Share

102. Tersipu malu

Penulis: Rendi OP
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-25 16:17:58

Wajah Martis dan Mia langsung berubah menjadi warna merah merona. Bahkan warna itu hampir seperti tomat yang sudah matang.

"Nah..., lihatlah kalian berdua. Wajah kalian berdua bahkan merahnya melebihi tomat yang sudah matang. Kalian berdua ini saling jatuh cinta kan? Kenapa tidak saling mengungkapkan perasaan masing-masing? Ayo Kak, tunggu apa lagi?" Dengan tingkah polosnya, Reka berdiri di hadapan Mia dan Martis, lalu menunjuk secara bergantian ke arah wajah Martis dan Mia yang memerah. Reka juga agak membungkukkan tubuhnya.

Martis dan Mia sama-sama menundukkan kepalanya karena tersipu malu.

Tring!

"Tugas dadakan! Buatlah Martis dan Mia berpacaran, lalu ambil hadiahnya."

Ternyata Reka mendapat satu pemberitahuan dari sistem miliknya.

"Hah...?" Mulut Reka menganga.

"Ada apa Reka?" tanya Martis sedikit terkejut.

"Ti-tidak ada apa-apa Kak. Eh Kak Martis, ayo kemari, ikut aku sebentar." Dengan wajah yang terlihat heran, Reka menarik lengan Martis agar sedikit menjauh dari Mia.

"Kak Marti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pengendali Sistem Terkuat   955. Uji coba

    Martis menjelaskan pada Elnara. "Bahan yang digunakan sarung tangan ini adalah bahan khusus, namanya karbon." "Karbon...? Aku baru mendengar nama seperti ini, Guru." Elnara berkata dengan jujur. "Guru, apakah benar itu dari karbon?" Kemudian Aidit bertanya. "Aidit, apakah kau tahu tentang karbon?" tanya Elnara. "Tentu saja tahu. Aku pernah membaca buku tentang bahan-bahan senjata di perpustakaan milik Tetua Kedua. Dan aku ingat, karbon ini sangat keras, namun ringan dan ada yang fleksibel jika bahannya dicampur dengan karet." Aidit menjelaskan apa yang ia ketahui. "Benar apa yang Aidit katakan. Elnara, ke depannya kau harus banyak belajar dari Aidit. Dia nampaknya rajin membaca." "Baik, Guru! Aku akan belajar dengan Aidit nanti. Oh iya, Guru. Sarung tangan ini, bagaiman jadinya jika aku gunakan ya?" "Elnara, kau coba saja. Kau lihat batu besar di sana? Coba kau pukul." Martis memberi arahan. "Kau pukul saja dengan jurus Tapak Kedua." Martis menambahi. "Baik, Guru! Tapak Kedua.

  • Pengendali Sistem Terkuat   954. Berlatih di luar

    Untuk beberapa hari ini, Martis, Elnara dan Aidit berlatih tiap hari dengan giat. Dan tepat pada kurang satu Minggu lagi akan mengikuti tes seleksi, akhirnya Elnara berhasil menguasai semua tahapan teknik Tapak Suci Peri. Dan juga, begitu pula dengan Aidit. Ia berhasil menguasai sampai tahap kedua, tinggal satu tahap lagi ia benar-benar bisa disebut ahli tombak. "Aidit, ayo coba kau serang aku dengan jurus kedua yang telah kau kuasai." Kali ini, mereka berlatih di tempat lain, yaitu di pinggir sungai yang ada di pinggir desa. "Baiklah Guru, mohon bimbingannya. Tusukan Api...!" teriak Aidit dengan penuh semangat melancarkan serangannya pada Martis. "Tusukan Es...!" lalu Martis juga berteriak dengan penuh semangat. Boom...! Terjadi sebuah ledakan. "Guru...! Kau sangat licik!" seru Aidit menggerutu setelah tubuhnya terpental, ia kalah adu kekuatan karena Martis ternyata melawan Tusukan Api milik ya dengan Tusukan Es. "Hehe, maafkan aku, Aidit. Aku hanya penasaran, ternyata

  • Pengendali Sistem Terkuat   953. Pemuja rahasia

    Aidit percaya dengan Elnara. Dia memendam rasa penasarannya, dan memilih mengikuti ucapan Elnara. Dan lalu ia meminta Martis membimbingnya. "Oh iya Aidit, aku baru ingat. Kau tahu kan, tentang perekrutan kandidat prajurit baru?" tanya Martis. "Iya Guru, tentu saja aku tahu. Dan sebenarnya, aku sangat ingin mengikuti tes seleksi itu Guru. Sejak kecil, aku bermimpi jika saja suatu saat aku bisa menjadi seorang prajurit seperti Ayahnya Elnara. Orang Tuaku pasti akan sangat bangga." Rupanya, Aidit tahu tentang ayah Elnara. Elnara pun menyahuti Aidit. "Aidit, dari mana kau tahu kalau Ayahku adalah seorang prajurit?" "Itu..., em..., aku tahu karena sejak dulu aku selalu ingin tahu segalanya tentangmu, Elnara." Wajah Aidit kembali memerah. "Aidit..., apa maksudmu?" tanya Elnara. "Maksudnya dia itu adalah pemuja rahasia mu, Elnara. Masa begitu saja kau tidak paham?" Martis justru yang menjawab Elnara. "Guru...?! Aku bertanya pada Aidit, ya?!" Elnara nampak malu-malu meong. "Hahahaha..

  • Pengendali Sistem Terkuat   952. Seperti kepiting rebus

    Melihat tingkah lucu Aidit, membuat Elnara dan Martis terkekeh. Bahkan Elnara sempat tertawa karena menurutnya Aidit ini sangat lucu. "Elnara, berhenti tertawa," ujar Martis. "Dan kau, Aidit, kalau memang tidak ada perlu, baiklah. Kau bisa pergi. Aku akan melatih Muridku saja kalau begitu. Elnara, ayo...," Saat Martis ingin pergi, barulah Aidit berani berkata-kata. "Tunggu dulu...! Namaku adalah Aidit. Dan aku..., aku...," Martis berbalik badan. "Kamu kenapa?" Bugh...! Aidit justru berlutut di hadapan Martis. "Aku..., aku mohon angkat aku jadi Muridmu, Suhu...!" Martis menatap ke arah Elnara. Mereka saling pandang sejenak. Lalu Elnara berkata, "Guru, jangan tanya padaku. Keputusan mutlak ada pada Guru. Jika memang Guru mengangkat nya menjadi Murid juga, aku tidak keberatan kok." Aidit tidak berkutat. Ia masih terus berlutut, tidak mau mengangkat kepala dan tubuhnya sebelum Martis menerimanya sebagai murid. Dia sudah bertekad dalam hatinya. "Hem..., Aidit, apakah kau tahu apa

  • Pengendali Sistem Terkuat   951. Memberanikan diri

    Martis mencoba mengelilingi pohon di halaman kediamannya itu. Namun ia tidak menemukan siapapun. "Aneh, tadi aku mendengar sangat jelas seperti ada yang jatuh dari pohon. Ah, sudahlah, mungkin aku salah dengar." Sedangkan di kejauhan, ternyata ada seorang pria yang sedang deg-degan. "Huft..., hampir saja." Orang itu membuka masker yang ia kenakan kemudian mengganti pakaiannya dan berlari secepat mungkin kembali ke kediamannya. Rupanya, tadi Martis tidak salah. Memang ada seseorang yang terjatuh dari atas pohon. Dan kini, orang itu telah melarikan diri. Dan setibanya ia di kediamannya, orang itu mengeluarkan sebuah buku kecil. "Tadi aku melihat semua gerakan yang dilakukan orang bernama Martis itu. Dan aku yakin semuanya tidak salah. Aku sudah menulis semua yang aku lihat tadi. Sekarang, aku akan langsung mencobanya." Ternyata pria ini tadi sengaja diam-diam mengintip Martis saat sedang berlatih teknik Tombak Peri. Akan tetapi, walaupun pria ini mengingat dengan jelas bagaima

  • Pengendali Sistem Terkuat   950. Keputusan Elnara

    Gadis itu rupanya langsung terjengkang. Minuman yang tadi ia niatkan untuk disiram ke wajah Elnara justru malah menyiram wajahnya sendiri. "Argh...! Tidak...!" Gadis itu berteriak histeris. Dan karena malu, akhirnya dia pergi bersama kedua temannya. "Lihat saja! Aku akan beri tahu Ayahku! Kau..., Lacur sialan! Tunggu saja pembalasanku!" Elnara menjulurkan lidahnya pada gadis itu. "Tidak takut, week...!" Martis akhirnya menghela nafasnya. "Huft..., ada-ada saja ya? Kenapa setiap kita ingin makan malam bersama di luar, selalu saja ada yang menggangu? Mungkin memang sebaiknya kita makan malam bersama di rumah saja, kali ya?" Martis berdiri, ia mencari pelayan kedai itu. "Pelayan, bisakah minta tolong? Semua makanan yang tadi kami pesan dibungkus saja. Dan ini..., untuk mengganti gelas dan perabotan lain yang rusak. Apakah kurang?" Pelayan itu menggelengkan kepalanya, dan ia mengatakan akan segera menyiapkan makanan yang Martis suruh bungkus. Dan akhirnya, malam ini mereka berempat k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status