkar di belakang tubuhnya."Banyak hal yang terjadi selama beberapa jam saat kau dan lainnya tak sadarkan diri, Fei~ah.""Apa itu hal yang menakutkan?"Bai Lu menganggukkan kepalanya sambil menatap wajah Ling Fei yang tengah memandanginya."Sangat menakutkan. Kegelapan, kerusakan, dan kehancuran, semua melebur menjadi satu. Fei~ah, tanggung jawabku sebagai seorang Jeonsa Goljjagi semakin berat. Saat kalian terjebak dalam suatu prahara yang tak bisa diselesaikan, aku di sini harus melindungi kalian. Melindungi alam semesta ini dari dunia kegelapan."Ling Fei menundukkan kepalanya. Namun, ia kemudian tersenyum dan memandangi pohon Gnkgo yang usianya sudah ratusan tahun."Tugas kita memang berat, Yuram. Selain kita harus melindugi Lembah Air terjun s
20 Tahun yang lalu . . . .Di Hutan Yeongdam"Asahi!! Asahi!!"Yikyung terlihat berlari begitu terburu-buru sambil meneriaki nama Asahi, bermaksud untuk memanggil namanya. Begitu melihat Asahi tengah bersama Johyuk, Yikyung langsung datang menghampirinya."Asahi, gawat!" katanya dengan napas terengah-engah."Ada apa, Yikyung~ah? Bicaralah pelan-pelan.""Ada Pasukan Ordio ke sini.""Apa? Pasukan Ordio? Untuk apa mereka ke Yeongdam?" tanya Asahi yang mulai terlihat kesal."Mereka mau menghakimi Anata, adikmu.""Apa?"Mendengar kabar yang dibawa oleh Yikyung, Asahi langsung pergi untuk mencari Anata; adiknya, bersama dengan Johyuk dan juga Yikyung."Apa yang kalian lakukan di rumahku?"Asahi langsung menyeruak dalam kerumunan dan menatap ke arah pasukan Ordio yang memakai jubah warna hijau tua, dengan membawa tongkat matahari mereka.Pasukan Ordio adalah pasukan pembasmi para mahluk-mahluk mitos yang cukup meresahkan manusia. Di mana orang-orang dari pengadilan; tempat sebuah penghakiman
Begitu menelusuri masa lalu Asahi, Ling Fei langsung melepaskan tangannya dari ujung pakaian Asahi. Begitu membuka matanya, kedua bola mata Ling Fei terlihat memerah panas. Ia meneteskan air matanya hingga membuat Asahi yang duduk didepannya ikut meneteskan air matanya juga.Namun, dengan cepat Asahi langsung menghapus air matanya itu dengan kedua tangannya begitu pun dengan Ling Fei."Maafkan aku, Asahi.""Untuk apa kau meminta maaf padaku, Fei~shii. Aku tak pernah menyalahkanmu."Ling Fei menggenggam kedua tangan Asahi dan menatapnya dengan tatapan persahabatan."Aku akan membantumu untuk mencari tahu siapa yang telah menyamar menjadi Anata dan membunuh masyarakat desa Chungil. Aku berjanji padamu juga, untuk membantu mencari kawanmu Johyuk dan membebaskannya dari Aeshin. Kau akan percaya padaku, kan?"Asahi tersenyum lebar. Ia memegang bahu kanan Ling Fei dan kembali menatapnya."Terima kasih karena kau mau membantuku, Ling Fei. Aku sangat beruntung sekali karena bisa mengenalmu da