Mata indah itu membuat Nayra terpesona, tapi apalah daya Nayra sudah memiliki calon suami itu berarti dia tidak boleh bermain dengan pria lain.
Nayra sangat gugup dan hanya tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Hingga Grissham kembali angkat bicara, "Tidakkah kau ingin memperkenalkan diri?" tanya Grissham lirih dengan wajah tersenyum penuh arti.
Nayra dengan cepat berdiri dan menunduk, "Namaku Nayra Quinza, kalian bisa memanggilku Nayra," ucap Nayra dengan senyum manis.
Kwang-sun berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan, "Kwang-sun! Anda bisa memanggil saya Kwang-sun, Nona Nayra," ucap Kwang-sun tersenyum.
Nayra mengulurkan tangan untuk membalas jabatan tangan Kwang-sun. Tangan itu terasa sangat lembut, jari-jarinya bahkan mengalahkan jari-jari Nayra. Nayra jadi merasa kalau pria tampan yang ada di hadapannya benar-benar sempurna untuk dijadikan pasangan.
"Senang bisa mengenal anda, Tuan!" jawab Nayra beberapa saat karna rasa gugup sekaligus senang yang menyertainya.
Yah, Nayra tidak bisa menyangkal fakta bahwa dirinya benar tergila-gila kepada Kwang-sun sosok pria tampan bak pangeran berkuda yang ada di hadapannya. Hingga Grissham menyadarkan lamunan Nayra.
"Tentu kau sudah tahu siapa aku bukan? Aku adalah Grissham Aldrick pemilik dari perusahaan Diamond Property Group yang dikenal seluruh dunia. Pria yang ada di hadapanmu adalah putra pertamaku yang bernama Kwang-sun dengan usianya yang masih muda namun berprestasi tinggi dan membuatku bangga. Wanita cantik yang ada di dekatku sekarang ini adalah istriku, namanya Kyung-Mi dari namanya saja sudah mengartikan kehormatan dan kecantikan sangat cocok dengan dirinya yang sekarang. Aku memiliki 3 putra dan 1 putri, 1 putra dan putriku bersekolah di luar negeri dengan tujuan meneruskan bakat dariku menjadi seorang pengusaha hebat!" jelas Grissham panjang lebar.
'Kok aku merasa dia menceritakan tentang keluarganya, kekanakan sekali!' ucap Nayra dalam hati.
Yah, penjelasan Grissham membuat Nayra mengantuk karna dari tadi Grissham hanya bercerita tentang keluarganya.
'Apa aku sudah bisa duduk? Orang tua ini membuatku berdiri terus dari tadi, aku merasa tidak sopan kalau dia berbicara sedangkan aku memotong pembicaraannya jika duduk jadi aku memilih berdiri!' ucap Nayra kesal dalam hati.
Kwang-sun menyadari kekesalan Nayra dan langsung angkat bicara, "Nona Nayra, silahkan anda duduk!" ucap Kwang-sun lirih dengan senyum manis di wajahnya.
'Ternyata dia sudah duduk dari tadi, sedangkan aku malah terlihat bodoh di hadapan semua orang karna berdiri dari tadi!' batin Nayra dengan cepat duduk.
Hingga suara lembut nan anggun membuat Nayra beralih menoleh ke asal suara itu.
"Jadi, nama kamu adalah Nayra. Tuan Adam pasti sangat bersyukur memiliki putri sepertimu!" ucap Kyung-Mi tersenyum penuh arti.
"Anda benar Nyona Grissham, Nayra adalah putri keduaku dia penurut. Tidak seperti kakaknya yang ada di luar negeri dan putri ketigaku yang susah diatur!" jawab Adam penuh dengan sandiwara.
'Heh, lihat betapa lancarnya sandiwara muka tebal si tua ini. Berbicara buruk tentang anak pertamanya yang katanya tidak penurut padahal kak Gladys itu baik. Malah dia menukarkan posisiku dengan Cleo menjadi anak kedua padahal aku adalah putri yang paling muda. Enak aja si Cleo itu meninggikan leher dipandang muda oleh semua orang sedangkan aku akan menjadi kakaknya. Keluarga Axton memang keluarga drama! Aku harus bersabar sampai aku bisa memutuskan hubungan dengan keluarga yang tidak sehat ini!' batin Nayra.
"Nayra, kamu tahu sendiri'kan kalau aku memilihmu untuk menjadi istri dari putra keduaku yang bernama Rainhard. Aku harap kamu bisa menjadi istri yang baik dan penurut. Rainku telah berubah semenjak ibunya meninggal dan itu membuatku menyesal seumur hidup!" ucap Grissham dengan nada rendah.
"Sayang, berhenti menyalahkan dirimu atas kematian wanita itu! Kecelakaan itu bukanlah salahmu," ucap Kyung-Mi menenangkan Grissham.
'Jadi, nama calon suamiku adalah Rainhard,' batin Nayra.
Suasana mendadak hening dan hanya diisi dengan kesedihan Grissham.
Hingga seseorang datang membawa hawa dingin yang membuat suasana semakin mencekam.
Seorang pria berjas hitam berjalan menghampiri mereka, mata Nayra bahkan tidak bisa beralih akibat rasa penasaran yang mendorongnya. Dia penasaran dengan pria berjas itu, melihat ekspresi semua orang yang nendadak diam tidak berani bicara membuat Nayra membatin, 'Sespesial itukah pria ini sehingga semua orang takut padanya?' tanya Nayra dalam hati.
"Kaulah yang seharusnya menjadi orang bersalah atas kematian ibuku!" sapa Rainhard dengan hawa yang super dingin.
Nayra dikejutkan kehadiran seorang pria bertopeng dengan hawa yang super dingin menatap lurus kedepan seolah akan memangsa mangsanya.
'Warna rambutnya hitam seperti langit malam, matanya gelap berwarna ungu seperti batu ametis, topeng yang menutupi setengah wajah dilengkapi dengan tatapan tajam bersiap untuk mengintimidasi. Tanpa bertanya, aku bisa tahu bahwa yang berdiri di hadapanku sekarang adalah Rainhard Aldrick' batin Nayra terdiam.
"Rain, kamu sudah datang." Grissham berdiri dari duduknya dan langsung menyapa putra keduanya.
"Aku butuh penjelasan!" ucap Rainhard dengan nada dingin dan wajah yang tanpa ekspresi.
"Hhm, itu ... bisakah kita membahasnya nanti? Kita sekarang kedatangan tamu!" jawab Grissham tersenyum canggung.
'Si tua bangka ini malah menguji kesabaranku! Aku sudah cukup bersabar mendatanginya hanya karna meminta penjelasan ternyata dia memanfaatkan waktuku yang berharga!' batin Rainhard kesal.
"Rain, duduklah!" pinta Kwang-sun tersenyum ramah.
"Aku tidak sudi duduk berdekatan dengan orang asing sepertimu!" ucap Rainhard spontan.
Mendengar kerkataan Rainhard kepada kakaknya membuat Kyung-Mi angkat bicara, "Rain terkasih, kita sedang kedatangan tamu jadi bisakah kamu tidak memperlakukan kami seperti hari-hari biasa?" ucap Kyung-Mi tersenyum paksa karna sangat malu dengan perlakuan Rainhard.
'Dasar anak buruk rupa! Beraninya dia mempermalukan putraku di depan tamu!' batin Kyung-Mi kesal.
"Heh, apa peduliku kepada tamu kalian?" tanya Rainhard tersenyum sinis kemudian melirik ke arah Nayra.
Nayra yang dari tadi melihat ke arah Rainhard hanya bisa terkejut saat Rainhard memandanginya dengan mata tajam. Dengan cepat Nayra membuang muka karna dia tidak ingin mencari masalah dengan pria bertopeng yang akan menjadi suaminya itu.
'Oh God, apa ini? Aku ... tatapan matanya sangat menyeramkan. Aku tidak percaya kalau pria itu adalah calon suamiku. Apa aku akan mendapat masalah besar karna telah berurusan dengannya?' batin Nayra khawatir.
'Tidak. Nay, kau ke sini karna memiliki tujuan. Buat apa takut kepada pria bertopeng itu, lagi pula dia tidak akan memakan orang. Dia bukan kanibal, dia manusia sepertimu!' batin Nayra meyakinkan diri agar tidak takut kepada Rainhard.
Nayra memaksakan diri untuk kembali melihat ke arah Rainhard yang dari tadi masih menatapnya. Meski sesungguhnya Nayra takut tapi ia rela memaksakan diri demi mencapai keinginanya untuk menjadi menantu di keluarga Grissham.
'Membuang muka saat melihatku menatapnya dan malah menatapku kembali. Dia mencoba bermain tarik ulur denganku!' batin Rainhard dengan wajah tersenyum penuh arti kepada Nayra.
BERSAMBUNG ....
hai dear, makasih dong telah membaca novel ini. Dukung terus yah dan jangan lupa masukin rak.
See you in the next chapter. Bye ....
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p