Setelah mempelajari ilmu tenaga dalam dari Taeshin, ke-8 pendekar itu berpamitan kepada warga desa Seoulmyun, kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka."Aku harus mencari Taewon anak Birek, teman-teman. Aku harus menyelamatkannya.""Tenanglah, Gon~ah. Kita pasti akan menyelamatkannya. Tapi, apa kau ingat perkataan Azura? Ryujin dan kelompok Kalajengking Naga Emas tidak sepadan dengan kita, jika kita belum berhasil berkumpul dengan ke-3 pendekar yang lainnya."Ling Fei berusaha untuk menenangkan Lee Gon yang ingin sekali menyelamatkan Taewon yang merupakan anak sahabat karibnya. Ia mengerti, saudaranya itu sangatlah bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa sahabatnya. Namun, situasi saat ini tidak memungkinkan mereka untuk menyelamatkan Taewon karena mereka belum dalam formasi yang lengkap."Ada yang harus ku beritahukan padamu, Gon~ah."Bai Lu menghampiri Lee Gon dan menatapnya dengan tatapan sesuatu yang terlihat serius. "Gon~ah, mendiang istri Birek adalah seorang gumiho.
Samjokgu mempersilahkan tamu-tamunya untuk masuk ke dalam rumahnya yang berbentuk goa. Saat masuk ke dalam, Lee Gon dan teman-temannya yang lain begitu terperangah melihat apa yang ada di balik goa tersebut.Benar-benar seperti kamar peristirahatan seorang raja yang terlihat mewah. Bahkan, Asahi yang sudah mengenal lama Samjokgu pun sangat terpukau begitu melihat anjing berkaki tiga itu, berubah menjadi sosok seperti seorang raja dengan menggunakan hanbok keemasan yang sering dikenakan oleh raja."Samjokgu, aku mengenalmu puluhan tahun lamanya, tapi aku baru melihat sosokmu yang seperti seorang raja. Benar-benar menakjubkan." Asahi terlihat begitu terpesona melihat sisi lain dari Samjokgu yang merupakan teman lamanya itu.Samjokgu tersenyum lebar. Ia mempersilahkan tamu-tamunya itu untuk duduk disebuah kursi dari kayu jati yang terlihat kokoh, akan tetapi kayu itu benar-benar indah karena berbentuk seperti emas."Di minum."Asahi dan yang lainnya mendapati beberapa cangkir gelas yang
"Iya, benar sekali, Saudara Taeshin. Batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalikitu adalah batu perlindungan. Di mana, jika seseorang menggunakannya di waktu yang genting, itu bisa melindunginya dari serangan apapun. Dan, Batu Giok Tembaga itu hanya bisa digunakan dua kali saja. Setelah batu itu digunakan dua kali, maka untuk ketiga kalinya tidak akan pernah berfungsi lagi."Taeshin kembali memandangi batu Giok Tembaga dengan lambang segitiga terbalik itu dengan seksama. "Apa maksudnya dia memberikanku batu Giok ini? Apa dia tahu jika aku akan mengalami sesuatu hal yang mengerikan suatu hari nanti?" gumamnya pelan."Kau mendapatkan batu Giok Tembaga itu dari siapa, Saudara Taeshin? Seingatku, yang memiliki batu Giok Tembaga itu di dunia ini tidak banyak, dan hanya 5 orang saja yang aku tahu. Mereka adalah guru Okuda, Jochen, Yeonseok, Jinhwan dan Gikwang."Mendengar nama Gikwang, Choi Yeon dan Choi Rim begitu terkejut, kedua bola mata mereka melebar dan kedua tangan mereka jug
"Bolehkah kita berbicara sebentar hanya berdua saja?" Samjokgu menatap wajah Bai Lu hingga membuat pendekar wanita itu menatap ke arah teman-temannya meminta persetujuan mereka.Teman-temannya menganggukkan kepala mereka pelan. Karena sudah diizinkan, mereka semua meninggalkan Samjokgu dan juga Bai Lu hanya berdua saja di dalam rumah."Ada apa?" Bai Lu kembali menatap wajah Samjokgu yang terlihat serius."Apa rencanamu selanjutnya, Saudara Yuram" tanyanya kembali."Apa maksud perkataanmu?" Bai Lu sama sekali tak mengerti.Samjokgu mengambil sesuatu dari dalam rak buku. Begitu mengeluarkan sebuah buku, ia membukanya, kemudian mengambil 2 buah cincin berwarna merah yang berada di dalam buku tersebut dan memberikannya kepada Bai Lu."Cincin darah bulan sabit telah selesai aku buatkan sesuai permintaanmu. Kini, aku akan memberikannya padamu.""Cincin darah bulan sabit?"Samjokgu menganggukkan kepalanya. "300 tahun yang lalu, kau memintaku untuk membuat 2 buah cincin yang terbuat dari 100
Jochen menghajar para bandit dan kawanannya itu dengan serangan cepatnya. Sekali dua langkah, setiap kali ia menggunakan cambuk 3 naga api miliknya, lawannya akan merasa rasa sakit seperti terbakar oleh api.Para bandit itu berusaha untuk melawan Jochen dengan berusaha menghindari cambukan mematikannya itu. Namun, usahanya selalu saja gagal karena Jochen semakin mempercepat langkahnya dan menggunakan kecepatannya itu untuk terus menyerang, agar mereka kelelahan sebagai strateginya."Serangannya akurat. Kecepatannya seperti kecepatan 5 kali lipat dari terjangan singa saat ia berlari. Kekuatannya memang sangat luar biasa."Seseorang dari lantai atas tampak sedang memperhatikan Jochen yang sedang bertempur dengan para bandit. Saat memasuki rumah makan, Jochen memang menjadi pusat perhatian orang-orang. Niatnya memang tidak menganggu, tapi ketika para bandit itu berusaha untuk merampok rumah makan ini, ia langsung berdiri dan mengambil cambuknya untuk menyerang mereka."Apa benar dia dari
"Ryujin dari Kalajengking Naga Emas?" tanya Jinhwan kembali untuk memastikan.Jochen menganggukkan kepalanya seraya menatap wajah Jinhwan yang sepertinya sangat terkejut mendengarnya."Kenapa, Wan~ah? Apa ada masalah?""Kita memiliki musuh yang sama, Sunbae." Jinhwan menatap wajah seniornya dengan tatapan yang berani dan juga tegas.Jochen mengernyitkan keningnya bingung. "Apa maksudmu dengan mengatakan kita memiliki musuh yang sama?"Jinhwan menghela napas pendek. "Sejak awal, aku memang memiliki dendam pribadi dengan Kalajengking Naga Emas, Sunbae. Mereka telah membunuh keluargaku sejak aku masih kecil. Maka dari itu, aku menimba ilmu di perguruan Seokyundong untuk mengasah kemampuanku, agar bisa membalaskan dendamku."Jinhwan mulai menceritakan bagaimana bisa keluarga besarnya dibunuh oleh kelompok Kalajengking Naga Emas. Ia mengatakan, keluarganya adalah keturunan bangsawan dan sangat terpandang di Hanyang. Namun, suatu ketika keluarga mereka difitnah oleh seseorang dengan menyeba
Kisah batu Giok Tembaga berlambang segitiga terbalik itu begitu mencengangkan Jinhwan saat mendengarnya. Banyak kisah di balik dari batu Giok tersebut yang menjadi perisai setiap orang yang memilikinya.Batu Giok tersebut juga memang sangat ampuh karena pada dasarnya Giok tersebut merupakan sebuah senjata terhebat milik Dewa Matahari yang terbagi menjadi 5 bagian.Guru Okuda yang merupakan salah satu avatar Dewa Langit memang sangat dihormati oleh manusia dan para Dewa di Langit. Maka dari itu, Dewa Matahari menganugerahkannya kelima bagian batu Giok itu semuanya kepadanya."Lalu, kenapa batu Giok itu akhirnya jatuh kepadaku, Sunbae?"Jinhwan kembali menatap wajah seniornya dengan rasa penasarannya yang sangat tinggi. Ia masih bingung, kenapa ia bisa memiliki batu Giok tersebut."Saat aku bangkit dari kematian di hari ke 11, guru Okuda memberikanku sisa batu Giok miliknya. Dia mempercayakan Giok tersebut kepadaku karena aku adalah murid kesayangannya, dan memberitahukan juga kepadaku
"Kenapa? Kau mengenalku?" Kangcul memandangi wajah Jochen yang tengah memandanginya juga."Siapa yang tak mengenal Kangchul dari Partai Seribu Pengemis? Kau sangat terkenal sampai seluruh orang yang berada di negeri Joseon ini pun mengenalmu."Kangchul tertawa lepas hingga membuat orang-orang yang berada disekitarnya berbisik-bisik kecil dan memandangi mereka bertiga dengan rasa penasaran yang tinggi."Sepertinya kita menjadi bahan tontonan orang-orang. Apakah bisa kita berbicara di luar saja agar bisa lebih tenang?"Jochen dan Jinhwan melirik ke arah sekitar mereka. Memang benar, banyak orang-orang yang memandangi mereka bertiga dengan tatapan mata yang tajam dan juga rasa penasaran yang tinggi. Sepertinya, mereka memang mengenal Kangchul. Karena bagaimana pun Kangchul dan Partai Seribu Pengemis sering kali membantu rakyat miskin di Joseon, maka dari itulah ia bisa terkenal."Baiklah, kita berbicara di luar saja."Setelah membayar semua pesanannya kepada pelayan, Jochen langsung meng