Martis saat ini berada di sebuah gang yang nampak cukup sepi. Ternyata, ada Adi dan teman-temannya yang sudah memblokir jalannya.
"Ternyata ada pencuri teman-teman. Ini..., ini dia pencurinya yang ada di hadapan kita," ucap Jajat."Biasanya kalau ada pencuri, maka pencuri harus ditangkap. Dan juga..., harus dipukuli terlebih dahulu sebelum diserahkan ke pihak keamanan. Benar tidak, teman-teman?" seru Adi."Benar sekali. Hahaha...!" jawab Febri."Aku sangat bersedia melakukannya," sahut Didit."Pencuri? Apa kalian mengatakan kalau aku adalah pencuri? Apa yang telah aku curi? Apakah ini?" ucap Martis. Martis menunjukkan pergelangan tangannya. Dan di pergelangan tangan Martis terdapat sebuah jam tangan. Jam tangan hadiah pertama dari sistem. Dan memang jam tangan itu berkilauan terlihat sangatlah mewah."Wah wah wah..., ternyata kau benar-benar pencuri ya Martis? Katakan pada kami, dari mana kau mencuri jam tangan mewah itu?" ucap Adi."Benar, dari mana kau mencurinya? Apakah hanya kartu dan jam tangan itu yang kau dapatkan ketika mencuri?" tanya Jajat.Mata mereka berbinar saat melihat jam tangan milik Martis itu."Dari mana ya? Ah..., iya. Aku ingat. Ini jatuh dari langit. Dan kebetulan, jatuhnya tepat di hadapanku. Yah..., jadi..., aku ambil deh. Hehehe," jawab Martis."Sialan! Kau memang anak cacat yang suka membual!" ucap Adi. Kemudian Adi maju menyerang Martis. Adi juga sudah berniat akan merampas jam tangan mewah milik Martis itu.Set, set, set!Namun yang terjadi adalah Adi hanya memukul angin saja. Padahal biasanya Martis sudah terluka jika dipukul seperti ini."Kau memukul apa?" tanya Martis. Martis pun menyeringai."Sialan! Kenapa dia bisa menghindar?" ucap Adi.Set, set, set!Adi kembali memukul Martis. Namun masih sama seperti tadi. Martis bisa menghindarinya dengan mudah."Kenapa dia bisa menghindar?" tanya Jajat."Kalau begitu ayo kita serang saja bersama. Hanya anak cacat miskin seperti ini saja, sudah sering kita pukuli bukan?" ujar Didit."Kau benar, ayo!" ucap Febri.Set, set, set!Bugh! Bugh! Bugh!Namun bukannya Martis yang terpukul, tapi malah mereka berempat lah yang saling bertabrakan."Aduh..., sial!" teriak Adi."Argh...! Ke mana dia?" tanya Jajat."Aku di sini," jawab Martis.Set, set, set!Mereka kembali menerjang tubuh Martis. Sudah berkali-kali mereka melakukannya tapi tidak juga bisa melukai Martis."Kalau begitu, apa boleh buat. Gunakan kemampuan kita saja," ucap Adi."Baiklah," jawab Jajat.Siuw, siuw, siuw!Bur...!Adi menyemburkan api dari mulutnya ke arah Martis.Setelah itu Adi dan teman-temannya terkejut karena Martis bisa menggunakan kekuatan perisai tubuh."Hehehe," ucap Martis. Ia menyeringai kembali."Sialan! Biarkan aku saja!" ucap Jajat.Siuw, siuw, siuw!Bam!Beberapa detik kemudian debu yang mengepul hilang. Jajat melemparkan kekuatan tanah miliknya ke arah Martis. Namun hasilnya sama saja. Perisai tubuh milik Martis tidak tergores sedikitpun!"Hehehe," ucap Martis lagi sambil menyeringai."Rasakan ini!" ucap Didit.Bur...!Cras...!Didit menembakkan kekuatan air dari mulutnya. Dan tubuh Martis masih tetap berdiri dengan kokoh."Giliranku!" ucap Febri.Brush...!Siuw...!Bam!Febri menembakkan kekuatan angin miliknya. Dan hasilnya masih saja sama. Tubuh Martis tidak terpengaruh sedikitpun."Ada apa ini? Kenapa dia bisa menahan semua serangan kita?" ujar Adi."Entahlah. Bagaimana kalau kita serang saja bersamaan?" ucap Jajat."Benar juga, ayo!" jawab Didit.Siuw...!Brush!Bugh!Bur...!Martis sempat merasa ragu. Karena serangan kali ini adalah serangan kombinasi. Pasti jauh lebih kuat. Tapi akhirnya Martis kembali tenang saat membaca informasi tentang perisai miliknya itu. Ternyata itu adalah perisai penetral. Semua jenis kekuatan akan netral alias lenyap ketika menyentuh perisai yang ada di tubuh Martis tersebut.Martis memejamkan matanya dan percaya dengan sistem yang akan melindunginya.Tring!"Tugas dadakan! Kalahkan anak-anak nakal dan dapatkan hadiahnya!"Martis mendengar suara sistem di telinganya."Eh...? Ada juga hal seperti ini? Tugas dadakan? Wah..., berarti aku dapat menghasilkan uang lagi dong? Hehehe..., baiklah kalau begitu." gumam Martis.Dalam beberapa belas menit ini, Adi dan teman-temannya terus menggempur Martis dengan kekuatan mereka yang telah bangkit masing-masing.Namun sampai mereka kelelahan pun tetap saja tidak mampu menembus perisai milik Martis."Sebenarnya seberapa kuat pertahan tubuhnya itu? Huh, huh, huh...," ucap Adi yang sudah terengah-engah."Entahlah. Aku merasa lelah. Kita harus menunggu Markus datang. Sial, kenapa Markus lama sekali?" ucap Jajat menggerutu.Markus sedang antri untuk mengambil uang dari kartu uang."Kenapa? Ada apa dengan kalian? Kok sudah berhenti? Ini, ambil...," ucap Martis. Martis justru melemparkan sebotol air minum ke arah Adi. Dan karena memang lelah dan merasa haus, Adi menerimanya dengan senang hati. Sebotol air itu langsung diteguk habis oleh Adi."Adi, kenapa langsung kau minum? Bagaimana kalau air itu ada racunnya?" ucap Didit."Benar, Adi. Kalau ada racunnya, kau bisa saja mati!" imbuh Jajat."Mereka benar," ucap Febri menambahi."Apa aku akan mati?" Gumam Adi.Martis menampar wajah Henry beberapa kali karena merasa kesal dengan sikap bodohnya yang disebabkan akibat rasa takut yang berlebih. Tubuh Henry semuanya gemetar, ia berbicara pun terbata. Hal inilah yang membuat Martis berulang kali menampar wajahnya agar ia dapat berbicara dengan jelas saat ditanya. "Cepat, beritahu aku! Kenapa Edis langsung tak sadarkan diri setelah permata giok biru tadi masuk ke dalam tubuhnya?!" Martis masih penasaran. Sebab, ia sudah bertanya pada sistem, namun sistem mengatakan bahwa yang tahu jawabannya adalah pria botak bernama Henry yang bersama Martis saat ini. Awalnya Henry masih tidak mau menjawab, tapi karena tamparan Martis dapat membuatnya sakit sampai sekujur tubuh akhirnya dia mau memberitahu Martis. "A-aku jawab..., baik, aku jawab...., Tuan...," ujar Henry seraya berlutut pada Martis. "Sebenarnya Adik keempatku mendapatkan Berkah Surgawi. Di mana garis keturunannya memiliki tubuh suci giok biru." "Lalu, kenapa peta giok biru itu ada di t
Esok harinya, perjalanan Martis, Putri Edis dan Gloe berlanjut. Dan setelah perjalanan yang cukup melelahkan ini, akhirnya mereka menemukan keberadaan api suci hitam, di mana masih dalam wilayah Peri Iblis Inti. Mereka dapat menemukannya dengan cepat berkat Gloe. Ternyata, tubuh Gloe dapat menarik perhatian api suci hitam, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh Martis dengan baik. "Bos..., apakah itu yang di namakan api suci hitam?" tanya Putri Edis, ia menunjuk ke atas langit di mana ada kobaran api berwarna hitam sedang melayang. "Benar, itu adalah api suci hitam. Aku tidak menyangka bisa mendapatkannya secepat ini. Padahal, sesuai lokasi yang ada di dalam peta, kita masih harus menempuh beberapa perjalanan lagi. Namun siapa sangka? Ternyata api suci hitam dapat berpindah tempat sesuka hatinya." Wajah Martis nampak bahagia saat menatap api suci hitam yang melayang-layang di atas langit. Akan tetapi, ternyata bukan hanya Martis saja yang mengetahui keberadaan api suci hitam ini. Ad
Iblis kecil itu memasang muka yang menurutnya paling menakutkan. Namun kenyatannya, mimik wajah yang ia tunjukkan malah terlihat manis dan imut. Iblis kecil itu ukurannya sebesar kucing, namun dia merasa dirinya sebesar harimau. Hal ini membuat Martis dan Putri Edis tertawa terpingkal-pingkal akibat ulahnya yang menggemaskan. Hingga akhirnya, semua orang yang ada di sana juga ikut tertawa melihat tingkah Iblis kecil itu. "Kalian akan aku habisi! Hiat...!" teriak Iblis kecil itu sambil menggerakkan kedua tangan dan kakinya saat kepalanya di pegang oleh Martis. Setelah beberapa menit kemudian, suara tawa mulai mereda. Barulah Martis bisa mengajak berbicara Iblis kecil ini. "Hey Iblis Kecil, apakah kau juga menginginkan mobil milikku?" tanya Martis. "Hah...?! Mo-mobil? Apa itu Mobil?" jawab Iblis Kecil itu dengan polos. Martis menepuk jidatnya sendiri. "Hais..., sepertinya kau ini tadi menyerangku bukan karena mengincar barang langka milikku, ya?" tanya Martis mencoba mengorek
Martis masih memberikan sedikit belas kasih pada orang ini. Padahal, dia layaknya mati saja. Pria itu kembali berdiri, dan dia kemudian melarikan diri. Dan nampaknya akan menyampaikan pesan apa yang telah terjadi hari ini kepada Kepala Keamanan di desa ini. Dan benar saja, tak lama dari orang yang tadi Martis sengaja biarkan berlari, kini ia kembali dengan membawa pasukan. ""Kapten! Itu dia...! Dia yang tadi sangat sombong, dan bia berkata tidak takut pada Kapten!" ternyata salah satu orang yang tadi pergi kini kembali menemui Martis dengan bantuan pasukan tambahan. Nampaknya orang itu berkata yang tidak-tidak tentang Martis. Kemudian orang yang disebut Kapten itu menatap tajam ke arah Martis. "Kau...! Kemari lah!" Dengan nada tinggi dan membentak, Kapten ini nampaknya sangat kuat. "Kau saja yang kemari," balas Martis dengan santai. "Kurang ajar!" Orang yang di sebut Kapten itu langsung berinisiatif untuk menerjang Martis dengan mengayunkan senjata kapak besar yang ada di
Ternyata orang-orang itu tadi melihat kendaraan yang Martis gunakan. Dan saat ini, benda itu Martis simpan kembali di garasi sistem miliknya. Dan orang-orang yang menghadang mereka berdua ini sangat menginginkan kendaraan yang Martis miliki. Jadi, mereka dengan terang-terangan ingin merebutnya dari Martis. "Kau, serahkan benda aneh yang tadi kau gunakan! Kami menginginkannya!" Martis menatap ke arah salah satu dari mereka. "Atas dasar apa kalian ingin meminta benda milikku? Aku sedang buru-buru, menyingkir lah!" Bam...! Martis tanpa basa-basi memukul pria itu sampai mati hanya dengan satu gerakan. "Kau...! Kurang ajar! Beraninya membunuh Anak Buahku! Kau ternyata sudah bosan hidup!" Ada satu lagi pria yang nampak marah dengan sikap Martis. "Huft...," ujar Martis menghela nafasnya. "Kenapa Semut seperti kalian ini bisanya hanya mengganggu orang lain saja? Pergi sana!" Dengan satu gerakan lagi, Martis memukul ketiga orang yang tersisa sampai mati. Bahkan, tubuh mereka lenya
Marni menceritakan tentang sejarah wilayah Peri Iblis Inti. Ternyata, ratusan tahun yang lalu, ada kejadian aneh yang mengakibatkan distorsi antar dimensi. Akibat kejadian ini, tak sengaja ada sekelompok Peri yang masuk ke dalam dunia iblis dan akhirnya menetap. Awalnya, kelompok Peri ini diburu oleh para ras Iblis dan menyebabkan peperangan hebat. Tapi karena kekuatan para Peri sangatlah kuat, mereka akhirnya memutuskan untuk berdamai. Dan ada suatu hari di mana diadakannya pernikahan antara Iblis terkuat dan Peri terkuat guna menjalin perdamaian antara kedua ras. Marni menjelaskan pada Martis secara keselurahan. "Dan Nak Martis, aku sebenarnya adalah keturunan ketiga dari Peri Iblis. Tapi sayangnya, ada suatu tragedi yang membuat keluargaku diusir dan dikucilkan dari Wilayah Inti." Ternyata, kala itu, ayah Marni yang tak lain Anak keempat dari penguasa Wilayah Peri Iblis Inti difitnah telah berkhianat. Ia dituduh telah menyembunyikan keberadaan seorang manusia yang kala itu dik