Home / Romansa / Pengantin Untuk Tuan Lumpuh / 26. BELUM BISA MENGIKHLASKAN

Share

26. BELUM BISA MENGIKHLASKAN

Author: Purple Rain
last update Last Updated: 2025-11-27 16:59:29

Evelyn menatap refleksi wajahnya di kaca jendela taksi. Air mata yang sempat mengembun di pelupuk matanya kini sudah ia seka dengan punggung tangan. Ia harus fokus.

“Maafkan mama, Arka. Mama belum bisa menjadi seorang mama yang baik buatmu. Buktinya mama memilih pergi…” ia mengusap wajahnya yang terasa pekat.

Laptopnya menyala, memancarkan cahaya biru redup. Tiba-tiba ia merasa mual, mungkin karena beberapa hari ini energinya terkuras cukup besar.

“Bukannya pernikahan ini sudah impas, aku pun sudah memberikan keperawananku padanya?” gumam Evelyn terdengar begitu tertekan.

Pertengkaran hebat pagi itu membawanya ke ambang batas kebingungan. Ia yang merasa sendiri pun putus asa, tidak ada yang membela atau memeluknya. Dan akhirnya Evelyn mengambil keputusan untuk pergi.

"Kita sudah sampai, Nona," ujar sopir taksi, memutus konsentrasinya.

“Oh iya, Pak.” Evelyn tersadar dari lamunannya, melihat kondisi luar jendela taksi yang tampak buram.

Evelyn membayar taksi dan melangkah keluar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    42. I LOVE YOU

    ​Samudra dan Evelyn tiba di ruang makan yang terasa megah dan agak sepi, karena Arka menginap beberapa hari di rumah neneknya Celine.“Selamat pagi Nyonya Evelyn, Anda terlihat sangat cantik pagi ini.”Martha sudah menyiapkan teh hangat, roti panggang, dan beberapa hidangan sarapan lain di meja panjang.“Pagi Martha,” balas Evelyn dengan senyum manisnya, ia berjalan perlahan menuju meja makan. “Udah deh, stop membualnya. Bukankah aku terlihat seperti ikan buntal sekarang ini?” Martha tersenyum simpul, kemudian tertawa kecil. “Nyonya… Anda memang cantik. Kehamilan Anda semakin membuat aura kecantikan itu berlipat-lipat. Benar ‘kan, Tuan Sam?” pujinya.“Betul sekali,” timpal Samudra.“Ya, ya, ya…” Evelyn tidak bisa membantah, “Percuma aku berdebat denganmu, Martha.” ​Tak lama setelah mereka duduk, Dirga muncul. Wajahnya berusaha terlihat santai, tetapi sorot matanya yang tidak fokus mengkhianati kegelisahan di dalam dirinya. Di belakangnya, Cassie berjalan, tampak jauh lebih cerah dan

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    41. I'M OKEY

    ​Samudra adalah yang pertama terbangun, merasakan cahaya pagi menyelinap melalui celah tirai. Ia tersenyum tipis ketika melihat Evelyn yang masih terlelap, wajahnya damai dan lelah—sebuah kelelahan yang memuaskan. Lengannya masih melingkari Evelyn, perutnya yang membuncit bersandar nyaman di sisi tubuh Samudra.​Ia perlahan menarik diri, berusaha sehati-hati mungkin agar tidak membangunkan wanita itu. Setelah membersihkan diri, Samudra berdiri di depan jendela, meregangkan bahunya yang terasa sedikit kaku. Kepuasan semalam masih terasa, menegaskan kembali sesuatu yang penting, bukan hanya bagi dirinya, tetapi bagi pernikahan mereka.​Tak lama, Evelyn menggeliat dan membuka mata. Aroma kopi yang samar-samar dan cahaya yang lembut memenuhi ruangan.​"Pagi, Sayang," sapa Samudra, suaranya hangat.​Evelyn mencoba duduk, sedikit meringis karena tubuhnya terasa pegal, namun cepat-cepat ditutupinya. Ia merasakan kulitnya yang masih sensitif dan memerah di beberapa tempat, sebuah bukti nyata

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    40. HAVE FUN TONIGHT

    Explicit!Rate: 21+Harap bijak dalam memilih bacaan.🍁🍁🍁​Samudra merasakan getaran halus dalam tubuh Evelyn saat wanita itu mengucapkan "Aku sudah memilihmu." Itu bukan hanya kata-kata—itu adalah sebuah deklarasi yang menyakitkan, sebuah penarikan garis tegas antara masa lalu yang dirindukan dan masa depan yang dipilih. Itu adalah tanda bahwa ia akhirnya membiarkan Dirga pergi.“Bagaimana kalau kita bersenang-senang di sini? Biarkan mereka pesta di bawah tanpa kita,”Evelyn tersenyum manis, “Bilang aja kalau Mas mau dienakin,” canda Evelyn sambil menyentil ujung hidung Samudra.“Mas yang akan enakin kamu. Gimana, hem… masih bisa terjaga, satu atau dua jam ke depan?” bisiknya menggoda.“Ah! Masss… nakal, ih!” gigitan kecil di bagian telinganya membuat Evelyn memekik kecil.​Kelembutan yang diberikan Samudra hanyalah pendahuluan. Saat ia memeluk Evelyn dari belakang, tangannya yang besar dan hangat menangkup perut Evelyn yang membuncit, ia tidak hanya memberikan kenyamanan; ia mene

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    39. AKU TELAH MEMILIHMU

    ​Koridor panjang itu diselimuti kehangatan temaram dari lampu dinding bergaya klasik, jauh berbeda dengan kilau kristal yang membutakan di ruang pesta. Bagi Evelyn, koridor ini terasa seperti batas antara dua dunia: dunia gemerlap yang menuntut senyuman palsu dan dunia sunyi tempat ia bisa menjadi dirinya sendiri, seorang wanita hamil yang lelah dan berduka.​Martha berjalan mendampinginya, langkahnya pelan dan penuh perhatian.​"Nyonya muda, apakah Anda membutuhkan teh hangat? Atau mungkin saya siapkan kompres untuk kaki Anda?" bisik Martha, nadanya dipenuhi keibuan yang tulus. Kepala pelayan itu sudah lama melayani keluarga Bumiputera dan telah menyaksikan setiap babak dalam kehidupan anak kembar itu—termasuk kisah cinta rahasia yang berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan.​Evelyn menggeleng perlahan. "Terima kasih, Martha. Aku hanya ingin istirahat lebih cepat malam ini.”​Saat mereka mencapai tangga besar menuju kamar tidur, Evelyn berhenti sebentar. Ia menoleh ke belakang, k

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    38. KEPUTUSAN YANG TERLAMBAT

    Sorak sorai dan ucapan selamat membanjiri Dirga dan Queen Aurora. Lampu kristal di langit-langit seakan ikut berkilauan merayakan pengumuman bahagia tersebut.​Samudra tertawa lepas, menepuk bahu adiknya kembarnya dengan rasa bangga. "Dirga! Ini berita yang luar biasa! Selamat! Queen, selamat datang di keluarga besar Bumiputera! Kami harus segera merencanakan pesta besar-besaran untuk kalian!"​Queen tersenyum anggun, memeluk Samudra singkat, lalu beralih menyalami Tuan Bumiputera dan Nyonya Celine yang terlihat sangat gembira. “Selamat ya, Sayang. Kamu… sangat cantik.” Puji Celine pada calon menantunya.​Evelyn menatap adegan itu, merasa seolah ia sedang mengamati drama di panggung yang jauh. Tidak ada air mata, tidak ada tarikan napas kaget, hanya keheningan di tengah keramaian.​Ia mengarahkan matanya ke Dirga.​Dirga membalas tatapannya. Matanya yang tajam dan dewasa kini diselimuti oleh lapisan pelindung, tetapi Evelyn bisa melihat, di sudut terdalamnya, ada penyesalan yang tert

  • Pengantin Untuk Tuan Lumpuh    37. KEMBALI BERTEMU

    ​Di Braveheart, Evelyn terbangun dari tidur singkat. Ia merasa lebih kuat. Ia berjalan menuju jendela dan melihat keindahan taman yang terawat.​Terdengar ketukan di pintu.​"Masuk," katanya, suaranya mantap.​Pintu terbuka, dan Samudra masuk. Tatapannya dingin, namun ada keraguan yang tersembunyi di matanya.​"Hai," sapanya, nadanya terdengar canggung.​Evelyn berbalik, menatapnya lurus. Di hadapannya, ia melihat pria yang harus ia coba cintai. Pria yang akan menjadi ayah dari anaknya.​"Hai," jawab Evelyn. Ia berdiam di tempat, menyentuh perutnya yang masih rata.​Samudra terdiam. Ia hanya melihat perubahan dalam diri Evelyn yang begitu rapuh.​”Mas, aku—”“Aku tahu. Semua perempuan akan melakukan hal yang sama, jika ada di posisimu.”​Samudra melangkah mendekat, tangannya terangkat, menyentuh pergelangan tangan Evelyn dengan lembut.​"Mulai sekarang, aku akan menjagamu," bisik Samudra.🍁🍁🍁Delapan bulan kemudian di kediaman Bumiputera.​Waktu terasa berjalan dengan kecepatan gan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status