Home / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 3. Baby Sitter Baru

Share

Bab 3. Baby Sitter Baru

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2023-02-10 18:02:23

"Mulai minggu depan, kamu bekerja sebagai baby sitter Sean."

Mata Nadia membulat. Apa dia tidak salah dengar?

"Baby ... sitter?" ulangnya dengan pandangan kosong. "Saya diterima sebagai baby sitter?" tanyanya lagi.

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Nadia membuat Daniel menaikkan alis kanannya. "Kamu tidak bersedia?" tanyanya.

"S-saya bersedia, Pak!" balas Nadia setengah berseru.

Tak bisa dipungkiri, Nadia sangat senang. Tanpa sadar wanita itu berteriak kegirangan. Dia seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah, membuat Sean terkekeh dalam pelukan ayahnya.

"Papa dipanggil 'Bapak'! Kayak sudah tua!" ejek Sean.

Mendengar hal itu, Daniel melemparkan pandangan tajam kepada Nadia. "Panggil saya 'Tuan' kalau kamu mau bekerja di sini," titahnya.

Mata Nadia berbincar dan dia menganggukkan kepalanya cepat. "Terima kasih banyak, Tuan! Saya akan bekerja dengan baik, sungguh!"

Daniel hanya melirik gadis itu sekilas, lalu mendengus dan mengalihkan wajahnya kembali ke depan, tidak membalas ucapan Nadia. Pria itu berlalu pergi begitu saja sambil membawa anaknya.

Melihat Nadia melambaikan tangan ke arahnya, Sean juga membalas gadis tersebut dengan semangat. Senyuman di wajahnya merekah dan terlihat sangat cerah.

Hanya ketika pintu rumahnya tertutup dan dirinya tak bisa lagi melihat Nadia, barulah Sean terdiam sembari memeluk erat ayahnya. Hal tersebut membuat Daniel melirik sang anak yang menampakkan wajah bahagia.

"Kamu senang sekarang?" tanya Daniel.

Sean terkekeh pelan, sepenuhnya melupakan kejadian mengerikan yang hampir menimpanya. "Uhm! Papa memang yang paling baik!"

Melihat senyuman Sean, pandangan Daniel berubah sendu selama sesaat. Bagaimanapun, anaknya hampir saja diculik. Akan tetapi, dengan cepat Sean melupakan hal tersebut. Hal itu bukanlah suatu hal yang aneh mengingat hal seperti ini sering kali terjadi, bahkan setelah pengamanan kediaman telah diperketat.

Namun, kejadian ini mengajari Daniel satu hal ....

"Menempatkan seorang bodyguard yang di sisi Sean adalah pilihan yang baik,' batin Daniel sebelum kemudian dirinya teringat akan sosok Nadia. ‘Kalaupun gadis itu belum kompeten jadi pengasuh, tapi sepertinya dia cocok jadi bodyguard untuk Sean.’

**

"Sudah hafal semua yang saya jelaskan?"

Pertanyaan itu membuat Nadia tersentak. Dia menganggukkan kepalanya. “Sudah, Kak!”

Hari ini, Nadia mulai bekerja di kediaman Daniel. Dia masih sulit percaya bisa diterima oleh pria tersebut.

Beberapa pasang mata melirik ke arah Nadia dan tersenyum ramah. Mereka adalah orang yang diperkenalkan kepala pelayan sebagai empat pelayan lain dengan tugas masing-masing.

"Bagus, tapi kamu perlu ingat satu hal, Tuan Daniel itu orang yang tegas. Kamu jangan mengganggu dan membantah beliau, apalagi menyinggungnya."

Nadia tidak terlalu terkejut mengenai itu. Lagi pula, dia sudah bertemu dengan Daniel dan melihat sikap pria itu secara langsung.

"Baik, saya paham."

Namun, ada hal lain yang membuat gadis itu bertanya-tanya. Akhirnya, dia memberanikan diri untuk membuka suara.

"Um, Kepala Pelayan ... saya boleh tanya?"

"Silakan."

"Apa Ibu Sean sudah meninggal?"

"Beliau masih hidup, hanya saja sudah bercerai."

Nadia menganggukkan kepalanya perlahan. 'Pantas saja, mungkin mereka bercerai karena sifat jutek pria itu,' batinnya. "Ah, tapi–"

Sebelum Nadia menyelesaikan kalimatnya, kepala pelayan menoleh dan menatapnya. "Nadia, ada hal yang tidak perlu kamu tanyakan kalau hal itu tidak berkaitan dengan pekerjaan."

Nadia seketika terdiam, merasa tidak enak hati. Benar, dia memang tak perlu banyak tanya. Saat ini dia hanya perlu fokus pada pekerjaannya saja.

Kepala pelayan menghela napas sejenak, dia kembali bicara. "Sudah menjelang siang, tugas pertamamu sekarang membangunkan Tuan Muda. Ayo, aku akan–"

"Kepala pelayan!" Seorang pelayan tergopoh-gopoh mendekati mereka berdua.

Kepala pelayan seketika menoleh dan pelayan itu berbisik sejenak. Mata sang kepala pelayan terlihat membulat sejenak, ada masalah penting yang harus diselesaikannya.

"Baik, aku akan segera ke sana." Setelah mengatakan itu, kepala pelayan menoleh lagi ke Nadia.

"Saya harus pergi, ada urusan mendadak yang perlu diselesaikan. Sekarang, kamu bisa pergi ke kamar Tuan Muda yang ada di samping tangga. Kamu bisa ke sana sendiri, kan?"

Nadia tersenyum dan berkata dengan yakin, “Bisa, Kak!”

Setelah kepala pelayan merasa yakin, dia langsung berlalu pergi meninggalkan Nadia sendiri.

Dengan arahan seadanya, Nadia segera naik ke lantai dua. Gadis itu tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun, dia berakhir dibuat bingung karena ada dua pintu yang dekat dengan tangga.

"Apa ini kamarnya?” Mengingat dirinya sudah mengikuti panduan kepala pelayan, Nadia pun bergumam, “Sepertinya iya.”

Perlahan wanita itu mulai mengulurkan tangan dan mengetuk pintu. Namun, sayangnya tak ada satu pun jawaban yang terdengar.

Nadia mengerutkan keringnya sejenak. "Hmm, Tuan Muda Sean pasti masih tidur." Dia pun mengambil keputusan. ‘Langsung masuk saja.’

Nadialantas membuka pintu. Namun bukannya melihat sosok bocah kecil yang lucu, mata gadis itu justru mengarah tepat pada dada bidang seorang pria yang kini tampak dihiasi dengan percikan air. Tubuh yang atletis, menggoda dan …

"Akhhhhh!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Agus Roma
kejutan buat nadia yang baru
goodnovel comment avatar
Maryati
lanjut,,,masih teka teki......
goodnovel comment avatar
Sri Guru
makin seru critanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status