Beranda / Romansa / Pengantin Miskin Milik CEO Dingin / Chapter 3 | Perhatian Kennard

Share

Chapter 3 | Perhatian Kennard

Penulis: MJeona
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-09 09:57:50

Pelataran restoran itu menjadi saksi bisu, bagaimana ketegangan antara dua pria beda usia yang berkekuatan besar di industri fashion Prancis tersebut meletup dalam sunyi malam Distrik ke-7 Kota Paris. Aaron Lin berdiri mematung, rahangnya mengeras, dan matanya membara. Napasnya kian memburu ketika Joana—dalam balutan gaun pengantin yang kotor dan lusuh—berdiri di sisi Kennard.

“Jadi, ini keputusanmu?” Aaron bertanya dengan suara parau yang tertahan amarah.

Kennard mendongak tenang. “Ya, saya akan menikahi Joana malam ini, di Menara Eiffel.”

“Kamu sudah dijodohkan dengan putri saya, Ken. Apa kamu benar-benar akan membuang segalanya hanya karena wanita yang bahkan … tidak memakai sepatu?” ejek Aaron dengan tajam, melirik Joana dari atas ke bawah.

Joana menunduk, meremas sisi gaunnya. High heels-nya tertinggal kala buru-buru menaiki mobil Kennard tadi.

“Bukan dia yang tidak memakai sepatu, tapi saya yang lupa menyuruh Edmund mengambilkannya,” bela Kennard dingin. Ia menunduk sejenak, lalu berbalik menghadap Joana. “Kita pergi sekarang.”

“Tuan, aku bisa jalan sendiri—.”

Namun, sebelum protesnya selesai, Kennard telah mengangkat tubuh Joana dalam gendongan ala pengantin. Gadis itu sontak menahan napas dan menggenggam jas hitam lelaki itu dengan erat.

Edmund bergegas membuka jalan, dan dengan mantap Kennard membawa langkahnya melewati Aaron yang tengah mengepalkan tangannya kuat-kuat.

“Jika kamu tetap bersikeras, saya akan mengakhiri kerja sama kita, Ken!” ancam Aaron kemudian.

Kennard hanya berkata datar tanpa menoleh, “Lakukan saja. Saya tidak menjual masa depan saya demi kontrak. Saya memilih Joana, bukan Alexa. Permisi!”

Aaron kembali mematung, tersisih dalam gemuruh langkah mereka yang menjauh. Kepalan tangannya semakin kuat kala melihat siluet putra mendiang sahabat lamanya itu menghancurkan masa depan bisnis yang telah ia rancang selama bertahun-tahun.

Dasar keras kepala!

***

Pont des Arts terbentang indah di atas Sungai Seine, dengan lampu-lampu temaram dan deretan gembok cinta yang berkilau, seperti permata dalam malam. Paris menyambut langkah Kennard yang mantap dengan Joana di gendongannya. Embusan angin malam membuat helaian rambut Joana menari lembut, sementara pipinya semakin memanas karena malu.

“Turunkan aku, Tuan,” bisik Joana canggung. “Semua orang melihat ki—.”

“Biar saja. Mereka hanya tahu kalau kita pasangan pengantin sekarang,” potong Kennard tanpa menghentikan langkah.

"Apa kita benar-benar akan menikah malam ini?" Joana memastikan sekali lagi di tengah rasa frustrasinya.

"Ya. Hanya pernikahan kontrak. Anggap saja sebagai kompensasi karena saya sudah menolongmu tadi." Lelaki pemilik tatapan datar itu menyahut tanpa menatapnya.

Jawaban itu cukup untuk membuat Joana bungkam dengan pergolakan batin yang tak kunjung berhenti. Berhasil lepas dari si mesum Roland dan berakhir dalam pernikahan kontrak dengan lelaki dingin ini. Semesta benar-benar mempermainkan takdirnya, bukan?

Di belakang mereka, Edmund mengikuti dengan mengulum senyum. Sang asisten pribadi menatap punggung tuan mudanya yang biasanya dingin dan tak tersentuh, kini tampak nyata seperti pria pada umumnya—melindungi, memeluk, memilih seorang wanita, dan itu adalah Joana.

“Selama ini saya pikir Anda tidak akan pernah menikah, Tuan muda,” gumam Edmund pelan pada dirinya sendiri.

Joana akhirnya diturunkan perlahan di pelataran kaki Menara Eiffel yang malam itu dikhususkan secara privat. Beberapa staf kantor pencatatan sipil—yang secara kilat dikoordinasi Edmund—sudah menunggu di lantai dua, tempat pernikahan singkat dan sederhana itu akan digelar.

Mereka naik dengan elevator yang berdenting lembut. Joana berdiri di sisi Kennard, menatap ke kaca bening lift yang memperlihatkan panorama Paris malam dari ketinggian. Matanya berkaca-kaca. Demi apa, ini sebenarnya adalah impian Joana yang ingin menikah di Menara Eiffel, dan Kennard telah mewujudkannya meski tanpa disengaja.

Sesampainya di lantai dua, upacara sederhana dimulai. Tidak ada bunga-bunga megah, tidak ada kerumunan tamu, hanya panorama Paris, embusan angin malam, dan dua hati yang terikat dalam kontrak.

Pencatat sipil berdiri di hadapan mereka, disertai pemuka agama yang sudah diatur oleh Edmund sesuai titah diam-diam Kennard sejak di perjalanan, lengkap dengan pakaian seremonial. Dengan bahasa Prancis yang anggun dan diikuti terjemahan bahasa Inggris, sang pemuka agama pun memulai pemberkatan.

“Apakah Anda, Tuan Kennard Reagan Darriston, bersedia menerima Joana Leshia Valery sebagai istri sah Anda, dalam keadaan suka dan duka, sehat maupun sakit, hingga waktu memisahkan?”

Kennard menatap lekat mata Hazel Joana untuk pertama kalinya. “Saya bersedia.”

Ketika giliran Joana ditanya, suaranya sempat bergetar dengan tatapan terkunci pada manik biru Kennard. “Saya bersedia.”

Beberapa saksi menahan senyum haru. Edmund mengusap sudut matanya yang basah diam-diam. Ia tahu, selama ini Kennard tidak pernah tertarik pada wanita mana pun, bahkan saat pesta ulang tahun perusahaan dipenuhi selebriti cantik, tak satu pun menarik perhatian tuan mudanya. Akan tetapi, malam ini semuanya berbeda.

“Dengan ini, saya nyatakan kalian resmi sebagai suami dan istri.”

Seketika, jantung Joana berdebar kencang, seakan-akan hampir menggelinding jatuh dari tempatnya.

Tanpa ragu, Kennard mendekat, meraih tengkuk Joana, dan mencium bibirnya. Tidak ada aba-aba, tak ada keraguan, hanya pagutan lembut dan pasti. Joana membelalak. Jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat. Ia ingin mundur, tetapi tubuhnya justru membeku.

Ciuman itu tidak bertahan lama, tetapi cukup mampu membuat Joana terdiam beberapa detik setelahnya. Kennard malah tersenyum miring lantas mencondongkan wajahnya ke telinga Joana, lalu berbisik dengan nada rendah dan seduktif, “Kenapa kaget? Bukannya tadi kamu yang mengambil first kiss saya? Kita impas sekarang.”

Joana menatap wajah pria itu dengan bibir yang bergetar pelan.

Kennard melanjutkan, suaranya lebih dingin. “Setelah ini, jadilah istri penurut dan jangan pernah melibatkan hati. Ini hanya pernikahan kontrak.”

Joana menunduk. Rasa di dadanya menyatu antara sesak, malu, dan bingung. Apakah ia baru saja menikah ... atau baru saja menjual hatinya? Karena malam ini, Paris menambahkan satu lagi kisah cinta palsu dalam sejarahnya, yang entah akan berakhir bagaimana.

“Edmund, siapkan mobil. Saya dan Joana akan check-in hotel setelah ini. Kita kembali ke La Défense besok pagi saja.”

To be continued ….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (52)
goodnovel comment avatar
Lova Lovia
bahkan ini adalah pernikahan impian kamu loh Jo. menikah di menara Eiffel. benar-benar the real Cinderella kamu malam ini Jo.
goodnovel comment avatar
Lova Lovia
the power of money. semua sat set wat wet anti ribet bahkan staff kantor catatan sipil pun udah ready hahaha. sebuah pernikahan kontrak yang saling menguntungkan Jo. kamu bisa terhindar dari pernikahan paksa yang udah dirancang ibu kmu dan Ken juga terhindar dr perjodohan dg Alexa.
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
sat set banget kenn,,,, trus itu gimana kontrak nya g boleh pakai hati tapi boleh main fisik apa gimana, eh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 96 | Ikatan Darah dan Dendam

    “Kamu pikir saya akan berhenti hanya karena ancamanmu, Daniella?” bentak Kennard lantang, matanya menyala penuh kebencian. Suara beratnya pecah di ruangan itu, menggema bagaikan petir yang menghantam dinding marmer mewah mansion Darriston. Tangannya masih mencekal leher Arley dengan wajah semakin memerah menahan amarah yang menggelegak. Daniella malah tidak gentar sedikit pun. Ia berdiri tegak dengan senyum miring penuh kesombongan. “Apa kamu benar-benar tega membunuh lelaki yang bahkan masih punya hubungan darah denganmu, Ken? Lelaki yang sebenarnya adalah … paman kandungmu sendiri!” Hening. Mata Kennard terbelalak lebar kali ini. Yang lain pun saling melempar pandang. Ruangan megah itu mendadak membeku. Semua orang yang berada di sana tersentak kaget, seolah-olah waktu berhenti seketika. Ivana melirik Aaron, tetapi tak didapatkan jawaban memuaskan. Joana sendiri menegang, tubuhnya bergetar, dan bulir air mata tanpa sadar jatuh membasahi pipinya. “Kasihan, Ken. Masalah ini

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 95 | Pengkhianatan Kejam

    Tidak ada yang menduga bahwa suara tembakan yang baru saja menggetarkan ruangan tengah megah dan luas itu ternyata bukan berasal dari pihak musuh, melainkan dari Vernon Moreau. Lelaki tegap berjas hitam itu berdiri di bibir pintu utama mansion empat lantai Darriston, dengan pistol masih teracung ke langit-langit. Wajahnya dingin, tetapi sorot matanya penuh amarah. Di sisinya berdiri Agnesia, yang terlihat pucat, tetapi berusaha tegar. Beberapa langkah di belakang, tampak Ryuzaki bersama Leah, dan di antara mereka, Joana ikut masuk, tubuh rampingnya yang sedang berbadan dua gemetar menyaksikan situasi kacau balau di hadapannya.“Cukup!” suara Vernon menggelegar, menguasai ruangan. “Tidak seorang pun bergerak sampai semua kebenaran diungkapkan di sini!”Semua atensi berpusat kepadanya. Aaron langsung melangkah cepat, meraih Joana ke dalam pelukannya, melindungi putri kandungnya itu. “Joana!” serunya dengan suara tercekat. Ivana ikut memeluk, matanya basah karena haru bercampur panik.J

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 94 | Rahasia Vioneta

    Sore itu, suasana di dalam mansion Darriston dipenuhi ketegangan. Meskipun lampu kristal di langit-langit utama masih menyala terang, tetapi hawa di dalam ruangan itu begitu berat, seolah-olah udara enggan bergerak bebas.Kennard Reagan Darriston berdiri tegak di tengah ruang tamu megah itu. Tatapannya dingin, penuh wibawa, seperti seorang hakim yang hendak memulai sidang. Di hadapannya, Daniella Victory masih berdiri dengan tubuh sedikit gemetar meskipun ia berusaha keras menyamarkan ketakutannya dengan senyum palsu itu. Aura putra sambungnya terlalu menusuk hingga membuatnya nyaris tak bisa menguasai keadaan.Di sofa panjang berlapis kain beludru cokelat, Vioneta duduk dengan tenang. Sorot matanya tajam, wajahnya sedikit pucat, tetapi jelas memancarkan keteguhan hati. Ia tidak lagi tampak seperti wanita lusuh yang siang tadi ditemukan di jalanan. Kali ini, ia tampak berbeda, seakan-akan membawa kebenaran besar yang sudah lama dikubur waktu.Aaron Lin dan Ivana berdiri tak jauh dari

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 93 | Patah Hati

    Sore itu, langit Paris tampak berwarna kelabu. Dari balik kaca rumah sakit, Daniella Victory menatap kosong ke luar jendela ruang IGD. Pelipisnya masih berbalut perban putih, sesekali terasa nyeri akibat lemparan batu yang tadi siang menghantam kepalanya.Namun, bukan luka fisik yang membuatnya gelisah, melainkan kabar yang baru saja masuk melalui telepon rahasia dari anak buahnya."Madame, kami gagal. Vioneta sudah dibawa kabur oleh seseorang. Kami tidak bisa mencegahnya."Daniella menghela napas panjang, matanya memerah. Bibirnya bergerak pelan, mengeluarkan makian tertahan.“Bodoh! Kalian memang tidak berguna!”Ia cepat-cepat menutup panggilan, melirik sekeliling. Ada dua perawat yang sedang sibuk mencatat di meja jaga. Daniella langsung menegakkan tubuhnya, merapikan gaun krem elegannya, dan pura-pura tenang. Namun, di dalam dadanya, badai amarah bergemuruh.Setelah perbannya diperiksa sebentar, Daniella menandatangani formulir pulang. Ia menolak tawaran perawat untuk menunggu sop

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 92 | Vioneta versus Daniella

    Daniella menunduk cepat, berusaha meraih belanjaannya yang jatuh. Namun, tubuhnya gemetar ketika melihat sorot mata lusuh yang menatapnya tajam penuh dendam. "Vi-Vioneta …?" Bibir Daniella sukses bergetar, seakan-akan melihat hantu dari masa lalu.Seketika ia berbalik hendak lari ke mobil mewahnya yang terparkir tak jauh. Tumit stiletto-nya berdetak panik di trotoar. Akan tetapi, suara serak penuh dendam itu mengejarnya.“Nyonya Daniella! Wanita biadab! Kamu tidak bisa kabur dariku!”Suara itu membuat beberapa orang menoleh. Daniella berlari semakin cepat, membuka pintu mobilnya dengan panik. Ia berhasil duduk di kursi pengemudi, dan langsung melajukan kendaraan mewahnya itu. Akan tetapi, sebelum ia mengemudi terlalu jauh, sebuah batu besar yang dilempar Vioneta dengan segenap tenaga, segera menghantam kaca samping mobil. Kaca itu pun pecah berserakan. Batu itu melesat tepat menghantam pelipis Daniella. Darah segar langsung merembes, membuat wajah cantik tak dimakan usia karena selal

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 91 | Sosok di Masa Lalu

    Suasana rumah sakit dekat Grand Palais siang itu terasa berbeda dari biasanya. Udara dingin dari mesin pendingin bercampur dengan aroma disinfektan membuat setiap orang yang melangkah di lorongnya seolah-olah membawa beban rahasia. Di salah satu ruangan laboratorium yang terkunci rapat, tiga orang berdiri di depan sebuah meja kerja.Aaron, dengan jas hitam rapi dan sorot mata penuh api, duduk di kursi utama. Di kursi sampingnya ada Ivana, dengan gaun pastel elegan sebetis, dan menggenggam tas branded kecilnya erat-erat. Jacob berdiri sedikit ke belakang, tubuhnya tegap, wajahnya menegang. Tak beda jauh dengan tuan besarnya.Dua buah amplop putih sudah diletakkan di atas meja oleh perawat penjaga laboratorium. Logo rumah sakit tercetak di sudut kiri atasnya.Aaron menatap Ivana sejenak. “Kamu siap, Sayang?”Ivana mengangguk meski tangannya bergetar. “Rasanya saya sudah menunggu terlalu lama untuk kebenaran ini, Sayang,” balasnya. “Oke, mari kita lihat hasilnya,” timpal Aaron kemudian.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status