Beranda / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 6. Pergi dari Sini!

Share

Bab 6. Pergi dari Sini!

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-16 17:42:14

"Apa yang kamu pikir kamu lakukan kepada orangku?!"

Pertanyaan Daniel membuat Monica tampak terkejut. Apa maksud pria itu dengan ‘orangku’?

Mengesampingkan hal tersebut, Monica sendiri tidak menyangka pria tersebut pulang lebih cepat dari biasanya. "Kamu sudah pulang?" Dia terlihat tidak peduli dengan apa yang telah dia lakukan pada Nadia.

Dengan tatapan mata tajam, Daniel menggeram, "Aku bertanya, apa yang kamu pikir telah kamu lakukan!?" Bentakan pria itu bergema di seluruh penjuru rumah, menyebabkan beberapa pelayan yang mendengar langsung berlari ke ruang tamu untuk mengecek keadaan. "Siapa yang mengizinkan wanita ini masuk ke rumah ini?!"

"Oh, ya ampun!" seru sang kepala pelayan ketika melihat darah yang berceceran di lantai. Dia juga terkejut melihat sosok Monica di ruang tamu kediaman itu.

Melihat sang kepala pelayan telah tiba di ruang tamu, Daniel langsung membentak, "Bawa Nadia, periksa tangannya dan pastikan dia baik-baik saja!"

"B-baik, Tuan!" balas sang kepala pelayan yang langsung menarik Nadia pergi.

Masih terkejut dengan kedatangan Daniel dan juga amarah yang ditampakkan oleh pria tersebut, Nadia hanya terdiam dan ikut bersama sang kepala pelayan.

Sebelum meninggalkan ruangan, dia melemparkan pandangan terakhir kepada sosok Daniel dan Monica yang saling berhadapan. 'Ah, sepertinya aku sudah membuat masalah.'

**

"Monica, aku tidak ingat pernah mengizinkanmu masuk ke rumah ini tanpa memberitahuku sebelumnya." Daniel menatap lurus sosok mantan istri di hadapannya.

"Aku hanya ingin melihat anakku," jawab Monica, berusaha menghindari tatapan mata Daniel yang tajam. Kentara bahwa keberanian dan keangkuhan yang sempat wanita itu tunjukkan tadi seketika menguap.

Daniel pun mendengus kasar, pandangannya menusuk. "Apa kamu sudah lupa dengan perjanjian kita? Kamu harus meminta izin padaku dulu jika ingin menemui Sean?!" Wajah dingin yang Daniel tunjukkan membuat suara itu semakin menakutkan.

Monica hanya diam. Sebenarnya, dia tak takut dengan daniel, hanya saja dia pun sadar jika kedatangannya kali ini bukan hanya tak tepat waktu, tapi telah melanggar perjanjian perceraian mereka yang ditetapkan saat pengadilan.

Melihat Monica, Daniel mengerutkan keningnya. “Menemui Sean? Yang benar saja." Kalimat pria itu menyimpan cemoohan. “Jangan lupa apa yang telah kamu lakukan pada anakku.”

"Itu masa lalu!” Monica mencoba membela dirinya. “Aku menyesalinya, dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi! Aku sudah berubah!" balasnya dengan wajah memelas, mencoba mendapatkan simpati sang mantan suami.

"Berubah?” Kerutan di dahi Daniel mendalam, menunjukan dirinya sama sekali tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Monica. “Lalu, apa yang baru saja kamu lakukan tadi?” Dia jelas merujuk pada apa yang wanita itu lakukan pada Nadia. “Kamu melampiaskan amarahmu kepada gadis tidak bersalah!”

Mata Monica terbelalak mendengar ucapan Daniel. "Melampiaskan amarah?” ulangnya, mencoba mengelak. “Aku hanya memberi pelajaran agar gadis itu tidak ceroboh–"

"Cukup dengan omong kosongmu!” sergah Daniel dengan tatapan nyalang, tahu apa yang Monica katakan hanyalah kebohongan.

Melihat wajah Monica terkejut dengan bentakannya, Daniel mulai merasa hatinya goyah. Pria itu pun mengepalkan tangannya dan menutup mata.

“Aku tidak punya waktu untuk dibuang denganmu. Pergi dari sini," titahnya dengan usaha untuk kembali tenang.

Kedua tangan Monica mengepal. Beraninya Daniel–pria yang dahulu memuja dan begitu mencintainya–mengusirnya hanya karena seorang baby sitter rendahan! Hal ini melukai harga dirinya!

"Kamu dan baby sitter itu …,” Monica memulai, “... apa hubungan kalian, hah? Kamu tidur dengannya?” tuduh wanita itu membuat Daniel terbelalak, tak percaya ucapan seperti itu terlontar dari bibir mantan istrinya tersebut.

Daniel mengarahkan tangannya ke pintu. "Pergi dari sini.” Dia mengulang perintahnya, tak ingin berdebat lebih lanjut.

Monica menyunggingkan sebuah senyuman mengejek. “Tidak menjawab, berarti benar? Bagaimana rasanya tidur dengan orang yang kamu pekerjakan, hmm?” Dia masih melanjutkan, “Apa Sean tahu soal ini? Itu alasannya dia begitu dekat dengan gadis itu karena dia akan segera menjadi ibu tiri–”

“Tutup mulut kotormu itu!” teriak Daniel dengan lantang, tubuhnya bergetar lantaran emosinya telah mencapai puncak. Dengan jari tertuding ke arah Monica, pria itu menegaskan dengan nada mengancam, “Jangan kamu libatkan Sean ataupun orang lain dalam skenario gilamu itu.” Dia mengulangi perintahnya, “Pergi dari sini atau aku sendiri yang menyeretmu keluar.”

Sikap Daniel yang begitu keras membuat Monica terkejut. Kecurigaannya terhadap hubungan Daniel dan Nadia pun semakin meningkat. Akan tetapi, dia tidak berani mencobai emosi Daniel lagi, terutama setelah pria itu mengancamnya demikian. Kalau ada wartawan yang berkeliaran dan memotret dirinya diseret keluar, bisa habis reputasinya sebagai model ternama!

“Hmph!”

Monica berbalik dan melangkah pergi. Selagi berjalan meninggalkan kediaman Daniel, dia teringat akan sosok Nadia yang begitu dilindungi pria itu.

‘Beraninya kamu merebut perhatian orang-orang yang seharusnya menjadi milikku!’ Monica mengepalkan tangannya dengan kuat, membenamkan kuku-kuku indahnya pada telapak tangannya. Dengan dendam membara, wanita itu bersumpah, ‘Lihat saja kamu gadis tengil, akan aku pastikan untuk membalas semua hinaan yang kuterima hari ini!’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pristy Arian
mulai ada intrik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status